Sejarah singkat UNG
Kurva segi lima sama sisi adalah ornamen khas daerah Gorontalo melambangkan lima sila dari dasar negara pancasila yang menjadi azas UNG, serta lima sendi peradaban Gorontalo yang disebut {Payu Limo to Talu, Lipu Pei Hulalu}Kerangka bunga teratai yang telah mekar penuh mengandung harapan UNG akan menghasilkan SDM yang utuh dan berkualitas.Lingkaran bola dunia melambangkan komitmen untuk mencapai visi, misi dan tujuan UNG, sedangkan warna biru melambangkan keamanan dan perdamaian.Buku berwarna putih yang terbuka memiliki makna sikap terbuka dan semangat yang tinggi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya.Pena berbentuk ornamen lima mata melambangkan antara ilmu agama, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya merupakan satu kesatuan yang utuh dalam dunia pendidikan.Mahkota raja berwarna hitam dengan hiasan kuning emas melambangkan kebudayaan, keteguhan dan kejayaan suatu martabat. 23 butir emas melambangkan hari bersejarah masyarakat Gorontalo, di mana tanggal 23 Januari 1942 sebagai hari kemerdekaan masyarakat Gorontalo dan sekaligus tanggal 23 Juni 2004 hari peresmian UNG oleh Presiden RI.Sayap burung Maleo berwarna jingga melambangkan semangat juang yang tinggi serta gerakan dinamis civitas akademika dalam mengembangkan UNG
DIES NATALIS UNG
Seperti yang kita ketahui bahwa dies natalis dianggap sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan kehidupan. Menurut KBBI dies natalis merupakan hari ulang tahun berdirinya suatu lembaga pendidikan tinggi (universitas, akademi, dan sebagainya). Tepat pada tanggal 1 September 2020, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) berusia yang ke-57 tahun. Untuk menyemarakkan dies natalis yang ke-57, Universitas Negeri Gorontalo meluncurkan logo baru sebagai ikon perayaan dies natalis tahun ini. Adapun makna dari logo baru yang dijabarkan oleh Rektor UNG Dr. Eduard Wolok, S.T, M.T, yaitu :1. Kurva segi lima sama sisi adalah ornament khas daerah Gorontalo yang melambangkan lima sila dari dasar Negara Pancasila yang menjadi azas UNG, serta lima sendi peradaban Gorontalo yang disebut (Payu Limo to Talu, Lipu Pei Hulalu).2. Sayap burung Maleo sebagai burung endemic Sulawesi yang melambangkan semangat juang yang tinggi serta gerakan dinamis dari seluruh civitas akademika dalam memajukan Universitas negeri Gorontalo. Sayap tersbut juga melambangkan semangat dan daya juang pribadi-pribadi yang unggul dan memiliki daya saing.3. Untuk warna yang digunakan adalah merah, kuning emas, hijau, biru dan ungun yang merupakan warna adat gorontalo.4. Font yang digunakan adalah huruf sans serif yang memiliki keterbacaan yang tinggi, sehingga dapat terbaca meskipun logo dalam ukuran besar atau kecil. Bentuk peringatan dies natalis pada tahun 2020 ini ditandai dengan pelaksanaan sidang senat terbuka akan tetapi, perayaan kali ini tersa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya pandemic COVID-19 maka pada sidang senat terbuka hanya dihadiri oleh kalangan terbatas yakni Senat universitas Pimpinan Kampus serta sejumlah Civitas Akademika tanpa mengundang pihak luar Kampus.
Pendidikan di era pandemi
Pandemi Covid 19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya salah satunya juga Universitas Negeri Gorontalo. Di UNG atau di kampus lainya, para dosen harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun mahasiswa berada di rumah. Solusinya, para dosen dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), classroom aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.Dengan demikian, Dosen dapat memastikan mahasiswa mengikuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Pendidik pun dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan kepada mahasiswa.