Artikel penelitian tentang Problema tenaga pendidik dan peserta didik terhadap kurikulum 2013, Oleh Djohan jurusan Manajemen pendidikan, fakultas ilmu pendidikan Angkatan 2015

01 November 2016 12:44:00 Dibaca : 477

PROBLEMA TENAGA PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
TERHADAP
KURIKULUM 2013

ARTIKEL

Disusun Oleh :
Djohan
NIM. 131415006

ABSTRAK
Pendidikan adalah suatu usaha untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara. Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara. Penerapan kurikulum dalam sistem pendidikan di suatu Negara sangatlah penting sebagai dasar dalam pelaksanaan pendidikan. Perubahan kurikulum, di mana pun, sebetulnya hampir sama, selalu membutuhkan penyesuaian pola pikir para pemangku kepentingan.

Kata Kunci : Problema Tenaga pendidik, peserta didik, Kurikulum 2013

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pemerintah secara sadar dan terencana untuk memajukan negaranya melalui ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan negaranya. Penerapan kurikulum dalam sistem pendidikan di suatu negara sangatlah penting sebagai dasar dalam pelaksanaan dasar pendidikan. Kurikulum yang dipakai saat ini, mengacu pada UndangUndang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), akan tetapi dinilai dari berbagai sudut kurikulum yang digunakan saat ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu pemerintah merancang kurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah di gagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Bompetensi( KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006. Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 ( 100 tahun Indonesia merdeka ), sekaligus memanfaatkan momentum populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi.
Namun dalam pelaksanaannya kurikulum 2013 banyak mengalami kendala-kendala dan problema di dalam ruang lingkup pendidik ( Guru ) maupun peserta didik ( Siswa) itu sendiri. Kita sebagai warga yang hidup di lingkungan pendidikan perlu mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam kurikulum 2013 serta solusi pemecahannya.

METODE PENELITIAN

METODE OBSERVASI
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan observasi ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Metode wawancara ini dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber yang terkait yaitu Wakil Kepala Sekolah urusan kurikulum, sarana dan prasarana, kesiswaan, dan hubungan masyarakat.
2. Observasi
Metode observasi ini dilakukan dengan cara mengamati kondisi fisik di tempat di adakannya penelitian tersebut

TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam laporan ini dilakukan dengan dua teknik, antara lain teknik observasi dan teknik interview (wawancara langsung).
1. Teknik observasi
Teknik kunjungan langsung ketempat yang akan dituju. Melalui teknik ini kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran dapat diamati secara langsung. Untuk menemukan alaternatif atau solusi perbaikan proses pembelajaran lebih konkrit dan mendalam. Ada tiga pola teknik observasi yaitu
a. memberi tahu
b. tanpa memberi tahu
c. atas permintaan guru
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Karena itu pola apapun yang akan dipakai, sebaiknya secara umum.

2. Teknik interview ( wawancara langsung)
Teknik ini merupakan teknik berbicara langsung dengan responden yang akan kita hadapi. Teknik ini merupakan tindak lanjut dari teknik observasi yang kita jelaskan sebelumnya. Dengan teknik ini kita dapat memperoleh hasil yang valid sehingga laporannya menjadi baik.

3. Alat bantu yang di pakai

Alat yang di pakai dalam proses wawancara adalah sebuah alat rekaman yang ada di dalam heandpone untuk mengumpulkan data.

TEKNIK YANG DIPAKAI DALAM PENELITIAN
Penelitian ini di lakukan dengan teknik wawancara dari beberapa narasumber mulai dari pimpinan sekolah yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru yang merupakan orang yang berperan penting terhadap kemajuan serta nasib dari kurikulum yang terapkan oleh pemerintah , serta mereka yang merasakan langsung atmosfer kurikulum 2013 yaitu para siswa dan siswi yang ada di sekolah tersebut.

WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini juga menggunakan metode observasi dengan mengajukan surat ijin observasi ke beberapa sekolah yang ada di gorontalo di mulai tanggal 22 September – 31 Oktober 2016. Berikut tempat di adakannya penelitian :
1. SMA Prasetya Gorontalo
2. SMK Negeri 1 Bulango Selatan
3. SMP Negeri 2 Gorontalo
4. SMP Negeri 3 Gorontalo

HASIL PENELITIAN

Empat tahun sudah kurikulum 2013 sudah di realisasikan oleh Pemerintah ke seluruh sekolah yang ada di indonesia, Namun sampai sekarang masih ada juga sekolah yang belum bisa menggunakan atau merasakan bagaimana sistem yang di pakai di kuriukulum 2013 dengan alasan yang berbeda-beda. Salah satu contoh sekolah-sekolah yang ada di daerah Kota Gorontalo, dari hasil penelitian 4 lokasi dan sekolah berbeda yang ada kota gorontalo dengan alasan dari pihak sekolah maupun siswa ada alasan yang berbeda pula.
Sama seperti halnya salah satu SMA Swasta yang ada di Kota gorontalo yaitu SMA Prasetya Gorontalo yang masih menggunakan KTSP 2006, alasannya karena keadaan sekolah dan kondisi siswa yang tidak memungkinkan dalam penerapan kurikulum tersebut, serta para guru merasa kebingungan karena semula hanya tiga mata pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu matematika, bahasa Indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013 diterapkan untuk semua mata pelajaran padahal guru-guru lain selain matematika, bahasa Indonesia, dan Sejarah belum dilatih bagaimana menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran yang diampunya.
Selain itu juga, sekolah yang ada di bagian kota gorontalo utara tepatnya di kabupaten bone bulango, memberikan alasan kalau sekolah mereka belum terdaftar sebagai salah satu sekolah yang bisa menggunakan Kurikulum 2013 pada hal para guru di sekolah SMK Negeri 1 Bulango Selatan itu sangat senang dan setuju kalau sekolah mereka bisa menggunakan kurikulum tersebut. Mereka juga memberikan alasan kalau sekolah mereka belum bisa melengkapi fasilitas serta sarana dan prasarana yang di butuhkan di kurikulum 2013 seperti buku, ruangan perpustakaan dan kondisi ruangan yang belum memungkinkan dengan jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut. Mereka sangat mendukung peran pemerintah untuk merealisasikan kurikulum 2013 ini, tapi dengan kondisi dan situasi yang seperti itu mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Bukan hanya itu di SMP Negeri 2 Gorontalo juga belum bisa menggunakan kurikulum 2013, alasan mereka sesuai dengan hasil wawancara, karena sudah sesuai dengan aturan yang dibuat oleh pemerintah maka kami siap menerapkan kurikulum tersebut, dan juga memberikan alasan jika kurikulum 2013 di adakan di sekolah mereka masih banyak kekurangan dari segi pembelajaran apabila K13 di gunakan di sekolah tersebut. Mereka juga memberikan pernyataan bahwa apabila K13 di realisasikan ke sekolah tersebut, mereka akan siap walaupun masih banyak kekurangan dari segi pembelajaran maupun segi tenaga pendidik.
Beda hanya halnya di SMP Negeri 2 Gorontalo, di SMP Negeri 3 Gorontalo yang sudah memakai kurikulum 2013 tetapi hanya terfokus kepada kelas 1 saja, selain itu memakai kurikulum 2006, dalam artian kelas 2 dan 3 masih mnggunakan KTSP, mereka meberikan alasan bahwa kepala sekolah sudah menentukan kelas mana yang akan menggunakan K13, selain itu mereka juga memberikan alasan agar supaya kelas 1 yang akan naik ke kelas 2 dan 3 sudah terbiasa dengan adanya K13 karena sampai dengan saat ini K13 merupakan Problem terhadap peserta didik, di tambah lagi dengan adanya penerapan baru dari pemerintah yaitu Full Day Shcoll yang insya Allah dengan segala keterbatasan kami akan siap melaksanakannya.

PEMBAHASAN
A. Problema Kurikulum 2013
Dengan diterapkannya Kurikulum 2013 timbul beberapa pro dan kontra. Hal ini diakibatkan kebijakan yang pemerintah buat, tidak sesuai dengan harapan dan kondisi nyata yang ada di lapangan. Para guru yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum merasa bingung dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan kurikulum sebelumnya yakni kurikulum KTSP dalam pembelajarannya, karena mereka belum begitu paham dengan kurikulum 2013 yang sebenarnya, padahal beberapa dari mereka telah dilatih dalam persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satu perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya buku siswa dan buku guru yang telah disediakan oleh pemerintah pusat sebagai buku wajib sumber belajar di sekolah. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, yakni pendekatan scientific. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan tiga model pembelajaran diantaranya adalah problem based learning, project based learning, dan discovery learning. Ketiga model ini akan menunjang how to do yang dielu-elukan dalam kurikulum 2013. Dan Juga Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku siswa dan buku guru.
Menurut Glickman ( dalam buku Masaong yang berjudul Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru, 2013; 42-43) Karakteristik guru terdiri atas dua tingkatan level yaitu tingkatan komitmen (Level of commitment) dan tingkatan Abtraksi (Level of abstraction), kedua level ini membentuk perilaku guru dalam mengembangkan diri dan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Level abstraksi merujuk pada kemampuan kognitif, sedangkan level komitmen merujuk pada kesungguhan untuk menjalankan tugas-tugas yang diemban.

Dalam pelaksanaannya pendekatan scientific ini menekankan lima aspek penting, yaitu:
1. Mengamati
Pada kurikulum 2013 metode ceramah tidak dilupakan, hanya dikurangi takarannya. Siswa dituntut aktif dalam segala masalah. Proses mengamati dalam pelajaran Fisika, Biologi, Kimia merupakan suatu proses belajar yang sering digunakan. Namun bagi mata pelajaran lain, guru dituntut harus paham materi sebelum menghadirkan siswa ke dunia nyata dengan mengamati sendiri semua fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya.
2. Menanya
Agar siswa merasa bertanya-tanya (rasa ingin tahu), seorang guru harus menyediakan pembelajaran yang menimbulkan masalah. Artinya guru harus mampu menyediakan kegiatan pembelajaran yang menarik yang dapat menimbulkan rasa ngin tahu siswa.
3. Mencoba
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, siswa dituntut untuk mencoba sendiri, dan terlibat langsung dalam masalah yang dihadirkan guru. Dalam pembelajaran matematika misalnya, siswa diminta mencoba sendiri mencari data untuk disajikan dalam bentuk diagram, ataupun grafik. Data itu dapat diperoleh melalui pengukuran langsung, melalui wawancara, dan melalui pengamatan.
4. Menalar
Siswa dituntut untuk dapat memahami dengan benar pokok materi yang diajarkan guru. Siswa akan mudah menalar suatu materi ajar apabila pelajaran yang diajarkan tidak memberatkan mereka.
Perubahan kurikulum, di mana pun, sebetulnya hampir sama, selalu membutuhkan penyesuaian pola pikir para pemangku kepentingan (stake holder). Demikian pula yang terjadi pada Kurikulum 2013 ini, ia hanya mungkin sukses bila ada perubahan paradigma atau lebih tepatnya mindset para guru dalam proses pembelajaran. Hal itu mengingat substansi perubahan dari Kurikulum 2006 (KTSP) ke Kurikulum 2013 ini adalah perubahan proses pembelajaran, dari pola pembelajaran ala bank, yaitu guru menulis di papan tulis dan murid mencatat di buku serta guru menerangkan sedangkan murid mendengarkan, menjadi proses pembelajaran yang lebih mengedepankan murid untuk melakukan pengamatan, bertanya, mengeksplorasi, mencoba, dan mengekspresikannya. Proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif tersebut hanya mungkin terwujud bila mindset guru telah berubah. Mereka tidak lagi memiliki mindset bahwa mengajar harus di dalam kelas dan menghadap ke papan tulis. Mengajar bisa dilakukan di perpustakaan, kebun, tanah lapang, atau juga di sungai. Media pembelajaran pun tidak harus buku, alat peraga, atau komputer. Tanam-tanaman dan pohon di kebun, sungai, dan sejenisnya juga dapat menjadi media pembelajaran.
Sebenarnya implementasi kurikulum 2013 sangat membutuhkan dukungan penuh dan kreativitas para guru. Sayangnya, belum semua guru paham maksud dari kurikulum itu. Sebab, pelatihan tidak berjalan sempurna sebagaimana yang dibayangkan. Persoalannya adalah perubahan mindset guru tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan butuh waktu bertahun-tahun, padahal Kurikulum 2013 itu harus dilaksanakan dalam waktu secepatnya. Komprominya adalah persoalan teknis dilatihkan dalam waktu satu minggu, tapi perubahan mindset harus dilakukan terus-menerus dengan cara mendorong guru untuk terus belajar.

Tabel Perbandingan Pelaksanaan Kurikulum dan Pembelajaran

No. Pelaksanaan
Kurikulum 2006 Pelaksanaan
Kurikulum 2013
1. Materi di susun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa Materi di susun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2. Pendekatan pembelajaran adalah siswa di beritahu tentang materi yang harus di hafal ( siswa di beri tahu ) Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber belajar ( siswa mencari tahu )
3. Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian Penilaian autentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio
4. Prinsip pelaksanaan kurikulum melalui:
a) Siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan;
b) Menegakkan 5 pilar belajar;
c) Peserta didik mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan, Pengayaan dan Percepatan;
d) Suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat;
e) Menggunakan pendekatan Multi strategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar;
f) Mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya, serta kekayaan daerah; dan
g) Di selenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis, serta jenjang pendidikan. Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum di laksanakan melalui pendekatan Scientific:
a) Materi pembelaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat di jelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata;
b) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis;
c) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam mengindentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran;
d) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran;
e) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran;
f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat di pertanggung jawabkan;
g) Tujuan pembelajaran di rumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Menurut penelitian Pathuddin Dalam buku Triwiyanto Teguh yang berjudul Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran ( 2015: 172-173 ) di sulawesi tengah menunjukan pelaksanaan kurikulum berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada pada saat pelaksanaan kurikulum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa :
a. Kebijakan dinas pendidikan kabupaten/kota dalam membentuk jaringan kurikulum belum sepenuhnya sesuai dengan panduan jaringan kurikulum yang di keluarkan oleh pusat kurikulum.
b. Syarat anggota jaringan kurikulum di tingkat kabupaten/kota, yaitu bagi yang pernah mengikuti training of trainer (TOT) tingkat nasional dan belum ada anggota dari perguruan tinggi dan unsur masyarakat.
c. Pemahaman kepala sekolah dan guru tentang panduan pengembangan kurikulum yang di keluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) masih rendah.
d. Masih banyak guru dan kepala sekolah mengalami masalah dalam mengembangkan kurikulum terutama dalam membuat silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).
e. Masalah yang di alami dalam pengembangan materi sesuai kondisi daerah dan kurangnya sumber belajar.
f. Masalah yang di alami sekolah dalam mengembangkan muatan lokal adalah tidak adanya guru yang sesuai.
Problem lain yang dimunculkan dari penambahan jam pelajaran per minggu itu adalah makin menghilangkan otonomi sekolah, karena waktu yang tersedia untuk mengembangkan kurikulum sendiri makin sempit. Bagi sekolah-sekolah swasta, kurikulum baru jelas menimbulkan beban baru bagi yayasan, karena harus memfasilitasi peningkatan kualitas guru lewat pelatihan, pengadaan perpustakaan yang lengkap, dan pendidikan tambahan agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum baru tersebut secara baik, dengan biaya ditanggung sendiri oleh pihak yayasan, yang ujungnya dipikul oleh para orang tua murid.

PENUTUP

Kesimpulan
Kurikulum 2013 merupakan upaya penyempurnaan kurikulum-kurikulum sebelumnya, demi mewujudkan sistem pendidikan nasional yang kompetitif dan selalu relevan dengan perkembangan zaman yang senamtiasa menjadi tuntutan. Selain sebagai upaya penyempurnaan kurikulum dengan inovasi-onovasi yang baik. Namun sampai dengan saat ini K13 masih menjadi masalah mulai dari tenaga pendidik, peserta didik yang masih belum memungkinkan untuk bisa menyerap K13, serta kelengkapan sekolah yang masih belum memadai. 5 tahun sudah K13 di realisasikan ke sekolah-sekolah yang ada di seluruh kota di indonesia, namun sampai dengan saat ini K13 masih menjadi masalah yang di hadapi terhadap kependidikan yang ada di indonesia, mulai dari peserta didik yang belum atau belum mengerti sistem yang di pakai di K13 serta jam belajar yang di tambah di dalam K13 tersebut yang hanya membuat peserta didik kualahan serta membosankan bagi peserta didik itu sendiri, di tambah lagi adanya penerapan baru dari pemerintah yaitu Full day Schooll, yang sistem pembelajarannya sampai dengan pukul 15:30 atau bahkan sampai 16:00.

Saran
dengan adanya masalah yang di hadapi tenaga pendidik serta peserta didik terhadap K13 ini, seharusnya pemerintah bisa meminimalisir hal-hal yang tidak sesuai dengan kemapuan peserta didik itu sendiri, selain itu menjadi PR tersendiri bagi pemerintah bagaimana memberikan solusi terhadap masalah yang di hadapi terhadap penerus bangsa indonesia. K13 merupakan perubahan yang baik bagi kependidikan yang ada di indonesia, tetapi hal yang baru inilah yang memungkinkan adanya dampak negatif dan positif. Dari dampak negatif itu lah kita bisa memberikan solusi terhadap masalah yang di hadapi.
Penulis berterima kasih kepada pihak yang telah membantu demi terselesainya artikel penelitian ini. Dan juga penulis memohon maaf jika ada unsur-unsur yang di sebutkan di dalam artikel ini merasa di rugikan, penulis memohon maaf yang sebesarnya, selain itu juga penulis memohon maaf kepada pembaca jika ada di dalam artikel ini banyak kekurangan serta penulisan yang salah, penulis memohon maaf, kritik dan saran dari pembaca sangat membantu penulis dalam mengembangkan penulisan artikel berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadim Masaong. 2013. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta
Triwiyanto Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
http://mascerdas.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo_73.html Di akses tanggal 27 September 2016
http://eka-sulistyawati.blogspot.co.id/2013/11/kurikulum-2013-keluhan-dan-solusinya.html Di akses tanggal 26 Oktober 2016
https://www.tempo.co/read/kolom/2013/07/10/762/Problematika-Implementasi-Kurikulum-2013 Di akses tanggal 28 Oktober 2016

http://www.kompasiana.com/naniekonomi/pelaksanaan-kurikulum-2013-dan-kendala_552fccc86ea834183f8b45f6 di akses tanggal 28 Oktober 2016

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong