Dinamika Perilaku Individu Anak SD, SMP dan SMA

19 March 2015 10:32:52 Dibaca : 1382

Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja di SMP dan SMA. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SMP atau SMA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.

1. Perilaku Bermasalah (problem behavior).
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.

2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder).
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.

3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment).
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di SMP dan SMA.

4. Perilaku Tidak Dapat Membedakan Benar-Salah (Conduct Disorder).
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.

5. Attention deficit hyperactivity disorder.
Yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.

 

Sumber :

edhay76.blogspot.com

 

Atletik - Jalan Cepat

17 March 2015 10:32:26 Dibaca : 3049

Kalian tentu pernah melakukan lari cepat. Misalnya, saat kalian bermainkejar-kejaran, sepak bola, atau petak umpet. Hampir semua kegiatan permaina memerlukan keterampilan lari. Lari cepat dapat membantu kalian memenangkan suatu permainan atau olahraga. Meski terlihat sederhana, lari cepat juga memiliki teknik-teknik dasar. Bab ini berisikan materi tentang lari cepat. Pelajarilah bab ini dengan baik.

Selayang Pandang tentang Atletik
Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua, sehingga disebut induk dari berbagai cabang olahraga (mother of sport). Mengapa disebut demikian? Karena, gerakangerakan yang ada dalam olahraga atletik banyak digunakan dalam cabang-cabang olahraga yang lain.
Atletik adalah cabang olahraga yang terdiri atas beberapa nomor, yaitu: lari, lompat, dan lempar. Perlombaan nomor-nomor tersebut biasanya dilakukan di lintasan lari dan lapangan. Bahkan, lari marathon dapat dilakukan di jalan raya. Pada subbab ini, kalian akan mempelajari cabang atletik dari nomor lari, khususnya lari cepat dan sprint-estafet.
Lari adalah aktivitas melangkahkan kedua kaki dengan ayunan kedua lengan secara bergantian. Ada saat sejenak melayang di udara pada waktu pergantian langkah antara kedua kaki. Gerakan antara kaki dan lengan dilakukan secara berselingan. Maksudnya, lengan kanan mengayun bersamaan dengan kaki kiri melangkah. Begitu pula sebaliknya. Semakin cepat proses tersebut dilakukan, maka semakin tinggi kecepatan lari yang dihasilkan.

A. Nomor Lari Cepat (Sprint)
Lari cepat disebut juga sprint. Lari cepat merupakan salah satu nomor atletik yang sering dilombakan. Nomor yang termasuk lari cepat adalah lari sampai dengan jarak 400 meter. Perlombaan nomor lari cepat diadakan dilintasan yang umumnya berada di dalam stadion. Pelari yang lebih dahulu melewati garis akhir adalah pemenangnya. Pelari cepat tingkat dunia dapat berlari sejauh 100 meter dalam waktu kurang dari 10 detik. Dapat kalian bayangkan betapa cepatnya mereka berlari. Pelari cepat disebut juga sprinter.
Pada dasarnya, lari cepat dapat dilakukan oleh siapa pun. Hanya saja, kita membutuhkan latihan-latihan dasar tertentu untuk dapat melakukannya. Ada beberapa bentuk latihan dasar yang perlu kita pelajari. Perhatikan uraian berikut.

Gambar 2.1. Seorang sprinter sedang berlari di lintasan.

1. Berlari di tempat dengan mengangkat paha tinggitinggi.
Cara melakukan:
a. Berlarilah di tempat dengan tumpuan telapak kaki bagian depan (ujung telapak kaki).
b. Angkatlah paha hingga posisi mendatar.
c. Usahakan posisi badan dan kepala tetap tegak, pandangan lurus ke depan.
d. Kedua lengan mengayun agak menyilang di depan dada.
e. Lakukanlah berulang-ulang dengan penuh semangat.
2. Berlari di tempat dengan menyentuhkan tumit ke pantat.
Cara melakukan:
a. Berlarilah di tempat dengan tumpuan telapak kaki bagian depan (ujung telapak kaki).
b. Saat berlari di tempat, tariklah kaki ke belakan hingga tumit menyentuh pantat.
c. Usahakan posisi badan dan kepala tetap tegak, pandangan lurus ke depan.
d. Kedua lengan mengayun agak menyilang di depan dada.
e. Lakukanlah berulang-ulang dengan penuh semangat.
3. Berjalan dengan gerakan kaki mengais.
Cara melakukan:
a. Berjalanlah dengan mendaratkan kaki bagian depan (ujung telapak kaki) terlebih dahulu.
b. Lakukan gerakan kaki mengais saat mendarat.
c. Usahakan posisi badan dan kepala tetap tegak, pandangan lurus ke depan.
d. Kedua lengan mengayun lurus di samping badan.
e. Lakukanlah dalam jarak sejauh 5 meter.
f. Lakukanlah berulang-ulang dengan penuh semangat.
4. Berlari cepat.
Cara melakukan:
a. Langkahkan kaki cukup lebar.
b. Mendaratlah pada ujung telapak kaki dan dilanjutkan dengan gerakan mengais.
c. Tekuklah lutut saat akan melangkah.
d. Lakukan berulang-ulang dengan langkah cepat.
Lakukan latihan dengan benar sesuai instruksi. Gerakan yang tidak tepat dapat menyebabkan cedera.

B. Lari Sprint-Estafet
Latihan sprint-estafet adalah gabungan lari cepat (sprint) dengan lari estafet. Lari estafet adalah berlari secara bergantian. Latihan sprint-estafet berguna meningkatkan kecepatan berlari dan semangat pantang menyerah. Selain itu, semangat kerja sama juga dapat kalian asah melalui estafet. Karena, lari sprint-estafet hanya dapat dilakukan secara beregu. Jadi, kalian harus melakukannya bersama teman-teman.

Cara melakukan:
a. Buatlah garis awal (start) dan akhir (fi nish) dengan jarak 10 meter. Pada garis akhir, buatlah tanda untuk memutar balik.
b. Buatlah dua buah lintasan untuk dua regu peserta lomba.
c. Lomba diikuti oleh 2 regu (A dan B), masing-masing regu beranggotakan
d. anak (pelari I, II, III). Jadi, total peserta ada 6 anak, boleh gabungan putra dan putri.
e. Pelari pertama bersiap di garis awal, pelari kedua bersiap di garis akhir, pelari ketiga bersiap di garis awal.
f. Pada hitungan ketiga, perlombaan dimulai.
g. Pelari pertama berlari lurus melewati lintasan sejauh 10 meter hingga mencapai garis akhir, berputar pada tanda, dan memberikan “tongkat estafet” kepada pelari kedua.
h. Pelari kedua berlari melewati lintasan kembali ke arah garis awal, dan memberikan “tongkat estafet” kepada pelari ketiga.
i. Pelari ketiga berlari melewati lintasan hingga mencapai garis fi nish.
j. Regu yang berhasil lebih dahulu mencapai garis akhir adalah pemenangnya.
(“Tongkat estafet” dapat berupa tongkat kecil yang terbuat dari kayu atau plastik. Atau, bisa juga diganti dengan benda lain, seperti topi, gelang, dan sapu tangan).

Rangkuman
1. Atletik adalah cabang olahraga yang paling tua. Atletik disebut sebagai “Mother of Sport” atau induk cabang olahraga.
2. Lari merupakan salah satu nomor dari cabang olahraga atletik. Nomor yang lain adalah lompat dan lempar.
3. Terdapat beberapa nomor olahraga dalam cabang lari. Contohnya, lari cepat (sprint), lari estafet, dan lari gawang.

 

Sumber :
Penulis : Edi Sudrajat

Judul Buku : Atletik - Jalan Cepat

Link : http://edhay76.blogspot.com/

Perasaan dalam Kelompok Olahraga

16 March 2015 21:05:26 Dibaca : 677

Didalam proses kelompok dapat diamati dalam berbagai kegiatan. Akan tetapi disamping itu ada pula aspek lain yang menyertai kegiatan kelompok itu, yaitu perasaan. Perasaan ini penting, karena perasaan dapat merangsang atau menghambat produktifitas kelompok. Dalam kaitannya dengan perasaan ini, manusia tidak pernah netral, seperti kita senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, merasa mencapai hasil atau kecewa dan seterusnya. Tugas-tugas yang dihadapi mudah dan sulit, menarik atau menjenuhkan dan seterusnya.
Oleh karena itu, didalam proses kelompok kita dapat menutup mata terhadap reaksi menjagal usaha pencapai tujuan kelompok. Dengan demikian langkah pertama didalam menghadapi perasaan anggota kelompok adalah menerima. Artinya kita mengakui kehadirannya, dan kedua kita menghargai pernyataannya. Barulah kita mencoba untuk mencari alternatif sebagai jalan keluar.
Perasaan yang negatif, misalnya jengkel, kecewa, khawatir dan sebagainya seringkali menghalangi atau menghambat kegiatan individu atau kelompok. Menekankan perasaan-perasaan negatif semacam ini berarti menggunakan energu untuk suatu yang kurang atau tidak produktifitas, sebaliknya mengemukakan dan kemudian menanggulangi masalah-masalah yang berlangsung dengan perasaan akan melapangkan jalan untuk kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan. Oleh karena itu waktu yang dipergunakan untuk mengurus masalah-masalah yang berkaitan dengan perasaan yang semacam ini tidaklah terbuang sia-sia.
Didalam setiap kelompok terdapat perasaan didalam dua tingkatan yaitu individu dan kelompok-kelompok dapat merasa senang, khawatir dan sebagainya. Anggota kelompok dapat memahami rasa frustasi bila ia merasa kelompoknya tidak berfungsi sebagai mana semestinya. Ini merupakan tugas pelatih atau Pembina untuk terus mengikuti kadar kedua macam perasaan ini didalam kelompok atau tumnya untuk memberi peluang untuk pernyataan dan cara penanggulangannya.
Olehkarena itu pengamatan reaksi emosional sangat penting didalam memahami suatu kelompok. Hai ini tidak selalu mudah, terutama apabila kelompok itu sangat task-oriented yakni memusatkan atau menekankan pada tugas-tugas, tetapi nada suara keras, ekspresi wajah atau gerak-gerik, interaksi emosional dapat diduga.

 

Dinamika Dalam Kelompok Olahraga

16 March 2015 21:03:17 Dibaca : 1123

Dinamika kelompok menunjukan pada seperangkat konsep yang dipergunakan untuk melukiskan atau menggambarkan proses-proses kelompok. Oleh karena itu, konsep-konsep tersebut dapat pula digunakan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kelompok dalam arti meningkatkan iklimnya maupun produktifitasnya.
Dinamika kelompok bersifat deskriptif, artinya tidak ada dinamika kelompok yang baik atau buruk. Konsep-konsep dinamika kelompok dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk memperbaiki proses-proses kelompok.
Tim olahraga adalah suatu kelompok sehingga konsep-konsep tentang kelompok ini dapat digunakan juga untuk mempelajari dan memahami proses-proses yang terjadi dalam tim tersebut. Dengan demikian iklim serta efektifitas kelompok akan sangat menentukan jawaban (respon) yang diberikan oleh pelatih kepada perilaku spesifik para atlet, akan tetapi ini tidak berarti bahwa seorang pelatih cukup dibekali dengan resep untuk memjawab tingkah laku atletnya. Sebaliknya seorang pelatih memerlukan wawasan yang lebih mendalam dan luasyang mampu melihat dibalik yang tampak dalam arti meletakan tingkah laku para atlet dalam kerangka sistem sosial tim atau kelompok.
Pada hakikatnya, sistem sosial tim sebagaimana sistem-sistem sosial lainnya merupakan interaksi dinamis antara institusi, peran dan harapan sisatu pihak, dengan hakikat dan kebutuhan dipihak lain, keduanya selalu terjalin didalam hubungan transaksional yang terpadu dan produktif, sebab kesamaan wawasan diantara anggota-anggotanya yang berlainan peranan iru merupakan landasan bagi tercitanya kehangatan bersamaan serta kemantapan usaha pencapaian tujuan.
Aspek utama dari suatu kelompok adalah pengorganisasian. Ini merupakan serangkaian atau seperangkat bagian-bagian yang terorganisasni, meliputi : 1) menampilkan beberapa fungsi sebagai suatu unit (tujuan bersama), kadang-kadang aspek ini ditujukkan sebagai penampilan yang memiliki tujuan. 2) memiliki komponen-komponen sistematik yang saling berhubungan yakni memiliki suatu struktur (pola struktur yang tetap dan peran, terutama peran kepemimpinan yang sangat penting. 3) berisi mekanisme yang mengatur perilaku anggota-anggota kelompok dengan kata lain kelompok tersebut memiliki aspek-aspek normative yang menggunakan sejumlah tekanan tertentu kepada anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri.
Tim olahraga memberikan kriteria untuk selalu kompak, terutama untuk kelompok kecil (small group) yang secara khusus dikategorikan dengan tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama ini diikat oleh aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk atau norma-norma yang mengatur perilaku atlet, yang berupa jaringan (network) posisi hubungan antar individu, dan pola-pola interaksi.

 

Bentuk Interaksi dalam Kelompok Olahraga

16 March 2015 21:02:11 Dibaca : 5164

Dalam kondisi sosial, olahraga memiliki bentuk-bentuk tersendiri. Misalnya, kelompok-kelompok atau club-club olahraga, induk-induk organisasi olahraga, lembaga-lembaga olahraga dan sebagainya. Tetapi semuanya itu memiliki suatu tingkat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung pada setiap situasi yang dihadapinya. Perubahan dan perkembangan tersebut diatas yang mewujudkan segi dinamikanya karena disebabkan oleh individu-individu atau anggotanya untuk mengadakan hubungan satu dengan yang lainnya. Sebelum hubungan-hubungan tersebut mempunyai bentuk yang konkret atau jelas, maka terlebih dahulu mengalami suatu proses kea rah bentuk konkret yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang ada. Perjalanan inilah yang merupakan proses-proses sosial dalam kehidupan demikian juga dalam olahraga.
Proses-proses social adalah suatu cara berhubungan yang dapat dilihat bila individu-individu atau kelompok-kelompok itu saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan atau apa yang akan terjadi terdapat perubahan-perubahan dalam kehidupan bersama. Proses sosial dapat terjadi jika pengaruh timbal balik antara segi yang ada dalam kehidupan bersama. Proses sosisl merupakan serangkaian sosial yang sangat kompleks, karena proses sosial mencangkup ruamh lingkup yang sangat luas. Diantaranya bentuk-bentuk yang tampak bila individu-individu ataun kelompok-kelompok manusia itu mengandakan hubungan antara kelompok-kelompok serta setruktur lapisan-lapisan sebagai insur-unsur pokok dari setruktur sosial. Pengertian yang tepat tentang interaksi sosial bergua dalam mengkaji dan mempelajari berbagai masalah dalam masyarakat termasuk dalam olahraga. Misalnya dapat dikaji mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai kelompok olahraga, dan club olahraga.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial, menurut Park dan Burgess (Santosa,2004:12) bentuk interaksi sosial dapat berupa:
1. Kerja Sama
Kerja sama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok-kelompok bekerja sama Bantumembantu untuk mencapai tujuan bersama. Misal, gotongroyong membersihkan halaman sekolah.
2. Persaingan
Persaingan adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang sama.
3. Pertentangan.
Pertentangan adalah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.
4. Persesuaian
Persesuaian ialah proses penyesuaian dimana orang- orang atau kelompok- kelompok yang sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau setuju untuk mencegah pertentangan yang berlarut- larut dengan melakukan interaksi damai baik bersifat sementara maupun bersifat kekal.
Selain itu akomodasi juga mempunyai arti yang lebih luas yaitu, penyesuaian antara orang yang satu dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
5. Perpaduan
Perpaduan adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok. Dan juga merupakan usaha- usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Interaksi sosial merupakan kunci dari kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada hubungan antara kita bersama. Bertemunya individu-individu secara fisik tidak mungkin menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup itu baru akan terjadi bila individu-individu atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berkomusikasi, adanya tujuan bersama, mengadakan persaingan, kompetisi, pertarungan atau perselisihan dan sebagainya. Hal ini dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah dasar proses-proses sosial (social prosses).
Bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (coomporation), persaingan (compotition), dan bahkan dapat berupa pertengkaran atau perikaian (conflict). (Soejono dalam Syarifudin :73). Suatu pertentangan atau perselisihan mungkin memdapat penyelesaian . mungkin penyelesaian itu hanya dapat diterima untuk sementara. Usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan atau perselisihan ini dinamakan ekomodis (ecomodation) yakni suatu usaha keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia yang berhubungan dengan norma-norma sosial dan nilai sosial adalah suatu proses dan keadaan akomodis.