Alat Pertanian Jaman Dulu Masih Tersimpan di Bali

15 March 2013 08:23:35 Dibaca : 1391 Kategori : COURSE

Selain dikenal sebagai daerah pariwisata Bali juga dikenal dengan sistem pertanian yang disebut Subang. Ratusan jenis peralatan tradisional Bali kini tersimpan rapi di Museum Subang.

Sekitar 250 jenis peralatan pertanian tradisonal di Bali kini tersimpan rapi di Museum Subak Bali. Museum pertanian satu-satunya di Indonesia ini berlokasi di desa Banjar Anyar, kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan.

Berbagai peralatan tradisional yang dikoleksi diantaranya peralatan pembuatan terowongan air, peralatan membajak sawah, peralatan panen hingga peralatan penyimpanan hasil panen. Semuanya terlihat sederhana, namun tidak kalah dengan peralatan teknologi saat ini.

Seperti alat pengukur waktu yang digunakan petani jaman dulu, alat yang disebut Jangge ini, terbuat dari tempurung kelapa utuh. Alat ini dapat menentukan waktu hingga 1 hingga 6 jam. Sistem kerjanya, tempurung diisi air, diberi lubang kecil hingga air menetes keluar. Jika air dalam tempurung kelapa habis maka sama dengan satu jam. Semakin besar tempurung yang digunakan maka semakin lama hitungan jamnya.

Peralatan unik lainnya yaitu, alat untuk membuat terowongan air yang disebut geganjing. Meski berbuat dari kayu dan bentuknya sederhana namun dengan geganjing ini, para leluhur di Bali mampu membuat terowongan dibawah tanah untuk membawa air irigasi ratusan meter panjangnya.

Selain itu ada pula sistem kalender pertanian yang terbuat dari kayu. Kalender tersebut dijadikan patokan dalam menentukan masa cocok tanam, maupun hari baik untuk melaksanakan upacara.

Koleksi lainnya yakni berbagai peralatan pengelolaan pertanian seperti cangkul, bajak dan kayu, gerinda untuk mengiling tanah usai dibajak dan turut untuk meratakan tanah. Juga ada peralatan panen hingga alat penyimpanan panen dalam lumbung.

Namun koleksi peralatan pertanian yang memiliki sejarah tinggi tersebut belum banyak diketahui masyarakat. Kunjungan wisatawan di museum tersebut masih berkisar antara 4 hingga 5 ribu orang pertahun termasuk wisatawan asing. (Tim Liputan/Alb).