YUDISIUM Keperawatan 2016

18 July 2016 21:12:56 Dibaca : 1389

 

 

Hari ini, 18 Juli 2016, pukul 14.00 WITA telah dikukuhkan gelas Sarjana Keperawatan dan alhamdulillah diyudisium dengan IPK 3,79 pada peringkat 1 Program Studi Ilmu Keperawatan

Terima Kasih Mama Papa Oma Adik berdua atas dukungan dan doa restu yang tiada henti-hentinya dicurahkan. Terimakasih untuk kerjakerasnya membiayai pendidikanku selama ini, meski tahu semua tak semudah memetik daun dipohon rimbun.

Terimakasih atas curahan kasih sayang, ilmu dan didikan, senantiasa menuntun ke jalan yang benar, terimakasih untuk cinta yang tiada henti mengalir.

Gelar Sarjanaku ini ku persembahkan teruntuk kalian ({})

 

 

[HD] T-ara Star Life Theater Episode 2 FULL english subs

12 December 2012 16:44:26 Dibaca : 1396

http://www.youtube.com/watch?v=V-HxaqerBXk&feature=g-high-rec

lets watch.. its so funny

Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Modul 1

12 December 2012 16:40:20 Dibaca : 24669

LAPORAN AKHIR MODUL I
Judul Percobaan:
“Penentuan Massa Atom Relatif Mg dan Penentuan Rumus Suatu Hidrat”

Tujuan Percobaan:
Mempelajari suatu cara sederhana penentuan massa atom relatif unsur.
Menentukan Rumus suatu Hidrat.

Dasar Teori :
Massa Atom Relatif
Massa atom suatu unsur di defenisikan sebagai massa atom unsur itu dibandingkan dengan massa atom lain yang lain sebagai standar. Berdasarkan atas perjanjian internasional pada tahun 1961, digunakan skala massa atom yang di dasarkan isotop karbon = 12. Pada dewasa ini, massa atom relatif unsur ditentukan dengan metode spektrofhotometri massa. Di laboratorium, dapat di tentukan massa atom relatif Mg. Jika diketahui massa atom relatif Oksigen = 16 maka MgO yang terbentuk dapat di hitung massa atom relatif Mg.
(Penuntun Praktikum Kimia Dasar:5)

Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga massa atom juga terlalu kecil bila dinyatakan dengan satuan gram. Karena itu, para ahli kimia menciptakan cara untuk mengukur massa suatu atom, yaitu dengan massa atom relatif. Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata suatu atom dengan satu per dua belas kali massa atom karbon-12.

Unit terkecil suatu zat dapat juga berupa molekul. Molekul disusun oleh dua atau lebih atom-atom yang disatukan oleh ikatan kimia. Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata suatu molekull dengan satu per dua belas kali massa satu atom karbon-12.
Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif (online)

Jika diketahui massa atom relatif masing-masing unsur penyusun suatu molekul, massa molekul relatifnya sama dengan jumlah massa atom relatif dari seluruh atom penyusun molekul tersebut. Molekul yang mempunyai rumus AmBn berarti dalam 1 molekul tersebut terdapat m atom A dan n atom B. Dengan demikian massa molekul relatif AmBn dapat dihitung seperti berikut.
Mr AmBn = m x Ar A + n x Ar B
(Keenan,Ilmu Kimia Universitas:320)

Rumus Suatu Hidrat
Air dapat berada dalam keadaan bebas sebagai gas, cair atau padat. Ada zat dalam air terikat secara kimia dipermukaan. Sebagai contoh silica gel dan selulosa. Ada zat lain yang mengikat air membentuk Kristal hidrat, misalnnya CuSO4.5H2O dan Na2SO4.10H2O.
Hidrat-hidrat ini adalah zat murni dengan rumus tertentu dan stabil pada suhu tertentu dan kelembapan atmosfer. Garam hidrat ini dapat kehilangan air membentuk garam hidrat.
(Penuntun Praktikum Kimia Dasar, 2012:6)

Sifat polar molekul air penting bila air digunakan sebagai suatu pelarut. Air mudah melarutkan banyak senyawa ion karena hidrasi ion-ion itu. Sebuah ion terhidrasi adalah suatu penggugusan ion itu dengan satu molekul air atau lebih. Dalam larutan banyaknya molekul air yang menggerumuni ion-ion nampaknya tak tentu, namun sering kali bila suatu larutan air dari suatu garam yang larut diuapkan, garam itu mengkristal dengan banyaknya molekul air yang tepat tertentu, yang disebut air kristalisasi. Dalam kebanyakan hal ternyata air kristalisasi dalam garam-garam dikaitkan dengan ion positif sering kali dalam menamai garam atau dalam menulis rumus untuk menamainya, nama atau rumus garam tak terhidrasi digunakan untuk garam berhidrasi. Misalnya suatu larutan tembaga sulfat dapat dinyatakan dengan rumus CuSO4 dalam persamaan, Padahal dalam kenyataan baik ion Cu2+ maupun ion SO4.
Munculnya istilah air kristal karena ada beberapa senyawa ionik yang memiliki sifat khas, yakni dapat mengikat dan menarik molekul air dalam jumlah tertentu. Senyawanya sendiri disebut senyawa terhidrat (hidrat = air) sedangkan air yang terikat disebut air hidrasi atau air Kristal. Air terikat dalam struktur dan hanya dapat dilepaskan dengan pemanasan. Setelah air terlepas, maka senyawa memiiki nama baru, yaitu senyawa anhidrat (an = tidak).
Menentukan Rumus Kimia Hidrat (online)

Pada umumnya senyawa terhidrat atau biasa disingkat dengan senyawa hidrat diberi tambahan nama hidrat dan di depannya di awali dengan nomor yunani yang menunjukan banyaknya molekul air yang terikat. Adapun penulisan hidrat yang terikat diletakkan dibelakang rumus kimia senyawa tersebut dan di batasi dengan tanda titik, contoh: Tembaga (II) Sulfat hidrat yang memiliki rumus kimia CuSO4. 5H2O. Ditinjau dari rumus kimia kitadapat mengetahui banyaknya hidrat (air) yang terikat, yaitu lima molekul air. Nama senyawa tersebut secara lengkap adalah Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat.
Beberapa senyawa, ketika Kristal dari larutan air, dari padatan yang dimasukkan molekul air sebagai bagian dari struktur Kristal. Air dihubungkan sebagai kristalisasi atau air hidrasi senyawa dikatakan berhidrasi itu disebut hidrat. Hidrasi-hidrasi biasanya didapatkan dari memanaskan senyawa, meninggalkan senyawa hidrat jumlah molekul air digabung dengan satu unit ormula dari senyawa anhidrat bisa sangat tergantung pada kondisi luar yaitu temperature dan tekanan. Beberapa perbedaan hidrat-hidrat dapat diketahui, contohnya kristalisasi dari larutan air pada suhu ruang sebagai dehidrat Na2CO3.7H2O dan monohidrat Na2CO3.H2O adalah stabil.
(Peters, Introduction to Chemical Principle United States of America: 110)

Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air Kristal (H2O). Rumus kimia kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus hidrat merupakan penentuan jumlah molekul air Kristal (H2O) atau nilai X. Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai berikut:

Menentukan Rumus Suatu Hidrat (online)

Alat dan Bahan
Alat

Bahan
Tembaga
Sifat Fisik :
Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
Dapat ditempa, dibengkokan
Merupakan penghantar arus listrik
Merupakan lapisan dasar yang harus dilapisi dengan Khrom atau Nikel
Sifat Kimia :
Titik Leleh 1.8030 C, titik didih 2.3010 C
Berat Jenis 8.92 gr/cm3
Dalam udara kering sukar teroksidasi, kecuali dipanaskan
Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawakarbonat
Tidak dapat bereaksi dengan HCl dan H2SO4 encer

Magnesium
Sifat Fisik :

Sifat Kimia :
Magnesium oksida merupakan oksida basa sederhana.
Reaksi dengan air:
MgO + H2O --> Mg(OH)2
Reaksi dengan udara:
Menghasilkan MO dan M3N2 jika dipanaskan.
Reaksi dengan Hidrogen:
tidak bereaksi
Reaksi dengan klor:
M + X2 --> (dipanaskan) --> MX2 (garam)

BaCl2
Sifat fisik dan sifat kimia BaCl2
Molekul rumus
Massa molar

Penampilan
Kepadatan

Titik lebur

Titik didih
Kelarutan dalam Air

Kelarutan
BaCl2
208,29 g/mol (anhidrat)
244,26 g/mol (dihidrat)
Putih solid
3,856 g/cm3 (anhidrat)
3,0979 g/cm3 (dihidrat)
962 ï‚°C
960 ï‚°C (dihidrat)
1.560 ï‚°C
31,2 g/mol (0 ï‚°C)
35,8 g/mol (20 ï‚°C)
59,4 g/mol (100 ï‚°C)
Larut dalam methanol, etanol, dan etilasetat

Cara Kerja
Percobaan 1  Menentukan massa atom relative Mg

Menimbang
Memasukkan ke dalam kurs
Memanaskan kurs dan isinya di atas api pembakar dengan segitiga perselin
Setelah menjadi putih kemudian mendinginkan kurs
Memberi beberapa tetes air, sampai uap yang keluar tidak membirukan kertas lakmus
Memijarkan krus sampai beratnya konstan
Mendinginkan krus
Menimbang

Percobaan II  Menentukan Rumus Suatu Hidrat

Menimbang
Memasukkan ke dalam krus
Memanaskan krus dengan isinya dan memberi penutup
Membesarkan nyala pembakar sehingga krus menjadi merah pijar, selam lebih dari 20 menit, sampai beratnya konstan
Mendinginkan krus di udara
Memasukan ke dalam eksikator
Menimbang krus dengan isinya dengan teliti

Hasil Pengamatan
Percobaan I
Pengamatan :
Sebelum pemijaran
Berat Krus + Mg : 48,8675 + 0,5 gr
Berat Krus kosong : 48,8675 gr (-)
Berat Magnesium : 0,5 gr (misal a)

Sesudah pemijaran
Berat Krus + Mg : 51,9168 gr
Berat Krus kosong : 51,7440 gr (-)
Berat Magnesium : 0,1728 gr (misal b)

Perhitungan:
Dik : a ( Berat Mg sebelum pemijaran) = 0,5 gr
b (Berat Mg sesudah pembakaran = 0,1728 gr
Dit : Ar Mg..?
Penyel : Ar Mg = (32 x a)/(2 x c) c = | a - b | = | 0,5 - 0,1728 | gr
= (32 x 0,5 gr)/(2 x 0,3272 gr) = 0,3272 gr
= (16 gr)/0,6544
= 24,449878 gr/mol

Percobaan II
Pengamatan :
Sebelum pemijaran
Berat Krus + BaCl2 : 52,5468 + 2,00 gr
Berat Krus kosong : 52,5468 gr (-)
Berat BaCl2 : 2,00 gr (misal a)

Sesudah pemijaran
Berat Krus + BaCl2 : 51,5862 gr
Berat Krus kosong : 49,8706 gr (-)
Berat BaCl2 : 1,7156 gr (misal b)

Perhitungan:
Dik : a ( Berat BaCl2 sebelum pemijaran) = 2,00 gr
b (Berat BaCl2 sesudah pembakaran = 1,7156 gr
Dit : Rumus Hidrat .. ?
Penyel : Rumus : c = | a - b | = | 2,00 – 1,7156 | gr
% H2O = c/(2 ) x 100% = 0,2844 gr
= (0,2844 gr)/2 x 100%
= 14,22 %
% BaCl2 = 100% - % H2O
= 100% - 14,22%
= 85,78 %

Perbandingan dari BaCl2 dan H2O
Rumus :
(% BaCl2)/(Mr BaCl2) : (% H2O)/(Mr H2O)
(85,78 %)/208 : 14,22/18
0,4% : 0,8%
1 : 2
Rumus Hidrat
BaCl2.xH2O
BaCl2.2H2O

Pembahasan
Menentukan Massa atom relatif Mg
Sebelum menentukan massa atom relatif Mg, terlebih dahulu praktikan harus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu: Pembakar, Kaki Tiga, Eksikator, Segitiga Perselin, Krus, Penjepit Krus atau Krustang, Pita Magnesium, Tembaga, dan Kertas Lakmus. Setelah alat dan bahan disiapkan, praktikan mulai melakukan percobaan pertama yang disesuaikan dengan prosedur kerja.
Langkah pertama praktikan harus menimbang terlebih dahulu krus kosong. Dengan menggunakan alat penimbang krus, maka setelah krus kosong ditimbang di peroleh berat krus kosong sebelum pemijaran adalah 48,8675 gr. Selanjutnya setelah krus kosong di timbang, dimasukkan 0,5 gr Mg kemudian ditimbang kembali krus yang berisi 0,5 gr Mg tersebut. Diperoleh berat krus berisi Mg adalah 49,3675 gr.
Setelah penimbangan krus kosong dan krus berisi 0,5 gr Mg, selanjutnya praktikan memanaskan pembakar yang dilengkapi dengan segitiga perselin sebagai penyangga krus dan kaki tiga sebagai penyangga segitiga perselin. Di bawahnya terdapat pembakar spritus yang berfungsi untuk memanaskan krus beserta isinya tersebut.
Dalam pemanasan atau pemijaran krus berisi 0,5 gr Mg praktikan harus memperhatikan krus yang dibakar karena tidak menutup kemungkinan pembakar akan padam (mati), atau krus akan jatuh secara tiba-tiba sehingga akan mempengaruhi jalannya praktikum uji coba.
Langkah selanjutnya praktikan menunggu ± 1 jam proses pemijaran sampai Magnesium berubah warna menjadi putih, namun jika magnesium belum berubah warna menjadi putih, maka pembakaran masih terus dilanjutkan sampai Magnesium benar-benar berwarna putih.
Setelah pemijaran, Magnesium telah berubah warna menjadi putih krus berisi Magnesium tersebut di angkat dari pembakaran dengan menggunakan dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus.
Setelah diangkat maka krus beserta isinya tersebut di dinginkan dalam selang waktu ± 15 menit, dengan menggunakan eksikator. Cara membuka Eksikator yaitu dengan cara di putar, bukan dengan cara mengangkat penutup dari eksikator tersebut, karena Eksikator pada bagian penutupnya di lengkapi atau diberi perekat.
Setelah krus dan isinya di dinginkan , krus beserta Magnesium di angkat dari wadah pendingin atau eksikator. Kemudian krus yang berisi Magnesium tersebut yang telah di dinginkan ditimbang kembali untuk mengetahui berat Magnesium sebelum dan sesudah di pijarkan. Setelah dilakukan penimbangan Krus yang berisi Magnesium setelah pemijaran maka diperoleh berat Magnesium adalah 0,1728 gr.
Persamaan reaksinya adalah:
Mg (s) + ½ O2 ï‚® MgO (s)
3Mg (s) + N2 ï‚® Mg3N2 (s)
Mg3N2 + 6H2O (s) ï‚® 3Mg(OH)2 (s) + 2NH3 (aq)
Mg(OH)2 (s) ï‚® MgO (s) + H2O (l)

Menentukan Rumus Suatu Hidrat
Seperti langkah-langkah sebelunya pada penentuan massa atom relatif Magnesium. Praktikan harus menimbang terlebih dahulu Krus kosong dengan menggunakan alat penimbang.
Setelah melakukan penimbangan diperoleh berat krus kosong sebelum dipijarkan atau dipanaskan adalah 52,5468 gr.
Selanjutnya setelah krus kosong ditimbang, dimasukkan Barium Clorida (BaCl2), dengan menggunakan pembakar spritus yang di lengkapi dengan Segitiga Perselin yang berfungsi sebagai penyangga krus, dan kaki tiga berfungsi sebagai penyangga Segitiga Perselin.
Dalam proses pemijaran Krus beserta isinya yaitu Barium Clorida (BaCl2) diperlukan waktu ± 20 menit. Pada proses pemijaran ini krus berisi Barium Clorida (BaCl2), saat dipijarkan krus harus diberi tutup. Beberapa saat kemudian, nyala pembakar dibesarkan agar krus menjadi warna merah pijar sampai beratnya konstan.
Setelah proses pemijaran berlangsung selama ± 20 menit, selanjutnya krusyang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) diangkat dari pembakaran yaitu dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus. Kemudian didinginkan di udara dalam waktu ± 3 menit.
Setelah Krus di dinginkan selama ± 3 menit, lalu krus tersebut dimasukkan ke dalam wadah pendingin atau biasa di sebut dengan Eksikator. Cara membuka Eksikator yaitu dengan cara di putar, bukan diangkat, karena pada penutup Eksikator di lengkapi dengan lem perekat. Lalu krus yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) di masukkan ke dalam Eksikator dalam waktu ± 10 menit.
Setelah Krus berisi Barium Clorida atau (BaCl2) dingin, Krus beserta isinya tersebut di angkat dari dalam wadah pendingin atau Eksikator dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus. Kemudian Krus yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) ditimbang dengan menggunakan alat penimbang. Setelah di timbang di peroleh berat yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) setelah di pijarkan atau dipanaskan adalah 1,7156 gr.
Perbandingan antara Magnesium sebelum di pijarkan atau dipanaskan dan setelah di pijarkan beratnya berbeda. Magnesium sebelum dipijarkan beratnya adalah 0,5 gr. Namun setelah pemijaran menjadi 0,1728 gr. Perbandingan antara Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum di pijarkan atau dipanaskan beratnya berbeda. Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum dipijarkan beratnya adalah adalah 2,0000 gr. Namun setelah di panaskan atau dilakukan pemijaran beratnya berubah menjadi 1,7156 gr. Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum dipijarkan masih mengandung Air (H2O), setelah dilakukan pemijaran beratnya berubah menjadi lebih ringan yaitu 1,7156 gr,dikarenakan H2O atau Air yang terkandung dalam BaCl2 atau Barium Clorida, saat pemijaran terjadi penguapan. H2O atau Air tersebut memiliki sifat kimia yaitu mudah menguap saat dipanaskan atau terjadi pemanasan. Sehingga hal tersebut yang menyebabkan berat dari Barium Clorida (BaCl2) berkurang pada saat setelah dilakukan pemijaran.
Persamaan reaksinya adalah
BaCl2 (aq) 2 H2O ï‚® BaCl2 (aq) + 2 H2O (l)

Kesimpulan
Setelah praktikan melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa:
Suatu bahan Mg dan BaCL2 setelah dilakukan pemijaran ternyata akan berpengaruh terhadap berat bahan. Sebelum dilakukan pemijaran berat bahan masih memiliki berat sekian, namun setelah bahan dipijarkan selama waktu yang diperlukan berat bahan berubah. Namun dalam perubahannya bahan tidak menunjukan secara cepat tanda-tanda perubahannya.
Setelah melakukan praktikum ke 2, praktikan dapat menyelesaikan suatu rumus hidrat yang diperoleh dari eksperimen dengan prosedur-prosedur yang ada.
Kemungkinan Kesalahan
Praktikan kurang terampil dalam menggunakan alat-alat kimia.
Kurangnya pemijaran terhadap bahan uji coba sehingga beratnya belum mencapai titik konstan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif (online) https://docs.google.com/document/d/107cmhhSPu3aQdK_Ff-deSE-KutxFMwOgb6x9J1swBV8/edit?pli=1.diakses pada 6 desember 2012 pukul 20.04 WITA
Anonim. Menentukan Rumus Kimia Hidrat (online) http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/14839707-menentukan-rumus-kimia-hidrat.diakses pada 5 desember 2012 pukul 14.49 WITA
Grafiko,Antonio.2009.Menentukan Rumus Suatu Hidrat (online). http://id.scribd.com/doc/13743581/RHidrat.diakses pada 5 desember 2012 pukul 15.12 WITA
Keenan, Charles W. et al. Ilmu Kimia Universitas. Terjemahan A. Hadyana P. Jakarta: Erlangga
Peters,Edward I.1978. Introduction to Chemical Principle United States of America: W.B.Saunders Company
Team teaching.2012.Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Gorontalo : LAB Kimia.

 

MAKALAH DEMAM BERDARAH KEPERAWATAN UNG

12 November 2012 23:44:40 Dibaca : 1084

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopyctus. Faktor-faktor  yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi. Sebaran nyamuk penular demam berdarah dengue, kebersihan lingkungan yang tidak memadai serta faktor keganasan virusnya. Berdasarkan kejadian di lapangan dapat diidentifikasikan faktor utama adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal, sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan berkembangnya nyamuk. Insiden dan prevalensi penyakit Demam Berdarah Dengue menimbulkan kerugian pada individu, keluarga dan masyarakat. Kerugian ini berbentuk kematian, penderitaan, kesakitan, dan hilangnya waktu produktif (Indra, 2003:3).

Penyakit demam berdarah dengue menjadi momok tiap tahun. Insiden di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989-1995) dan pernah meningkat tajam saat Kejadian Luar Biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998, hingga medio 2005 masih ada daerah berstatus Kejadian Luar Biasa, sampai Mei tahun 2005 di seluruh Indonesia tercatat 28.224 kasus dengan jumlah kematian 348 orang, hingga awal Oktober 2005 kasus demam berdarah dengue di 33 propinsi tercatat 50.196 kasus dengan 701 diantaranya meninggal. Dari data di atas menunjukkan peningkatan hampir 2 kali lipat dari Mei hingga awal Oktober 2005. Berdasarkan data dari Dinkes Jawa Timur hingga 20 Oktober 2005 sebanyak 8.619 kasus dari jumlah tersebut meninggal 131 orang dan pada tahun 2006 ada 20.420 penderita dan menyebabkan kematian 233 jiwa, pada tahun 2007 sampai Juli yakni 102.175 penderita dengan kematian 1.098 jiwa. Dari hasil studi pendahuluan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Banyuwangi dari tahun 2005 sampai 2007 mengalami peningkatan yaitu 596 kasus pada tahun 2005, 677 kasus pada tahun 2006 dan 788 kasus pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan kasus Demam Berdarah Dengue yaitu 581 kasus dan dari data yang diperoleh dari Puskesmas Gitik  tahun 2005 sampai 2007 juga mengalami peningkatan yaitu 35 kasus pada tahun 2005, 55 kasus pada tahun 2006 dan 66 kasus pada tahun 2007 sedangkan pada tahun 2008 jumlah penderita Demam Berdarah Dengue mencapai 43 kasus.

Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Usaha untuk mengatasi masalah penyakit tersebut di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan, berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pengendalian vektor dengan cara kimia hanya membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara dan dilakukan hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini memerlukan dana yang tidak sedikit serta mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu diperlukan cara lain yang tidak menggunakan bahan kimia diantaranya melalui peningkatan partisipasi masyarakat untuk pengendalian vektor dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (Indra, 2003:4). Keberhasilan pemberantas nyamuk aedes aegypti tidak lepas dari peran petugas kesehatan atau perawat yaitu memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang demam berdarah dengue secara intensif.

Upaya pemberantasan dan pencegahan yang dilakukan Puskesmas Gitik yaitu yang pertama dengan penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan melalui rapat koordinasi desa dan kecamatan, selain itu penyuluhan dilakukan dari rumah ke rumah oleh petugas kesehatan. Kedua dengan abatesasi yaitu pemberian abate kepada seluruh masyarakat. Ketiga dengan fogging atau pengasapan sebagai alternative terakhir untuk pemberantasan nyamuk dewasa yang telah mengandung virus dengue. Dengan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui “Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Angka Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Gitik Tahun 2008”.

 

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut

1.2.1 Bagaimanakah pemberantasan dari sarang nyamuk itu sendiri?

1.2.2 Keadaan yang seperti apakah Bebas Jentik DBD itu?

1.2.3 Apa hubungan pemberantasan sarang nyamuk dengan keadaan bebas jentik DBD?

 

1.3  Tujuan

            Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain

1.3.1 Mendeskripsikan apa itu Pemberantasan Sarang Nyamuk

1.3.2 Mendeskripsikan Keadaan Bebas Jentik DBD

1.3.3 Mendeskripsikan hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M Plus) dengan Keadaan Bebas Jentik DBD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Sarang nyamuk sering menjadi hal yang sangat mengganggu kebersihan lingkungan. Dari sarang nyamuk yang  bertebaran, bisa menjadi sumber penyakit yang akhirnya bisa mengganggu kesehatan masyarakat di sekitarnya. Oleh karenanya, perlu dilakukan pemberantasan sarang nyamuk itu sendiri.

 

2.1.1 Pengertian

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue adalah kegiatan mamberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular Aedes Aegypti (Demam Berdarah Dengue) di tempat-tempat perkembangbiakannya.

 

2.1.2 Tujuan PSN DBD

Mengendalikan populasi nyamuk aedes aegypti, sehingga penularan DBD  dapat dicegah atau dikurangi. 

 

2.1.3 Sasaran PSN DBD

Sasaran pemberantasan sarang nyamuk DBD yaitu semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, antara lain:

1.     Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari.

  1. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari.
  2. Tempat penampung air alamiah.  

 

2.14 Ukuran keberhasilan PSN DBD

Keberhasailan kegiatan PSN DBD antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95 % di harapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi.

 

2.1.5 Cara PSN DBD

PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M’ , yaitu :

1.     Menguras dan menyikat tempat- tempat penampungan air, seperti bak mandi, drum, dan lain lain seminggu sekali (M1).

  1. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain lain (M2).
  2. Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).

 

Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:

1.     Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.

  1. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
  2. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu /pohon, dan lain lain.
  3. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.
  4. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak-bak penampung air.
  5. Memasang kawat kasa.
  6. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
  7. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
  8. Menggunakan kelambu.
  9. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

Keseluruhan cara tersebut di atas di kenal dengan istilah  “3M Plus”. .

 

2.1.6 Pelaksanaan PSN DBD

Pelaksanaan PSN DBD yaitu:

1.    Di rumah

2.    Dilaksanakan oleh anggota keluarga

  1. Tempat-tempat umum

 

 

Dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau pengelola tempat-tempat umum, seperti:

  1. Kantor oleh petugas kebersihan kantor
  2. Sekolah oleh petugas sekolah
  3. Pasar oleh petugas kebersihan pasar, dan lain lain.

 

2.1.8 Jenis Kegiatan PSN DBD

a)   Bulan Bakti Gerakan 3M atau juga dengan istilah bulan kewaspadaan 3M sebelum musim penularan atau gerakan 3M sebelum masa penularan (G 3M SMP) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan pada saat sebelum terjadi penularan DBD, yaitu bulan dimana jumlah kasus DBD paling rendah, berdasarkan jumlah kasus rata-rata perbulan selama 5 tahun terakhir. Kegiatan ini dilakukan selama sebulan penuh dengan mengajak warga melakukan PSN DBD dipimpin oleh Kepala wilayah setempat serta melibatkan lintas sektor. Kegiatan ini diprioritaskan di desa/kelurahan rawan 1 (endemis) agar sebelum terjadi puncak penularan virus dengue, populasi nyamuk penular dapat ditekan serendah-rendahnya sehingga Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat dicegah.

b)   Penyeluhan kepada keluarga. Selain penyuluhan secara individu yang dilakukan penyuluhan kepada masyarakat luas juga dilakukan secara kelompok (seperti pada pertemuan kader, arisan, dan selapanan) dan secara missal (seperti pada saat pertunjukan layer tancap, ceramah agama dan pertemuan musyawarah desa).

c)   Pergerakan masyarakat dalam PSN DBD secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah, apabila terjadi KLB atau wabah, dilakukan penyemprotan insektisida/pem-berantasan vektor dengan fogging (pengasapan) yang dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu yang melibatkan petugas dinas kesehatan kabupaten/kota,puskesmas dan tenaga lain yang terlatih.

 

 

 

2.1.9 Perlunya 3M

Sudah tidak diragukan lagi bahwa penyebaran wabah dengue disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegipty terutama nyamuk betina. Nyamuk ini sangat pintar menyembunyikan suaranya dengan membuat gerakan sayap yang halus sehingga nyaris tak trdengar. Nyamuk betina ini menghisap darah manusia sebagai bahan untuk mematangkan telurnya.

Bila nyamuk jenis lain bertelur dan menetaskan pada sarangnya, Aedes aegipty betina melakukannya diatas permukaan air karena dengan demikianlah telur-telurnya itu berpotensi menetas dan hidup, telur menjadi larva yang kemudian mencari makan dengan memangsa bakteri yang ada di air tersebut, nyamuk penyebab demam berdarah ini berkembang biak pada genangan air terutama yang kotor.

Penyebaran wabah dengue dipengaruhi oleh ada tidaknya nyamuk aedes aegipty yang dipengaruhi lagi oleh ada tidaknya genangan air yang kotor, oleh karena itu pengontrolan dengue bisa dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

a)    Pertama adalah membunuh nyamuk baik dengan peptisida maupun dengan ovitrap, yakni dengan bak perangkap yang di utup kasa, penggunaan peptisida selain memerlukan biaya dan berbahaya pada manusia, juga akan memicu munculnya nyamuk yang resisten, sehingga cara ini bukanlah cara yang efektif untuk jangka panjang, untuk jangka pendek cara ini masih digunakan.

b)    Kedua adalah membuat nyamuk trasgenik supaya tidak terinfeksi oleh virus dengue, jika nyamuk tidak bisa terinfeksi oleh virus dengue otomatis manusia tidak akan pernah terinfeksi oleh virus dengue. Cara ini digunakan oleh beberapa peneliti unutk mengatsi masalah malaria, nmaun pengembangan cara ini masih memerlukan puluhan tahun untuk bisa diaplikasikan.

c)    Cara yang ketiga adalah PSN yang efektif dan efisien melalui kegiatan 3M yaitu dengan menguras tempat penyimpanan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang memungkinkan dijadikan tempat perindukan dan perkembangbiakan jentik nyamuk aedes aegipty, menutup lubang-lubang pada bamboo dengan tanah atau adukan semen, melipat pakaian/kain yang bergantungan pada kamr agar nyamuk tidak hinggap disitu, untuk tempat-tempat air yang tidak memungkinkan atau sulit di kuras taburkan bubuk abate kedalam genangan air tersebut untuk membunuh jenti-jentik nyamuk, ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali.

 

2.2 Keadaan Bebas Jentik DBD

            Pada umumnya, pemberantasan sarang nyamuk sering dilakukan untuk meminimalisirkan penularan dari penyakit demam berdarah. Salah satunya yaitu perlu adanya pemberantasan pada jentik nyamuk sebelum akhirnya berkembang menjadi nyamuk dewasa yang nantinya akan membawa penyakit yang tentunya mengganggu masyarakat.

 

2.2.1 Pengertian Keadaan Bebas Jentik

Dari pengertian ABJ (Angka Bebas Jentik) di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya Keadaan Bebas Jentik merupakan suatu keadaan dimana ABJ lebih atau sama dengan 95 %.

 

2.2.2 Pengertian DBD<

Setelah lepas kuliah umum yang dibawakan oleh bapak El Nino, kini saya baru tau Politik Indonesia bahwasannya perlu diperbaiki kembali. Siapa yang memperbaiki?? Kami-kamilah yang harusnya menggantikan posisi para sampah pemerintahan yang sekarang tengah berfoya-foya atas uang hasil keringat rakyat. Yang tidak pernah perduli dengan jeritan para masyarakat yang telah bersusah payah tapi hanya mendapatkan upah yang sangat sedikit.

 

Tahun 2020-2030 adalah tahun tahun dimana kita yang saat ini masih berstatuskan seorang mahasiswa, harus menjadi "Agen of Changing". Harus menjadi para pejuang pejuang masa depan yang nantinya akan membawa perubahan bagi negeri kita ini. Apapun yang terjadi, seorang mahasiswa tetaplah harus menjadi seseorang yang akan memimpin, dan memajukan bangsa kita ini. Kita adalah manusia HARAPAN BANGSA, bukan HARAPAN BANGSAT!!

 

HIDUP MAHASISWA!!