RUANG LINGKUP MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Nama : Sulistiawati Arafah
Kelas : 6 E
Nim : 151418131
Rangkuman ruang lingkup manajemen hubungan sekolah dan masyarakat
A. Peranan Kepemimpinan Sekolah
Humas pendidikan dalam pelaksanaannya memiliki ruang lingkup nan wajib diketahui oleh pada praktisi humas saat ini. Ruang lingkup humas diperlukan agar dalam menjalankan kewa-jibannya sebagai humas, seorang humas menyadari kedudukannya serta apa saja nan menjadi wewenangnya. Karena tak semua hal menjadi wewenang humas. Tapi, ada pihak lain juga nan terlibat. Jangan sampai ada pihak nan merasa terlangkahi oleh langkah seorang humas dalam menjalani ruang lingkup humas.
Manajemen humas dalam pendidikan merupakan media-tor yang berada di antara pimpinan sekolah dengan publiknya. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa aktivitas tugas humas adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya. Jadi dapat dikatakan bahwa humas (public relation) adalah aktivitas yang menghubungkan antara organisasi dengan masyarakat (pub-lic) demi tercapaianya tujuan organisasi dan harapan masyarakat dengan produk yang dihasilkan. Berdasar pengertian tersebut, maka maksud disusunnya program kerja Wakil Kepala Sekolah/ PP urusan Hubungan Masyarakat adalah mampu untuk menjem- batani keterlibatan seluruh anggota masyarakat sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua, lingkungan, perguruan tinggi dan lembaga pemerintah dan swasta untuk ikut peduli dalam mengop-timalkan kemampuan dan kerja sama sesuai dengan kemampuan-nya masing-masing, dan membntu kepala sekolah dalam kegiatan pengelolaan sekolah.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah terjalinnya hubungan baik antar anggota masyarakat sekolah, masyarakat umum, lingkungan, komite, perguruan tinggi, Dunia usaha dan Industri, tokoh-tokoh masyarakat, alumni dan mendia massa sehingga terciptanya hubungan yang harmonis dan terjalin rapi serta saling pengertian.
Semua warga sekolah, warga masyarakat dan tokoh-tokoh pemerintah daerah setempat selalu bekerja sama untuk kemajuan pendidikan di daerah tersebut, karena kita juga menyadari bahwa tidak semua peserta didik mampu untuk mencukupi kebutuhan sekolah sehari-hari, buku, alat tulis dan buku-buku paket lain untuk belajar sehari-hari. Terobosan-terobosan baru, kerjasama dengan berbagai pihak dan menggali informasi-informasi untuk bea siswa, BKM maupun bantuan-bantuan lain. Sehingga bagi yang kurang mampu dapat terus bisa bersekolah.
B. Ruang lingkup hubungan sekolah dan masyarakat dalam suatu organisasi atau lembaga, yaitu:
1. Humas eksternal
(publik eksternal), yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Berdasarkan macam-macam khalayak ini dikenal sebagai media massa, pemerintah, masyarakat setempat, kontraktor, serta pelanggan (orang tua siswa).
Hubungan Masyarakat Keluar (Humas Eksternal) turut menentukan keberhasilan kegiatan hubungan masyarakat suatu badan atau lembaga. Berdasarkan macam-macam khalayak ini dikenal sebagai :
a. Press Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers umumnya dengan mass media seperti pers, radio, film dan televisi yang utama adalah pers.
b. Government Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga atau instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
c. Community Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan masyarakat setempat.
d. Supplier Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para levaransir (pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan dapat diterima secara teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang wajar.
e. Customer Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah yang sangat membutuhkan pendidikan, bukan sebaliknya.
2. Humas internal (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalahpublik yang menjadi bagian dari unit/organisasi/lembaga itu sendiri. Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat kedalam pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para guru, tenaga akademik, karyawan lembaga/instansi yang bersangkutan. Sebagai garis besar, publik internal meliputi warga dalam sekolah, yaitu guru, siswa, tenaga kependidikan, dan komite sekolah (Rahmat, 2016).
Tujuan hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para, guru, tenaga akademik, karyawan lembaga atau instansi yang bersangkutan. Sebagai garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut, Internal public meliputi :
a. Employee Relations. Memelihara hubungan khusus antara manajemen dengan guru dalam kepegawaian secara formal. Misalnya mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentian, pensiun dan sebagainya.
b. Human Relations. Memelihara hubungan khusus antara sesama warga dalam sekolah secara informal, sebagai manusia (secara manusiawi). Pergaulan antara manusia, bukan sebagai hubungan manusia secara formal.
c. Labour Relations. Memelihara hubungan antara kepala sekolah dengan komite serta turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Mengadakan tindakan-tindakan preventif mencegah kesulitan-kesulitan yang timbul, karenanya turut melancarkan hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
d. Stockholder Relations, Industrial Relations. Sesuai dengan sifat dan kebutuhan sekolah yaitu mengadakan hubungan dengan para pemegang saham.
Ruang Lingkup bidang kerja Humas di sekolah ini adalah dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang yang meliputi:
a. Koordinasi dengan Kepala sekolah dan unsur pimpinan lain.
b. Kerja sama dengan BP/BK dalam menangani masalah kemampuan, minat dan kekeluargaan.
c. Kerjasama dengan warga sekolah
d. Kerjasama dengan tokoh masyarakat
e. Kerja sama dengan aparat pemerintahan Kelurahan
f. Menjalin silaturahmi antar Alumni
g. Kerjasama dengan perguruan tinggi tentang kemajuan pendidikan
h. Mengembangkan persaudaraan dengan lingkungan yang harmonis.
i. Menjalin kerjasama dengan Kantin sekolah, pengurus OSIS tentang kebersihan lingkungan.
Disamping hal-hal tersebut diatas waka/PP Humas melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut;
a. Melakukan Koordinasi secara Kontinue dengan semua unsur pimpinan dan Tata Usaha.
b. Menerima tamu umum yang berkaitan dengan tugas kehumasan.
c. Penyampaian informasi terkai tdengan Sertifikasi, Libur Sekolah dan informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan guru dan persekolahan.
d. Menuliskan berbagai informasi dipapan pengumuman guru kaitannya dengan rapat dinas, rapat awal tahun, rapat kelulusan, rapat akhir tahun dan kenaikan kelas.
e. Mempersiapkan agenda rapat, dan menyampaikan guru yang tidak hadir pada saat belajar kepada guru piket.
f. Mempersiapkan pertemuan-pertemuan dengan pengurus komite, jika ada hal yang perlu dibicarakan.
g. Melakukan Home visit bersama BP/BK, Wali Kelas, jika ada siswa yang sakit, atau siswa yang jarang masuk sekolah.
PENTINGNYA HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Nama : Sulistiawati Arafah
Kelas : 6E
Nim : 151418131
Rangkuman pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat
A. Pentingnya Hubungan Sekolah Dan Masyarakat
Dalam buku Administrasi sekolah yang ditulis oleh Tim pengadaan buku pelajaran telah dijelaskan pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
a. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang harusnya mendidik generasi muda untuk hhidup di masyarakat.
b. Sekolah haruslah tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.
c. Sebaliknya, masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diperoleh dan dihasilkan sesuai kehendak dan kebutuhan masyarakat
d. Mengikutsertakan masyarakat secara aktif dalam usaha memecahkan permasalahan pendidikan.
e. Partisipasi, hubungan dan bantuan secara konkrit dari masyarakat baik berupa finansial, material untuk kelancaran sekolah.
Ditinjau dari sudut pandang historis hubungan antara sekolah dan masyarakat itu penting, diantaranya sebagai berikut:
1. Dari sejarah kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial Belanda dahulu, sekolah-sekolah sengaja diisolasikan dari kehidupan masyarakat sekitarnya.
2. Dalam zaman kemerdekaan ini sekolah merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk hidup di masyarakat.
3. Sekolah haruslah tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan serta kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat setempat.
4. Masyarakat harus membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diolah dan dihasilkan sekolah sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat.
5. Pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan dengan kebutuhan pembangunan.
B. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2) Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.
3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isis dan pelaksanaan program sekolah.
4) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembanngan dan kebutuhan masyarakat.
5) Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.
C. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Banyak orang berpendapat bahwa hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat hanyalah dalam hal mendidik anak belaka, padahal hubungan antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang. Jenis hubungan sekolah dan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua didalam keluarga.
b) Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
c) Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instasi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah.
D. Teknik-Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui masyarakat, antara lain:
1. Teknik tertulis. Cara tertulis yang dapat digunakan meliputi; laporan tertulis yang dilakukan setiap triwulan, catur wulan, semester atau tahunan. Pamflet, berita kegiatan murid, catatan berita gembira dan buku kecil tentang cara membimbing anak.
2. Teknik lisan. Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga dilakukan dengan cara lisan. Seperti, kunjungan rumah, panggilan orang tua dan pertemuan.
3. Teknik peragaan. Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan di sekolah.
E. Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah dengan Masyarakat
a) Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada luas tidaknya produk serta kualitas dari produk kualitas itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat, lebih-lebih bila diikuti dengan tingkatan kualitas yang memadai, tentu produk sekolah tersebut membawa pengaruh positif dan berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Ada empat pengaruh yang bisa dimainkan oleh pendidikan persekolahan terhadap perkembangan masyarakat dilingkungannya. Pengaruh tersebut adalah:
1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat.
2. Membawa virus pembaruan bagi perkembangan masyarakat.
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan masyarakat.
4. Melahirkan sikap positif dan kkonstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
b) Pengaruh masyarakat terhadap sekolah
Masyarakat selalu tumbuh dan berkembang. Selain itu setiap masyarakat memiliki identitas atau ciri tersendiri sesuai dengan pengalaman kesejahteraan dan budayanya. Identitas dan gerak perkembangan masyarakat secara langsung akan berpengaruh pada tujuan, peninjauan dalam menentukan arah yang tepat untuk masyarakat dan proses pendidikan di persekolahan. Hal tersebut dikarenakan sekolah merupakan institusi yang dilahirkan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Maka dari itu proses pendidikan di sekolah tidak dapat lepas dari pengaruh masyarakat. Pengaruh yang dimaksud yaitu pengaruh sosial budaya dan partisipasinya. Pengaruh sosial budaya biasanya tercermin dalam proses belajar mengajar menyangkut pola aktivitas pendidik maupun anak didik. Sedangkan pengaruh partisipasi berdampak pada proses penyelengaraan pendidikan yang melibatkan berbagai komponen, seperti dukungan moril dan dana untuk perlengkapan dan kebutuhan pendidikan.
F. Masyarakat adalah Lingkungan Sosial
Didalam ilmu pendidikan dan dalam psikologi telah dikenal adanya dua jenis lingkungan (environment), yaitu lingkungan alam (physical environment) dan lingkungan sosial (social environment). Yang dimaksud dengan lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti manusia, air iklim, daerah pantai, keadaan flora dan fauna. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah semua orang baik yang mempengaruhi kita, termasuk cara ppergaulannya, adat istiadatnya, agama dan kepercayaanny.
Dr. Siswojo mengemukakan bahwa isi lingkungan sosial dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu:
1. Fisik, teknologi dan sumber manusia (physical, tecnological and hhuman resources).
2. Sistem hubungan keluarga dalam masyarakat (relational system in the community).
3. Jaringan-jaringan organisasi (the network of organizations).
4. Cara-cara berfikir, kepercayaan dan nilai-nilai (patterns of thought, belief and values) yang ada dan dianut oleh anggota masyarakat.
Untuk dapat melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka hubungan sekolah dan masyarakat dengan efektif, maka pihak sekolah haruslah mempelajari dan memahai keempat isi lingkungan diatas. Karena disetiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda, misalnya masyarakat kota yang umumnya berprofesi sebagai pedagang, pengusaha, karyawan dan pegawai negeri berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pelosok desayang belum banyak dijamah oleh kemajuan teknologi. Dengan memahami perbedaan dan karakteristik isi lingkungan sosial, diharapkan sekolah dapat mengadaptasikan kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerja sama antara sekolah dan masyarakat.
AKSES MASYARAKAT TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN
HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
(AKSES MASYARAKAT TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN)
Dosen Pengampuh: Muhammad Sarlin S.Pd, M.Pd
Oleh :
SULISTIAWATI ARAFAH
151418131
6E
JURUSAN PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN
Didalam GBHN dicantumkan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Penyelenggaraan pendidikan tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Agar tujuan penyelenggaraan pendidikan dapat tercapai, sekolah harus mengadakan hubungan dengan masyarakat karena sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang menunjang perkembangan masyarakat.
Partisipasi masyarakat adalah satu bentuk kerjasama yang dapat dilaksanakan sekolah dengan masyarakat. Partisipasi tersebut, antara lain berupa bantuan dalam administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan adalah kegiatan administrasi yang secara langsung atau tidak langsung mendukung kegiatan penyelenggaraan pendidikan disekolah. Administrasi pendidikan meliputi administrasi siswa, administrasi personal, administrasi tata usaha, administrasi sarana dan prasarana, administrasi kurikulum, administrasi keuangan dan pembiayaan pendidikan, serta supervisi pendidikan.
Salah satu wadah kerjasama yang dapat dilakukan masyarakat dan sekolah adalah melalui Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3), seperti tercantum didalam Undang-Undang No 4 Tahun 1959 (Sutedjo Brodjonagoro, 1956:174). Pasal 28 Undang-Undang No 4 menyatakan bahwa:
1. Hubungan sekolah dengan orang tua murid harus dipelihara sebaik-baiknya.
2. Untuk mewujudkan hubungan tersebut, perlu dibentuk satu panitia pemeliharaan sekolah, yang terdiri atas beberapa orang tua murid.
3. Susunan dan kewajiban panitia membantu pemeliharaan sekolah ditetapkan oleh mendikbud.
Tujuan pembentukan BP3 adalah memelihara hubungan yang erat dan serasi serta meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk menyempurnakan kegiatan pendidikan disekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakatnserta hubungan sekolah dengan orang tua murid, pada hakikatnya adalah suatu sarana yang cukup mempunyai peran menentukan dalam usaha pembinaan, penumbuhan dan pengembangan murid-murid disekolah. Hubungan tersebut perlu dibina, dibangun, dan dipelihara sebaik-baiknya karena merupakan satu jembatan saling pengertian sehingga mereka dapat berpartisipasi secara positif dan dapat membeikan dukungan moral dan materil secara ikhlas.
Dasar kerjasama yang sebaiknya dilaksanakan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Kesamaan tanggung jawab
Didalam GBHN ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua murid, dan masyarakat.
2. Kesamaan Tujuan
Para orang tua menghendaki putra-putri mereka menjadi warga masyarakat atau menjadi amnusia yang baik dan berguna bagi negara dan bangsa. Demikian juga dengan para guru, yang menghendaki siswa-siswi mereka menjadi manusia yang rohani, terampil, demokratis, serta berguna bagi bangsa dan negara
Menurut pemikiran penulis, tujuan kerjasama sekolah dengan masyarakat dan orang tua murid adalah untuk:
1. Membantu dan mengisi kegiatan anak di sekolah, yang hanya berkisar 7 jam sementara sisa waktunya dihabiskan dirumah dan di masyarakat
2. Memberikan sumbangan keuangan dan barang
3. Mencegah perbuatan dan tingkah laku yang kurang baik
Terjadinya hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua murid serta masyarakat, akan bermanfaat bagi sekolah, masyarakat, orang tua murid, dan anak didik sendiri
1. Manfaat bagi sekolah
a. Memudahkan sekolah untuk memperbaiki kondisi pendidikan
b. Memperbesar usaha untuk meningkatkan profesi staf sekolah terutama guru
c. Menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sekolah sehingga sekolah mendapat bantuan dan dukungan masyarakat serta memperoleh sumber-sumber yang di perlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah
2. Manfaat bagi masyarakat dan orang tua murid
a. Masyarakat akan mengetahui semua tentang persekolahan beserta inovasinya
b. Masyarakatkan mengetahui semua kegiatan yang dilakukan sekolah dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan masyarakat
c. Mayarakat dapat menyalurkan partisipasinya
3. Manfaat bagi anak didik
a. Pengetahuan yang belum diperoleh disekolah dapat diperoleh dari masyarakat dan orang tua
b. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh disekolah dapat diaplikasikan dimasyarakat
c. Anak didik akan belajar dimasyarakat, mengingat waktu yang disediakan disekolah berkisar 7 jam
BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
1. Konsep Partisipasi Masyarakat
Parsitipasi masyarakat sering diartikan sebagai sumbangan tenaga, uang atau barang dalam rangka menyukseskan program atau proyek pembangunan dengan perkataan lain, partisipasi diartikan seberapa besar tenaga, atau barang yang dapat disediakan sebagai sumbangan atau konribusi masyarakat kepada proyek-proyek pemerintah. Untuk memperoleh pengertian yang tepat mengenai konsep partisipasi masyarakat, terlebih dahulu dapat kita telusuri pengertian partisipasi secara umum. Partisipasi berasal dari kata bahasa inggris participate yang berarti ikut mengambil bagian ( Wojowasito dkk., 1988:139).
Kerangka pemikiran Keith Davis mengandung tiga pokok pikiran yaitu:
a. Adanya keterlibatan menta dan pikiran
b. Adanya kemampuan bertindak atau bekerja
c. Adanya tanggung jawab terhadap permasalahan kelompok dalam mencapai tujuan
Selain partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan secara umum, terdapat pula partisipasi masyarakat dalam pendidikan secara khusus, misalnya pelaksanaan program muatan lokal. Pelaksanaan program muatan lokal adalah keikutsertaan anggota masyarakat dalam kegiatan pencetusan ide, perencanaan program, pemecahan dan pengevaluasian masalah serta pelaksanaan program muatan lokal.
2. Prasyarat Partisipasi Masyarakat
Penjelasan mengenai prasyarat partisipasi dapat disimpulkan bahwa syarat tercapainya pasrtisipasi adalah:
a. Tersedianya waktu untuk partisipasi
b. Orang yang berpartisipasi harus mempunyai kemampuan untuk berpasrtisipasi
c. Adanya komukiasi dalam berpartisipasi
d. Tersedianya biaya yang cukup
e. Tidak merugikan pihak lain
f. Keterikatan anggota dengan tujuan yang aka dicapai
3. Keuntungan Partisipasi Masyarakat
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi, organisasi akan memperoleh beberapa keuntungan dalam mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Beberapa keuntungan tersebut, yaitu:
a. Memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran
b. Mengembangkan kemampuan yang dimiliki anggota
4. Tingkatan Partisipasi Masyarakat
Meskipun diantara anggota telah tebentuk satu kesadaran untuk menyumbangkan pikiran dan tenaganya, tidak mungkin partisipasi tersebut dapat terwujud tanpa tersedianya peluang untuk melaksanakan semua itu. Singkatan partisipasi yang terjadi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Paling tidak, hal itu ditentukan oleh dorongan dan kesempatan yang diatur secara kelmbagaan, kompetisi, maupun atas dasar motivasi aktor atau pelaku peran serta itu sendiri.
5. Tipe-tipe Partisipasi Masyarakat
Pada tipe pertama, masyarakat diajak dan diperintah oleh pamong desa dan wakil dari berbagai departemen untuk berpartisipasi dan menyumbangkan tenaga dan hartanya bagi kegiatan pembangunan khusus, biasanya bersifat pembangunan sarana fisik. Pada tipe kedua tidak ada aktifitas khusus, tetapi terdapat proyek pembangunan. Biasanya, proyek tersebut tidak bersifat fisik dan dilaksanakan oleh masyarakat atas dasar kesadaran atau kemauan sendiri
6. Tujuan dan Fungsi Partisipasi Masyarakat
Didalam pasal 2 peraturan pemerintah No 39 Tahun 1992, disebutkan bahwa partisipasi atau peran serta masyarakat berfungsi untuk ikut memelihara menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan pendidikan nasional. Sementara itu, pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan partisipasi masyarakat adalah mendayagunakan kemampuan yang ada didalam masyarakat untuk kepentingan pendidikan nasional.
7. Bentuk dan Sifat Partisipasi Mayarakat
Pasal 5 menyebutkan bahwa peran serta masyarakat dapat bersifat wajib atau sukarela. Peran serta yang bersifat wajib, antara lain membantu biaya penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kemampuan orang tua atau wali murid untuk menyekolahkan anak-anak mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri atas ribuan pulau. Setiap pulau memiliki beraneka ragam adat istiadat, tata krama pergaulan, kesenian, serta kondisi sosial dan lingkungan alam yang berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut tidak berarti akan menimbulkan berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan, tetapi justru akan memperkaya kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekolah adalah suatu wahana untuk terselenggaranya proses pendidikan secara formal dan sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik dan kekhasan lingkungan disekitar sekolah atau daerah tempat sekolah itu berada
1. Pengertian Kurikulum
Pada prinsipnya kurikulum diartikan suatu kegiatan belajar mengajar yang bertujuan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan anak didik dan masyarakat, serta dilaksanakan secara formal maupun informal dibawah tanggung jawab guru atau lembaga.
2. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Menurut Suharsimi Arikunto (1995:6). Suharsimi menyatakan bahwa kurikulum muatan lokal adalah rencana penggajaran dengan bahan kajian dan bahan pelajaran di tetapkan di daerah, diambil dari dan atau disesuaikan dengan keadaan, kondisi lingkungan setempat, serta kebutuhan pembangunan daerah
3. Tujuan dan Fungsi Kurikulum Muatan Lokal
Tujuan kurikulum muatan lokal dapat tercapai secara optimal apabila guru dan kepala sekolah mengembangkannya sesuai asas-asas pengembangan kurikulum yang berlaku dan mengikutsertakan masyarakat disekitar sekolah dalam pelaksanaan program tersebut. Pelaksanaan kurikulum muatan lokal disekolah dasar tidak dapat berjalan lancar dan memperoleh hasil optimal apabila tidak didukung semua pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan.
Disimpulkan bahwa fungsi kurikulum muatan lokal adalah mengelola lingkungan alam secara bertanggung jawab, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah, menumbuhkan sikap senang bekerja dan bergaul, serta memelihara dan menciptakan cita rasa keindahan, kebersihan, kesehatan, dan ketertiban dalam upaya meningkatkan mutu pendidkan dasar dan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara bertanggung jawab
4. Ruang Lingkup dan Isi Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum pendidikan dasar juga menyebutkan bahwa isi kurikulum muatan lokal ditetapkan atas dasar beberapa pertimbangan berikut (Depdikbud, 1994:5)
a. Hasil indentifikasi potensi daerah yang dapat dianggap sebagai bahan kajian muatan lokal
b. Hasil identifikasi sumber daya manusia sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tercapainya muatan lokal
c. Hasil identifikasi kebutuhan tenaga terampil untuk kepentingan pembangunan daerah
d. Hasil identifikasi berbagai jenis keterampilan yang dikembangkan di SLTP
5. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kurikulum muatan lokal
Agar kegiatan pengembangan dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal berhasil guna, perlu di ikutsertakan secara aktif berbagai pihak terkait didaerah tersebut karna pada saat pelaksanaan muatan lokal terdapat beberapa hal yang tidak bisa dilaksanakan pihak sekolah, antara lain sarana, prasarana, narasumber, dana, dan biaya.
Ngadiyono (1993:34) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu aspek masyarakat dan potensi masyarakat. Aspek masyarakat menunjukan seberapa jauh potensi yang dimiliki orang tua murid, masyarakat, dan pemerintah, serta dukungan yang diterima sekolah dari orang tua murid, masyarakat sekitar, dan aparat pemerintah setempat, seperti desa dan kecamatan. Potensi masyarakat menunjukan potensi yang dimiliki masyarakat sekitar, yang memungkinkan dijadikan modal bagi pengembangan sekolah bersangkutan.
Sumber:
Suryosubroto,B. 2012. Hubungan Sekolah Dan Masyarakat (school public relations). Jakarta: Rineka Cipta