KATEGORI : Suara Hati (Nyata)

Hidayah Mantan Pramugari (Sang Mualaf)

24 September 2012 10:59:32 Dibaca : 784

 

 

 

 

DARI FULANA DI MAKASSAR
ass. Al wr. Wb pendengar nurani yang budiman aku adalah seorang wanita yang terlahir dari keluarga kecil disebuah perkampungan disudut kota makasar, sejak kecil aku hanya dibesarkan oleh orang lain yang bukan keluargaku, dari siniliah dilema hidup yang mulai kuhadapi… pendengar nurani yangbaik.. Saat ini aku tinggal di kota makassar, tepatnya dipusat kotanya yang maaf aku tidak bisa sebutkan lokasi tepatnya, aku tinggal bersama orang tua yang telah mengasuhku sejak kecil, yang semula aku kira ayah dan ibu kandungku, (maaf,) kami adalah keluarga nasrani, menyurat ke nurani sebenarnya sudah lama kuniatkan, tapi selalu terhalang dengan berbagai hal yang akhirnya baru terkirim saat ini .
Pendengar, kuawali kisahku ini dengan cerita masa kecilku , yang aku baru ketahui dari mba ratih, pembantu dirumahku yang selama ini sangat baik padaku, mba ratih sudah 29 tahun bekerja sebagai pembantu dirumah, orangnya baik, beragama slam, taat beribadah dan sopan, darinyalah aku mengetahui segalanya tentang siapa diriku… pendengar nurani yang budiman, menurut mba ratih, 22 tahun silam aku dititpkan oleh seorang wanita muda bernama rini kusuma dewi, wanita muda asal kota kembang yang hijrah kemakassar, dialah orang tua yang telah melahirkan aku, sebab menurut mba ratih, ibuku saat itu menitipkan aku ke orang tua yang mengasuhku saat ini karena alasan ekonomi keluarga, mba ratih dengan diam-diam mengetahui bahwa ayah kandungkuku terlilit piutang pada rentenir dan tak mampu lagi keluar dari piutang tersebut, sehingga dengan modal pemberian sejumlah dana dari orang tua asuhku, ayahku akhirnya terbebas dari piutang tersebut, tetapi pemberian itu tidak cuma-cuma, sebab setelahnya telah terjadi serah terima diriku.. Dengan akta tertulis hitam diatas putih, sejak itulah.., akhirnya aku ditipkan pada orang tua asuhku saat ini, dengan kata lain, bahwa orang tua kandungku telah menjual aku pada orang tua asuhku, yang kebetulan saat itu memang belum dianugerahi keturunan..jujur aku akui, bahwa sejak kecil aku memang selalu dimanja oleh ayah-ibuku, semua yang aku inginkan selalu terpenuhi, maklum, orang tuaku memiliki usaha 3 toko emas dimakassar saat ini, dari perlakuan mereka padaku, hampir-hampir aku tak menyadari bahwa aku bukanlah anak kandung mereka, sebab kasih sayang yang mereka berikan padaku begitu melimpah, aku bahkan tidak diperlakukan asing oleh mereka manakala ibuku melahirkan bayi mungilnya 3 tahun setelah kehadiranku ditengah-tengah keluarga mereka, perlakuan mereka layaknya orang tua kandung terhadap anaknya, semua tak ada bedanya, tetapi setelah beranjak remaja, aku mulai merasa ada yang janggal dari diriku, apalagi bila menatap wajahku didepan cermin, hatiku selalu bertanya siapa aku?, mengapa aku berbeda dengan adikku, wajahku biasa-biasa saja tidak seperti kedua orang tuaku dan adikku yang bermata cipit layaknya asli keturunan cina, sedangkan aku…sangat-sangat berbeda jauh dengan mereka…pertanyaan itu juga semakin besar melintas difikaranku kala oma dan opaku lebih sayang adikku ketimbang aku..seolah aku bukan cucu mereka.., ya tuhan..apa sebenarnya yang terjadi dengan diriku…, kurenungi berulang-ulang tentang semua itu dan akhirnya aku terinspirasi bertanya pada mba ratih… pendengar nurani yang baik.. Meskipun mba ratih enggan dan takut untuk berkisah tentang siapa sebenarnya diriku, namun akhirnya dengan jerih payahku mba ratih memnceritakan tentang siapa sebenarnya diriku..dengan jelasnya mba ratih bertutur tentang keberadaanku dikeluarga itu dari a sampai z…air mataku berlinang saat itu mendengarnya…apalagi menyadari bahwa orang tua kandungku dengan begitu teganya menjual aku pada orang lain…hanya karena tuntutan kebutuhan ekonomi.., dengan iar mata mengalir aku memeluk mba ratih, kutumpahkan semua kesedihanku padanya.., sakit hati dan kecewa merasuk dalam diriku, ingin rasanya sebenarnya aku mencari tahu dimana keberadaan orang tuaku, namun aku tak memiliki alamat yang jelas mereka, meski kecewa dan marah, namun jujur aku begitu rindu ingin ketemu dan memeluk mereka, lantas..apakah orang tua kandungku memang beragama katolik seperti diriku..?, ya tuhan…apa sebenarnya yang harus aku lakukan?, sebenarnya secara jujur meskipun aku dibesarkan dilingkungan keluargaku yang nota bene bergagama katolik, namun aku selalu merasa berat hati untuk pergi beribadah digereja.., aku bahkan jarang membuka-buka kitab injil yang ada dirumah, sejak kecil hingga sekarang aku bahkan bisa dihitung dengan jari membuka kitab tersebut, dikampus aku selalu merasa damai bila berkumpul dengan teman-teman ku yang beragama islam, banyak sekali hal-hal menarik dan luar biasa yang bisa aku dapatkan dari mereka tentang islam, tentang allah pencipta alam semesta, tentang nabi muhammad, tentang al-qur’an dan lain-lain, hatiku selalu merasa teduh bila azan sedang berkumandang dan aku sangat menikmatinya, alangkah indahnya islam itu.., setiap bulan ramdhan mereka berpuasa berzakat dll, aku takjub dibuatnya.., tapi…aku sendiri bingung untuk mencari celah mengenal islam terlalu dalam..pernah 3 kali aku kepergok mamiku (begitu aku biasa menyebut ibu asuhku) sedang membaca al-qur’an terjemahan, saat itu aku takjub membaca surat maryam.., melihatku mamiku marah-marah dan merampas kitab yang suci itu, aku dihajarnya dan tidak diizinkan keluar rumah, namun aku tidak kapok dibuatnya, sebab setelahnya aku kembali menyempatkan diriku untuk membeli sejumlah buku dan kitab-kitab rujukan islam lainnya disebuah agency islam terkenal dikalangan kaum islam, aku selalu mengunci rapat kamarku bila aku memiliki waktu untuk belajar dan membuka-buka buku-buku tentang islam yang kubeli itu, dan air mataku kembali menetes kala membaca sebuah buku dengan tajuk menjadi wanita muslimah yang sholeh, berbagai kosakata islam mulai kuhafal dan kuingat jelas, diantaranya bismillah, alhamdulillah, allahu akbar dan subhanallah.. Pendengar nurani yang budiman tak kala membaca buku tentang hijab, dadaku sangat berdegup kencang, kusimak dan kupelajari semua isinya dan karenanya, dengan diam-diam aku mengoleksi busana-busana muslimah dan jilbab-jilbab besar dilemariku, kadang aku sering cepat masuk kekamar dengan alasan mengantuk, kupakai busana muslimah plus jilbab-jilbabnya secara bergantian setiap malam saat hendak tidur dan saat bangun aku tanggalkan kembali.., sangat menakjubkan.., aku merasa damai memakainya, pernah sekali aku dipergoki sama omaku saat dia masuk kekamarku dipagi hari dan aku lupa bahwa aku seddang menggunakan busana muslimah lebgkap karena baru bangun dari tidur, pagi tiu menjadi heboh, dia berteriak memanggil mami dan papiku dan dengan gemparnya semua memarahiku, papi memukulku dan mami ngomel seharian, sementara omaku semakin sinis padaku.., ya allah..bagaimana ini…?, aku telah tertarik untuk berislam, tapi aku binggung harus bagaimana..?. Pendnegar nurani yang budiman berbagai kejadian menyedihkan akibat gelagatku yang sering kepergok keluargaku sering terjadi, aku dihantam, dipukuli, dikata-katai pedas namun tak menyurutkan semangatku untuk mempelajari islam, suatu malam saat hendak tidur aku membaca sebuah buku yang kubeli mengupas tentang tauhid, kusimak seluruh isinya dan setelahnya kubulatkan tekad untuk masuk islam, malam itu dengan disaksikan dinding-dinding dan seisi kamarku, kulafazdkan kalimat tauhid dan kutunaikan sholat isya pertama kalinya dengan tuntunan buku-buku yang aku beli…semua begitu kunikmati..tetapi dihatiku selalu muncul keraguan.., apakah aku telah islam..?, apakah ibadahku diterima..?, berbagai pertanyaan mengenai status agamaku selalu mengganjal difikiranku, sehingga suatu pagi dihari jum’at aku memberanikan diri pergi kemesjid al-markas, karena kudengar dari berbagai sumber bahwa dimesjid itu hampir setiap jum’at sering ada orang non muslim diislamkan ditempat tersebut…namun niat itu kembali terhalang manakala ketika memasuki are mesjid, mobil papi melintas didepan mesjid al-markas dan aku langsung diajaknya pulang..didalam mobil aku diomelilagi dan kembali mendapat 2x bonus tamparan, karena memang papiku sudah mulai mencium niatku untuk berislam… pendengar nurani yang baik.. Hingga hari ini ada 2 hal yang mengganjal dalam, yakni keberadaan orang tuaku dan tentang agamaku..aku yakin..orang-orang beriman dalam islam tidak akan tinggal diam membiarkanku dalam situasi ini…, melalui acara ini kutitpkan salam hangatku untuk para wanita-wanita muslimah dimanapun berada…, sambutlah hadirku dengan cinta kalian yang begitu terkenal dengan akhlak dan budi baiknya..special buat orang tua kandungku “bapak mujiono dan ibu rini kusuma dewi”..dimana kalian, aku anak kalian… aku rindu ingin jumpa dengan kalian, walau hanya sekali saja…bila mendengarkan kisah anakmu malam ini..tolong hubungi aku dinomor hp yang kutitip dibawah tulisan kisahku ini… ya allah..tolonglah aku…aku rindu ingin sujud dihadapanmu dengantidak diliputi kecemasan dan rasa takut lagi…
Wassalam

Anakku Sayang, Anakku Malang..., Maafkan Ummy..

24 September 2012 10:55:25 Dibaca : 360

 

 
DARI IBU KALTSUM DI JL R.E MARTADINATA- BANDUNG
ASSALAMU ‘ALAIKUM WR. WB PENDENGAR SUARA WAHDAH YANG BAIK AKU ADALAH SEORANG IBU, YANG TELAH BERUMAH TANGGA SELAMA 26 TAHUN LAMANYA, DARI PERNIKAHANKU DENGAN SUAMIKU, AKU DIKARUNIAI SEORANG PUTRI, KAMILAH NAMANYA, DIA ADALAH ANAK BAIK, MANJA DAN CERDAS, NAMUN SAYANG, KAMILAH HARUS KEHILANGAN AYAHNYA, PADA SAAT TERJADINYA TRAGEDI KECELEKAAN JATUHNYA PESAWAT ADAM AIR BEBERAPA TAHUN SILAM, BAPAKNYA KAMILA BIASA DIPANGGIL ORANG DENGAN SEBUTAN PAK BRAM, MENDIANG SUAMIKU SANGAT SAYANG PADA KAMILAH, APALAGI MILA ANAK TUNGGAL DAN ANAK SEMATA WAYANG YANG DIANUGERAHKAN ALLAH PADA KAMI, DARI KECIL, HINGGA DIA TAMAT SMA, KAMI TAK PERNAH MENYAKITI SEDIKITPUN PERASAANNYA, APA YANG DIA MAU, SELALU KAMI TURUTI, TAPI ALHAMDULILLAH, MESKIPUN TUMBUH DENGAN KEBIASAAN DIMANJA, TAK PERNAH MEMBUAT MILA BESAR KEPALA, APALAGI SAMPAI BERBUAT TINDAKAN-TINDAKAN BRUTAL YANG UMUM DILAKUKAN OLEH ANAK TUNGGAL YANG SELALU DIMANJA ORANG TUANYA,MILA TUMBUH MENJADI GADIS ANGGUN DAN DEWASA DALAM BERFIKIR, BAHKAN DALAM PELAJARANPUN MILA SELALU MENDAPATKAN NILAI-NILAI YANG MEMUASKAN, DIA JUGA PERNAH MERAIH JUARA 1 LOMBA PELAJARAN KIMIA YANG DIADAKAN OLEH PEMDA SETEMPAT DAN MASIH BANYAK PRESTASI-PRESTASINYA DIKELAS.
PENDENGAR SUAR AWAHDAH YANG BUDIMAN WAKTU TERUS BERGULIR, KEPERGIAN PAPANYA MILA, MEBUAT KAMI SANGAT TERGONCANG, KAMI SANGAT MERASA KEHILANGAN SAAT ITU, APALAGI AKU, JUJUR, MESKIPUN PAPANYA MILA DULU PERNAH MENJABAT SEBAGAI STAF DIREKSI DISEBUAH PERUSAHAAN SWASTA DIBANDUNG DENGAN GAJI YANG SANGAT LUMAYAN, NAMUN TAK PERNAH TERBAYANG OLEHKU UNTUK MENGIMBANGI SEMUA ITU DENGAN MENDIRIKAN BISNIS RUMAHAN, SEMUA MENGALIR BEGITU SAJA TANPA MENINGGALKAN BEKAS-BEKAS APAPUN, HINGGA KETIKA KEPALA RUMAH TANGGA DAN TULANG PUNGGUNG KELUARGA ITU DIPANGGIL OLEH ALLAH, KAMI SEPERTI KEHILANGAN SANDARAN HIDUP, SEOLAH TAK SIAP MENERIMA KENYATAAN TERSEBUT, SAAT ITU AKU MULAI KEHILANGAN KENDALI, PERASAAN SEDIH YANG MENDALAM DIHATIKU, MENYERETKU PADA KEHIDUPAN YANG TAK PERNAH KUBAYANGKAN SEBELUMNYA, AKU JADI SUKA KELUAR RUMAH, TURUN PAGI DAN PULANG TENGAH MALAM, DENGAN DALIH MENCARI HIBURAN PENAWAR SEDIH DAN LARA, AKU BAHKAN TELAH LUPA MEMPERHATIKAN MILA YANG WAKTU ITU ENTAH BAGAIMAN KONDISI BATHINNYA, YANG AKU PERBUAT SETIAP HARINYA ADALAH NGUMPUL BARENG TEMAN-TEMAN KULIAHKU DULU, BERCANDA, DAN NGERUMPI, DAN AKU PUAS DENGAN SEMUA ITU, AKUPUN SANGAT TERBANTU KELUAR DARI BAYANG-BAYANG SUAMIKU SEHINGGA RASA SEDIH ITU BERANGSUR-ANGSUR MULAI MENGHILANG DARI PERASAANKU, NAMUN LAGI-LAGI AKU BELUM BISA MERENGKUH MILA DALAM DEKAPAN KASIH SAYANGKU SEPERTI DULU, KEBIASAANKU YANG JARANG DIRUMAH, TELAH MEMBUATKU LALAI 100 % DARI KEWAJIBANKU SEBAGAI SEORANG IBU, AKUPUN BAHKAN HAMPIR-HAMPIR LUPA KALAU AKU MASIH PUNYA ANAK, NAMUN KETIKA KESADARAN ITU MUNCUL, SEMUANYA KEMBALI HILANG MANAKALA AKU DIJEMPUT OLEH TEMAN-TEMANKU, RILEKS KETEMPAT-TEMPAT WISATA, ARISAN BAHKAN SHOPPING, DAN ENTAH BAGAIMANA NASIBNYA MILA SAAT ITU, HAMPIR 7 BULAN LAMANYA AKU TAK PERNAH INTENS BERKOMUNIKASI DENGAN MILA, MESKIPUN KADANG SESEKALI BERPAPASAN DIKAMAR MANDI, SEPINTAS KULIHAT DIA SEDIKIT KURUS NAMUN SEMAKIN RAJIN BERIBADAH, KADANG BILA AKU PULANG TENGAH MALAM, AKU SERING MENDAPATI MILA SEDANG SHOLAT YANG AKU SENDIRI TAK TAHU SHOLAT APA DITENGAH MALAM BUTA SEPERTI ITU, PADAHAL SEMUA ORANG PADA ASYIK-ASYIK TIDUR, GILA NIH ANAK, UJARKU DALAM HATI. PENDENGAR SUARA WAHDAH YANG BAIK KUAKUI KAMI SEKELUARGA MEMANG MEMELUK AGAMA ISLAM, TAPI, YAAH SEPERTI PADA UMUMNYA, AGAMA ITU SEOLAH HANYA PELENGKAP LEGAILATAS FORMAL YANG PADA KENYATAANNYA JAUH PANGGANG DARI API, DIRUMAH HAMPIR-HAMPIR TAK PERNAH ADA YANG NAMANYA SHOLAT, APALAGI SAMPE MENGAJI SEGALA, TAPI ANEH, SETELAH SEMUA PERISTIWA TERSEBUT TERJADI, MILA MENGAWALI SEMUANYA, DIA MULAI SHOLAT DAN MENGAJI SETIAP HARINYA, AKU JADI KURANG SREK MENDENGARNYA, BUKAN APA-APA, TAPI HANYA ANEH SAJA, AKHIRNYA KARENA TIDAK TAHAN DENGAN SITUASI TERSEBUT SUATU HARI AKU PANGGIL MILA DAN KUINTEROGASI DENGAN BERBAGAI PERTANYAAN-PERTANYAAN KONYOL, BELAJAR ALIRAN SESAT DARI MANA?, SIAPA YANG NGAJARI?, HATI-HATI LHO JADI GILA, CEWEK CANTIK TAPI GILA, SIAPA YANG MAU NANTI?, ITULAH PERTANYAAN-PERTANYAAN KONYOL YANG KU SAMPAIKAN PADANYA, TAPI, ALANGKAH KAGETNYA AKU MENDENGAR KALIMAT-KALIMAT YANG KELUAR DARI BIBIR MILA “ MAMA, ALLAH MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA DENGAN SATU TUJUAN, YAITU MENYEMBAHNYA, ISLAM BUKAN ALIRAN SESAT, MELAINKAN AGAMA PENYELAMAT BAGI MEREKA-MEREKA YANG DULU PERNAH SESAT, BERISTIGFARLAH SELAGI MASIH PUNYA WAKTU, SEBELUM LIDAH KITA KELUH UNTUK MEMOHON AMPUN KEPADA ALLAH…SAYANG, KALAU KITA PERGI MENGHADAP ILAHI DENGAN TANGAN HAMPA TANPA BEKAL APAPUN”, MENDENGAR KALIMAT-KALIMAT YANG KELUAR DARI BIBIRNYA MEMBUAT DADAKU BERDEGUP KENCANG, JUJUR AKU NGERI KALAU BICARA TENTANG KEMATIAN, TAPI DASAR RASA EGOKU TINGGI, AKU BERUSAHA UNTUK MENUTUPI PERASAAN ITU DAN MENGIMBANGINYA DENGAN KALIMAT-KALIMAT SINIS, “EEE..ANAK KECIL SUDAH PINTER YA CERAMAHI ORANG TUA, PERGI SANA.., AWAS KALAU MAMA LIHAT LAGI SHOLAT TENGAH MALAM KAYAK KEMARIN, EMANG GAK BISA SHOLATNYA SIANG SAJA.., KAYAK GA ADA KERJAAN AJA NIH ANAK..”UJARKU DENGAN NADA KERAS DENGAN TATAPAN MELOTOT, SEMPAT KULIHAT ADA AIR MATA BENING MENETES DARI PIPINYA MILA SAAT DIA HENDAK BERLALU MENINGGALKAN AKU, TAPI PERDULI APA…, UJARKU DALAM HATI. PENDNEGAR SUARA WAHDAH YANG BUDIMAN SUATU HARI, KUINGAT BETUL HARI ITU HARI KAMIS AWAL JANUARI 2009, HARI ITU AKU TIDAK KELUAR RUMAH SEHARIAN KARENA KONDISI KESEHATAN YANG TIDAK MENGIZINKAN, TETAPI TEMAN-TEMANKU SETIA MENEMANIKU, MEREKA PADA NGUMPUL DIRUMAHKU DAN SEPERTI BIASANYA MENGHABISKAN WAKTU BERLEHA-LEHA DAN NGERUMPIIN ORANG-ORANG, TIBA-TIBA DARI ARAH PINTU DEPAN MASUK SESOSOK MANUSIA BERBUSANA HITAM LENGKAP, SEMUA TERTUTUPI, BAHKAN WAJAHNYAPUN DITUTPI OLEH CADARNYA, ORANG ITU MASUK KEDALAM RUMAH SETELAH SEBELUMNYA MENGUCAPKAN SALAM, AKU SEMPAT KAGET, SIAPA NIH ORANG, BERANI-BERANINYA MASUK KERUMAH ORANG TANPA PERMISI, AKHIRNYA AKU TERIAKI ORANG ITU MALING, MESKIPUN ADA 3 ORANG TEMANKU DIRUMAH, NAMUN AKU TERUS BERTERIAK ADA MALING DIRUMAHKU, HINGGA BERKUMPULAH TETANGGA-TETANGGAKU, KULEMPARI ORANG BERCADAR ITU DENGAN GUCI KECIL DIATAS MEJA TAMUKU HINGGA MENGENAI KEPALANYA DAN BERDARAH, KUDENGAR DIA BERTERIAK KESAKITAN DAN MEMBUKA CADARNYA, “SAYA MILA MAMA, SAYA MILA..”UJAR ORANG ITU YANG TERNYATA ADALAH MILA, MENYADARI HAL ITU BUKAN IBA MELIHAT KEPALANYA BERDARAH TAPI DARAHKU SEMAKIN MENDIDIH MELIHAT MILA SEPERTI ORANG ASING YANG TIDAK KUKENAL, “HEH ANAK BANDEL, NGAPAIN PAKAI PAKAIAN SEPERTI INI, BIKIN MALU SAJA, SIAPA YANG BELIKAN NIH BAJU, AYO CEPAT BUKA…BIAR MAMA BAKAR SEKALIAN..,” UJARKU DENGAN SUARA KERAS MEMAKSANYA UNTUK MEMBUKA PAKAIANYA, KUKATA-KATAI DIA ANAK GILA, BAHKAN KALIMAT-KALIMAT YANG SERUPA JUGA KELUAR DARI MULUT TEMAN-TEMANKU, AKU JADI MALU DIBUATNYA, KUTAMPAR DIA BERULANG-ULANG DAN KUBAKAR PAKAIAN YANG DIKENAKANNYA SAAT ITU, DENGAN TIDAK MEMPERTIMBANGKAN PERASAANNYA YANG LAGI SEDIH SAAT ITU, AKU MENYERETNYA KEDALAM KAMARNYA DAN KUKUNCI DARI DALAM, AKU PUN TELAH LUPA BAHWA DIKEPALANYA SAAT ITU BERDARAH KENA LEMPARAN GUCI KECIL TEPAT DIJIDADNYA, SAAT ITU YANG ADA DALAM FIKIRANKU ADALAH MARAH DAN MARAH, AKU TIDAK BISA MENERIMA KALAU ANAKKU SATU-SATUNYA BERUBAH MENJADI SOSOK YANG ANEH DALAM PANDANGANKU, AKU JUGA MALU PADA ORANG-ORANG YANG MENGATA-NGATAI PUTRIKU GILA, PADAHAL DALAM SEJARAH KETURUNAN AKU MAUPUN SUAMIKU DULU TIDAK ADA SATUPUN YANG PERNAH MENGALAMI GANGGUAN JIWA, TAPI KINI, MENGAPA TIBA-TIBA MILA YANG MENGALAMI GANGGUAN KEJIWAAN?, SUDAH SHOLAT TENGAH MALAM DISAAT ORANG TIDUR, KEMANA-MANAPUN MENUTUPI WAJAHNYA, EMANG PUTRIKU JELEK, TIDAK CANTIK.., SEHINGGA HARUS DITUTUPI OELH BUSANA HITAM PEKAT BEGITU DAN MENGGUNAKAN CADAR SEGALA, UJARKU SAAT ITU YANG TIDAK HABIS FIKIR DENGAN PERUBAHAN YANG DIALAMI OLEH MILA, DARI PENUTURAN TETANGGAKU SAAT ITU, PERUBAHAN MILA SAAT ITU SEBENARNYA TELAH BERLANGSUNG 3 BULAN YANG LALU, MEREKA JUGA MEMPERTANYAKAN MENGAPA BARU SEKARANG AKU MENGETAHUI PERUBAHAN ITU PADAHAL AKU SERUMAH DENGANNYA, “DASAR ANAK TIDAK TAHU DIUNTUNG, GARA-GARA DIA AKU JADI MALU DIHADAPAN MASYARAKAT, KETAHUAN DEH AKU TAK LAGI MEMPERHATIKAN MILA” BATHINKU PERLAHAN. PENDENGAR SUARA WAHDAH YANG BUDIMAN SEJAK PERISTIWA ITU, MILA JADI SUKA MENGURUNG DIRI, DAN TAK TAHU APA YANG DIA KERJAKAN DIDALAM KAMARNYA, AKUPUN CUEK BEBEK DENGAN KONDISI TERSEBUT, YANG PENTING DIA TAK MELAKUKAN HAL-HAL YANG GILA LAGI, HARI-HARI TERUS BERLALU, TANPA TERASA WAKTU TERUS BERLALU HINGGA RAMADHAN 1430 H PUN TIBA, SEMULA AKU MENYANGKA KALAU MILA TELAH MERUBAH DIRINYA MENJADI MILA YANG DULU YANG NORMAL DAN WARAS, TAPI AKU MENERIMA BERBAGAI LAPORAN DARI TEMAN DAN ORANG-ORANG YANG MENGENALKU BAHWA MILA MASIH MENGGUNAKAN BUSANA ANEH ITU SETIAP KELUAR RUMAH TANPA SEPENGETAHUANKU, BAHKAN ADA BEBERPA LAPORAN BAHWA MILA TERLIBAT GEMBONG TEROROIS DENGAN MEREKRUT WANITA-WANITA SEBANYAK-BANYAKNYA UNTUK DIKADER MENJADI ANGGOTA GEMBONG TEROR DIINDONESIA, MENURUT LAPORAN TEMAN-TEMANKU, MILA SERING TERLIHAT DIMESJID KAMPUS DAN MEMBERIKAN MATERI ANEH PADA ANGGOTANYA,MURABBI ISTILAHNYA YANG TIDAK SALAH KUINGAT SAAT ITU, YA TUHAN, DOSA APA YANG TELAH KUPERBUAT HINGGA ANAKKU JADI SEPERTI INI.., APA INI AKIBAT DARI MENINGGALNYA BAPAKNYA YANG TERCINTA, SEMOGA SAJA MILA BELUM TERSESAT JAUH PADA AJARAN MENYIMPANG YA TUHAN, UJARKU DALAM HATI, AKU SEDIH MELIHAT MILA, SEPERTINYA DIA TIDAK PERDULI DENGAN NASEHAT-NASEHATKU, BAHKAN DIA SUDAH TERANG-TERANGAN TAMPIL DIDEPANKU DENGAN MENGGUNAKAN BUSANA ANEHNYA TERSEBUT, DAN DIA TIDAK PERDULI DENGAN OCEHANKY, YANG TIDAK PERNAH KUINGAT SANGGAHANYA SAAT AKU MENGOCEH DIDEPANYA MEMINTA DIA MENANGGALKAN BUSANA ANEHNYA ITU ADALAH “MAMA, RASULULLAH MENGAJARI UMATNYA UNTUK SENANTIASA MEMPERGAULI ORANG TUANYA DENGAN BAIK MESKIPUN SERING MENDAPAT PERLAKUAN BURUK DARI MEREKA, DAN INSYA ALLAH MILA TETAP SAYANG PADA MAMA, TETAPI ITU BUKAN BERARTI MILA HARUS MENGIKUTI SELURUH KEINGINAN MAMA, KARENA TIDAK ADA KETAATAN KEPADA ORANG TUA, APABILA SUDAH MELANGGAR DAN MENYIMPANG DARI SYARI’AT AGAMA, MAMA.., SILAHKAN MAMA MEMBENCI MILA SEBENCI-BENCINYA, TAPI MILA TETAP SELALU SAYANG PADA MAMA, SILAHKAN MAMA MEMUKUL BAHKAN MEMBUNUH MILA SEKALIPUN, TAPI JANGAN MAMA PAKSA MILA UNTUK MENINGGALKAN SYARIAT AGAMA INI, MAMA..KALAU MILA GADIS GILA, KENAPA MILA BISA KULIAH SAMPAI SEMESTER 6 SAAT INI?, ADAKAH ORANG GILA BISA BELAJAR DAN BERPRESTASI?, KALAU MILA GILA SEPERTI YANG SERING ORANG-ORANG SANGKAKAN, KENAPA MILA MASIH PULANG KERUMAH, BAHKAN MENANGIS BILA MELIHAT KEBRUTALAN MAMA MEMPERLAKUKAN MILA.., TIDAK SAYANGKAH MAMA TERHADAP MILA?, MILA MASIH INGAT ..DARI KECIL HINGGA MILA TUMBUH DEWASA, MAMA DAN PAPA TIDAK PERNAH MENYAKITI PERASAAN MILA, TIDAK PERNAH MEMUKUL MILA ATAU MEMBENTAKBENTAK MILA, TAPI SEKARANG, KENAPA SEMUANYA BERUBAH?, KENAPA?, APA BERBUAT BAIK ITU SALAH?, APA MENJADI ORANG YANG TAAT KEPADA AGAMA ITU DOSA?, SUKAKAH MAMA BILA MILA BERGAUL BEBAS SEPERTI ORANG-ORANG DILUAR SANA, LALU MEREKA TERJEBAK DALAM PESTA NARKOBA, KEPERGOK POLISI DAN DIGELANDANG KESEL TAHANAN LALU DIVONIS PENJARA BERTAHUN-TAHUN LAMANYA, SUKAKAH MAMA BILA MILA TAMPIL GAUL LALU KELUTYURAN MALAM-MALAM TAK PULANG-PULANG RUMAH KEMUDIAN HAMIL DILUAR NIKAH TANPA ADA SUAMI?, ISTIFGAR MA, ISTIGFAR…” UJAR MILA DITENGAHTENGAH DERASNYA AIR MATANYA MENGALIR MEMBASAHI PIPINYA, TETAPI ENTAH KENAPA, MESKIPUN HATIKU MENJERIT MENDENGAR SEMUA ITU, AKU SEOLAH TAK PERDULI DAN IBA TERHADAPNYA, YANG TERJADI MALAH AKU SEMAKIN MENGOCEH DAN TERUS MENGOCEH, BAHKAN MENAMPARNYA BERULANG-ULANG KARENA TELAH BERANI MENGGURUI AKU SEBAGAI ORANG TUA…BAHKAN SAKING TIDAK TAHANYA AKU DENGAN RASA EMOSI YANG MENUMPUK DIDALAM DADAKU, AKU MENGUSIRNYA DARI RUMAH, KUSURUH DIA MENGEMASI PAKAIANNYA DAN TAK BOLEH TINGGAL LAGI DIRUMAH BERSAMAKU, SEBAB AKAN MENJADI AIB BAGI KELUARGAKU, DENGAN AIR MATA MENETES DERAS DIPIPINYA MILA MEMINTAKU UNTUK TIDAK MENGUSIRNYA, KECUALI SETELAH BUKA PUASA TIBA, KERNA SAAT ITU DIA SEDANG BERPUASA, ANEH MEMANG KURASA, BUKAN BULAN RAMADHAN TAPI PUASA SEGALA, MENDENGAR HAL ITU AMARAHKU SEMAKIN MELUAP, EMOSIKU TAK TERBENDUNG, KUBANTU DIA MENGEMASI PAKAIANNYA, DAN SEBAGIAN PAKAIAN ANEHNYA YANG TERGANTUNG DIHANGER LEMARINYA KUBUANG KELUAR, KUSERET DIA KELUAR DARI PINTU RUMAH DAN KUTUTP RAPAT PINTU RUMAHKU, HATIKU SEBENARNYA SEDIH DENGAN SEMUA INI, TAPI AKU MALU BERANAKKAN DIA YANG TIDAK TAHU DIRI. PENDNEGAR SUARA WAHDAH YANG BAIK BEBERAPA SAAT SETELAH AKU MENGUNCI RPAT PINTU RUMAH, KUDENGAR SUARA MOBIL MENGEREM KERAS DIJALAN DEPAN RUMAHKU, KUDENGAR ADA TERIAKAN MEMEKIK MENYEBUT KALIMAT TAKBIR DAN KALIMAT SYAHADAT, SUARA ITU SANGAT AKU KENAL, SUARANYA MILA, DENGAN BURU-BURU AKU MEMBUKA PINTU RUMAHKU.., DAN KUDAPATI KERUMUNAN ORANG TEPAT DIDEPAN PINTU PAGAR RUMAHKU, SEPERTINYA BARUSAN TELAH TERJADI KECELAKAAN HEBAT, SEBUAH MOBIL PICK UP BERMARNA BIRU MENABRAK ORANG, DENGAN BURU-BURU AKU MEMBURU KETENGAH KERUMUMAN ORANG MENGELILINGI KORBAN YANG DITABRAK MOBIL TERSEBUT DAN ALANGKAH TERKEJUTNYA AKU KETIKA MELIHAT SESOSOK TUBUH YANG AMBRUK BERSIMBAH DARA, MILA..ANAKKU, TUBUH TIU MASIH LENGKAP DENGAN BUSANA MUSLIMAH CADARNYA, TERDENGAR PERLAHAN MILA MENGUCAPKAN KALIAMT TAUHID LALU DIAM DAN TAK BERGERAK LAGI…MELIGHAT SEMUA ITU AKU JADI HISTERIS..AKU MENANGIS MERAUNG SEKENCANG-KEBNCANGNYA, AKU TAK PERCAYA KALAU MILA ANAKKU SATU-SATUNYA ADALAH KORBAN KECELAKAAN ITU, MENURUT SAKSI MATA, PAK HANDOKO TETANGGA YANG KEBETULAN JUGA BERADA DIPEKARANGAN RUMAHNYA, DILIHATNYA MILA KELUAR RUMAH, TAPI TIBA-TIBA SEBUAH MOBIL PICK UP BIRU OLENG DAN MENYAMBARNYA YANG MASIH BERADA TEPAT DIPINTU PAGAR, YA TUHAN..MENGAPA SEMUA INI MENIMPA ANAKKU, MENGAPA DIA YANG KAU AMBIL TUHAN.., MENGAPA…KINI AKU BENAR-BENAR SEORANG DIRI DAN TAK ADA SIAPAPUN YANG KUMILIKI…MENGAPA SEMUA INI MENIMPAKU.. PENDENGAR SUARA WAHDAH YANG BAIK INILAH PENYESALAN HIDUP YANG HINGGA SAAT INI MASIH BELUM HILANG DARI BENAKKU, SETELAH SUAMIKU PERGI MENINGGALKAN AKU, AKHIRNYA PUTRIKU SATU-SATUNYAPUN HARUS PERGI MENIGGALKAN AKU UNTUK SELAMA-LAMANYA, YANG TIDAK BISA AKU TERIMA ADALAH, SIKAP DAN PERLAKUANKU SELAMA INI PADANYA, YANG AKHIRNYA AKU SADARI BAHWA AKU TELAH SALAH MENILAINYA, NAMUN YANG SANGAT AKU SYUKURI ADALAH, IA MENINGGAL DENGAN MEMPERTAHANKAN AQIDAHNYA, SEBAGAI ORANG TUA, AKU SELALU BERDIAO UNTUKNYA, SEMOGA KEMATIANNYA SYAHID DIMATA ALLAH, YA ALLAH.., AMPUNILAH DOSA-DOSAKU.., IZINKAN AKU MEMPERBAIKI SEMUA SIKAPKU SELAMA INI..AMIN YA RABBAL ALAMIIN..
 
WASSALAM

Mahalnya Sebuah Hidayah

08 September 2012 09:24:07 Dibaca : 1239

 

 

 

 

Dari ZAHRA DI KOLONEDALE
Assalamu ‘alaikum Wr Wb
Pendengar Nurani yg budiman
Namaku Zahra, aku adalah anak Sulung dari 3 bersaudara, terlahir dari keluarga yang kehidupannya biasa-biasa saja, sebagai anak sulung, orangtuaku begitu menyimpan harapan besar padaku agar disuatu hari nanti aku bias menjadi seseorang yg berguna buat keluarga bahkan bias menjadi tulang punggung keluarga kelak…, dan untuk mewujudkan semua itu, kedua orang tuaku begitu semangatnya menyekolahkan aku hingga keperguruan tinggi, mereka senantiasa meperjuangkan aku agar bias memberi kebanggaan buat keluarga kelak meskipun dengan susah payah, dan pada tahun 2004, aku hijrah kekendari untuk melanjutkan studiku disebuah Universitas Negeri disana.
Alangkah bahagianya hatiku kala itu, mana kala menyadari bahwa aku begitu didukung oleh orang tuaku untuk kuliah, sementara tidak semua teman-temanku dikampung yg bias seperti aku, sebab ada beberapa temanku yg begitu lulus kuliah langsung menikah
Pendengar Nurani yang baik
Hari-hari aku lalui dengan normal dikendari..sebagai mahasiswi tamatan sekolah umum, aku tak mengenakan jilbab sama sekali, yaa biasa..seperti gadis awam pada umumnya yg belum tersentuh oleh hidayah apapun, aku begitu menikmati segalanya, ngerumpi bersama teman-teman dikelas sebelumn dosen dating, belajar bersama mahasiwa laki-laki bila ada tugas tugas bersama.., bahkan sampai menjalani masa pacaran dengan kk seniorku, kak Andi namanya, ohh, aku merasakan bahwa masa itu adalah masa paling indah…, aku lupa..bahwa dikampung sana orang tuaku begitu dengan susah payahnya mengadakan segala kebutuhanku hanya dengan tujuan agar aku berhasil menjadi sesuatu yg mereka inginkan, sementara aku sendiri tidak terlalu memfokuskan diriku pada studiku saja..usiaku yg begitu labil membuat aku lebih menghabiskan hari-hariku dikendari dengan berleha-leha..adapun kuliah adalah nomor dua.
Pendnegar Nurani yg budiman
Hari-hari kunikmati masa-masa keberadaanku dikendari saat itu, hingga suatu hari saat aku sedang duduk dipekarangan mesjid menunggu temanku yg sedang kajian, aku didekati oleh salah seorang wanita bercadar, yg aku tahu dia dari sebuah organisasi muslim dikampus, gadis itu menyempatkan diri untuk berkenalan denganku, dan dengan lembut disebutkan namanya padaku “kenalkan.., saya Raihana.., mahasiswa fakultas Hukum semester 7..”, ujar gadis bercadar itu.., dan padanya tak lupa juga kuperkenalkan diriku.., percakapan diantara kamipun terjadi.., setelah berkenalan sebelumnya beberapa saat kemudian tiba-tiba gadis yg bernama raihana itu berujar yang membuatku sedikit kaget :
 “Cantik sekali rambutmu ya..?, dirawat pakai apa..?”
Tanya raihana padaku.., dengan dahi berkerut aku memberikan jawaban padanya
 “terima kasih..Cuma shampoo doang koq.., ada apa ya..? tanyaku lagi,
“gak.., saya Cuma kagum pada rambutmu sehingga dadaku berdegup kencang dan merasakan bahwa ada sesuatu yg lain dihati ini saat melihatmu dari kejauhan tadi..” sela raihana lagi..,
“maksudnya..?, saya gak faham…?”, tanyaku lagi..
“begini.., sebelumnya saya meminta maaf bila saya lancing pada kita, tapi jujur melihat kau duduk disini dengan rambutmu yg bercahaya dan panjang diterpa angin sepoi-sepoi, membuatmu tampak cantik kelihatan dari jauh, sehingga jangankan pria-pria hidung belang, saya saja seorang wanita merasakan sesuatu yang lain dengannya, sehingga saya dating mendekatimu…, dan itu baru saya.., apalagi lawan jenis kita…, afwan dek.. terkadang kita tidak menyadari dan kita sering lupa bahwah kelebihan yang kita miliki, bias saja menjadi kelemahan kita bahkan menjadi jalan rusaknya diri kita…, coba kau pandangi orang2 disekelilingmu khususnya para lelaki…, apa kau bias mendeteksi hati-hati mereka, apa kau bias mengetahui niat2 dalam hati mereka setelah memandangmu saat ini..?, kita tidak tahu, mungkin ada satu atau lebih pria yg tertarik padamu dek dan mereka tinggal menunggu waktu yg tepat untuk melaksanakan niatnya, dan kita juga gak tahu apakah niat itu baik atau buruk…” ujar raihana lagi padaku, mendengar penututuran tulus dari seniorku itu, dadaku semakin tak menentu, kecemasan mulai menghinggapi perasaanku, takut dan cemas jangan sampai apa yg dikatakan oleh raihana itu akan terjadi padaku.., ya Allah..selamatkan aku dari tipu daya lelaki dan tipu daya syetan ya Allah…
“Terima kasih kak atas perhatiannya….” Ujarku pada raihana
“Sama-sama dek, kalau tidak keberatan, saya Cuma mau tahu.., apa yg ada dalam benakmu saat ini..?, apa kau tersinggung dengan kata-kata saya  tadi.., kalau iya saya minta maaf ya..” sela raihana lagi
“gak apa-apa kak, saya tidak tersinggung koq, justru saya berterima kasih saat kk menyampaikan nasehat2 bijak itu pada saya, dan jujur saya sampai merinding dibuatnya, saya hanya berharap semoga saya akan dijauhkan dari niat jahat lelaki-lelaki hidung belang yg berniat jahat pada saya..” jawabku..
“Hmmmm…” raihana menarik nafasnya dalam-dalam, lalu melanjutkan kembali kalimatnya.
“Kalau itu harapanmu dek, maka bantulah dirimu sendiri untuk selamat dari intaian niat jahat mereka, sebab mungkin saat kau bersama teman-temanmu, kau akan terlindungi oleh keberadaan mereka, tapi saat kau sendiri siapa yg akan menolongmu selain Allah dan dirimu sendiri…, dan Allah pasti akan membantumu saat itu terjadi bila kau juga perduli dengan dirimu sendiri..” ujar raihana lagi.
“Membantu diriku snediri..?, maksud kk..?, saya gak faham deh..” tanyaku lagi
“dek.., kalau kau tidak ingin dirimu hancur dan selamat dari niat jahat para lelaki-leaki hudung belang, maka bantulah dirimu sendiri dengan menutup auratmu.., sebab dengan keadaanmu seperti ini dan kau bertahan dengan kondisi ini, maka kk tidak bias menjamin seberapa besar peluangmu untuk selamat dari niat jahat mereka…, sebab yg kau suguhkan setiap hari didepan mata mereka adalah auratmu yg terbuka, rambutmu yg terurai.., busanamu yg faminim dan seksi seperti ini, afwan bila kk berlebihan.., tapi hanya itulah cara kita untuk selamat dari incaran mereka, dan ini bentuk kepedulian kk meskipun kita baru saja kenal saat ini.., kk Cuma berharap tidak akan ada lagi kaum kita selanjutnya yang akan rusak kehormatan dirinya hanya karena kelalaian mereka sendiri, dan sebagai saudara tugas kk hanya mengingatkan saja, afwan ”sela raihana
“terima kasih kak..sekalilagi terima kasih…” ucapku lagi, dan percakapan kamipun terputus saat teman yang aku tunggu dating dan segera mengajakku pulang, kucoba kembali membalikan wajahku kearah sosok raihana yg kutinggal terpaku didepan mesjid, aku kagum padanya.., aku kagum pada pendiriannya, aku juga kagum pada kepeduliannya terhadap kaum perempuan..
Pendengar Nurani yg Budiman
Setelah pertemuanku dengan gadis bercadar itu, membuat perasaanku tidak menentu.., bayang-bayang rasa takut dari apa yg dia gambarkan pada saat itu membuat aku betul-betul cemas..aku jadi tidak tenang dalam melalui hari-hariku, aku bahkan enggan jalan sendiri, apalagi kost-kostanku  melewati gang/lorong , aku bahkan selalu minta diantarkan temanku sampai kekost-kostan…, hari demi hari kulalui dengan kecemasan.., baying-bayang gadis bercadar dan nasehatnya itu selalu membuatku dihantui ketakutan “ada apa denganku..?, dan sampai kapan aku begini..?, itulah tanda Tanya didalam hatiku bila sedang dirasuki rasa cemas itu.., dan bebebrapa hari kemudian, aku memberanikan diri mencari kembali raihana seniorku itu difakultasnya, tapi tak satupun yang mengenalnya, padahal seingatku dulu katanya dia semester 7 fakultas hokum…, tapi koq gak ada yg nama begituan..?, siapa dia ya..?, koq bias-bisanya dia menipu aku..?, ujarku dalam kebisuan tak habis fikir, akhirnya karena tak mendapatinya difakultasnya aku berinisiatif menunggunya di mesjid, siapa tahu dia ada disana.., dan Alhamdulillah benar saja dugaanku, sebab  yang kunanti kahirnya dating juga, seperti biasa aku duduk didepan mesjid sambil membaca komik kesukaanku, dan sapaan halus suara yg tidak asing itupun kudengar kembali..
“Assalamu ‘alaikum Zahra..?” sapa suara itu yg taka sing lagi ditelingaku, yah suaranya raihana, aku sangat senang sekali melihatnya saat itu, pembawaannya yg tenang dengan tuturnya yang begitu santun.
“Wa’alaikumsalam kak…, hmmm.., kk bagaimana kabarnya..?” Tanyaku
“Alhamdulillah bi khoyir, kita dek..?
“Alhamdulillah baik juga kak, oh ya tadi saya nyari kk ke fakultas, semua kelas saya masuki tapi tak satupun mengenal kk.., emang benar kk fakultas hokum..?” tanyaku pada raihana
“Masya Allah.., jadi kita nyari kk dek..?, hehehe, afwan kakak lupa sampaikan bahwa raihana itu nama kuniah kk, dan teman-teman memang kenalnya bukan nama itu tapi nama asli kk, sehingga bila kau cari nama raihana gak bakalan dapat, ya kecuali nanya pada teman kk yg juga satu halaqah atau yg bercadar..” jelasnya padaku
“oo, begitu toh, ya udah maafkan aku karena telah salah menduga.., oh ya kak, saya mau curhat lagi nih”
“Curhat..?, soal apa dek?”
“Soal aku.., ingat gak saat dulu kk pernah nasehati aku beberapa pecan lalu..?”
“Iya kk masih ingat.., kenapa emang dek..?”
“Alhamdulillah kalau begitu.., hmmm, begini kak, jujur aku kefikiran sama kata2 kk tempo hari, sy juga merasa gak tenang setelahnya, sy selalu dihantui perasaan takut sehingga gak mau kalau jalan sendiri tanpa ada teman.., sy bingung cara mengatasinya kak, apa saya pakai busana muslimah saja ya..?”
“O, itu..hmm, menurut kk sih kalau kau gak keberatan sebaiknya begitu, kau pakai saja busana muslimah yg syar’I, karena itu akan lebih membuatmu nyaman dimanapun, sebab auratmu secara otomatis akan tertutup dari orang-orang yang bukan muhrimmu..”
“Insya Allah kak, nanti kalau ada kelebihan rezeki yang dikirim orang tua dari kampong saya akan berusaha membeli busana muslimah yang syar’I, dan akan menggunakannya kak, maklum saya Cuma dari keluarga sederhana.., kuliah aja sudah senang…” ujarku lirih
“kau serius dek…?”Tanya raihana padaku
“insya Allah serius kak, lillahi ta’alaa..” jawabku
“Barakallahu fiik.., Alhamdulillah..kakak senang sekali mendengarnya dek…, oh ya kalau kau mau sebentar singgah di asrama kk ya.., ada sesuatu yg ingin kk berikan, atau kita kerumah kk sekarang kalau kau gak ada kuliah dek, kebetulan kk hari ini Cuma 1 mata kuliah dan sudah selesai..” ucap raihana lirih dengan senyumnya yg berbinar meskipun hanya Nampak dari bola matanya yang menyipit karena senyuman
Pendengar Nurani yang budiman
Entah mimpi apa aku semalam, sebab semuanya berposes begitu saja, apalagi ternyata raihana menghadiahiku 4 pasang busana muslimah plus jilbab besarnya, saat itu tepat pukul 04.00 sore dihadapan raihana, aku mencoba mengenakan busana muslimah itu, air mataku menitik saat kutatap baying2 diriku didepan cermin…
”subhanallah..alangkah damainya menggunakan pakaian ini, kenapa tidak dari dulu aku menggunakannya?”  ujarku dalam diam, sementara raihana menatapku dengan senyum yg tak pernah lepas dari bibirnya, kulihat juga ada air mata bening jatuh dari kelopak matanya, raihana menyampaikan padaku bahwa dia merasa bahagia karena aku memilih jalan benar yaitu hijrah dari aku yg dulu ke aku yang sekarang, lama kami tenggelam dalam keharuan, hingga saat aku hendak melepasnya raihana melarangku
“kenapa mau dilepas dek..?”tanyanya padaku
“insya Allah nanti besok saya pakai kak, kekampus.., saya Cuma merasa grogi menggunakannya..” jawabku
“apa kau yakinmasih bias hidup besok dek dan masih sempat menggunakan pakaian ini..?” ujarnya lagi.., saat itu aku tersentak dan seolah sadar dari sebuah lamunan..
“astagfirullah hal ‘adziim..”ujarku dalam hati
“dek..jangan pernah menunda-nunda sebuah kebaikan selama kita masih diberikan waktu oleh allah untuk menunaikannya.., insya Allah semua akan baik-baik saja.., yaa memang biasanya orang-orang disekeliling kita akan bereaksi, ada yg mendukung dan ada yg memprotes.., tapi haruskah kita mengurungkan niat baik kita hanya karena khawatir jadi bahan gunjingan..?, bukankah ketika kita tengah mengahdapi panasnya api nereka mereka tak akan sanggup berbuat apa2, dan hanya bias diam saja?, lantas mengapa kita harus menjadikan mereka sebagai bahan pertimbangan…?, ingat dek.., semua akhwat dulunya jug amengalami perasaan seperti ini, termasuk kk, tapi kita harus yakin dengan keputusan yg kita ambil, insya Allah Allah akan bersama kita dek..”ujar raihana menguatkan aku, dan Alhamdulillah, sejak saat itu aku tak lagi melepas busana muslimah itu, bahkan aku langsung pulang kekostanku dengan mengenakan busana itu.., dan benar saja, beberapa orang teman kostku meledekku dengan berbagai kata2 pedas, tapi motifasi yg diberikan raihana telah membuatku siap menghadapi segalanya, tidak hanya disitu saja perhatian raihana, dia bahkan menawariku ikut tarbiyah dalam halaqah baru binaannya, subhanallah alangkah indahnya islam ini, persaudaraan tanpa hubungan darah mampu mengalahkan kesombongan dan keangkuhan hati kita, bahkan bis amenjadi jalan masuknya hidayah.., subhanallah..aku semakin memperkuat hatiku untuk mempelajari islam lebih jauh, berbagai kegiatan dakwah aku ikut didalamnya, tidak hanya sebagai anggota atau peserta tetapi sering terjun langsung menjadi panitia.
Pendengar Nurani yg budiman
Waktu terus bergulir, dan semuanya terasa begitu cepat berlalu, aku akhirnya menamatkan kuliahku dan berhasil menggondol ijazah sarjana, sementara raihana telah diboyong oleh suaminya ke jawa setelah sebelumnya juga telah menamatkan kuliahnya dikampus yg sama bersamaku.., subhanallah..raihana begitu sangat berjasa untuk hidupku dan aku tidak akan melupakannya, aku akan selalu mengenangnya dalam doa-doaku, semoga Allah melindunginya dan membalas segala kebaikannya padaku selama ini, dengan harapan semoga saja akan ada raihana-raihana lain yang bias mengikuti jejaknya,
Pedengar Nurani yang baik
Dengan Rasa bahagia aku kembali kekampungku dengan membawa ijazah yang insya Allah akan membuat kedua orang tuaku bahagia, karena nilai IPK-ku diatas rata-rata, tapi apa yg terjadi diluar dugaanku.., sebab begitu sampainya aku  dirumah,  semua keluargaku tidak menyambutku dengan kerinduaan sebagaimana aku yg begitu merindukan meraka, sebab selama 4 tahun kuliah di kendari hanya 2 kali aku kembali kekampung halamanku, itupun saat aku belum tersenuth hidayah, sementara kedua orang tuaku juga hanya 2x dating kekendari yaitu ketika mendaftarkan aku menjadi mahasiswa baru dan pada awal tahun sebelum aku tersentuh hidayah, setelahnya kami hanya berkomunikasi lewat handphone saja , kulihat juga bahkan ada bias kemarahan dari wajah-wajah mereka seolah tidak senang dengan kehadiranku, ya..disinilah awal kesedihanku.., sebab ternyata kedua orang tuaku tidak meridhoi keadaanku sekarang yg telah berbusana syar’I, aku juga lupa mengabarkan mereka tentang keputusanku berhijab, ya Allah apa mereka marah padaku dengan melihat aku yang sekarang. Apakah mereka tidak ridha dengan semua ini..?, apa yg harus aku lakukan ya Allah..,
Pendengar Nurani yang budiman
Lama sekali aku terpaku didepan pintu namun tak ada seorangpun yang mempersilahkan aku masuk, bahkan mamaku menutup pintu rumahnya meskipun tak sampai rapat..
“Assalamu ‘alaikum.., mama, papa ini aku Zahra..,aku sudah pulang ma..pa..”ujarku menyalami rumah, namun tak ada jawaban satupun yang kudengar dari mereka, padahal tadi kulihat papa duduk diteras saaty aku dating, bahkan aku berfikir bahwa dia masuk kedalam karena mengira aku bukan anak mereka, beberapa lamanya aku termangu didepan pintu menunggujawaban dari mama dan papa, dan akhirnya..
“kau zahrah..?”suara lirih ayah menyapaku
“iya aku Zahra ayah..”balasku
“lantas kenapa kau memakai pakaian seperti ini Zahra..?, apa maksudmu..?, apa papa dan mama membiayaimu kuliah untuk semua ini..?, dasar anak tidak tahu diuntung..!!”ujar suara keras padaku, mendengar semua itu air mataku menetes dipipiku, aku tak sanggup menatap ayah yg tengah berdiri didepanku dengan wajah sangarnya, saat itu aku hanya menundukan wajahku menyembunyikan air mataku dari ayah hingga tiba2 kurasakan tangan keras mendarat dipipiku 2 kali
“dasar anak kurang ajar.., tidak tahu diuntung..apa-apan kau ini..?, kau fikir dengan melihatmu sekarang papa dan mama bangga..?, kau fikir dengan melihatmu sekarang papa dan mama akan bahagia,..?, begitu zahra?, tidak Zahra..tidak.., papa dan mama justru kecewa karena kau seenaknya berbuat tanpa meminta pertimbangan kami, ooo, apa kau sudah merasa besar..?, sudah sarjana sehingga bias seenaknya mengambil keputusan untuk sebuah tindakan seperti ini..?”
“maaf pak.., Zahra tidak bermaksud begitu, Zahra hanya ingin menjadi seorang muslimah yg sholeha, agar mama dan papa bias merasa bangga dihadapan Allah.., Zahra hanya ingin menjadi muslimah yg baik pa.., maafkan Zahra..” pelasku pada papa
“apa..?, menjadi muslimah yg taat..?, kau fikir menjadi muslimah yg baik itu mesti harus memakai busana seperti itu..?, kau fikir dengan jilbab pendek saja orang tidak bias taat, tidak bias baik.., begitu zahra?, banyak sekali alasanmu Zahra…”ujar papa dengan nada suaranya yg semakin keras, Saat itu aku hanya bias diam dalam tangisan, sebab aku tidak ingin menambah amarah ayah menegtahui kalau aku membantah beliau.
“benar2 kau Zahra, kau tidak mengerti perasaan papa dan mama.., bukankah kau tahu bahwa kau adalah harapan satu2nya kami, kau lihat Zahra adikmu masih kecil kecil, dan papa sudah tua, meskipun papa sudah tua tapi papa berusaha mengadakan biaya kuliahmu agar kau bias sekolah tinggi dan bias mencari kerja setelahnya.., kau tahu nak, untuk semua itu papa rela kerja keras siang malam, cukup tak cukup papa selalu mengadakan semua kebutuhanmu, bahkan papa harus rela ngutang demi pendidikanmu, tapi begitu lulus ternyata kau sudah seperti ini.., coba lihat tantemu zahrah, dia saja tidak berjilab dan menyandang gelar sarjanah namun sekarang gak pernah dapat2 kerja, apalagi kamu dengan penampilan seperti ini..,?, sekarang papa minta padamu.., buka pakaian ini, dan kembalilah kau menjadi Zahra yg dulu papa kenal.., nanti papa belikan kau jilbab kecil yg penting bias menutup auratmu…, buka Zahra..!!” ujar papa memaksaku membuka jilbab cadarku, dan dengan kekuatannya papa berhasil menarik jilbabku, denga linangan air mata aku berlari kedalam kamarku untuk menghindari kebrutalan papa, namun papa berusaha menarik tanganku dan mencegahku masuk kedalam kamar..
“siapa yang menyuruhmu masuk kedalam rumah Zahra..?, papa belum selesai bicara.., kalau kau mau masuk kedalam rumah ini lagi, maka tanggalkan kebiasaanmu menggunkan busana itu lagi,sebab jika tidak maka kau tidak usah lagi masuk kedalam rumah ini lagi.., papa dan mama lebih rela kehilanganmu dari pada melihatmu seperti ini..kau asing dimata kami, dan papa tidak menyukainya Zahra, silahkan kau pilih yang mana, papa kasih waktu kau berfikir sekrang juga, bila kau memilih tetap dengan pendirianmu maka silahkan angkat kaki dari rumah ini lagi, dan lupakan bahwa kami adalah orang tuamu, sebab papa dan mama tidak sudi punya anak sepertimu, dasar tidak tahu diuntung……”teriak papa padaku sambil menyeretku lagi kedepan pintu..air mataku semakin berlinang tak tahu harus berbuat apa, aku tahu karakter papa yg keras, karena bila aku menyanggah ucapannya maka aku tidak tahu hal apa lagi yg akan dia lakukan padaku, sementara saat titu aku hanya mengenakan kerudung kecil pengalas jilbab besarku…, dengan rasa piluaku berlari meninggalkan rumahku dan berlari menuju rumah tetanggaku, kudengar papa meneriakiku
“Zahra..jangan pernah kau dating lagi kerumah ini, pergilah kau jauh-jauh dan jangan pernah kembali lagi, pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii….”, aku terus berlari meninggalkan rumah dan menuju rumah tetanggaku yg tak jauh dari rumah, banyak tetangga2ku yg memperhatikan kejadian itu sehingga tak ada satupun diantara mereka yg mau menampungku sebab takut dengan papaku, saaat itu aku hanya bias menangis sambil berlalu meninggalkan rumah, baying-bayang masa kecilku yg begitu dimanja dan disayang oleh papa dan mama menari-nari dalam benakku kenapa akhirnya harus seperti ini…. Ya Allah ada apa ini, beri akukesabaran ya Allah
Pendengar Nurani yangbaik
Sejak saat itu aku tak pernah lagi bertemu dengan kedua orang tuaku dan aku t ak tahu apakah mereka masih perduli denganku atau tidak tapi jauh dari lubuk hatiku, bahwa aku masih sangat mencintai mereka, meskipun kebencian mereka telah mendarah daging untukku..
Wassalam

Harapan & Air Mata

08 September 2012 09:22:52 Dibaca : 1836
Dari Nabila di Sul-Sel
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar Nurani yang budiman
Namaku Nabila, aku terlahir dari sebuah keluarga yang cukup mapan dari sisi ekonominya, yaa, kalau dilihat dari silsilah keluarga katanya masih keturunan keluarga kerajaan, tapi itu tidak penting bagiku…tahun 1999 aku pertama kali mengenal dakwah yang bermanhaz salaf, dan setelah mengikuti berbgaia kajian islamiyah, aku mulai menanggalkan satu persatu adat istiadat dan kebiasaan2 yang ada dalam keluarga besarku,
hal-hal yg secara turun temurun menjadi kepercayaan dalam keluargaku sudah mulai aku tinggalkan, meskipun sering mendapat tantangan dari orang tua, tapi aku tidak perduli, yang ada dalam benakku adalah “bahwa kewajibanku hanya mempergauli kedua orang tuaku dengan baik sesuai tuntunan syariat islam, selebihnya tidak ada ketaatan pada mereka ketika mereka menyeru pada kemungkaran, apalagi kepada hal-hal yang bertentangan dengan syariat agama ini” itulah prinsip hidup yang terapkan setelah mengenal dakwah, sebagai anak yg terlahir dari keluarga berada, aku diberikan usaha kecil oleh orang tuaku hingga usaha itu menjadi besar dan berangsur2 sukses dengan izin Allah melalui jerih payahku, dan diam-diam kelebihan materi yg aku miliki itu aku selalu salurkan untuk dakwah, karena aku yakin harta yang aku miliki saat ini hanyalah titpan Allah yang suatu saat akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah ta’alaa nanti.
Pendengar Nurani yg insya Allah dirahmati Allah ta’alaa
Selain aku, ada 2 orang saudaraku, amira 10 Tahun lebih tua dariku dan Zahra 2 tahun lebih muda dariku, sejujurnya kami hidup digelimangi harta benda dan kemewahan, aku dan 2 saudaraku Alhamdulillah sampai mengenyam pendidikan tingkat perguruan tinggi dan sukses merai gelar Sarjana, dan Alhamdulillah kakakku amirah juga telah mendapat hidayah Allah sehingga sama-sama aktifnya denganku dalam dakwah islamiyah meskipun hanya sebatas tarbiyah..berbagai kondisi seperti yang dialamai oleh akhwat2 lainnya juga tak anyal menimpa kami berdua, karena orang tua kami sangat menentang keputusan kami untuk berhijab dengan menggunakan niqab, ya alasannya klasik, khwatir jauh dari jodoh..tapi alas an itu tak membuat kami lantas menyerah..kami beruda berusaha untuk selalu saling menguatkan, seperti aku, kkku amira juga memiliki usaha pemberian ortu kami, sebuah took kecil yang menjual berbagai kebutuhan harian dan Alhamdulillah juga ia selalu tak tanggung-tanggung mengucurkan harta miliknya dijalan Allah, kkku bahkan lebih derwan dari aku, seba secara diam-diam, dia membiayai 2 orang anak yatim yang tinggal tak jauh dari rumahnya, salsa dan maryam namanya, subhanallah..aku kagum dengannya..tetapi sayang, limpahan materi itu tak lantas mengantarkan aku dan kkku pada kebahagiaan hidup, ada selaksa beban yang tak diketahui oleh orang-orang, juga yg tidak difahami oleh keluarga kami..betapa tidak, dengan Alasan status social dan status keturunan, kedua orangtua kami telah beberapa kali menelok lamaran sejumlah pria termasuk para ikhwah yang berniat tulus ingin menghitbah kami dan menjadikan kami sebagai pelengkap dari ½ agama ini..aku sedih sekali dengan semua ini, papa dan mama seolah tak mau memahami keadaan kami.., sehingga dengan begitu sombongnya selalu  menolak lamaran-lamaran tulus dari para ikhwah yang datang pada kami, katanya penolakan itu juga untuk menjaga nama baik keluarga besar dan demi kebahagiaan kami, tapi apa..?, entah keluarga besar yg mana yg begitu dijaganya sehingga harus mengorbankan kebahagiaan anak2 kandungnya sendiri, beberapa kali aku melakukan pendekatan-pendekatan pada papa dan mama agar mau menerima salah satu dari mereka-mereka yang datang untuk menghitbah kami, tapi keangkuhan yg telah mendarah daging itu begitu sulit untuk ditaklukan, sehingga hanya air mata dalam kepasrahan yang bias aku dan kkku lakukan menghadapi semua itu, aku sendiri pernah memprotes dgn linangan air mata dihadapan papa dan mamaku, memprotes mengapa kami yg harus jadi korban dari keangkuhan keluarga ini.., tapi apa yg kudapat, tidak ada yg kudapati.., kecuali tamparan dan omelan yg begitu menyakitkan. Dengan lantangnya papa meneriakiku, katanya bahwa masih lebih baik aku dan kakakku tua dan mati dalam keadaan tidak menikah, daripada keluarga ini harus menanggung malu bermenantukan pria-pria yang tidak sederajat dengan keluarga kami, aku hanya bias menangis saat itu, dan aku juga yakin bahwa kakakku merasakan hal yang sama denganku, Cuma bedanya kkku memiliki saldo kesabaran yang besar sehingga dia hanya mampu menangis dalam diamnya.., aku juga pernah memelas dengan berlutut dihadapan papa, agar kk saja yg dinikahkan dengan salah satu pria2 yg datang itu meskipun aku nanti taruhannya, ya, taruhan untuk tidak memprotes lagi dengan keadaan itu.., tapi tangisanku tidak pernah ada artinya buat papa. Ya Allah.., apa kesalahan kami sehingga kami harus menanggung semua ini, aku tahu ya Allah bahwa jodoh ada ditanganmu.., tapi salahkah kami bila kami berikhtiar untuk memudahkan lelaki-lelaki pilihanmu itu datang menghitbah kami…salahkah ya Allah…, Astagfirullah..astagfirullah..ampuni aku ya Allah..ampuni aku karena tidak sabar menghadapi semua ini.., ampuni aku…dan ampuni juga kedua orang tuaku dari khilaf dan salah mereka.., ampuni mereka Ya Allah…
Pendengar Nurani yang baik
Jujur..bukan hanya sekali para ikhwah datang kerumah bermaksud menghitbahku dan kakaku, tapi berkali-kali dengan orang yang berbeda2, tapi tak satupun diantara mereka yang berkenan dihati kedua orang tuaku, entahlah…, hati mereka seolah menjadi keras sekeras batu..sehingga begitu angkuhnya menolak pria-pria itu yg datang itu, padahal mungkin saja mereka-mereka itu jauh lebih baik dari pada pria-pria berhata yg setara status sosialnya sama dengan keluarga kami. Aku juga terkadang merasa iba dengan para ikhwah yg datang kerumah dengan membawa niat tulusnya untuk mempersunting kami.., sudah ditolak..dihina pula..karena nominal uang nikah yg mereka bawa kehadapan orang tuaku, jauh dari harapan papa dan mama, kasian mereka…dan kini..waktu telah membawa kami pada sebuah kenyataan yg sangat pahit..kedua orang tuaku telah berusia lanjut dengan segala keangkuhannya, dan waktu pula telah membawa aku dan kakaku pada usia yg tidak muda lagi..sebab saat ini usiaku telah memasuki separuh abad, dan kkku amira telah berusia 65 tahun, ya..usia yg tak muda lagi..tapi tanpa ada pendamping hidup dan bisingnya suara anak-anak ditengah-tengah kehidupan kami, buat apa harta..buat apa materi kalau akhirnya tak ada sedikitpun kebaghagiaan yg bias kami rasakan, layaknya wanita-wanita normal lainnya, usia kami harus lapuk bersama keangkuhan orang tua kami…dan yang terjadi adalah..diusia senja mereka..tak pernah sedikitpun mereka merasakan bahagianya menimang cucu, sementara hidup mungkin tak akan panjang lagi..sungguh malang nasib kami…kami harus menjadi korban dari keangkuhan orang tua-orangtua kami..aku sangat kasiaan melihat kkku, diusianya yg sudah mulai senja dan mulai sakit-sakitan..tak ada satupun yg bias merawatnya…takada suara anak kecil yg memanggilanya ummi…terkadang aku merasa iri melihat teman-temanku yang lain, betapa tidak, mereka saat ini tidak hanya punya anak-anak saja yang begitu indahnya terdengar setiap hari memanggilnya ummi, bahkan diantara mereka telah ada anak-anak kecil yang memanggil mereka nenek.., sedangkan aku..?, jangan nenek.., ummi saja tidak ada sedikitpun aku mendengar hal itu, bahkan anak-anak gadis tetangga yg dulu kugendong di masa kecilnya, kini mereka telah bersuami-suami dan memilki anak..oh..alangkah bahagianya hidup mereka…tidak seperti aku dan kakakku…
Pendengar Nurani yang Budiman
Beberapa bulan kemarin..ada seorang ikhwah yang datang bermaksud baik padaku..usia kami terpaut sangat jauh..ikhwah itu masih berusia 23 tahun, dan dengan keikhlasannya dia mau menerimaku meski sudah memasuki separuh abad, allahu a’lam apa motifasinya..tapi itu tak menjadi penghalang buatku..kedua orang tuaku telah memberikan sinyal lampu hijau pada ikhwah itu…tapi..tapi alangkah hancurnya hatiku…mana kala kudengar kabar bahwa orang tua ikhwah itu yg menentang perjodohan tersebut…aku sangat kecewa…meskipun aku sadari bahwa memang aku tak pantas untuknya..aku kecewa karena terlanjur menaruh harapan besar untuk bersuami…tapi tiba-tiba harapan itu berubah menjadi luka..tapi aku pasrah..aku pasrah dengan semua itu..karena penentangan orang tua ikhwah itu sangat wajar…, mana mungkin ada orang tua-2 yg mau menikahkan anak lajangnya untuk perempuan tua seperti aku..mana ada..?, dan akhirnya aku harus mengiiklaskan hati untuk menelan pahitnya luka dihatiku..
Papa..mama.. aku ucapkan selamat karena selama ini kalian selalu menolak pinangan pria-pria sholeh itu untuk kami anak-anakmu hanya karena mereka orang biasa yg menurut papa dan mama tidak setara status sosialnya  dengan keluarga kita, kini aku telah berusia separuh abad dan kkku telah berusia 65 tahun, sementara tak ada lagi lelaki yang sudi menikahi kami.., apa status social itu mampu mengembalikan masa muda kami hingga ada lagi lelaki-lelaki yg mau menikahi kami, tidak..tidak pak…itu semua tidak mungkin.., dan untuk semua itu aku ucapkan selamat pada papa dan mama…kini..coba kalian saksikan diluar sana..bukan lagi papa dan mama yg menolak mereka tapi mereka yg tidak akan mau pada kami anak-anakmu ini.., mereka tidak akan mau pa..meskipun papa dan mama akan memberikan kami gratis pada mereka…karena kami tak memeiliki arti apa-apa lagi dimata mereka…., kami bukanlah sapi perah yg semakin tua usianya maka semakin mahal pula harganya, kami ini manusia pa..wanita lagi…yang justru semakin tua semakin tidak ada harganya sama sekali…, tetapi sudahlah..percuma aku menyesali semua ini..percuma aku meratapi semua ini..karena kau yakin..semua tidak ada gunanya..sebab nasi telah menjadi bubur…
Wahai para orang tua-orang tua yg memiliki anak gadis..aku nasehatkan pada kalian…jangan korbankan anak-anak kalian hanya demi sebuah kehormatan dan harga diri keluarga…janganlah memandang lelaki-lekai yg akan datang pada mereka dari sisi materinya saja…sebab materi bias didapat dimana saja dan kapan saja selama kita mau berikhtiar..tetapi masa muda mereka tidak akan bias kita kembalikan dengan banyaknya materi yg kita miliki..sebab jangan sampai tangisan kami anak-anak malang ini..akan sama dirasakan oleh putrid-putri kalian dihari esok, hanya karena keangkuhan kalian..bukankah agama kita lebih menganjurkan kita mengutamakan akhlak dan agama dari para pria yg datang melamar putrid-2 kita?, tanpa harus mengesampingkan harta dan silsilah keturunan..?, tapi sekalilagi agamlah yg harus kalian utamakan…hanya Allahyg tahu bahwa aku menulis kisahku ini dengan air mata yg mengalir tiada henti…meskipun aku tahu air mata itu adalah air mata yg sia-sia…wahai para akhwat-akhwatku sayang….mulailah kalian masukan dakwah kalian pada para orang tua kalian, agar mereka akan mendapatkan hidayah Allah dan akan mendukung setiap langkah kalian dalam dakwah ini, termasuk masalah pendamping hidup..jangan sampai penyesalan yang aku rasakan saat ini..akan menjadi penyesalan kalian dimasa depan nanti..jangan samapai itu terjadi wahai akhwat-akhwatku sayang..
Wassalam

Sesal & Air Mata

08 September 2012 09:22:01 Dibaca : 1083
Bismillahirrahmanirrahiim
Pendengar Nurani yang Budiman
Namaku Masyitoh…, jujur sebenarnya aku sangat berat dan malu berkisah dimalam ini……., karena kisah ini merupakan coreng dan tamparan bagi diriku…, seorang wanita yang telah menghinakan dirinya pada sebuah kenistaan yang teramat memalukan, meskipun tidak sampai pada perzinahan fisik, tapi aku merasa sangat malu karena telah melakukan zina hati…, aku berharap dengan mengudaranya kisahku ini dapat memberi cakrawala baru buat para akhwat lainnya, agar tak adalagi peristiwa memalukan yang pernah kualami dahulu..
Pendengar  Nurani yang baik…
Kejadian ini terjadi dua tahun silam.., dimana aku saat itu baru setahun mengenal dakwah yg hak.., aku yang saat itu baru menerjunkan diriku dimedan dakwah ternyata telah lebih awal mengalami sebuah peristiwa yang teramat sangat memalukan, kisah ini bermula ketika aku diminta bergabung menjadi panitia walimah dari seorang akhwat aktifis dakwah yang resmi dikhitbah oleh seorang ikhwah melalui proses yg syar’I, subhanallah aku sangat kagum dengan segalanya, bahkan aku berandai-andai bila saja hari itu adalah pesta pernikahanku dengan seorang ikhwah yang diutus oleh Allah untuk mendampingi hidupku, oh, alangkah indah dan bahagiannya hidupku bila hal itu terjadi, namun lamunan dan hayalaku kembali diusik oleh sebuah kenyataan bahwa hal itu hanya sebuah obsesi yang entah kapan bias terwujud.., hingga akhirnya pada acara walimah itu aku yang diminta oleh akhwat menjadi penanggung jawab seksi acaranya secara otomatis komunikasiku jadi intens dengan penanggung jawab seksi acara dibagian ikhwah, dari situlah muncul fitnah diantara kami, semula rasa diantara kami tidak ada, smsku dan smsnya hanya sebatas keperluan walimah itu saja, membicarakan masalah persiapan dan kekurangan serta kendala yg terjadi baik dari panitia akhwat maupun ikhwah, saat itu komunikasi kami tidak lebih dari itu.., bahkan seperti pada umumnya kami hanya saling berkomunikasi pada kondisi2 seperlunya saja.., tapi.., apa yang tak kuinginkan akhirnya terjadi juga, seringnya berkomunikasi membuat kami jadi merasa biasa, bahkan ikhwanya yang semula tidak kuketahui namanya akhirnya kukenal juga..”ABDULLAH” namanya.., yang lebih parah lagi meski setelah walimah itu usai Abdullah masih sering sms aku, mengirim pesan-pesan hikmah, nasehat bahkan sampai info-info dakwan dan taklim, namun lama-lama sms itu merembet ke masalah pribadiku, yaa aku yang saat itu belum pernah mengalami hal seperti itu akhirnya ikut hanyut pada hal yang sangat memalukan itu…dan tanpa terasa karena kebiasaan perasaan bersalah, berdosa dan maluitu akhirnya berangsur hilang sama sekali, bahkan aku sendiri terkadang sering merindukan datangnya sms darinya, sehingga kalaukurasakan hamper seharian tak ada satupun sms dan kabar darinya, maka dengan tanpa rasa malu lagi aku mengawali segalanya dengan mengirimkan pesan-pesan special kepadanya.., misalnya “Awali hidup ini dengan Do’a”, “Selamat beraktifitas..”, dll..
Pendengar Nurani yang budiman
Entah syetan apa yang merasuk dalam diri kami berdua, sehingga sapaan yang dulunya hanya sebatas akhi dan ukhti, anta dan anti segalanya tiba-tiba berubah menjadi sebuah sapaan hangat dan intim, dia panggil aku ADE dan aku memanggilnya KK, semua terjadi begitu saja tanpa tahu sebabnya siapa yg memulai dan lagi-lagi rasa malu itu telah hilang dalam diri kami.., setiap hari kami menjadi lalai dengan bermaksiat lewat SMS, bahkan meningkat dari semula sebatas SMSan menjadi saling telepon-teleponan, bahkan pulsa puluhan bahkan ratusan ribu seolah tak jadi soal yang penting komunikasi itu selalu ada diantara kami, saat itu meskipun kami sama-sama aktif dimajelis dakwah tapi kami seolah-olah lupa dengan maksiat hati yang telah kami lakukan selama ini, aku pribadi bahkan merasa bahwa tak ada yg berbeda dari diriku.., aku ikut halaqah tarbiyahku seperti biasa, aku bahkan mengikuti dan terlibat langusng dalam berbagai kegiatan dakwah begitupun Abdullah, namun dibalik semua itu, seperti biaa pula hati kami masih terus terpaut dengan maksiat, sebab disetiap ada kesempatan komunikasi diantara kami selalu terjalin, seolah segalanya sudah menjadi konsumsi harian yang tidak memiliki nilai-nilai maksiat, perlahan-lahan SMS dakwah yg dulu sering dia kirimkan padaku sudah mulai hilang dan berganti dengan sms-sms mesra yang bila kuingat saat ini begitu sangat menjijikkan “Dek, apa kabarmu sayang..?” “Sudah makan dek..?”, “Sehat-sehat dek..?”, dll.., bahkan beberapa kali Abdullah menawarkan aku untuk ketemuan, tapi Alhamdulillah hal itu tidakpernah terwujud karena setiap moment itu terjadi, pasti ada saja kesibukkan lain yg harus kupenuhi dan kuselesaikan
Pendengar Nurani yang budiman
Saat itu aku melalui hari2ku dengan penuh bahagia, seolah ada semangat dalam diriku.., datang kemajelis tepat waktu.., kegiatan2 yang bersifat mobile pun aku tak pernah alpa.., yang pasti saat itu aku sangat bahagia sekali meskipun aku sadari bahwa sumber kebahagiaan itu adalah buah dari maksiat. Hingga suatu hari, masih kuingat betul hubungan gelapku dengan Abdullah saat itu telah memasuki 6 bulan, dan saat itu kebahagiaan yg aku rasakan semakin membuncah.., saat Abdullah mengirimi pesan romantis untukk “Dek.., jika tidak berhalangan dan Allah meridoi kita bersatu, kk berniat menghitbahmu dek.., saat ini kk telah memiliki simpanan dana yang meskipun tidak terlalu banyak tapi insya Allah cukup untuk biaya nikah kita.., yaa kecuali keluargamu menolak kk..” itulah isi pesan Abdullah yg semakin membuatku berbunga2 saat itu, aku begitu merasa bahagia karena jodohku ternyata sudah ada didepan mata, “Ya Allah..kabulkan” ujarku dalam hati, dengan senyum bahagiapun kubalas smsnya Abdullah dengan wajah berbinar seolah Abdullah benar2 adalah jodohku “kak, ade senang sekali mendengarkan kabar ini.., insya Allah ade akan bantu kk, kebetulan sejak pertama kerja dulu ade rajinmenabung, jadi bias dikit2 membantu kk sekiranya ada hal2 yang tidak kita inginkan terjadi kedepan, uhibbuka fillah…” balasku dengan wajah berseri.., sejak hari itu hari-hariku semakin kurasakan bahagia, teman-teman bahkan merasa heran dengan perubahanku, tapi tak satupun yang mengetahui apa penyebab perubahanku saat itu, dan waktu yg membuat semuanya kembali normal…, setiap hari aku tak pernah melewatkan bermunajad kepada Allah memudahkan urasanku dan Abdullah agar senantisa dipermudah hingga kami menajdi halal antara satudan lainnya, bahkan kami telah sepakat untuk puasa bersama demi kemudahan Niat kami saat itu..dan akupun semakin rajin menyisihkan ½ dari kafalahku untuk kutabung sebagai tambahan apabilaAllah meridhoi hubungan kami hingga kepernikahan.
Pendengar Nurani yang budiman
Waktu terus bergulir dan jarum jampun tak henti menunaikan kewajibannya seoalh tanpa letih.., hingga akhrnya waktu itu jua yang kemudianmembawaku pada puncak kebahagiaan itu, sebab Abdullah ternyata merealisasikan janjinya.., ya.., aku bahagia saat itu, dengan menggunakan jasa sahabat karibnya yg telah walimah sebelumnya, Abdullah melamar aku didepan kedua orang tuaku, harapan dan mimpipun takpelak mulai menari dalam benakku, berharap agar Allah memudahkan urusan itu.., akan tetapi kebahagiaan yang aku rasakan itu akhirnya luntur dan barganti dengan tangisan manakala kudengar bahwa orangtuaku menolak pinangan Abudllah, yaa dengan Alasan klasik.., apalgi kalau bukan materi…, Abdullah ternyata hanya membawa uang nikah sebesar 5 juta sementara orangtuaku mematok di nominal yangtidak sedikit yaitu 20 juta, berbagai negosiasi telah ditempuh namun kedua orang tuaku hanya memberikan toleransi sedikit kepada Abdullah, yaitu dari 20 juta menajadi 17.5 Juta, Ya Allah, hancur hatiku saat itu karena aku sadari kekurangan Abdullah, dia hanyalah seorang ikhwah yang terlahir darikeluarga sederhana, dan akupun tahu bahwa dana yang dimilikinya itu adalah murni hasil jerih payahnya, karena kutahu persis bahwa Abdullah adalah anak yatim, dan dia adalah anak sulung.., meskipun demikian, aku masih menyimpan harapan itu, sebab seperti niatku sebelumnya bahwa simpana dana yg kutabung selama ini akan ku berikan kepada Abdullah untuk menambah biaya nikah kami, tetapi harapan itu kembali berganti dengn air mata mana kala kudapati bahwa jumlah dana simpanaku hanya sebesar 3.5 juta, ya Allah..tolonglah kami.., bantu akami ya Allah..mudahkan urusan baik ini, sebab kami ingin menyempurnakan ½ dari agamamu ini, mudahkan kami ya Allah..
Pendengar nurani yang baik
Dengan rasa kepiluan dan tanpa rasa malu lagi, aku berusaha menyemangati Abdullah agar tidak berputus asa dari ikhtiarnya, bahkan aku telah sampaikan bahwa aku memiliki dana yg tidak seberapa untuk menambah dananya.., dan Alhamdulillah untuk yang kedua kalinya Abdullah dan sahabatnya dating kerumah, berbekal dana tambahanku dan pinjaman dari sahabatnya total dana yg dibawa Abdullah saat itu menjadi 10 juta, negosiasipun terjadi.., dadaku berdetak kencang, cemas dengan penuh harap semoga kedua orang tuaku rela dengan jumlah dana yg dibawanya saat itu, perdebatan hebatpun terjadi, masin2 kudengar saling mempertahankan pendiriannya, Abdullah yg hanya menyanggupi sampai 10 juta tak mampu berbuat apa2 saat ayahku menganmbil keputusan terakhir bahwa Abdullah diminta menambah 5 juta lagi hingga menjadi 15 juta, sesaat lamanya suasana menjadi hening, dan dadaku semakin berdegup kencang hingga kudengar ikhwah yang mewakili Abdullah angkat suara “Mohon maaf pak..bu.., kami telah berupaya sedemikian rupa untuk menyanggupi apa yang bapak dan ibu inginkan, tapi kami masih memiliki banyak keterbatasan, diakhir penyampaian kami, kami Cuma ingin memberi tahu bahwa niat saudara Abdullah ini tulus ingin memperisitri anak bapak dan ibu, namun sungguh sangat disayangkan, dana yang dia mampui hanya segitu bu.., semoga bapak dan ibu maklum, olehnya…, bila kesepakatan ini tidak dapat diambil, dan kamipun mengingat banyaknya kekurangan kami, maka mewakili akh Abdullah, kami memutuskan untuk mundur dari pinangan ini, semoga saja ada ikhwah lain yang menyanggupi patokan nominal yang bapak dan ibu minta, dan ikatan yang ada antara Abdullah dan ukhti masyito ini hanyalah ikatan pinangan, oleh sebabnya karena hari ini tidak terjadi kesepakatan maka secara otomatis pinangan ini kami lepas, sehingga bila ada ikhwah lain yang dating dan menyanggupi permintaan bapak dan ibu kami tidak bermasalah lagi dengannya..wassalam” itulah ujar ikhwah perwakilan dari Abdullah, mendengar semua itu hatiku hancur, aku berlari kedalam kamar dan kutumpahkan air mataku diatas bantal gulingku.., aku tidak percaya kalau segalanya akan berakhir seperti ini, akupun tidak menduga bahwa hubungan kami yg terjalin selama ini ternyata tidak menjamin kesuksesan kami hingga kepelaminan.., saat itupula kurasakan dunia kelabu..aku menangis histeris saat Abdullah dan sahabatnya pamitan.., aku menumpahkan kekesalanku pada bapak dan ibiku, namun mereka malah balik memarahiku.., mereka bahkan menyatakan rasa syukur karena aku tidakjadi menikah dengan Abdullah, saat mendengar semua itu aku sangat kaget, karena kufikir hanya alasan materi saja orang tuaku menolak pinangan tersebut..tapi ternyata ada alasan lain yang semakin membuatku tercengang.., ternyata bapak tidak merestuai hubungan itu karena atatus pendidikan kami berbeda, aku tamatan sarjana sementara Abdullah hanya tamatan SMA.., ya Allah mengapa semua ini harus terjadi menimpaku.., selama ini aku terlanjur menaruh harapan padanya, bahkan aku telah sekian lama menjalin kasih dengannya meskipun hanya lewat handpone, tetapi hubungan itu terasa sudah sangat intim sekali sehingga berat bagikumenerima kenyataan ini, Ya Allah apakah ini teguran darimu untukku..?, apakah ini bentuk balasanmu atas maksiat hati yang selama ini hamba perbuat..?
Pendengar Nurani yang budiman
Sejak perisitiwa itu, aku tak lagi mendengar kabar dari Abdullah, dana yang kuberi padanya dulupun hanya dia kirim melalui orang lain tanpa meninggalkan jejak apapun, aku bahkan mendapati bahwa nomor hpnya yang dulu tak aktif lagi.., Ya Allah kemana dia..?, apakah sebegitu kecewanyakah dia sehingga tak mau lagi berkomunikasi denganku..?, bencikah dia padaku..?, lalu kemana janjinya dulu yg katanya akan memperjuangkan seluruh kemampuannya untuk menikahi aku..?, Ya Allah ampuni aku.., karena aku telah bermaksiat padamu dengan semua ini.., kini hamba baru tahu makna dari larangan itu, ternyata begitu sangat tersiksanya bathin ini memendam semua ini.
Pendengar Nurani yang budiman
Lama sekali waktu kuhabiskan dengan beban bathin yang luar biasa sakit.., aku bahkan tak lagi memiliki semangat beraktifitas.., amanah2 yang dulunya begitu gesitnya aku laksanakan kini akhirnya satu persatu terbengkalai, semangatku hilang.., senyumku lenyap bahkan aku tak lagi semangat untuk melakukan segala hal..dan itu berlangsung sangat lama, apalagi setelah kudengar kabar bahwa Abdullah telah menikah dengan seorang akhwat yg rela menrimanya apa adanya.., hancur sekali hatiku, manakala mengingat janji-janji manisnya.., dia membawaku pada alam hayal yang sangat tinggi tapi dia juga yang menghempaskan aku hingga terjungkal ketanah yang paling hina…aku benci dengan semua ini.., aku benci…..
Wahai untukmu para akhwat…, selama belum ada akad yang menghalalkan hubungan kita dengan para pria, janganlah kalian mudah percaya dengan janji-janji manisnya lelaki, siapapun dia.., sebab kita hanyalah manusia biasa yang bisanya Cuma berencana, sedangkan yang menentukan adalah Allah ta’alaa.., jangan berikan cintamu utuh pada lelaki yang bukan mahrommu..biaralha aku..cukuplah aku wanita terakhir yang mengalami ini…, jagalah hati-hati kalian wahai akhwat2ku..jangan samapi tangisanku saat ini akan menjadi tangisan kalian juga…, yakinlah pada janji Allah.., insya Allah kita tetap akan dipertemukan dengan pasangan kita..bila bukan didunia ini, insya Allah diakhirat kelak nanti.., amiinnn..