makalah praktikum metklim

23 February 2013 21:55:30 Dibaca : 2002 Kategori : praktikum geografi

praktikum Metklim

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam kasus yang sering terjadi di atmosfer ada istilah yang sering kita dengar tentang meteor. Sebelum kita ingin mengetahui apa itu meteorologi dan klimatologi, terlebih dahulu kita memahami apa itu meteor. Meteor berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata berdasarkan ilmu cuaca dan astronomis. Ilmu cuaca merupakan suatu fenomena yang terlihat atau fenommena optik yang terjadi di atmosfer. Sedangkan astronomis adalah benda-benda ruang angkasa yang masuk kebumi. Jadi Dalam meteorologi dan klimatologi juga membahas tentang meteor. Setelah kita mengerti tentang meteor itu sendiri, ada beberapa jenis meteor yang sering terjadi di atmosfer kita khususnya pada lapisan troposfer yaitu : hidrometeor, litometeor, fotometeor, dan elektrometeor. Untuk meteorologi dan klimatologi itu terbagi atas 2 kata yaitu meteorologi dan klimatologi. Meteorologi yang artinya lagi terdiri dari dua istilah yaitu meteoros dan logos, meteoros artinya ruang atas dan logos artinya ilmu.

Jadi meteorologi merupakan Ilmu pengetahuan yang membahas pembentukan dan gejala perubahan cuaca serta fisika yang berlangsung di atmosfer, dalam hal ini adalah sebagai ilmu cuaca. Sedangkan Klimatologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu klima dan logos. Klima yang artinya lintang dan logos artinya ilmu. Jadi Klimatologi merupakan Cabang ilmu pengetahuan yang membahas statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode beberapa tahun di suatu tempat atau wilayah tertentu, yang termasuk di dalamnya yaitu membahas atau mempelajari tentang iklim. Jadi cuaca adalah Keadaan keseluruhan daripada kondisi-kondisi atmosfer seperti temperatur, tekanan udara, angin, kelembaban dan hujan, dalam waktu yang singkat. Sedangkan Iklim merupakan Kumpulan rata-rata dari kondisi-kondisi fisik (temperatur, tekanan udara, angin, kelembaban dan hujan) di atmosfer dalam waktu yang lama dan tempat yang lebih luas, yang mencakup keseluruhan wilayah.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan awan ?

2. Sebutkan beberapa sumber radiasi matahari ?

3. Jelaskan beberapa pengaruh lamanya penyinaran matahari terhadap bumi ?

4. Apa yang di maksud dengan suhu ?

5. Apa yang di maksud dengan kelembaban udara ?

6. Apa yang di maksud dengan curah hujan ?

7. Sebutkan alat-alat praktikum ?

1.3. Tujuan Pelaksana

Tujuan dari pelaksana praktikum ini, adalah untuk mengetahui dan cara :

1. Untuk Mengetahui apa sebenarnya awan tersebut

2. Dapat mengetahui radiasi matahari maksimum dan minimum

3. Dapat mengetahui cara pengukuran lamanya penyinaran matahari

4. Mengetahui apa pengertian suhu, dan kelembaban udara

5. Mengethui pengertian curah hujan

6. Untuk mengetahui cara menggunakan alat – alat praktikum

1.4. Manfaat

1. Agar mahasiswa mampu membaca jenis awan apa yang nampak di l;angit,

2. Agar mahasiswa mengethui cara pengukuran radiasi matahari

3. Agar mahasiswa mampu mengukur lamanya penyinaran matahari

4. Mahasiswa mengerti tentang pengukuran suhu udara, kelembaban udara,pengukuran curah hujan.

5. Agar mahasiswa mampu menggunakan alat-alat praktikm seperti GPS, actinograph, combell stokes, thermometer maximum-minimum, thermometer bola basah-bola kering, thermometer,psikometer asman, thermohygrograph, penakar curah hujan.

6. Mahasiswa dapat mngerti tentang iklim dan cuaca

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam ilmu meteorologi dan klimatologi kita mempelajari terlebih dahulu apa yang di maksud dari kata meteor. Meteor terdiri dari dua ilmu yaitu berdasarkan ilmu cuaca dan ilmu astronomi. Ilmu cuaca merupakan suatu fenomena yang terlihat atau fenomena optik di atmosfer. Sedangkan ilmu astronomi merupakan benda-benda ruang angkasa yang masuk ke atmosfer bumi. Dalam ilmu cuaca meteor yang di maksud di sini adalah hidrometeor, litometeor, fotometeor, dan elektrometeor.

Ø Hidrometeor merupakan suatu meteor yang terdiri dari partikel-partikel cair atau patikel-partikel padat yang jatuh melayang di dalam atmosfer dan tertiup angin dari permukaan bumi ke udara dan bisa mengendap pada benda-benda di tanah.

Ø Litometeor merupakan suatu partikel-partikel padat yang melayang di udara yang terangkat oleh angin dari permukaan tanah ke udara

Ø Fotometeor merupakan suatu fenomena bercahaya yang di akibatkan adanya pemantulan, atau pembiasan cahaya matahari

Ø Elektrometeor merupakan suatu fenomena yang dapat di dengar atau di lihat yang bermuatan listrik di atmosfer

Jadi meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pembentukan atau gejala cuaca di suatu wilayah, sedangkan klimatologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keadaan iklim di suatu tempat.

Adapun beberapa hal yang sering kita jumpai dalam ilmu meteorologi dan klimatologi antara lain :

A. Awan

Awan merupakan sekumpulan titik-titik air atau es yang melayang-layang di udara, yang terbentuk dari hasil proses kondensasi. Kondensasi terjadi karena adanya proses panas atau penggabungan molekul-molekul air dalam jumlah cukup banyak sehingga membentuk butiran yang lebih besar. Terdapat berjuta-juta butiran awan di atmosfer dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai gerakan yang arah dan kecepatannya tidak sama, sehingga antara butir yang satu dengan yang lain saling bertumbukan. Satu butir hasil kondensasi yang berukuran kecil ( 0,01 mm ) mempunyai kecepatan jatuh 1 cm per detik. Besarnya butiran awan dapat tumbuh menjadi 200 mikron atau lebih dan dapat jatuh sebagai hujan. Awan juga merupakan awal proses terjadinya hujan, sehingga banyak di gunakan sebagai indikator keadaan cuaca. Namun demikian, tidak semua jenis awan dapat menghasilkan hujan, oleh karena itu pengenalan jenis, bentuk dan sifat-sifat awan sangat di perlukan. Berikut ini di jelaskan klasifikasi awan berdasarkan morfologi, ketinggian, dan metode pembentukan.

Berdasarkan morfologi, awan di bedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

Ø Awan cumulus yaitu berbentuk bergumpal-gumpal ( bundar-bundar ) dengan dasar horizontal.

Ø Awan stratus yaitu awan yang berjenis tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata.

Ø Awan cirus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung.

B. Radiasi Matahari

Penyinaran matahari mempunyai peranan penting dalam bidang meteorologi. Dalam hal ini alat yang sering di gunakan oleh pengamat cuaca untuk mengukur intensitas radiasi matahari total adalah actinograph. Actinograph termasuk alat pengukur intensitas radiasi matahari yang di pancarkan. Pada alat actinograph menggunakan alat dua buah logam bimetal sebagai sensor. Logam ini akan bertambah panjang seiring dengan meningkatnya intensitas radiasi matahari. Radiasi matahari adalah energi yang di keluarkan, di pancarkan atau di terima berupa gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik.

Berdasarkan asal sumbernya radiasi dapat di bedakan kedalam 3 klasifikasi yaitu:

· Radiasi solar langsung yaitu radiasi yang di keluarkan oleh matahari

· Radiasi Terrestrial adalah radiasi yang di keluarkan oleh pelanet bumi termasuk atmosfernya

· Radiasi total yaitu jumlah radiasi solar dan terrestrial

C. Lamanya Penyinaran Matahari

Energi matahari ialah penyebab utama semua kegiatan perubahan maupun pergerakan di atmosfer. Oleh karena itu energi matahari ialah sumber energi terbesar di permukaan bumi, yaitu sekitar 99,9% dari energy total dan hanya sebagian kecil di hasilkan oleh panas dari tanah, letusan gunung berapi dan proses penghancuran mineral-mineral radioaktif serta hasil pembakaran bahan organik. Di mana penyebaran energi radiasi matahari di permukaan bumi merupakan faktor pengendali cuaca dan iklim yang terpenting. Radiasi matahari yang sampai kepermukaan bumi mempunyai beberapa pengaruh, antara lain :

1. Pada tanaman hijau, berperan sebagai proses fotosintesa sehingga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman.

2. Mempengaruhi kecepatan transpirasi tanaman

3. Pada keadaan kritis pertumbuhan tanaman, tingkat energi radiasi yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya pembakaran.

4. Mempengaruhi perubahan unsur cuaca lain seperti : suhu, kelembaban, angin.

D. Suhu

Panas dapat di nyatakan sebagai energi yang di transfer dari bendda satu ke benda yang lain dengan proses termal seperti radiasi konduksi atau konveksi. Energi ini akan pindah dari tempat dari benda yang panas ke benda yang lebih dingin dan jika sumber dari luar maupun dalam di anggap tidak ada sampai ke dua benda tersebut mempunyai suhu sama dalam arti sudah tidak terjadi penukaran suhu panas lagi. Suhu merupakan ukuran relatif dari kondisi termal yang di miliki oleh suatu benda jika panas yang di alirkan pada suatu benda maka suhu benda terus akan meningkat, sebaliknya suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Fluktuasi suhu harian terjadi sebagai akibat adanya perbedaan antara radiasi yang di terima dengan radiasi yang di lepaskan oleh bumi. Pada saat pengukuran suhu ada menggunakan alat yang sering di kenal dengan nama thermometer. Thermometer merupakan pengukur suhu udara sesaat, zat cair yang di gunakan adalah air raksa. Ada beberapa macam thermometer yang di gunakan pada pengukuran suhu udara antara lain : thermometer bola basah, thermometer bola kering, thermometer maksimum, dan thermometer minimum.

E. Kelembapan Udara

Kelembapan udara dapat di nyatakan dengan adanya banyak uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah massa. Keterkaitan kelembapan udara dengan suhu udara berhubungan dengan proses kembang kerut udara. Kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang di kandung oleh udara atau atmosfer (Marbun, 1990). Kelembapan udara juga mempengaruhi dalam keseimbangan energi, yang mana kelembapan merupakan ukuran dari banyaknya energi radiasi yang terbentuk bahang laten, yang berfungsi untuk menguapkan air yang terdapat di permukaan penerima radiasi (evapotranspirasi).

Kelembapan udara ini dapat di bedakan menjadi kelembapan relatif. Kelembapan relatif merupakan bilangan yang menunjukkan perbandingan antara banyaknya uap air yang di kandung oleh udara dengan jumlah maksimum, uap air yang dapat di kandung oleh udara dengan jumlah maksimum uap air yang dapat di kandung oleh udara dalam suhu yang sama.

F. Curah hujan

Curah hujan ialah jumlah air yang jatuh pada permukaan tanah selama periode tertentu bila tidak terjadi penghilangan oleh ;proses evaporasi, pengaliran, peresapan yang di ukur dalam satuan tinggi. Adapun unsur-unsur hujan yang harus di perhatikan dalam mempelajari curah hujan ialah : jumlah curah hujan, hari hujan, dan intensitas atau kekuatan tetesan angin. Air yang jatuh di atas permukaan tanah yang datar di anggap sama tinggi. Volume air hujan pada luas permukaan tertentu dengan dengan mudah dapat di hitung bila tingginya dapat di ketahui. WMO menganjurkan penggunaan satuan milimeter sampai ketelitian 0,2 mm. Berdasarkan pengertian klimatologi, satu hari hujan ialah periode selamaa 24 jam terkumpul curah hujan setinggi 0,5mm atau lebih jenis pengukuran ini merupakan yang pada umumnya di gunakan ialah tipe omborometer ( tipe observatorium ).

BAB III

METODELOGI

3.1. Aalat dan Bahan

1. Acara I : Awan

Ø Alat dan Bahan

1. Alat Tulis Menulis

2. Mistar

3. Kamera

2. Acara II : Radiasi Matahari

Ø Alat dan Bahan

1. Actinograph ( alat pengukur radiasi matahari )

2. Alat tulis menulis

3. Mistar

4. Kalkulator

3. Acara III : Lama Penyinaran Matahari

Ø Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

2. Combell Stokes

3. GPS

4. Acara IV : Suhu

Ø Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

2. Thermometer maksimum - minimum

3. Thermometer bola basah – bola kering

4. Thermometer

5. Acara V : Kelembapan Udara

Ø Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

2. Psikometer Asman

3. Thermometer bola kering – bola basah

4. Thermohygrograph

6. Acara VI : Curah Hujan

Ø Alat dan Bahan

1. Alat tulis menulis

2. Penakar Curah Hujan Biasa ( OBS )

3. Gelas ukur

3.2. Prosedur Kerja

1. Acara I : Awan

Ø Prosedur Kerja

1. Pahamilah terlebih dahulu jenis – jenis awan berdasarkan bentuk dan ketinggiannya

2. Bagilah luas langit menjadi empat kuadran

3. Amatilah awan yang terjadi pada pukul 07.00, 12.00 dan pukul 16.00 wita

4. Ambilah gambar ( potret ) awan yang anda amati

5. Deskripsikan awan yang anda amati

6. Tentukanlah nilai oktanya

2. Acara II : Radiasi Matahari

Ø Prosedur Kerja

1. Setinglah alat pengukur radiasi matahari ( actinograph )

2. Pasanglah kertas pias dan letakkan pena penggarisnya dan sesuaikan dengan waktu setempat

3. Letakan pena penggaris pada kertas pias dengan menyerong plat yang ada di samping / bawah alat tersebut

4. Amatilah cara kerja alat pengukur radiasi matahari ( actinograph )

5. Hitunglah jumlah kotak yang yang di lalui pena penggaris tersebut pada kertas pias

6. Jumlahkan nilai kotak dari banyaknya kotak yang di lalui pena penggaris

7. Tentukanlah nilai radiasi maksimum dan radiasi minimumnya

3. Acara III : Lama Penyinaran Matahari

Ø Prosedur Kerja

1. Setinglah terlebih dahulu alat pengukur lamanya penyinaran matahari (combell stokes)

2. Tentukanlah letak lintang setempat, kemudian sesuaikan pada alat pengukur lamanya penyinaran matahari (cambell stokes)

3. Masukkanlah salah satu jenis kertas pias sesuai dengan bulan pengamatan

4. Tentukanlah jejak-jejak bakar pada kertas pias, dengan melihat lembar bantuan pengamatan

5. Hitunglah lamanya penyinaran matahari dengan menggunakan rumus

4. Acara IV : Suhu

Ø Prosedur Kerja

1. Setinglah terlebih dahulu alat pengukur suhu udara ( Thermometer maksimum-minimmum, Thermometer bola basah-bola kering dan thermohygrograph sebelum melakukan pengukuran

2. Letakanlah alat pengukur suhu pada suatu ruang yang berfentilasi, agar udara dapat keluar masuk. Janganlah meletakkan alat pada lapangan terbuka karena penyinaran matahari secara langsung, tetesan air hujan, dan tiupan angin yang kuat, dapat mempengaruhi kerja alat.

3. Lakukanlah pengamatan pada :

· Thermometer pada pukul 06.00, 12.00 dan 16.00 wita

· Thermometer minimum pada pukul 00.00 wita atau 07.00 wita

· Thermometer maksimum pada pukul 12.00 wita atau 19.0p0 wita

· Thermometer bola kering pada pukul 06.00, 12.00, dan 16.00

4. Hitunglah rata – rata suhu udara pada thermometer, maksimum-minimum, thermometer bola kering, dan thermometer

5. Hitunglah suhu rata – rata hariannya

5. Acara V : Kelembapan Udara

Ø Prosedur Kerja

1. Seperti acara di atas, hal yang pertama di lakukan yaitu setinglah terlebih dahulu alat- alat yang di gunakan dalam pengukuran kelembapan udara

2. Letakkanlah alat pengukur kelembapan udara pada ruang yang berfentilasi, atau yang biasa di sebut sangkar meteorologi atau sejenisnya

3. Lakukanlah pengamatan pada alat :

· Thermometer bola basah dan bola kering pada pukul 06.00, 12.00, dan 16.00 wita

· Psikkometer Asmann

· Thermohygrograph

4. Tentukanlah kelembapan maksimum dan minimum pada kertas pias hasil perekaman thermohygrograph

5. Hitunglah suhu rata-rata thermometer bola kering dan bola basah

6. Hitunglah selisih antara thermometer bola kering dan bola basah

7. Hitunglah nilai kelembapan dalam (%) pada thermometer bola kering dan basah dengan melihat tabel selisih

6. Acara VI : Curah hujan

Ø Prosedur Kerja

1. Setinglah terlebih dahulu alat pengukur curah hujan jenis OBS

2. Pasanglah alat pengukur curah hujan pada lapangan terbuka tanpa ada pohon yang menghalangi

3. Lakukanlah pengamatan setiap hari pada pukul 07.00 wita

4. Keluarkan air hujan yang ada pada penakar curah hujan, dengan membuka keran yang ada di bawah

5. Ukurlah air hujan dengan menggunakan gelas ukur

6. Hitunglah curah hujan pada luasan tertentu.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

a. Actinograph b. Barograph

Gambar 1.1 Actinograph

Gambar 1.2 Barograph

Gambar 1.1 actinograph

c. Penakar curaj hujan biasanya d. Psikometer asmann

Gambar 1.3 Penakar Curah hujan biasa

Gambar 1.4 Psikometer asmann

e. Thermohygrograph f. Thermometer bola basah-bola kering

Gambar 1.5 Thermohygrograph

Gambar 1.6 Thermometer bola basah – bola kering

g. Gelas ukur h. Pan evaporimeter

Gambar 1.8 Pan evaporimeter

Gambar 1.7 Gelas ukur

i. Combell stokes j. Thermohygrograph

Gambar 2.0 Thermohygrograph

Gambar 1.9 Combell stokes

aphk. Thermometer

Gambar 2.1 Thermometer

4.1.1. Acara I : Awan

4.1.2. Acara II : Radiasi Matahari

Actinograph

4.1.3. Acara III : Lama Penyinaran Matahari

Combell stokes

4.1.4. Acara IV : Suhu

Thermohygrograph

4.1.5. Acara V : Kelembaban Udara

Psikometer asmann

4.1.6. Acara VI : Curah Hujan

Penakar curah hujan biasa

4.2. Pembahasan

4.2.1. Acara I : Awan

Pada hari pertama, hari sabtu :

Pengamatan pertama :

Tanggal : 2 juli 2011

Pukul : 07.00

Gambar :

· Arah timur laut

Jenis awan : Awan Altocumulus

Ketinggian : 4,5 – 6 km

Penutupan awan : 75 %

· Arah tenggara

Jenis awan : Awan cirrocumulus

Ketinggian : 7,5 – 9 km

Penutupan awan : 85 %

· Arah barat laut

Jenis awan : Awan Cirrostratus

Ketinggian : 6 – 7 km

Penutupan awan : 90 %

· Arah barat daya

Jenis awan : Awan cirrocumulus

Ketinggian : 7,5 – 9 km

Penutupan awan : 95 %

Hitungan :

· Jadi keadaan awannya 7/8 dari total langit tertutup

· Untuk oktanya : 7

§ Pengamatan kedua :

· Tanggal : 2 juli 2011

· Pukul : 12.00

· Gambar :

· Arah timur laut

Jenis awan : Awan stratocumulus

Ketinggian : di bawah 2000 m

Penutupan awan : 4

· Arah tenggara

Jenis awan : Awan Cumulo Nimbus

Ketinggian : 500 – 1500 m

Penutupan awan : 20 %

· Arah Barat laut

Jenis Awan : Awan Altocumulus

Ketinggian : 4,5 – 6 km

Penutupan awan : 80 %

· Arah barat daya

Jenis awan : Awan cirrostratus

Ketinggian : 6 – 7 km

Penutupan awan : 100 %

Hitungan :

Jadi keadaan awannya 5/8 dari total langit tertutup

Untuk oktanya : 5

Pengamatan ketiga :

Tanggal : 2 juli 2011

Pukul : 16.00

Gambar :

· Arah timur laut

Jenis awan : Awan stratocumulus

Ketinggian : di bawah 2000 m

Penutupan awan :40 %

· Arah tenggara

Jenis awan : Awan cirrus

Ketinggian : di atas 9 km

Penutupan awan : 75 %

· Arah barat laut