Karakteristik Individu

21 February 2013 10:47:11 Dibaca : 984

KARAKTERISTIK INDIVUDU

karakteristik di mana setiap individu bisa merencanakan, mengatur dan juga bisa memanage waktu dalam kehidupan kita sehari-hari. seseorang tidak akan bisa sukses jika kita tidak bisa mengatur waktu dalam kehidupan kita dengan sebaik-baiknya dan kita juga tidak akan pernah sukses. apabila sesuatu hal yang akan kita kerjakan paastikan kita harus merencanakan terlebih dahulu apa yang akan kita lakukan atau yang kita kerjakan.

dalam diri kiita juga , kita harus memiliki sikap yang sabar dalam menyikapi sesuatu hal. kalau kita bisa menyikapinya maka kita akan bisa mencapai apa yang kita inginkan dan juga kita bisa sukses. memang menjadi orang sabar dan jujur itu sangatlah sussah, tetapi apabila kita mempunyai sebuah tekat yang baik pasti kita bisa.

apabila kita ingin sukses dan apa yang kita inginkan bisa tercapai maka kita harus pintar-pintar bisa memanage waktu,harus sabar,tidak sombong,saling berbagi,dan kita juga harus memiliki keinginan yang baik dan tidak lupa juga agama dan keyakinan kita masing-masing.

JANJI TERAKHIR

19 February 2013 10:04:05 Dibaca : 3056

Janji Terakhir
Karya: Efih Sudini Afrilya

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering menghianati cintaku.

“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.

Malam ini Elga menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Elga dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Nilam, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Nilam, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Elga. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Elga perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Elga benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Elga, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa El? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini Nilam?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Elga gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Elga mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Elga bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Elga sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Elga berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Elga. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Elga Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”

“Yakin di saku gak ada?”

“Gak ada. Gimana dong?”

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”

Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik tanganku.

“Nilam, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Elga! Jangan-jangan Elga gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Nilam! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Flora bener, jangan-jangan Elga gak sayang sama aku, Elga gak cinta sama aku, itu yang buat Elga selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga dan takut kehilangan Elga. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Elga padaku. Jika benar Elga tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Elga bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Elga menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….

Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Elga. Akan ku pastikan, apa Elga akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku dan menghubungi Elga.

“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang El?”

“Maaf Nilam, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu gak bawa mobil ya?”

“Emang kakak kamu mau kemana El?”

“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”

“El! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi kakak kamu? Hah?!!”

“Nilam, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”

“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora El! Kamu gak usah bohongin aku! Kali ini aku gak bisa maafin kamu El! Kenapa kamu harus selingkuh sama Flora El? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi! Kita Putus El!”

“Nilam, ini gak…….”

Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan bahwa Elga tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku untuk melupakan Elga, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari Elga datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak akan memafkan Elga, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti janji-janji Elga yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.

Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu dengan Elga. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba Elga ada dihadapanku.

“Maafin aku Nilam! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma nanyain tentang kamu ke dia Nilam!

“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”

“Tapi Nilam…..”

Aku berlari meninggalkan Elga, meskipun aku sangat mencintainya, aku harus bisa melupakannya. Elga terus mengejarku dan mengucapkan kata maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara tabrakan, dan…………

“Elgaaaa…..”

Elga tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala Elga.

“Elga, maafin aku!”

“Nilam. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”

“Elgaaaaaa……”

Elga meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan Elga semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Elga menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani Elga didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Elga meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua kenangan indah bersama Elga yang tidak akan pernah terulang lagi. Senyuman Elga, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.

“Nilam sayang, ini ada titipan dari Ibunya Elga. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Elga tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”

“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”

Kubuka bingkisan dari Ibu Elga, didalamnya ada kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.

Dear Nilam,

Nilam sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.

Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin pernikahan kita.

Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Nilam.

Love You
Elga

Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin pemberian Elga, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.

“Bu, aku udah nikah sama Elga!”

“Nilam, kenapa sayang?”

“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian Elga dijari manisku.

“Nilam, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”

“Sekarang aku mau cerai sama Elga Bu!” kulepas cincin pemberian Elga dan memberikannya pada Ibu.

“Aku titip cincin pernikahanku dengan Elga Bu! Ibu harus menjaganya dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.

 

SUMBER : http://www.beritaterhangat.net/2012/11/cerita-cinta-sedih.html

 

LOVE STORY

19 February 2013 09:59:30 Dibaca : 1066

LOVE STORY

Kisah ini berawal dari pertemuan seorang wanita dengan lelaki yang sama-sama sedang melaksanakan sebuah kegiatan kemah. Jin itulah nama lelaki sedangkan Sinta nama wanita tersebut. Mereka berbeda sekolah tetapi karena memang kegiatan kemah bakti tersebut dilaksakan secara serempak oleh semua SMA maka mereka akhirnya sama-sama bertemu di perkemahan tersebut.

Letak tempat kemah Jin dan Sinta tersebut sebenarnya cukup jauh, tetapi karena mereka sering apel pagi bersama seluruh siswa, akhirnya tatapan-tatapan kecilpun tidak terhindari. Perlahan Jin mulai berani mendekati Sinta jika ada waktu senggang istirahat. Tetapi belum berani untuk berkenalan, Jin hanya tersenyum kecil jika lewat didepan Sinta. Akhirnya setelah beberapa kali bertemu dan saling melempar senyum, mereka berkenalan.

"Hei, hari ini panas banget ya?"

"Iya panas nih, mungkin karena gunung ini udah gundul kali ya, makanya panas."

"Anyway, kita belum kenalan kan? Nama aku Jin. Nama kamu siapa?"

"Namaku Sinta"

Begitulah proses perkenalan mereka yang sangat singkat tersebut akhirnya membuat keduanya semakin dekat dari hari kehari.

Kemah sudah hampir satu minggu mereka laksanakan, dan keduanya juga semakin akrab. Sampai akhirnya mereka berdua harus terpisah karena kegiatan kemah telah usai. Tetapi kemah berakhir atau tepatnya di acara Malam Keakraban, Jin sengaja berada disamping Sinta agar jika mereka tidak bertemu lagi, maka tidak ada kesedihan karena rasa rindu.

"Sin, klo kegiatan ini udah kelar, kita masih bisa ketemu lagi ga ya?" Tanya Jin.

"Aku juga ga tau Jin, tetapi klo emang kita ga bisa ketemu lagi, gimana?" Jawab Sinta.

"Yang pasti aku bakal kehilangan kamu banget" Jin terlihat sedih dengan mengatakan hal tersebut.

Begitulah malam keakraban mereka lalui dengan kesedihan karena kemah akan usai besok dan mereka akan segera kembali kerumah masing-masing.

Esok hari pun tiba, saat dimana mereka harus segera persiapan untuk pulang. Jin yang masih merasakan sedih akhirnya memiliki niat untuk menembak Sinta untuk dijadikannya seorang pacar, agar mereka bisa terus bertemu jika keduanya telah sama-sama sudah kembali kerumah. Didekatinya Sinta yang saat itu sedang mengepak pakaiannya.

"Boleh ngomong sebentar ga?" Jin mendekat.

"Boleh, ngomong aja Jin, ada apa?" Sinta berdiri dan mendekat ke Jin yang ada di luar camp.

"Tapi ga disini, bisa kita kedepan sebentar?"

"Oh, yaudah yuk!"

Mereka berdua kedepan camp dan disitulah Jin mengatakan bahwa dia saya kepada Sinta. Akhirnya mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih karena Sinta ternyata juga menyukai Jin.

Dengan bertukar no handphone dan alamat rumah, mereka berharap akan bisa menjalin hubungan yang langgeng nantinya.

============================================================================

Kegiatan camp sudah berlalu sekitar 2 hari, Sinta dan Jin juga seperti biasa melakukan aktifitasnya masing-masing dengan tetap saling menjaga komunikasi mereka berdua.

Sejak hari pertama mereka sampai dirumah, Jin sudah main kerumah Sinta. Dia juga berkenalan dengan orang tuanya yang terlihat sangat ramah kepada Jin.

"Tau ga aku bawa apa?" Tanya Jin

"Bawa apaan sih, kok repot-repot?" Sinta seakan melarang Jin membawa sesuatu.

"Merem dulu dong, nanti baru aku kasih surprisenya"

"Oke, deeehhh..."

"SURPISEEEEE....!!!"

"Ya ampun Jin kok sampe segitunya sih" Jawab Sinta yang terlihat bahagia karena dibawakan sebuah bonek pink yang lucu.

Begitulah kejadian hari pertama yang sangat berkesan untuk keduanya karena sudah 2 hari sejak camp mereka tidak bertemu.

Sejak hari pertama itulah Jin menawarkan Sinta untuk menjemputnya tiap hari jika berangkat kesekolah.

Mereka tersenyum bahagia setiap hari karena bertemu dan bercanda bersama. Rasa sayang dan cinta semakin dalam mereka rasakan satu sama lain. Sampai dengan hari ke 56 mereka bersama atau tepatnya hampir 2 bulan bersama memadu kasih dan cinta berdua. Tidak lupa Jin juga selalu membawa sebuah boneka tiap hari mereka bertemu.

Walaupun mereka berdua selalu bersama dan terlihat bahagia, sedikitpun Jin tidak pernah mengatakan "Aku Sayang Padamu" kepada Sinta. Sinta-pun merasa semakin lama tidak nyaman karena hal tersebut.

Suatu ketika saat Jin main kerumahnya, Sinta berkata kepada Jin.

"Jin, kamu sayang ga sih sama Sinta?"

"Ehmm, Aku....aku pulang dulu ya, ini bonekanya buat kamu"

"Lho kok malah pulang"

Sinta tidak habis pikir, kenapa Jin tidak mau mengatakan sayang kepada dirinya. Saat ditanya sayang atau ga, malah Jin bergegas pulang. Sampai terbesit dalam pikiran Sinta, apakah Jin tidak serius sayang kepada dia ya?

Lalu tiba akhirnya Sinta yang akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, dan besar harapan Sinta agar Jin bisa datang ke hari tesebut. Karena ini merupakan hari yang sangat penting bagi dirinya, Sinta berpikir tentu Jin akan memberikan sebuah surprise yang sangat indah sepanjang hidupnya.

Ulang tahun Sinta jatuh 2 hari lagi, dirinya terlihat selalu bahagia saat bersama dengan Jin.

"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum terus"

"Ah ga pa2 kok, cuma seneng aja"

"Oh"

Begitulah Jin yang terlihat sangat dingin menjawab kebahagiaan Sinta. Lalu tiba saatnya ulang tahun Sinta yang ke 17 yang tepat jatuh pada hari minggu. Dengan mengenakan sebuah gaun pesta yang cantik, Sinta menyambut semua tamu undangan yang pada sore itu datang kerumahnya, karena memang acaranya berlangsung pada sore hingga malam.

Sudah pukul 8 malam, Jin belum terlihat datang di pesta ulang tahun Sinta. Dia mulai cemas dan berpikir sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada Jin.

Waktu terus berjalan, dan semua tamupun telah pergi karena acara telah usai. Sinta semakin cemas dan tidak karuan karena Jin tidak kunjung tiba. Dia mencoba menelpon ke no handphone Jin tetapi tidak aktif.

Dengan perasaan campur aduk, Sinta terus menunggu Jin yang belum datang tersebut. Sembari berdoa dia juga berpikir, "Apa Jin lupa hari ulang tahunku?" begitulah yang dipikirkan oleh dirinya.

Pagi pun tiba, Sinta yang saat itu tertidur di sofa depan tidak menemukan Jin datang pada malam hari ulang tahunnya. Sembari menangis karena kecewa akhirnya Sinta segera mandi dan bergegas berangkat kesekolah.

Hari itu Jin tidak terlihat menjempur Sinta seperti biasanya. Merasa aneh dan seakan masih kurang percaya Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, dia akhirnya memutuskan untuk mampir kesekolah Jin terlebih dahulu sebelum berangkat kesekolahnya.

Sesampainya di sekolah, apa yang Sinta temukan? ternyata Jin sedang bercanda dengan teman-teman wanitanya sembari tertawa seakan mereka akrab satu sama lain. Sinta yang melihat pemandangan yang menyakitkan tersebut akhirnya mendekati mereka dan marah kepada Jin.

"Oh jadi gini ya kelakuan kamu selama ga sama aku?"

"Si..Sinta?"

Dengan marah Sinta segera bergegas pergi meninggalkan mereka. Anehnya Jin tidak mengejar Sinta yang marah karena peristiwa tersebut. Sinta yang menangis saat itu seakan tidak diperdulikan oleh Jin.

Seharian dari sepulangnya Sinta dari sekolah, hanya menangis karena sakit hati kepada Jin. Dari pagi sampai malam dia hanya menangis terus menerus dengan masih terpikir peristiwa tadi pagi saat Jin bersama dengan wanita lain.

Sudah berkali-kali Jin menelpon tetapi Sinta mengabaikan panggilan dari Jin tersebut dan berjanji tidak akan pernah mau lagi bertemu dengan Jin sampai kapanpun.

Lalu selang beberapa jam, bel sepeda motor berbunyi dari luar rumah Sinta. Sinta yang saat itu memang belum tidur mendapat pesan singkat yang berbunyi "Tolong kamu keluar sebentar Sinta, aku mau ngomong sama kamu".

Sinta yang memang sangat mencintai Jin akhirnya tidak menolak untuk keluar rumah untuk menemui Jin yang saat itu berada diluar rumah.

"Mau apa lagi kamu?! ga puas kamu udah nyakitin aku hari ini" Tegas Sinta dengan nada tegas dan marah.

"Aku mau minta maaf sama kamu" Jawab Jin dengan nada lemah.

"Maaf kata kamu?! kamu ga sadar sudah buat aku sakit seperti ini?!"

"Sinta, aku...mau ngasih ini ke kamu...."

Jin membawa sebuah boneka besaaaar sekali yang tidak biasanya boneka yang dia berikan kepada Sinta. Tetapi Sinta semakin marah besar kepada Jin.

"Buat apa lagi kamu bawain boneka lagi ke aku? apa dengan membawa boneka itu, aku akan memaafkan kamu Jin? TIDAAAAKKK....!!!"

Dengan merebut bonek yang dipegang oleh Jin, dibuangnya kejalan boneka tersebut.

Dengan perasaan sedih Jin kaget dan perlahan berjalan menuju ke boneka tersebut berniat mengambilnya.

Tiba-tiba terdengar dari jarak jauh sebuah mobil yang melaju kencang mengarah ke Jin yang tepat berada ditengah sedang mengambil boneka tersebut. Lalu...."BRAAAKKK...!!!!" Jin tertabrak dan Sinta berteriak, TIDAAAAAKKKK....!!! JIIIINNNN.....!!!

Mobil tersebut menghempaskan tubuh Jin sampai beberapa kilometer. Jin meninggal dunia seketika karena pendarahan pada bagian kepalanya. Sinta seketika itu pingsan dan orang-orang yang berada disekitar segara mengamankan tubuh Jin yang sudah tidak bernyawa lagi.

Jin telah tiada, hanya sebuah kenangan Sinta akan kepedihan yang tidak akan pernah kembali untuk selamanya. Sinta merasa sangat bersalah karena dirinya lah yang menyebabkan kematian orang yang paling dia sayangi.

Lalu sembari menangis, dia kembali mencoba mengenang semua kenangan indah bersama dengan Jin. Dilihatnya sekeliling kamar sambil meneteskan air mata, kamar yang penuh dengan boneka-boneka pemberian Jin. Dengan bertambah sedih Sinta memeluk boneka tersebut erat-erat, tiba-tiba "I LOVE YOU..." "I LOVE YOU..."

"hah?" Sinta kaget...

Dari perut boneka tersebut berbunyi "I LOVE YOU" Lalu Sinta mulai memencet perut boneka lainnya lalu, "I LOVE YOU" semakin tidak percaya dipencet lah semua perut boneka pemberian dari Jin yang berjumlah 59 boneka tersebut. Semakin deras air mata Sinta, "kenapa aku ga sadar klo selama ini Jin selalu ingin mengatakan cinta kepadaku lewat boneka-boneka yang ia berikan kepadaku?"

Lalu Sinta mengambil boneka yang paling besar dan merupakan boneka yang ke-60 pemberian Jin kepada dirinya sebelum jin meninggal. Dipencetnya pula perut dari boneka tersebut. Lalu terdengarlah rekaman suara Jin, dia mengatakan seperti ini"

"Sudah 60 hari kita bersama Sinta, tetapi sampai hari ini pun aku belum bisa mengatakan kata cinta kepadamu. Tiap hari aku berharap bahwa boneka ini bisa mewakili kata cintaku tersebut untuk dirimu, tetapi ternyata kamu tidak pernah menyadarinya. Aku tahu bahwa aku adalah seorang pengecut, tetapi yang perlu kamu tahu kalau aku....cinta....kamu sampai akhir hayatku"

Begitulah rekaman suara Jin yang dia berikan sesaat sebelum Jin kecelakaan dan merenggut dirinya. Sinta menangis dan tidak pernah akan mendapatkan kembali sosok Jin yang ternyata sangat-sangat mencintainya.

------------------------------------------ SELESAI ------------------------------------------

 

SUMBER :http://chikaranews.blogspot.com/2012/10/cerita-cinta-indah-penuh-makna-dan-air.html

Alhamdulillah wa syukurillah

19 February 2013 09:57:01 Dibaca : 781

Alhamdulillah wa syukurillah

Alhamdulillah…,aku ucapkan rasa syukurku atas sebuah karunia yang telah Allah berikan untukku. Akhirnya…., masa perjuangan selesai sudah. Dua tahun aku jalani dengan penuh perjuangan dan kerja keras. Selama 2 tahun aku belajar gimana memanage waktuku untuk bekerja, belajar, bermain dan lain sebagainya. Hampir setiap hari rutinitasku aku jalani gitu-gitu saja, dari pagi sampe sore aku harus bekerja, usai kerja aku harus kuliah sampe malam, sabtu minggu kadangkala ga bisa main kesana kemari hanya karna tugas-tugas kuliahku. Pokoknya lumayan seru lah, tapi akhirnya rasa lega dan kepuasan batin pun aku dapatkan. Hari Jum’at tanggal 29 September 2006, aku telah dinyatakan lulus. Ya Allah Ya Tuhan, terima kasih atas semuanya, akhirnya aku bisa menyelesaikan studyku dengan baik, meskipun banyak sekali gangguan, godaan dan rintangan yang sempat membuatku sedikit tak karuan, tapi aku bahagia karna ternyata aku bisa berjalan sampai pada garis finish. J

Masa pengerjaan tugas akhir adalah masa yang lumayan berat aku jalani, karna aku harus melawan rasa malasku yang terus-terusan datang menghampiriku, belum lagi waktu itu ketambahan rasa duka yang terus menerus menjangkitiku, bahkan sempat membuatku sedikit down, tapi tak lama dari itu aku bisa bangkit lagi demi suatu harapan, cita, dan cintaku.

Tentunya semua itu bisa tercapai tanpa lepas dari bantuan dan keterlibatan orang lain di dalamnya. Khusus untuk adik2ku tersayang, terima kasih ya, kalian selalu menjadi penyemangat paling besar untukku, dengan keberadaan kalianlah yang selalu membuatku lebih termotivasi. Dan untuk Ibu tercinta, terima kasih atas segala do’a yang engkau berikan kepada anakmu ini. Dan buat alm. Ayah tercinta, makasih atas semua warisan yang telah engkau tinggalkan buat anakmu ini, pesan dan nasehat-nasehat darimu kan selalu aku pegang dan kan terus aku jalankan. Engkaulah yang selalu mengajariku untuk selalu berikhtiar dan bekerja keras. Buat Mba Syasya “kakak & sekaligus teman terbaikku”, makasih yang tak terhingga atas segala bantuan dan dukungannya selama ini, dirimulah yang selalu setia dan sedia setiap saat ketika aku membutuhkan segala bantuan apapun. Buat Sinta, temen seperjuanganku dari dulu sejak di Bandung hingga sekarang meski kita terpisah jarak, namun kita masih selalu saling support yang akhirnya kita pun bisa menyelesaikan study bersama-sama lagi. Dan tak lupa buat seseorang, aku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala pencerahan dan inspirasi-inspirasinya yang selama ini selalu engkau berikan kepadaku.Dan buat semua teman-teman dan sodaraku, makasih ya atas support dan segala bantuannya.

Satu tahap telah usai aku lewati, kuberharap smoga ini akan menjadi suatu langkah baru lagi untukku dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Ya Allah, semoga Engkau memberikan segala kemudahan untukku supaya aku bisa mewujudkan semua harapan keluargaku. Amin....

sumber : http://anandaputri.blogdrive.com/

PERSAHABATAN

19 February 2013 09:44:03 Dibaca : 1150

Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Artikel ini memusatkan perhatian pada pemahaman yang khas dalam hubungan antar pribadi. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.

Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:

kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.simpati dan empati.kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran.saling pengertian.

Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama.

Disiplin-disiplin utama yang mempelajari persahabatan adalah sosiologi, antropologi dan zoologi. Berbagai teori tentang persahabatan telah dikemukakan, di antaranya adalah psikologi sosial, teori pertukaran sosial, teori keadilan, dialektika relasional, dan tingkat keakraban.

 

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Persahabatan