puisi
28 August 2013 14:08:31
Dibaca : 24
Tatapanmu mulai beku
Bahasamu mulai merintih
Pialamu seakan tak lagi berarti
Terpenjara dalam ketegasan kaca
Debu-debu masih berlari-larian
Berlomba untuk menjadi yang terdepan
Ataukah hamba yang menantang
Berkorban badan melawan pantang
Peluh berkejaran basahi seragam
Yang terlanjur terpilih tanpa memilih
Berharap samarkan pedih
Dari sergapan tatapan tajam
Tertatih
Kosong
Hampa
Nelangsa