ARSIP BULANAN : September 2013

Imam Bukhari

16 September 2013 13:13:11 Dibaca : 750

Imam Bukhari, bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. Imam Bukhari dilahirkan pada malam Jum'at tanggal 13 Syawwal 194 H/810 M di Bukhara, sebuah kota di Uzbekistan, bekas wilayah Uni Soviet.

Ayahnya bernama Ismail bin Ibrahim, salah seorang ulama hadis ternama pada masanya. Ia belajar hadis dari Hammad bin Zayd dan Imam Malik. Riwayat hidupnya ditulis Ibnu Hibban dalam kitab al-Tsiqah. Demikian juga dengan Imam Bukhari, menulis riwayat hidup ayahnya dalam kitab al- Tarikh al-Kabir. Ayahnya adalah seorang yang alim, wara’ dan taqwa. Bahkan menjelang wafat, ia sempat menjelaskan, hartanya tidak terdapat uang haram atau syubhat sedikitpun.

Sejak kecil Imam Bukhari telah mencurahkan perhatiannya mempelajari hadis dan ilmu hadis. Pada usia 10 tahun, Bukhari sudah banyak menghafal hadis. Bukhar dikenal rajin, tekun dan juga sangat cerdas. Sehingga tidak mengherankan, sebelum usia 16 tahun Bukhari berhasil menghafal dua buah kitab hadis secara utuh karya Imam Ibnu al-Mubarak dan kitab Imam Waki'.

Bukhari juga tidak hanya menghafalkan matan hadis dan kitab-kitab ulama terdahulu, namun Bukhari juga mengenal secara rinci biografi para perawi hadis, lengkap dengan data tanggal lahir, tahun wafat dan tempat lahir mereka.

Tahun 210 H, saat genap berusia 16 tahun, Bukhari bersama ibu dan saudaranya pergi ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. selain untuk menunaikan ibadah haji, Bukhari juga menetap di Hijaz, Mekkah selama 6 tahun. Di kota itulah dia menempa diri untuk mereguk ilmu yang diinginkan. Kadangkala dia pergi ke Madinah. Di kedua kota suci itulah Imam Bukhari menulis sebagian karyanya dan menyusun dasar-dasar al-Jami’ al-Sahih.

Beliau menulis al-Tarikh al-Kabir di sisi makam Rasulullah saw dan sering menulis pada malam hari di bawah terang bulan. Dan menulis tiga kitab, al-Tarikh al-Sagir (yang kecil), al-Awsat (yang sedang) dan al-Kabir (yang besar). Ketiga buku itu menunjukkan kemampuannya yang luar biasa mengenai Rijal al-Hadis.

Selain singgah ke Makkah dan Madinah, Bukhari juga berkunjung ke Maru, Naisabur, Ra'y, Baghdad, Bashrah, Kufah, Mesir, Damaskus dan 'Asqalan. Dari kota dan negeri Islam ini, Bukhari tercatat pernah meriwayatkan hadis dari ulama penghafal hadis, diantaranya, Makki bin Ibrahim al-Balakhi, 'Abd bin Usman al-Marwazi, Abdullah bin Musa al-Qaisi, Abu 'Ashim al-Syaibani, Muhammad bin Abdullah al-Anshari, Muhammad bin Yusuf al-Firyabi, Abu Nu'aim al-Fadhl bin Dikkin, Ali bin al-Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in Ismail bin Idris al-Madani, Ibnu Rahawaih dan lain-lain.

Ada hal menarik ketika di Baghdad. Bukhari pernah diuji 10 pakar ilmu hadis. Para ulama ini sengaja melakukanya untuk mengetahui kemampuan Imam Bukhari dalam ilmu hadis. Dari 10 ulama ini, setiap orang membacakan sepuluh hadis kepada Bukhari. Para penguji mengganti atau membalik isnad dan matan hadis serta menempatkannya secara acak. Satu persatu dari 10 ulama hadis ini menanyakan 10 hadis yang telah mereka persiapkan. Imam Bukhari dengan sangat tenang memaparkan, mengurutkan hadits-hadits yang diacak pada susunan yang semestinya.

Karena kemapuan dan kecerdasannya, tidak sedikit Bukhari mendapat pujian dari ulama, rekan, maupun generasi sesudahnya. Imam Abu Hatim al-Razi misalnya, berkata: “Khurasan belum pernah melahirkan seorang yang melebihi Bukhari. Di Irak pun tidak ada yang melebihi darinya." Demikina juga dengan Imam Muslim pernah mencium di antara kedua mata Imam Bukhari seraya berkata: “Guru, biarkan aku mencium kedua kakimu. Engkaulah Imam ahli hadis dan dokter penyakit hadis.”

Termasuk generasi sesudah Imam Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqalani pernah berujar: “Seandainya pintu pujian dan sanjungan masih terbuka bagi generasi sesudahnya, niscaya kertas dan nafas akan habis. Karena ia (Imam Bukhari) bagaikan laut yang tak berpantai.”

Menurut Imam Ibnu Ishaq bin Rawahaih, salah seorang guru Bukhari mengatakan: "Seandainya Imam Bukhari hidup pada masa al-Hasan, pasti akan banyak orang yang membutuhkannya dalam ilmu hadis serta mengetahui kealiman dan kefaqihannya." Imam Abu Nu'aim dan Ahmad bin Hammad berkata: "Imam Bukhari adalah orang yang paling faqih dari umat ini."

Melihat kepakaran Imam Bukhari dari kegighannya mendalami hadits, sedertet nama besar para pakar hadits pernah ia kunjungi untuk belajar. “Aku menulis hadits dari 1.080 guru, yang semuanya adalah ahli hadis yang berpendirian bahwa iman itu adalah ucapan dan perbuatan.”

Di antara para guru itu adalah Ali bin al-Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma’in, Muhammad bin Yusuf al-Firyabi, Maki bin Ibrahim al-Balkhi, Abdullah bin Usman al-Marwazi, Abdullah bin Musa al-'Abbasi, Abu 'Asim al-Syaibani, Muhammad bin Abdullah al-Anshari, Muhammad bin Yusuf al-Baykandi dan Ibnu Rahawaih. Jumlah guru yang hadisnya diriwayatkan dalam kitab sahihnya sebanyak 289 guru. Hal ini dapat kita peroleh dari jumlah guru beliau yang riwayatnya terdapat dalam Shahih Bukhari. (Muhammad Muhammad Abu Syuhbah:314-315).

Selain memiliki sekian banyak guru, Imam Bukhari juga meninggalkan sederet murid-murid yang juga pakar di bidang hadits. Diantara murid-muridnya, yang paling terkenal adalah Imam Muslim bin Hajjaj, Imam al-Tirmizi, Imam Abu Zur'ah, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Abu Dawud, Imam al-Nasa'I, Imam Muhammad bin Yusuf al-Firyabi, Ibrahim bin Mi’yal al-Nasafi, Hammad bin Syakir al-Nasawi dan Mansur bin Muhammad al-Bazdawi.

Di sisi lain, Imam Bukhari tidak hanya sekadar pakar dalam bidang hadis tapi juga seorang yang pakar di bidang fiqih, sejarah maupun dalam cabang ilmu keislaman lainnya. Termasuk yang jarang diungkap, Imam Bukhari termasuk pemanah ulung. Pada sebuah riwayat, Imam Bukhari sepanjang hidupnya hanya dua kali mata panahnya meleset dari sasaran.

Pakar hadits kharismatik ini wafat hari Sabtu malam 1 Syawwal 256 H pada usia 62 tahun 13 hari di Khartank, sebuah kampung yang tidak jauh dari kota Samarkand. Sebelum wafat, Imam Bukhari berpesan agar jenazahnya dikafani tiga helai kain, tanpa baju dan sorban. Jenazahnya dimakamkan setelah shalat Zuhur, bertepatan dengan perayan kemenangan kaum Muslimin di Idul Fitri saat itu.

Karya-karya Imam Bukhari
Sebagai salah seorng ulama yang produktif menulis, Imam Bukhari telah menyumbangkan sejumlah karya kepada umat Islam, diantaranya:
1)al-Tarikh al-Shagir
2)al-Tarikh al-Awsath
3)al-Dhu'afa
4)Kitab al-Kuna
5)al-Adab al-Mufrad
6)al-Jami' al-Shahih (yang kemudian dikenal dengan Shahih al-Bukhari)
7)Raf'u al-Yadain fi al-Shalat
8)Khair al-Kalam fi al-Qira'at Khalfa al-Imam
9)al-Asyribah
10)Asami al-Sahabah
11)Birr al-Walidain
12)Khalq Af'al al-'Ibad
13)al-'Ilal fi al-Hadis
14)al-Musnad al-Kabir
15)al-Wihdan
16)al-Mabsuth
17)al-Hibah
18)al-Fawaid
19)Qadhaya al-Sahabat wa al-Tabi'in
20)al-Tafsir al-Kabir (Tarikh Ibnu Katsir:juz 11:24), (Ibnu Hajar al-Asqallani:juz 2:193), (M. Abu Zahu:356).

INDIVIDU MUSLIM YANG KITA KEHENDAKI

06 September 2013 10:06:04 Dibaca : 1137

Berbicara tentang memperbaiki diri, di sini perlu dikemukan contoh yang baik bagi individu muslim dan sisi lain yang dapat menyempurnakan keperibadian Islamnya. Kemudian di sentuh beberapa cara yang mungkin dapat merubah realiti kenistaan yg sedang maharajalela, menjadi individu muslim yg bersinar cemerlang dan menjadi kader-kader aqidah. Kita menghendaki umat islam yang menjadi pendukung aqidah yang baik dan bersih dari segala campuran, pendukung ibadah yang benar zahir dan batin, mmpunyai akhlak yang teguh yang diambil dari Al-Quran dan As-Sunnah, mempuyai pendidikan dan wawasan berfikir yang sesuai dengan petunjuk amal Islami, mempunyai tubuh yang kuat dan mampu memikul berbagai tugas amal jihad.

Kita menghendaki muslim dan muslimah yang bermujahadah dengan dirinya dan mengendalikan hawa nafsunya, berguna bagi orang lain, mampu mengatur segala urusannya, serta yang mampu berusaha dan berdikari. Inilah sebahagian indikator individu muslim dan muslimah yang dikehendaki.

10 ciri Individu Muslim

03 September 2013 09:16:21 Dibaca : 1538

Salimun Aqidah [Aqidah yang sejahtera]

Redha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai Agama dan Muhammad s.a.w sebagai NabiSentiasa muraqabah Allah dan memperingati akhirat, memperbanyakkan nawafil dan zikirMenjaga kebersihan hati, bertaubat,istighfar, menjauhi dosa dan syubhat

Sohihul Ibadah [Ibadah yang Benar]

Perlu melakukan ibadah yang meninggikan roh dan jiwanyaPerlu belajar untuk membetulkan amalannya dan mengetahui halal dan haramTidak melampau atau berkurang (wasatiah-pertengahan)

Matinul Khuluq [Akhlak yang unggul]

Akhlak kita adalah Al-Quran dan ditunjukkan oleh Nabi sawDijelaskan beberapa unsur oleh Imam Al-Banna dalam kewajipan dai’e iaitu:sensitif,tawadu’,benar dalam perkataan dan perbuatan, tegas, menunai janji, berani, serius, menjauhi teman buruk, dll

Qadiran Ala Kasbi [Mampu berdikari]

Walau kaya perlu bekerjaTidak terlalu mengejar jawatanMelakukan setiap kerja dengan betul dan sebaiknyaMenjauhi riba dalam semua lapanganMenyimpan untuk waktu kesempitanMenjauhi segala bentuk kemewahanMemastikan setiap sen yang dibelanjakan tidak terjatuh ke tangan bukan Islam

Mutsaqqafal Fikri [Fikiran yang berpengetahuan]

Perlu berpengatahuan tentang Islam dan maklumat am supaya mampu menceritakan kepada orang lainPerlu bersumberkan kepada Al-Quran dan Hadith dan diterangkan oleh ulama’ yang ThiqahPesan Imam Al-Banna: perlu boleh membaca dengan baik, mempunyai perpustakaan sendiri dan menjadi pakar dalam bidang yang diceburiMampu membaca Al-Quran dengan baik, tadabbur, mempelajari seerah,kisah salaf serta mempelajari kaedah serta rahsia hukum yang penting

Qawiyyul Jism [Kuat tubuh badan]

Dakwah berat tanggungjawab dan tugas-perlukan badan yang sihat dan kuatRasulullah saw menitikberatkan soal ini. Mafhum Hadith:Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dikasihi Allah dari mukmin yang lemah,tetapi pada keduanya ada kebaikan.Pesan Al-Banna: memeriksa kesihatan diri, mengamalkan riadahdan tidak memakan atau meminum sesuatu yang boleh merosakkan badan

Mujahadah Ala nafsi [Mampu melawan nafsu]

Perlu azam yang kuat untuk melawan nafsunya dan mengikut kehendak IslamTidak menghiraukan apa orang kata dalam mempraktikkan IslamDai’e mungkin akan melalui suasana sukar yang tidak akan dapat dihadapi oleh orang yang tidak biasa dengan kesusahan

Munazzamun fi Syu’unihi [Tersusun dalam urusan/berdisiplin]

Untuk manfaatkan waktu dengan baik,perlu penyusunan dalam segala urusanGunakan segala masa dan tenaga tersusun untuk manfaat Islam dan Dakwah

Harithun Ala Waqtihi [Menjaga Waktu]

Waktu lebih mahal dari emas, waktu adalah kehidupan yang tidak akan kembali semulaSahabat sentiasa berdoa agar diberkati waktu yang ada pada merekaAku adalah makhluk baru..menjadi saksi kepada manusia

Nafi’un Ligharihi [Bermanfaat kepada orang lain]

Dai’e umpama lilin yang membakar diri untuk menyuluh orang lainDai’e adalah penggerak dakwah dan Islam Amal Islam untuk menyelamatkan orang lain dari kesesatan Dai’e merasa gembira bila dapat membantu orang lain. Paling indah dalam hidupnya bila dapat mengajak seorang manusia kejalan Allah.

‘Supaya diri tidak lupa…’

Pengadilan Militer AS Vonis Mati Prajurit Muslim

02 September 2013 13:18:48 Dibaca : 1127

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Juri Pengadilan Militer menjatuhkan vonis mati kepada bekas prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Mayor Nidal Malik Hasan, Rabu (28/8) waktu setempat.

Pria berusia 42 tahun itu dinyatakan telah melakukan pembunuhan di barak militer Fort Hood, Texas 2009 silam. Penuntut Utama Kolonel Mike Mulligan mengatakan, ada dua desakan hukum terhadap terdakwa.

Pertama, pembunuhan berencana. Nidal dituduh membunuh 13 prajurit di Fort Hood. Tuduhan lain adalah dengan melukai secara sengaja. Sebanyak 32 prajurit cidera dalam aksinya tersebut.

''Dia (Nidal) bukan seorang martir. Tapi pembunuh sadis dan berdarah dingin,'' kata Mulligan dalam keterangan akhir persidangan, Rabu (28/8).

Keputusan juri, menurut dia, adalah pantas. Nidal mengenakan seragam militer saat memasuki ruang sidang. Tangannya, digambarkan Washington Post dalam keadaan terborgol.

Satuan keamanan menjaga ketat ruang persidangan tertutup itu. Prajurit muslim ini menolak untuk didampingi penasehat hukum. Persidangan akhir itu berjalan selama seharian.

Sebelum vonis dijatuhkan, Nidal tidak memberikan pembelaan. Hukum militer melarang seorang terpidana mati berpidato pengakuan. Putusan juri datang setelah musyawarh selama dua jam.

Nidal adalah salah satu prajuit muslim di kesatuan angkatan darat Paman Sam. Karier militer putra kelahiran Virginia ini sebenarnya cemerlang. Nidal ditugaskan untuk menjadi seorang psikiater bagi prajurit angkatan darat yang akan menuju perang.Nidal bertugas di barak militer Fort Hood, Texas.

Dia menjadi pendongkrak mental serdadu AS yang akan dikirim ke medan perang Afghanistan. Tanpa peringatan, pada November 2009, Nidal memberondong para serdadu dengan tembakan. Dalam pembuktian, Nidal dikatakan menembakkan lebih dari 200 tembakan.

Aksi Nidal tercatat sebagai tindakan paling brutal dalam sejarah militer AS. Sidang Nidal juga mencatatkan rekor sebagai kasus militer paling akbar. Tidak kurang dari 200 saksi dihadirkan, tapi tidak satu pun saksi memihak Nidal.

Bekas pengacaranya, John Galligan mengatakan, aksi Nidal adalah sisi lain dalam dirinya. Nidal dikatakan dia mengaku ingin menyelamatkan saudara seiman. ''Dia (Nidal) perwira AS yang mengawasi prajurit yang akan menghabisi saudara (seiman) di Afganistan,'' ujar Galligan.