Peran Teknologi dalam Ekonomi Keuangan Perbankan

08 August 2021 20:38:06 Dibaca : 135

A.    PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi digital yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir disebut-sebut sebagai Revolusi Industri 3.0 (ketiga). Sejak pertama kalinya terjadi revolusi industri pada abad ke-18 di Inggris, revulusi industri selalu menyebabkan perubahan tatanan industri yang mempengaruhi hampir setiap bidang, baik secara positif maupun negatif.

Dalam perspektif ekonomi, maka muncullah istilah ekonomi digital (digital economy) sebagai sebuah konsep aktivitas ekonomi yang bebasis pada teknologi digital. Ekonomi digital pertama kali dicetuskan oleh Tapscott (1994) yaitu tentang bagaimana teknologi dan strategi bisnis bertranformasi tidak hanya pada proses bisnisnya, akan tetapi juga transformasi cara produk dan jasa diproduksi dan dipasarkan, struktur dan tujuan perusahaan, serta dinamika kompetisi bisnis. Selain itu, ekonomi digital juga membawa kita pada episentrum komputer, telokomunikasi, dan hiburan. Sejauh ini ekonomi digital paling dapat dirasakan dengan adanya fenomena perdagangan secara elektronik (e-commerce) dan marketplace bagi jasa-jasa, seperti transportasi dan hotel.

Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil penelitian sebelumnya, penulis diberikan Tugas Essay pengganti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah EKONOMI KEUANGAN PERBANKAN, dengan topik utama: “Peran Teknologi dalam Ekonomi Keuangan Perbankan”.

1.1  RUMUSAN ESSAY

Menganalisis peran teknologi dalam dinamika Ekonomi Keuangan Perbankan yang diteliti dalam Jurnal “Digital Payments and Consumer Experience in India: a Survery Based Empirical Study” oleh Shree et al. (2021);

 

1.2 TUJUAN ESSAY

Untuk dapat mengetahui dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai “Peran Teknologi dalam Ekonomi Keuangan Perbankan”  pada jurnal “Digital Payments and Consumer Experience in India: a Survery Based Empirical Study” oleh Shree et al. (2021);

B.     ISI

Dalam dekade terakhir, India telah dengan cepat mendigitalkan sistem pembayarannya dan menjanjikan potensi besar di daerah tersebut. Pembayaran digital mencatat peningkatan total volume sebesar 46,5% di FY19 di atas peningkatan 60,6% di FY18.Uni  Antarmuka Pembayaranfed (UPI), sistem pembayaran yang diluncurkan pada tahun 2016, telah melampaui tonggak sejarah satu miliar transaksi per bulan. Kemajuan dalam digitalisasi telah didorong oleh perpaduan yang sehat antara inovasi teknologi, intervensi kebijakan, dan perluasan dan penguatan infrastruktur yang ada di sisi penawaran, ditambah dengan peningkatan proporsi populasi yang mengadopsi instrumen keuangan dan digital di sisi permintaan.

Pemerintah India dan RBI telah bekerja secara sinergi untuk mendorong reformasi kebijakan dan peraturan. Pemberdaya seperti akun Jan Dhan, Aadhaar dan penetrasi ponsel, dan kebijakan seperti Demonetisasi dan Pajak Barang dan Jasa telah membawa orang lebih dekat ke teknologi dan bank. Baru-baru ini, NEFT (Transfer Dana Elektronik Nasional) dioperasikan selama 24 jam setiap hari dalam seminggu, dan RTGS (Penyelesaian Bruto Waktu Nyata) diharapkan segera menyusul. Peluncuran UPI, bersama dengan mode pembayaran digital yang sudah tersedia seperti NEFT, IMPS, kartu dan Alat Pembayaran Prabayar (PPI) telah meningkatkan pilihan yang tersedia bagi konsumen. Jumlah terminal PoS (point of sale) juga meningkat sekitar 40 lakh dalam lima tahun terakhir. Terminal PoS dan infrastruktur penerimaan yang ringan seperti kode QR telah meningkatkan pembayaran berbasis Kartu/PPI. Sistem pembayaran tambahan seperti Bharat Bill Payment System (BBPS), sistem National Electronic Toll Collection (NETC), kartu RuPay dan AePS juga telah mendorong pembayaran digital dan niat untuk menggabungkan teknologi modern seperti tokenisasi dan pembayaran tanpa kontak akan memajukan kemajuan.

Ques tionnaire dirancang dalam bahasa Inggris dan Hindi, baik memperluas dan mendiversifikasi sampel. Ini terdiri dari 28 pertanyaan yang dibagi menjadi tujuh bagian yaitu. demografi, akses ke dan penggunaan teknologi, kesadaran akan berbagai mode pembayaran digital, preferensi dan persepsi tentang sistem pembayaran tunai dan digital  kebiasaan belanja, pengalaman terkait penipuan, dan umpan balik tentang kampanye kesadaran. 

Studi kami secara luas bertujuan untuk memahami dampak persepsi pengguna, kepercayaan pada sistem pembayaran, dan pengalaman penipuan online terhadap pilihan cara pembayaran. Untuk analisis regresi, cara pembayaran diambil sebagai variabel dependen dan variabel independen ditambahkan ke model dasar sesuai dengan hipotesis yang diuji. Pertama, model dasar diperoleh untuk semua lima jenis pembelian— bahan makanan, utilitas, belanja online, barang tahan lama, dan emas. Transaksi ini berkisar dari transaksi bernilai rendah hingga tinggi. Tanggapan yang dicatat untuk berbagai jenis pembelian memiliki tiga alternatif berikut: 

• Selalu bayar tunai, 

• Selalu bayar digital, dan 

• Kadang bayar tunai dan kadang digital. 

C.    PENUTUP

Kemajuan teknologi digital telah mempengaruhi industri jasa keuangan dan menciptakan sebuah industri tersendiri yaitu teknologi finansial, yang dapat diartikan sebagai pemanfaatan teknologi (informasi) dalam sektor keuangan dan memberikan fokus lebih pada pengalaman pengguna (user expereience). Tekfin dengan teknologi canggihnya dibangun dalam ekosistem, infrastruktur, dan budaya masyarakat yang ideal. Tingkat adopsi tekfin sangat tinggi pada daerah/negara yang infrastrukturnya sudah baik (seperti jaringan internet), masyarakat yang sudah familiar dengan gaya hidup digital dan mampu menjangkau device untuk dapat menggunakan produk dan jasa tekfin. Sementara itu, hal-hal ideal tersebut tidak ditemukan pada daerah/negara berkembang dan tertinggal. Pendapatan masyarakat yang rendah, infrastruktur yang terbatas, pengetahuan masyarakat yang rendah, masyarakat yang masih less digital, dan masyarakat yang tidak teratur secara ekonomi menjadikan tekfin tidak dapat masuk dengan mudah. Dengan karakteristik seperti ini pula membatasi akses mereka terhadap lembaga keuangan formal. Tekfin sebagai sebuah inovasi seharusnya memberikan solusi bagi masyarakat yang terabaikan dalam sistem keuangan formal.

D.    DAFTAR PUSTAKA

Arango-Arango CA, Bouhdaoui Y, Bounie D, Eschelbach M, Hernandez L (2018) Uang tunai tetap menjadi yang terbaik! Bukti internasional dari buku harian pembayaran. Model Ekonomi 69:38–48

 

Arner, D. W., Barberis, J. N. & Buckley, R. P., 2015. The Evolution of Fintech: A New Post-Crisis Paradigm?. University of Hong Kong Faculty of Law Research Paper No. 2015/047.

 

Bank Indonesia, 2016. Financial Technology: Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari Aspek Infrastruktur, Teknologi, SDM, dan Regulasi Penyelenggara dan Pendukung jasa Sistem Pembayaran, Jakarta: Bank Indonesia.

SEJARAH TINOMBO

25 December 2019 08:20:27 Dibaca : 1060

Tinombo, kota Tinombo sesunggguhya berasal dari kata tinombusul, berasal dari bahasa lauje yg berarti sudah di tebus. karena apabila orang2 yg akan mengambil obat dari pada akar2 kayu atau mengambil emas harus memberikan tebusan, berupa uang perak sebanyak satu tali.yg nilainya sebanyak 25 sen. Sesuai dengan pesan leluhur orang lauje dalam ungkapannya sebagai berikut : “pepeluma to Tinombo, nya masalah pikiranomo, tulaiu petu wogo.yg artinya: ku pesankan kepada anak Tinombo, jangan salah pemikiran anda, atau di bohongi. di laknat oleh tanah dan air.tempat tersebut letaknya di daerah pegunungan yg letaknya sekitar 7km, dari sebalah barat, desa lombok sekarang. disitulah tempatnya. dataran rendah tinombo di sebut siavu. yg artinya kabur.karena setiap orang menuju Tinombo dari kejauhan di tengah laut memandang ke hulu Tinombo di liputi kabut (awan). pula setelah menginjakan kaki di dataran rendah Tinombo, nampak sebelah selatan dan utara tumbuh menjulang pohon kapuk atau avu avu, dalam bahasa lauje siavu adalah pemukiman penduduk lauje yg di ketemukan oleh Suwalipu (Olongian meegang mata).Setelah lama tinggal di daerah pegunungan yg bernama Tinombo. tempat tersebut mulanya hutan belukar sekarang menjadi desa, tempat pemukiman penduduk.Keadaan Alam dan penduduk.Daerah Tinombo di antarai dua sungai yaitu sungai Palasa di sebelah utara dan sungai Bainaa di sebelah selatan. sedangkan pada bagian baratnya adalah kecamatan Damsol dan sebelah timur dengan teluk Tomini. wilayah ini mengenal dua musim yakni musim hujan dari bulan april sampai dengan bulan agustus. dan musim kemarau dari bulan september sampai dengan bulan maret secara teratur.penduduk Tinombo sebagian besar menggunakan bahasa lauje dan mata pencahariannya bertani. pada zaman sebelum kedatangan Belanda penduduk Tinombo hidupnya masih sederhana, pakaian mereka masih menggunakan bahan dari kulit kayu. selain usaha bertani penduduk juga menangkap ikan di laut. cara bertani penduduk masi berladang dan berpindah pindah, selain menggunakan waktunya mengambil damar, rotan, dan kayu hitam (Eboni), untuk di jual sebagai tambahan nafkah hidup.Sistem pemerintahan pada zaman kekuasaan Olongian di bagi bagi menjadi perkampungan. nama nama yg pernah menjadi kepala kampung:1. Djaudjali2. Lodji3. Dg Matjora dg Malino4. A Illimulah5. Dg Palalo Dg Malino6. Sukara7. Orbou8. S Lamane (3-2-1950 sd 30-4-1952)9. K Maraila (1956 sd 1959)10. D.P Kambay (1960 sd 1968)11. Hani dg Malino12. A Illimulah (1971 sd 1972)13. Man Tjaolo (1973 sd 1980)14. Mudik dg Malondeng (1981 sd 1985)15. Pasil Madurika (1986 sd 1996)16. Andi Wala Tombolotutu (1997 sd 2000)17. Djamal T Salunggu (2001 sd 2006)18. Masudin (2007 sd Sekarang.Tinombo sebagai Ibu Kota Swapraja Moutong di perintah oleh raja2,1. Raja dg Malino2. Raja Borman3. Raja Saenso Lahiya4. Raja Hi Kuti Tombolotutu (1925 sd 1965)Tahun berdirinya Tinombo Oktober 1904.

Penulis, Hi Ali B Djupanda

Penyunting, Muhtar Djupanda, Abdul Muluk Buotil, Rizal.M.Tjaolo

https://muhtarsiavu.wordpress.com/2011/05/24/sejarah-berdirinya-desa-tinombo-2/

UNVERSITAS NEGERI GORONTALO

20 August 2019 14:53:16 Dibaca : 644

 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2019