Contoh fungsi untuk mencari faktorial dari suatu nilai

22 March 2013 11:25:33 Dibaca : 1144
Contoh : Fungsi untuk mencari Faktorial dari suatu nilai float Faktorial(int N) { int I; float Hasil; Hasil:=1; for(I=2;I<=N;I++) Hasil=Hasil * I; return Hasil; } sumber: http://ilmukamu.wordpress.com/2011/11/28/fungsi-function-pada-c

ciri-ciri wanita sholeha

18 March 2013 12:40:29 Dibaca : 1973

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ciri- ciri wanita sholeha 

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah Subhanahuwata’ala
Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami
Berikut ini antara lain perincian dari dua syarat di atas:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga
2. Taat kepada suami
- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di hadapan suami.
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga

sumber :http://wanita.wordpress.com/2007/11/03/ciri-ciri-wanita-sholehah/

konsep dasar matematika sederhana

14 March 2013 18:04:13 Dibaca : 1174

Konsep Dasar Matematika Memang Sederhana

 

SAYA sangat tertarik dengan tulisan Saudara Wahyu Kris Aries W, mahasiswa teknik sipil Universitas Kristen Cipta Wacana Malang, pada rubrik IPTEK Kompas (9/11), dengan judul Matematika adalah Sederhana. Walaupun berbeda generasi, mudah-mudahan saya tidak bisa merasa malu mengaku sama dengan Saudara Wahyu yaitu sebagai peminat matematika, paling tidak zaman dulu.
Saya setuju dengan Saudara Wahyu bahwa matematika itu sebenarnya berawal dari konsep yang sederhana. Tetapi, saya melihat tidak sedikit mahasiswa di fakultas teknik yang tidak menguasai konsep dasar matematika, sehingga tidak bisa memahami maksud rumus, apalagi menggunakannya. Hal tersebut saya kira karena pada waktu di sekolah menengah (atau bahkan masih di sekolah dasar) mereka menemukan matematika itu tiba-tiba saja sebagai sesuatu yang tidak mudah.
Untuk mendukung pendapat Saudara Wahyu, saya ikut mencoba menyelesaikan soal yang dikutip oleh Saudara Wahyu dari salah satu soal yang pernah muncul pada seleksi IMO (Olimpiade Matematika Internasional), yaitu mencari jumlah 7 sudut-sudut ujung bangunan yang saya sebut saja bintang segi-7. Tentu saja saya berusaha menggunakan konsep yang lebih sederhana, dan kebetulan dari hasilnya sekaligus dapat dibuat "rumus" untuk menghitung jumlah sudut-sudut ujung bintang segi-n. Rumus tersebut tentunya sudah pernah dibuat oleh orang lain sebelumnya, hanya saja saya belum pernah melihatnya. Rumus yang saya maksud adalah:
Jumlah sudut-sudut ujung bintang
segi-n = (n-4) x 180o
di mana n paling kecil = 5 dan semuanya bilangan ganjil yaitu: 5, 7, 9, 11, .....
Untuk n yang bernilai genap, misalnya 6, 8, 10, dan seterusnya, rumus tersebut dapat juga digunakan, tapi gambar bintangnya tidak sama dengan bintang yang sedang dibahas. Untuk bintang segi 6 misalnya, gambarnya merupakan gabungan (perpotongan) 2 buah segi-tiga, dan bintang segi-8, merupakan gabungan 2 buah segi-4. Sedangkan untuk n yang ganjil, dapat dibuat dengan menarik garis-garis patah yang ujung dan pangkalnya bertemu, tanpa mengangkat pensil dari kertas.
Berbeda dengan cara yang dibuat oleh Saudara Wahyu, yang pendekatannya melalui jumlah sudut-sudut segi-4 (yaitu 360o), untuk menghitung jumlah sudut-sudut ujung bintang segi-7 (sudut A1+A2+A3+ A4+A5+A6+A7), saya menggunakan pendekatan melalui jumlah sudut-sudut segi-3 (yaitu 180o). Dengan pendekatan jumlah sudut-sudut segi-3, maka penghitungannya akan melibatkan seluruh sudut yang ada yang dibentuk oleh pertemuan atau perpotongan garis. Dengan melibatkan seluruh sudut, maka perhitungannya bersifat general sehingga dapat ditarik suatu rumus.
Kita perhatikan kembali bintang segi-7 yang dikutip oleh Saudara Wahyu dari salah satu soal seleksi IMO, sebagai berikut:
Persoalan: Jumlah sudut A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7=?
Dalam menyelesaikan persoalan ini digunakan tiga langkah sebagai berikut:
Pertama, menghitung total seluruh sudut 7 buah segi-3 yang membentuk bintang, yang tentunya akan didapat = 7 x 180o = 1260o.
Kedua, menghitung total seluruh sudut-sudut alas 7 buah segi-3, yang akhirnya akan
didapat = 4 x 180o = 720o.
Ketiga mengurangkan hasil langkah pertama dengan langkah kedua, yang akhirnya akan didapat = (7-4)x180o=3x180o=540o. Jadi jumlah sudut-sudut ujung bintang segi-7 tersebut = 540o dan dapat ditarik kesimpulan = (n-4) x 180o.
Konsep dasar yang digunakan:
1. Jumlah sudut-sudut sebuah segi-3 adalah 180o, dan
2. Besar sudut garis lurus adalah 180o
Penyelesaiannya dapat kita mulai dengan memperhatikan salah satu ujung bintang yang merupakan segi-3 sebagai berikut:
Dari gambar di atas diketahui:
Jumlah sudut A1+C1+C2 = 180o yaitu jumlah sudut-sudut dalam sebuah segi-3 sehingga
A1 = 180o - C1 - C2.
Jumlah sudut C1+B7 = 180o (sudut garis lurus), sehingga C1 = 180o - B7.
Jumlah sudut C2+B1 = 180o (sudut garis lurus), sehingga C2 = 180o-B1.
Dari tiga persamaan di atas dapat dikaitkan sudut A1 dan sudut B1 dan B7 sebagai berikut:
A1 = 180o-C1-C2.
= 180o-(180o-B7)-(180o-B1)
= B1+B7-180o
Dengan cara yang sama didapat:
A1 = B1+B7-180o
A2 = B1+B2-180o
A3 = B2+B3-180o
A4 = B3+B4-180o
A5 = B4+B5-180o
A6 = B5+B6-180o
A7 = B6+B7-180o
Apabila ketujuh persamaan di atas kita jumlahkan, akan didapat:
A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7 =
2x(B1+B2+B3+B4+B5+B6+B7)-7x180o
Sedangkan diketahui bahwa
(B1+B2+B3+B4+B5+B6+B7) =
(7-2)x180o = jumlah sudut segi-7.
Dengan demikian:
A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7 = 2x(7-2)x180o-7x180o
= (7-4)x180o
= 540o
Hasilnya sama dengan yang dihitung oleh Saudara Wahyu.
Hanya saja dari hasil perhitungan di atas, bila 7 diganti dengan n maka didapat 'rumus' jumlah sudut-sudut ujung bintang segi-n = (n-4)x180o.
Dengan cara di atas, untuk bintang segi-9 yang ditawarkan oleh Saudara Wahyu untuk dihitung jumlah sudut-sudut ujungnya, maka akan didapat = (9-4)x180o = 900o. Demikian juga untuk n = 11, 13, 15 dan seterusnya dapat digunakan (n-4)x180o.
Sebenarnya apabila kita mau menggunakan 'rumus' atau ketentuan yang sudah baku, yang sudah dibuktikan oleh orang sebelumnya, kita tidak perlu sibuk menghitung seperti di atas.
Rumus atau kepastian yang sudah baku tersebut adalah:
Jumlah sudut-sudut luar suatu
segi-n = 360o (tentu saja n3.)
Untuk permasalahan yang kita sedang selesaikan, coba kita lihat sudut-sudut luar segi-7 sebagai berikut:
Jumlah sudut
C1+C3+C5+C7+C9+C11+C13 = 360o............(1)
Bila diperlukan pembuktian bahwa jumlah sudut-sudut luar segi-n = 360o maka dapat dibuktikan sebagai berikut:
B1+C3 = 180o
B2+C5 = 180o
B3+C7 = 180o
B4+C9 = 180o
B5+C11 = 180o
B6+C13 = 180o
B7+C1 = 180o
Bila ketujuh persamaan di atas ditambahkan
didapat:
(B1+B2+B3+B4+B5+B6+B7)+
(C1+C3+C5+C7+C9+C11+C13) = 7x180o,
sedangkan (B1+B2+B3+B4+B5+B6+B7) = (7-2)x180o (jumlah sudut segi-n)
sehingga:
C1+C3+C5+C7+C9+C11+C13 = 7x180o-(7-2)x180o
= 2x180o = 360o
Demikian juga dari gambar berikut:
didapat sudut-sudut luar segi-7 yaitu
C2+C4+C6+C8+C10+C12+C14 = 360o......(2)
Sehingga jumlah sudut alas 7 buah segi-3 = (1)+(2)
(C1+C2+C3+C4+.......C13+C14) = 360o+360o
= 720o
= 4x180o ....... (3)
Sedangkan luas 7 buah segi-3 ujung-ujung bintang segi-7 tadi adalah 7x180o ..... (4)
Dengan demikian didapat:
Jumlah sudut-sudut:
A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7= (4)-(3)
= 7x180o-4x180o
= (7-4)x180o
= 3x180o = 540o
Jika 7 diganti dengan n didapat rumus untuk bintang segi-n maka jumlah sudut-sudut ujung bintang tersebut = (n-4)180o

http://yudhim.blogspot.com/2008/01/konsep-dasar-matematika-memang.html

 

menghitung determinan matriks

14 March 2013 10:51:56 Dibaca : 1358

Menghitung determinan matriks (matrix determinant) di excel
Microsoft Excel menyediakan fungsi untuk menghitung determinan sebuah matriks. Jika secara manual anda bisa menghabiskan waktu beberapa menit hingga beberapa jam jika matriksnya mempunyai orde sampai puluhan, bahkan berhari-hari jika terdiri dari ratusan atau ribuan baris dan kolom. Tetapi dengan menggunakan excel nilai determinan sebuah matriks dapat dihitung dalam beberapa menit.

Sintax:
=MDETERM(array)

Sebagai contoh:

Buat matrks seperti di bawah ini
di sel F5 kita akan menempatkan nilai determinan dari matriks
di sel F5 ketik formula:
=MDETERM(A5:D8)

Related Posts by Categories
Tips Trik dan Tutorial Microsoft Excel 2003
Membuat tabel pangkat dua menggunakan excel
Program untuk menentukan jenis segitiga di excel
Mengubah desimal ke oktal (convert decimal to octal)
Menghitung invers matriks (matrix inverse) di excel
Membuat freeze pane (judul yang tidak bergerak jika scroll digeser)
Tutorial Microsoft Excel Untuk Pemula
Menghitung jumlah karakter
Tips dan Trik Microsoft Excel 2003
Mengubah desimal ke oktal (convert decimal to octal)
Mengubah /konversi bilangan desimal ke biner
Menghitung invers matriks (matrix inverse) di excel
Fungsi Choose di excel 2003
Perkalian matriks di excel 2003
Pengurangan matriks
Penjumlahan matriks
Fungsi trigonometri (sin, cos, tan)
Fungsi akar kuadrat bilangan (square)
Fungsi Pangkat (Power)
Memilih teks yang ada dalam tanda kurung
Fungsi kombinasi (Combin)
Fungsi Faktorial (Factorial)
Menghitung jumlah karakter

 

http://kalongkalong.blogspot.com/2009/12/menghitung-determinan-matriks-matrix.html

system development life cycle

12 March 2013 19:50:34 Dibaca : 2219

SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE

Pengertian System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle disingkat dengan SDLC. SDLC merupakan siklus pengembangan sistem.Pengembangan sistem teknik (engineering system development). SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam empat kegiatan utama, yaitu initiation, analysis, design dan implementation.
Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan hasil kegiatannya (deliverable). SDLC mencakup kebutuhan (requirement), validasi, pelatihan, kepemilikan (user ownership) sebuah sistem informasi yang diperoleh melalui investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan software. Software yang dikembangkan berdasarkan SDLC akan menghasilkan sistem dengan kualitas yang tinggi, memenuhi harapan penggunanya, tepat dalam waktu dan biaya, bekerja dengan efektif dan efsien dalam infrastruktur teknologi informasi yang ada atau yang direncanakan, serta murah dalam perawatan dan pengembangan selanjutnya.

sejarah perkembangan SDLC

Sejarah perkembangan System Development Life Cycle (SDLC) diawali pada pertengahan tahun 60-an dimana terjadi kegagalan yang sangat besar dalam penerapan aplikasi EDP (Electronic Data Processing) untuk sistem-sistem besar, sebagian besar disebabkan tidak adanya pengembangan sistem.
Sesudah terjadinya kegagalan tersebut pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, kesadaran akan pentingnya metodologi pengembangan sistem mulai tumbuh. Sejak itu berbagai proposal metodologi mulai dibuat dan penerapan mulai terlihat. Para desainer dari hampir semua bidang metodologi pengembangan sistem informasi mempunyai pandangan yang sama, yaitu: mereka telah mengetahui bahwa proses pengembangan sistem informasi, baik yang berdasarkan komputer atau tidak, menyerupai dengan proses pengembangan sistem engineering.
Hubungan dengan konstruksi dan operasi berbagai jenis gedung, mesin, peralatan kimia yang merupakan contoh perkembangan sistem informasi engineering, kita dapat meringkas tahap-tahap proses secara umum perkembangan tersebut adalah
perencanaan (planning)
analisis (analysis)
desain (design),
pelaksanaan (implementation)
perawatan (maintenance).
Dalam tahap perencanaan, kita mengumpulkan informasi tentang permasalahan serta persyaratannya. Kemudian kita menentukan kriteria dan pembatasan pemecahan, serta memberikan alternatif jalan keluarnya.
Dalam tahap analisis, kita menguji alternatif pemecahan berdasarkan kriteria dan batasan-batasan. Analisis merupakan pusat dari semua proses perkembangan. Tahap berikutnya yaitu desain, dapat dikatakan sebagai hasil dari sistem baru.
Tahap desain juga dapat dikatakan sebagai pemecahan yang optimum atas sejumlah kebutuhan penting dari suatu set pada keadaan khusus atau sebagai kegiatan kreativitas yang meliputi pembuatan barang baru dan berguna yang belum pernah ada sebelumnya. Sistem yang tersusun dibentuk dan dioperasikan.
Perawatan dilakukan pada tiap sistem operasional.
Istilah daur/siklus hidup (life cycle) pada suatu sistem digunakan untuk menjelaskan tahap-tahap perkembangan sistem, serta langkah-langkah dalam proses perkembangannya. Untuk mengetahui proses sistem informasi dan proses sistem engineering, kita harus membandingkan daur/siklus hidup kedua sistem tersebut. Dengan mengetahui daur/siklus hidup sistem informasi tahun 1960 sampai dengan tahun 1983, kita akan mengetahui perbedaannya. Daur hidup sistem informasi sangat dekat dengan daur hidup yang terjadi dalam sistem engineering; perencanaan, analisis, desain, pelaksanaan, dan perawatan. Proses perkembangan sistem informasi merupakan proses engineering.

Meskipun selama hampir dua puluh tahun putaran sistem informasi, yang kurang lebih berisi langkah-langkah yang sama, namun pemberian nama dan dukungan pada langkah-langkah tersebut belum cukup untuk mengembangkan sistem informasi yang baik.
Kekurangan tersebut adalah bahwa pada tiap perkembangan sistem engineering terdapat beberapa peralatan dan metodologi yang digunakan secara paralel dengan daur/siklus hidup sistem tersebut. Kegagalan dalam menentukan tuntutan dan peran serta pemakai dalam perkembangan sistem juga penyebab lain dari kegagalan sistem informasi, demikian juga masalah sulitnya memperoleh komputer dari produsen, staf yang tidak memenuhi syarat, batas waktu yang tidak realistis dan manajemen yang tidak memadai.
Kesalahan interpretasi mengenai tahap-tahap perkembangan sistem di atas adalah linier. Seolah olah semua fase dan tahap terlihat berderet secara berurutan. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Semua tahap pada proses perkembangan sistem tersebut mempunyai sifat dasar yang iteratif yaitu pekerjaan pada suatu tahap sering harus diulang-ulang, dan apa pun yang dikerjakan pada suatu tahap mungkin perlu dikoreksi secara keseluruhan.
Meskipun terdapat beberapa variasi diantara masing-masing tahap, metode sistem klasik ternyata tidak cukup untuk menghasilkan sistem informasi yang baik, kemudian sebagai tambahan pada penamaan tahap-tahap dari suatu daur/siklus hidup sistem, kita harus mempunyai beberapa peralatan dan teknik baku untuk mengembangkan sistem tersebut.

Tahapan System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC meliputi tahapan berikut:
System initiation ialah perencanaan awal untuk sebuah proyek guna mendefinisikan lingkup, tujuan, jadwal dan anggaran bisnis awal yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau kesempatan yang direpresentasikan oleh proyek. Lingkup proyek mendefinisikan area bisnis yang akan ditangani oleh proyek dan tujuan-tujuan yang akan dicapai.Lingkup dan tujuan pada akhirnya berpengaruh pada komitmen
sumber yaitu jadwal dan anggaran yang harus dibuat supaya berhasil menyelesaikan proyek.
System analysis ialah studi domain masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi. Analisis system ditujukan untuk menyediakan tim proyek dengan pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang memicu proyek. Area bisnis dipelajari dan dianalisis untuk memperoleh pemahaman yang lebih rinci mengenai apa yang bekerja, apa yang tidak bekerja dan apa yang dibutuhkan.
System design ialah spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Selama desain sistem, pada awalnya akan mengekspolarasi solusi teknis alternatif. Setelah alternatif solusi disetujui, fase desain sistem mengembangkan cetak biru (blueprint) dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan database, program, antarmuka pengguna dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem informasi.
System implementation ialah konstruksi, instalasi, pengujian dan pengiriman sistem ke dalam produksi (artinya operasi sehari-hari). Implementasi sistem mengontruksi sistem informasi baru dan menempatkannya ke dalam operasi, selanjutnya dilaksanakan pengujian.

 

 

http://fseptian.mhs.uksw.edu/2012/10/system-development-life-cycle.html

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong