Cinta

04 July 2013 07:59:56 Dibaca : 973

Sebuah kisah yang masyur hingga saat ini, yang mungkin sebagian orang tidak menyadari betapa indah dan romantisnya kisah sepasang kekasih dari negeri Timur Tengah tersebut sehingga menjadi inspirasi beberapa kisah romantic seperti “Romeo and Juliet” karya William Shakespeare, “Ich Lie be Dich” dan masih banyak lagi karya-karya sastra romance, ya itu adalah Abdul Qayis dan Layla.

Abdul Qayis semenjak kecil dikenal sebagai anak yang berperangai baik dan santun serta berperawakan tampan. Terlebih lagi dia adalah anak yang terpintar di kalangan anak-anak seusianya. Begitupun dengan Layla, sejak kecil ia dkenal sebagai anak yang berperangai baik serta berperawakan cantik nan jelita. Selain itu dia juga dikenal sebagai anak yang cerdas.

Awal pertemuan mereka di sebuah sekolah dimana sebagai tempat mereka menuntut ilmu. Dikala itu, mereka sudah saling jatuh hati. Qayis hanya akan bercengkrama dengan Layla, begitupun Layla. Qayis tidak akan berbicara dengan teman-temannya kecuali pembicaraan itu mengarah pada Layla. Tapi cinta mereka tidak direstui oleh Ayah Layla. Ya, bagaimanapun Qayis adalah pemuda yang lahir dari kalangan bawah sedangkan Layla dari kalangan terpandang. Setelah lulus dari pendidikan mereka, Begitu banyak keluarga dari kalangan bangsawan yang datang ke rumah Layla dan bertemu dengan ayahnya yang semata-mata untuk meminang putrinya yang begitu terkenal akan kecantikan dan perangainya yang baik itu. Hal ini tidak membutat Qayis merasa tersaingi.

Setiap harinya setelah ia dan Layla dilarang utnuk bertemu satu sama lain, ia selalu bersedih dalam rindunya. Setiap hari dalam keadaan rindu yang tidak bisa ia pendam itu, ia selalu berbicara sendiri dan bersyair yang ia tujukan pada sosok Layla yang sangat ia cintai. Kalau ada angin yang berhembus dari kotanya kea rah kota Layla, maka ia akan berka, “Wahai angin, sampaikanlah salam cinta saya pada Layla-ku” dan ketika ada hembusan angin dari arah kota Layla, maka ia akan bertanya, “Wahai angin, apakah ada balasan salam cnta saya dari Layla-ku?”. Suatu ketika ada seekor anjing yang mengidap penyakit kusta datang dari arah kota Layla, maka dengan penuh kasih Qayis memeluk angjing itu dan berkata, “Bagaimanakah keadaanmu? Bagaimana keadaan kekasihku Layla? Apakah ia baik-baik saja?”. Dan setiap harinya ia selalu berhajat atas kekasih pujuaan hatinya tersebut, setiap ada orang yang datang dari kota Layla, maka ia akan menanyakan perihal mengenai Layla. Pada puncak cintanya ia dibuang oleh warga kota ke padang pasir dimana di sana ia tinggal bersama beberapa hewan buas seperti. Sehingga ia dikatakan majnun atau gila.

Sedangkan Layla, ia hanya mengurung diri dalam kamarnya. Setiap kali Ayah, Ibu, atau pelayan akan masuk menemui dirinya maka yang keluar dari dari mulutnya adalah “Adakah salam dari Qayis untukku?, Adakah dia baik-baik saja?, Apakah dia datang kemari untuk mencariku?”. Sama seperti Qayis, Layla pun sering bersyair yang ditujukan pada kekasihnya Abdul Qayis. Sehingga nasibnya sama yakni di katakan majnun.

Terdengarlah berita di telinga Qayis bahwa Layla akan menikah dengan salah satu pemuda bangsawan. Mendengar hal tersebut ia menjadi sangat bersedih. Sebenarnya Layla sangat tidak menyetujui hal tersebut tapi ayahnya tergiur harta dari keluarga bangsawan itu sehingga memasnya untuk menikahi putera mereka. Dari kejauhan ia melihat pernikahan itu. Begitu sedihnya ia, sehingga selama berhari-hari ia meratap dengan tangis yang membasahi janggutnya di padang pasir yang tak seorang pun tau dan ingin tau keberadaannya kecuali Layla.

Setelah acara pernikahan itu selesai maka Layla berkata pada suaminya, “Kamu memang memiliki tubuh saya tapi kamu tidak akan pernah bisa memiliki hati saya”.

Suatu hari Layla jatuh sakit yang menjadi asbab dari meninggalnya ia. Ketika Qayis mengetahui bahwa Layla meninggal dunia maka ia segera pergi ke kuburan Layla dan teriakan tangisnya terdengar sendu menggema di langit. Dia menangis terus menerus di atas kuburan Layla hingga ajalnya tiba.

Setelah peristiwa itu, seorang bermimpi dan dalam mimpinya ia melihat Abdul Qayis dan Layla hidup bersama di taman yang begitu indah.

Nice Lunch

01 July 2013 18:44:27 Dibaca : 625

        Alhamdulillahirobbil 'aalamiin, dengan Maha Rahiim-Nya saya di ridhoi bertemu dengan beberapa teman sekelas hari ini. Tegur sapa dan lelucon-lelucon khas mahasiswa bak air yang mengalir dengan begitu alaminya. Berakhir dengan sebuah undangan makan siang yang begitu sangat dinanti layak event FREE, hehe. Tak terduga dari suguhan beberapa kue, dilanjutkan dengan Binde Biluhuta (milu siram), disusul nasi ikan sambal rica khas Gorontalo plus telur rebus goreng yang HOT, kerupuk dan mie goreng pun menyusul. Akhirnya ditutup dengan kehadiran teh hangat yang ditemani kacang goreng. WOW, it was so Delicious. I thank you Ka Dje and fams' as the houiseholder and Ka Dam, Ry, Fal and Iya. May Allah Bless you all. Amiin

Risauku

30 June 2013 23:32:40 Dibaca : 3135

Bagaimana pun juga perkara baik maka hakikatnya akan baik, begitu pula perkara tidak baik maka hakikatnya juga tidak baik. Keadaan yang telah sangat berubah sekarang adalah pandangan baik pada hal-hal yang buruk dan pandangan buruk pada hal-hal yang baik. Yup, ini adalah janji Iblis la’natullah ‘alaih kepada Allah SWT. ketika akan dikeluarkan dari Surga atas Nabi Adam alaihissalam. Orang-orang yang mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah hal-hal kemungkaran dipandang sebagai orang yang sempit dalam beragama dan orang yang melakukan hal-hal yang tidak baik atau bahkan yang lebih buruk dari itu dipandang orang yang baik.

Salah satu contoh adalah apabila ada orang yang mengajak orang lain untuk Sholat, maka pada umat Islam pada umumnya berpendirian bahwa “Sholat itu kan ibadah, ibadah itukan antara Tuhan dan hamba-Nya, berarti itu privasi saya.” (na’uzdubillahi minzdaalik). Padahal dalam ajakan itu terdapat sebuah maksud dan tujuan yang begitu mulia. Bahwa orang yang mengajak mempunyai sifat mahabbah (cinta) yang begitu besar kepada saudara seiman-nya, bagaimana bukan hanya dia saja yang mendapatkan fadhila atau kebaikan atas beramal. Lebih lagi, Rosulullah SAW bersabda yang kurang lebih berbunyi, “Sholat itu tiangnya agama, barang siapa melaksanakannya maka dia berarti mendirikan agama dan barang siapa meninggalkannya berarti dia meruntuhkan agama.” Dan pada hadist yang lain, yang kurang lebih berbunyi, “Tiada Islam tanpa Sholat”. Seorang ulama berkata bahwa sekarang pada umumnya umat Islam tidak pada Sholat dengan alas an sibuk atas pekerjaan atau rutinitas hariannya. Padahal amalan ini yang akan dihisab pertama pada hari akhir perhitungan nanti, yang apabila amalan Sholatnya baik maka semua amalan akan menjadi baik dan apabila Sholatnya buruk maka semua amalan akan menjadi buruk.

Suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a., sedang membangun rumahnya. Satu persatu batu bata beliau susun, tapi ketika tinggal satu batu bata yang akan mebuat rumah itu menjadi sempurna, tiba-tiba terdengarlah adzan berkumandang. Maka badan beliau langsung gemetar, wajah beliau berubah menjadi pucat pasi, beliau langsung menjatuhkan batu bata tersebut keatas tanah dan bergegas ke masjid. Peristiwa ini membuat sahabat-sahabat radiallhu ‘anhum menjadi bingung. Setelah selesai Sholat, salah seorang dari mereka bertanya kepada Sayyidinna Ali r.a., “Ali, mengapa kamu berbuat demikian? Padahal kamu tinggal menempatkan sebuah batu bata untuk melengkapi pembangunan rumahmu”, Sayyidina Ali r.a., menjawab, “Sungguuh aku takut jikalau batu bata itu lebih besar dari Dzat Allah Yang Maha Besar”

Subhanallah, begitu tinggi keimanan yang dimiliki oleh beliau. Bagaimanakah denga kita yang ketika adzan berkumandang masih tetap fakus pada apa-apa yang kita kerjakan. Ulama mengatakan bahwa zdahir-nya itu panggilan dari mu’adzin tetpi pada hakikatnya itu adalah panggilan Allah Al-Haq Azza wa Jalla. Bagaimanakah jadinya apabila seorang dosen ketika memanggil kita? Atau seorang presiden yang mengundang kita ke rumanya? Atau seorang raja suatu negeri yang mengundang kita secara langsung kita tuk datang ke kerajaanya? Sudah tentu dengan perasaan tawadhu (sungguh-sungguh) kita kan memenuhi atau mendiri undangan itu. Maka bagaimana jika Dzat yang menciptakan dosen, presiden, raja dan seluruh alam jagat raya ini memanggil kita? Maka dengan perasaan yang lebih dari itu, kita mesti menghadap pada-Nya.

Insya Allah kita kan menjadi hamba-Nya yang ridho dan diridhoi oleh-Nya. Amiin Allahumma Amiin.

Sungguh bila ada kekurangan, itu berasal dari diri yang dhoif ini, dan yang benarnya semata-mata datang dari Sang Maha Rahiim.

Subhanallah wabihamdi subhanakallahumma wa bihamdika asyhaduallailaaha illa anta astaghfiruka wa ‘atubuilaik.

Vivaldi Concerto

28 June 2013 23:21:28 Dibaca : 1559

          Siangku diuat kagum dengan terdengarnya melodi yang begitu memorable. “Vivaldi Concerto” in A Minor, First Movement-Violin. Vivaldi Concerto adalah melodi yang dipakai sebagai opening section dalam Cross Cultural Understanding (CCU) Performance saat semester III lalu. Kolaborasi Student of 2011 sangat memuaskan para menonton kala itu. Indoor sebagai tempat pementasan acara akbar itu penuh sesak oleh pengunjung yang notabennya mahasiswa dan kaula muda Kota Gorontalo. Melofi itu membuatku serasa pada zaman atau era keemasaan dari para Composer musik seperti Mozart, Beethoven, Chopin, terkhusus Antonio Vivaldi. Lebih lagi membuatku lebih ingin mempelajari cara memainkan biola. Karena menurutku, biola adalah salah satu alat music classic yang terbaik dan tak akan lekang oleh zaman. Meskipun pemainnya tidak bias bernyanyi sembari memainkannya selayak pemain gitar, tetapi itulah yang menjadikan pemain biola ditantang agar bisa menyampaikan maksud, pesan dan perasaan kepada para menikmat alat musik ini sangat pure dibandingkan alat musik lain. Dan Vivaldi, adalah salah satu karya terbaik dalam sejarah oleh Antonio Vivaldi, yang menurut saya karya ini mengekpresikan kebahagiaan dan keceriaan serta ajakan akan 2 hal tersebut. Biasanya dalam pementasaannya terdapat penari latar atau Ballerina sebagai icon dari melodi ini. Awesome.

New Comer

27 June 2013 06:28:42 Dibaca : 2107

        I would like to tell you about my experience in student orientation. It began when I was a new comer in Gorontalo State University, English Department. According to schedule of each faculty, the activity of student orientation was during 4 days. It divided into 2 days in department of faculty and for the other days in faculty senate. I felt there was no freedom for me and my friends of the year. We could not do something without seniors order. We had to come to university at 5 a.m. every day in this phase. Then, if someone came late he or she would got a punishment. Seniors liked kings and queens and I with my friends as their servants. Some of my friends got a “NSP”. They had to sing a song or do something funny when a senior called their names. Absolutely, it was embarrassed. One day, in the early morning, about 5:15, I and my friends sat on the ground listened a senior instruction for activities that day. After that, senior command us to stand up. Unfortunately, one of my friends did not do the command. His name is Vecky. He still sat on the ground. Suddenly, a senior came to his position and said loudly, “Hey, you are vexing! Did you not listen to me?”. My guess was right, Vecky still sleepy. Then, he got up with our laughing. One thing that I do not forget in this phase is I got budget from Mrs. Basalamah when I right answer her question. It was interesting experience that happened in my life.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong