Sejarah Perkembangan Komunikasi Antarpribadi

19 September 2017 16:22:56 Dibaca : 1129

Pada tahun 1960-an komunikasi antarpribadi memulai perkembangannya, pada tahun ini dan setelahnya komunikasi antarpribadi mulai menemukan bentuknya sampai seutuhnya bisa menjadi satu bidang studi tersendiri dalam ilmu komunikasi. Namun begitu catatan tentang sejarah perkembangan komunikasi antarpribadi telah ada jauh sebelum tahun ini, hanya saja masih pada tataran pembahasan komunikasi secara luas dan jika pun khusus masih berada pada pembahasan speech communication.
Selain dibahas dalam ilmu komunikasi, komunikasi antarpribadi juga menjadi bahasan dalam ilmu-ilmu lain. Hal seperti ini memang lazim dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sebagaimana ilmu komunikasi sendiri yang lahir dari perkembangan sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Prof. Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif, juga menegaskan hal ini, bahwa ilmu pengetahuan akan saling berkolaborasi, mencamurkan teori-teori dari cabang ilmu yang berbeda hanya untuk mengkaji satu fenomena.

Komunikasi antarpribadi yang dibahas dalam ilmu lain ini bisa dirunut sejak awal abad ke-19. Georg Simmel (1908/1950), seorang ilmuwan sosial yang melakukan observasi serius terhadap konsep-konsep yang dibahas dalam komunikasi antarpribadi, seperti reciprocal knowledge, characteristics of the dyad, interaction, rituals, secrecy, lies and truth, dan types of social relationship. Konsep-konsep ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan para ilmuwan sosial maupun komunikasi.

Kemudian ditulis pada tahun 1920-an banyak sekali bibit-bibit intelektual bagi ilmu komunikasi yang mulai tersemai. Sebutlah Elton Mayo dan para koleganya dari Harvard Business School, sebuah sekolah bisnis belum lagi ilmu komunikasi. Mereka melakukan penelitian yang hanya berkaitan soal bisnis namun hasilnya mereka temukan ada pengaruh besar yang ternyata masih sulit dijelaskan oleh ilmu bisnis saat itu. Yang menjadi tempat penelitian mereka adalah pabrik Western Electric Hawthorne, di situ mereka menemukan ada kekuatan potensial mengenai interaksi sosial dan hubungan-hubungan sosial di tempat kerja. Bahwa interaksi atasan-bawahan dan interaksi sesama mitra kerja ternyata mempengaruhi produktivitas pabrik. Hubungan dan interaksi manusia ini isyarat dan pemikiran terhadap sifat komunikasi pendukung, keterbukaan, dan pengaruh-pengaruh yang menunjukkan kepedulian bagi kebutuhan-kebutuhan pihak lain selama interaksi berlangsung.

Selain itu juga pada tahun 1930-an berkembang pesat yang namanya dinamika kelompok. Kelompok dan antarpribadi memang mempunyai hubungan sangat erat layaknya induk dan anak dalam sebuah ilmu, induknya adalah kelomok dan anaknya adalah antarpribadi. Hal ini bisa dilihat dari topik-topik kelompok yang juga perlu dibahas dalam antarpribadi, seperti cooperation/competition, feedback, conflict, interaction sequencies, method for coding responses, sosiometric choices, and social network.

Selanjutnya pada tahun 1940-an sampai 1950-an, Eliot Chapple, seorang ilmuwan psikopatologi, menemukan temuan penting pada bidang komunikasi antarpribadi. Yakni kesesuaian ritme interaksi yang sangat berpengaruh dalam suatu hubungan antarpribadi, seperti intensitas, pemilihan waktu dan pola-pola organisasi.

Di lain ilmu, yakni pada bidang psikiatri, seorang psikiater Harry Stack Sullivan berhasil menggeserkan ilmu psikiatri dari yang sebelumnya berorientasi pada interaksi intrapribadi menjadi ke antarpribadi. Dia menemukan bahwa penyakit skizofrenia dewasa adalah akar masalah hubungan antarpribadi di masa lalu. Juga ada psikiater lainnya Jurgen Ruesch yang menulis buku nonverbal communication bersama seorang antrpolog Gregory Bateson menulis buku Pragmatics of Human Communication yang menegaskan ternyata komunikasi berperan dalam penyakit jiwa dan masalah-masalah organisasi struktural. Juga ada antropolog lain Ray Birdwhistell dan Edward T. Hall menemukan dasar perilaku nonverbal komuikasi antarpribadi, seperti body movement, gestures, postures and the use of space. Psikiater lainnya juga pada akhir 1950-an menulis buku The Psychology of Interperonal Relations yang menjelaskan teori atribusi.

Pembahasan pada era-era di atas itu hanya merupakan kejadian terpisah, bukan karena ada kesepakatan bersama oleh para ilmuwan atau mayarakat. Lain halnya yang terjadi setelahnya, ada masa 1960-an sampai 1980-an media massa perkembang pesat namun sisi lainnya karena produksi berita pada masa itu yang kebanyakan tidak bisa dipercaya akibat pengaruh politik perang Vietnam dan Amerika maka banyak orang dari kalangan pemuda yang idealis melakukan kegiatan-kegiatan tatap muka untuk mengimbangi informasi yang mereka terima dari saluran resmi maupun media massa. Menanggapi fenomena ini, banyak ilmuwan yang sepakat bahwa ternyata komunikasi antarpribadi adalah sesuatu yang vital dalam komunikasi.

Delia (1987) mengatakan tahun 1960-an adalah "bidang inti area penelitian" komunikasi antarpribadi karena fenomena di atas. Selanjutnya komunikasi antarpribadi menemukan bentuknya karena semakin banyak buku dan mata kuliah di kampus-kampus masa itu yang mengkhususkan diri pada bidang komunikasi antarpribadi. Juga pembentukan organisasi keilmuan dan profesional yang memakai label interpersonal communication.

Catatan: disadur dari buku Prof. Dr. Muhamad Budyatna, M.A dan Dr. Leila Mona Ganiem, M.Si yang berjudul Teori Komunikasi Antarpribadi