MOTIVASI KEHIDUPAN

09 November 2014 22:08:40 Dibaca : 360

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?”

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,

“Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi.Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.

“Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab,

“Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”,

Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

pertama: ...

pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

kedua: ...

dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

ketiga: ...

pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.

keempat: ...

bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.

kelima:

sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan …
Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Bersikaplah Rendah Hati”

Besikaplah rendah hati betapapun tinggi kedudukan kita. Dan jangan bersikap sombong. Karena sepintar apapun orang bisa gagal. Dan sehebat apapun kemampuan bisa jatuh juga.

Kesombongan bukanlah terletak pada orang yang senang keindahan. Akan tetapi kesombongan adalah menentang agama Allah dan merendahkan hamba² Allah. Demikianlah yang dijelaskan oleh Rasulullah tatkala beliau ditanya oleh Abdullah bin Umar...

"Apakah sombong itu bila seseorang memiliki perhiasan yang dikenakannya...???"

"TIDAK...!!!" (jawab beliau.)

"Apakah bila seseorang memiliki sandal dan talinya yang bagus...???"

"TIDAK...!!!" (jawab beliau.)

"Apakah bila seseorang memiliki binatang tunggangan (kendaraan) yang dikendarainya...???"

"TIDAK...!!!" (jawab beliau.)

"Apakah bila seseorang memiliki teman yang biasa duduk bersamanya...???"

"TIDAK...!!!" (jawab beliau.)

"Wahai Rasulullah... lalu apakah kesombongan itu...???"

Kemudian beliau menjawab "MEREMEHKAN KEBENARAN DAN MEREMEHKAN MANUSIA...!!!" ( HR. Ahmad ).

Di sisi lain orang yang menyombongkan diri lupa akan kelemahannya sehingga sulit untuk lebih berkembang karena bisanya mereka kurang peduli terhadap masukan dari orang lain.

Sifat sombong dapat dihilangkan dengan cara terus mendekatkan diri kepada Allah sehingga timbul kesadaran bahwa ada Allah yang Maha Kuasa di atas segalanya, kita hanya sebatas hamba yang terus berusaha menjadi baik atas bimbingan-Nya.

SEMOGA BERMANFAAT
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.”

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”.

Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”.

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

renungkanlah : Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.

Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Bila Al Qur'an bisa bicara !

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....

Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah

Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

" LAA TAHZAN INNALLAHA MA'ANA "

Bismillahirahmanirrahim,,

Jangan bersedih hati jika ALLAH tak memberi kita seseorang yang kita impikan..
Insya ALLAH DIA akan menghadirkan seseorang yang akan memimpikan kita..

Jangan bersedih hati jika ALLAH tak memberi kita seseorang yang kita rindukan..
Insya ALLAH DIA akan menghadirkan seseorang yang akan merindukan kita..

Jangan bersedih hati jika ALLAH tak memberi kita seseorang yang kita dambakan..
Insya ALLAH DIA akan memberi kita seseorang yang akan mendambakan kita..

Jangan bersedih hati jika ALLAH tak menyatukan kita dengan seseorang yang kita cintai..
Insya ALLAH DIA akan menghadirkan seseorang yang akan mencintai kita..

Seseorang yang hadir bukan hanya karena apa yang ada pada diri kita..Akan tetapi ia hadir dan mampu menerima kita apa adanya..

Maka..
Sujudkan diri dan hati serta jiwa kita dalam bertakwa kepada-NYA..
Indahkan akhlak diri dengan sebaik-baiknya akhlak..
Niscaya ALLAH akan memberi kita yang terbaik dengan segala Keindahan hati dan ketakwaannya..
Karena sejatinya jodoh yang akan kita dapat takkan jauh beda dari sifat, pribadi dan akhlak kita.

SAAT SAYYIDINA ALI TELAT SHALAT SHUBUH BERJAMA'AH

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Dini hari itu Ali bin ABi Thalib bergegas bangun untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah di masjid bersama Rasulullah. Rasulullah tentulah sudah berada di sana. Rasanya, hampir tidak pernah Rasulullah keduluan orang lain dalam berbuat kebaikan. Tidak ada yang istimewa karena memang itulah aktivitas yang sempurna untuk memulai hari, dan bertahun-tahun lamanya Ali bin Abi Thalib sudah sangat terbiasa.

Langit masih gelap, cuaca masihlah dingin, dan jalanan masih pula diselimuti kabut pagi yang turun bersama embun. Ali melangkahkan kakinya menuju masjid. Dari kejauhan, lamat-lamat sudah terdengar suara Bilal memanggil-manggil dengan adzannya yang berkumandang merdu ke segenap penjuru Kota Madinah.
Namun belumlah begitu banyak melangkah, di jalan menuju masjid, di hadapannya ada sesosok orang. Ali mengenalinya sebagai seorang kakek tua yang beragama Yahudi. Kakek tua itu melangkahkan kakinya teramat pelan sekali. Itu mungkin karena usianya yang telah lanjut. Tampak sekali ia sangat berhati-hati menyusuri jalan.
Ali sebenarnya sangat tergesa-gesa. Ia tidak ingin tertinggal mengerjakan shalat tahyatul masjid dan qabliyah Subuh sebelum melaksanakan shalat Subuh berjamaah bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya.

Ali paham benar bahwa Rasulullah mengajarkan supaya setiap umat muslim menghormati orang tua. Siapapun itu dan apapun agamanya. Maka, Ali pun terpaksa berjalan di belakang kakek itu. Tapi apa daya, si kakek berjalan amat lamban, dan karena itu pulalah langkah Ali jadi melambat. Kakek itu lemah sekali, dan Ali tidak sampai hati untuk mendahuluinya. Ia khawatir kalau-kalau kakek Yahudi itu terjatuh atau kena celaka.

Setelah sekian lamanya berjalan, akhirnya waktu mendekati masjid, langit sudah mulai terang. Kakek itu melanjutkan perjalanannya, melewati masjid.
Ketika memasuki masjid, Ali menyangka shalat Subuh berjamaah sudah usai. Ia bergegas. Ali terkejut sekaligus gembira, Rasulullah dan para sahabat masih rukuk pada rakaat yang kedua. Berarti Ali masih punya kesempatan untuk memperoleh shalat berjamaah.
Jika masih bisa menjalankan rukuk bersama, berarti ia masih mendapat satu rakaat shalat berjamaah.

Sesudah Rasulullah mengakhiri shalatnya dengan salam, Umar bin Khattab memberanikan diri untuk bertanya. “Wahai
Rasulullah, mengapa hari ini shalat Subuhmu tidak seperti biasanya? Ada apakah gerangan?”

Rasulullah balik bertanya, “Kenapakah, ya Umar? Apa yang berbeda?”
“Kurasa sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engaku rukuk dalam rakaat yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi tadi itu engkau rukuk lama sekali. Kenapa?”

Rasulullah menjawab, “Aku juga tidak tahu. Hanya tadi, pada saat aku sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril tiba-tiba saja turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iktidal. Dan itu berlangsung lama, seperti yang kau ketahui juga.”

Umar makin heran. “Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasulullah?”
Nabi berkata, “Aku juga belum tahu. Jibril belum menceritakannya kepadaku.”

Dengan perkenaan Allah, beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril pun turun. Ia berkata kepada Nabi saw,
“Muhammad, aku tadi diperintahkan oleh Allah untuk menekan punggungmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja agar Ali mendapatkan kesempatan shalat berjamaah denganmu, karena Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agamaNya secara bertanggung jawab.
Ali menghormati seorang kakek tua Yahudi. Dari penghormatannya itu sampai ia terpaksa berjalan pelan sekali karena kakek itupun berjalan pelan pula. Jika punggungmu tidak kutekan tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak akan memperoleh peluang untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah denganmu hari ini.”

Mendengar penjelasan Jibril itu, mengertilah kini Rasulullah. Beliau sangat menyukai perbuatan Ali karena apa yang dilakukannya itu tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada orang lain. Satu hal lagi, Ali tidak pernah ingin bersengaja terlambat atau meninggalkan amalan shalat berjamaah.
Rasulullah menjelaskan kabar itu kepada para sahabat.

-:: CEMBURU ITU TANDA CINTA ::-

Siang itu salah seorang istri Rasulullah SAW menghadiahkan semangkok roti dicampur kuah kepada beliau. Rasulullah SAW saat itu sedang di rumah Aisyah ra. Tanpa diduga, Aisyah menepis tangan pembantu yang membawa mangkok berisi roti tersebut, sehingga mangkok itupun jatuh dan pecah.

Melihat kejadian itu, Rasulullah SAW pun bergegas memunguti roti yang tumpah itu dan meletakkan kembali di atas mangkok yang lain seraya berkata: “Pergilah. Ibu kalian sedang cemburu.”

Suasana hati Aisyah mendadak berubah saat melihat istri Rasulullah SAW yang lain menghadiahi beliau semangkok roti kuah. Kaldu yang penuh rasa rindu itu seperti tersayat sembilu. Jiwanya yang penuh dengan cinta terluka. Rasa cemburu memenuhi ruang-ruang jiwa menepikan cinta. Sebagaimana manusia biasa, Aisyah tak kuasa membendungnya. Ia tak mampu menahan rasa cemburu yang mengalir deras menerpa jiwanya.

Cemburu yang mendera jiwa adalah fitrah. Cemburu bisa melanda jiwa semua manusia. Ia tak bisa dihilangkan termasuk oleh wanita mulia sekelas Aisyah sekalipun.

Cemburu biasanya bermula dari cinta yang membara. Bila dikelola dengan baik, cemburu bisa menyebabkan cinta terus menyala. Cemburu membuat kita dapat merasakan indahnya cinta. Karena cemburu adalah tanda cinta. Cinta sejati selalu membuat pemiliknya tak rela belahan jiwanya bergerak ke lain hati. Demikian pula dengan cinta milik wanita. Bahkan wanita senantiasa menginginkan cinta yang utuh. Wanita selalu mengharap cinta yang tanpa sisa.

Hati ibunda Sarah pun pernah didera rasa cemburu. Setelah sekian tahun merajut cinta, nabi Ibrahim as dan ibunda Sarah tak kunjung dikaruniai buah hati. Karena itu ibunda Sarah meminta sang belahan hati untuk melabuhkan cintanya pada jiwa dan raga Hajar, budak setia mereka berdua. Namun saat Hajar melahirkan buah cinta untuk nabi Ibrahim, rasa cemburu menyeruak masuk ke dalam hati ibunda Sarah. Sehingga walau ia yang menghadiahkan Hajar untuk sang suami tercinta, Sarah tak kuasa membendung rasa cemburu yang menerpa jiwanya. Sarah tak rela nabi Ibrahim as berbagi cinta di hadapan jiwanya. Karenanya nabi Ibrahim as kemudian memindahkan Hajar ke Mekkah.

Hati dan jiwa lelaki pun tak suci dari rasa cemburu. Bahkan rasa cemburu adalah ciri cinta milik pria sejati. Lelaki sejati akan senantiasa memendarkan cahaya cinta yang menerangi pelabuhan cintanya hingga tak akan pernah menerima bahtera cinta yang lain. Ia akan selalu menjadi sandaran hati sang istri hingga tidak akan pernah ada sisa cinta untuk laki-laki yang lain. Karenanya rasa cemburu akan segera memenuhi relung-relung hatinya saat ia merasa ada yang mengusik belahan jiwanya.

Rasa cemburu yang menderu itulah yang menyebabkan Umar bin Khatab ra tak berkenan istrinya shalat berjamaah di masjid. Hatinya tak kuasa melihat lelaki lain memandang wanita yang dicintainya itu. Melihat masam sang suami, istri mulia itu pun berkata, “Kalau engkau tak berkenan aku shalat berjamaah di masjid, aku tidak akan melakukannya lagi.” Namun Umar terdiam seribu bahasa karena ia mengetahui bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian menghalangi hamba-hamba Allah yang wanita untuk mendatangi masjid-masjid Allah.”

Mengingat rasa cemburu adalah salah satu tabiat kemanusiaan kita, ia tidak akan bisa dihilangkan dari dalam jiwa kita. Kita tak mungkin menghapusnya dari dalam hati kita. Dengan demikian kita harus mengelolanya. Kita harus menjadikan rasa cemburu itu menyebabkan cinta kita kepada belahan jiwa kita terus menyala-nyala. Rasa cemburu itu harus mampu membuat kita merasakan indahnya bercinta dengan kekasih kita. Belahan hati kita harus mengerti bahwa kecemburuan kita padanya adalah bukti cinta sejati kita kepada dirinya.

Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci

Anda Pendendam? Belajarlah dari Kentang Busuk...

Satu lagi pelajaran bagi Kita yang masih memiliki sifat pendendam. Coba deh simak cerita inspiratif di bawah ini:

Pada suatu hari di sebuah sekolah dasar, seorang guru mengadakan permainan dengan para muridnya. Saat itu, semua murid telah membawa kantong plastik transparan beserta beberapa kentang kecil. Kemudian ibu guru berkata,"Anak-anak, apakah ada di antara kalian yang mempunyai rasa tidak senang atau benci kepada yang lain?"

Spontan anak-anak itu menjawab,"Ada, Buuu.."

"Nah, kalau begitu tuliskanlah huruf atau kode yang menunjukkan orang tersebut di kentang yang kalian bawa. Kalau ada yang punya rasa tidak senang kepada lebih dari satu orang, berarti kentangnya harus sebanyak orangnya ya.."

Kemudian, masing masing anak menandai kentangnya sesuai dengan jumlah orang yang tidak disenangi. Ada anak yang menuliskannya pada satu kentang, dua kentang atau bahkan lebih. Lalu ibu guru menjelaskan, "Aturan permainannya adalah seperti ini. Kalian harus membawa kentang itu di dalam kantong plastik selama satu minggu.Tidak berat kan?" tanya bu guru. Anak-anak itu menggelengkan kepalanya.

Kemudian, selama satu minggu di sekolah, mereka semua membawa kentangnya kemana-mana. Baik saat makan di kantin, pergi ke toilet, main di lapangan, atau di kegiatan lainnya. Hari pertama tidak ada masalah karena murid-murid menganggapnya tugas yang mudah. Akan tetapi setelah beberapa hari, kentang yang mereka bawa mulai berubah warna menjadi hitam dan mulai membusuk. Aromanya sangat tidak enak. Anak-anak yang membawa lebih dari satu kentang mulai merasakan beratnya tugas ini.

Setelah satu minggu, ibu guru membahas tugas ini di kelas bersama para muridnya.

" Bu guru, rasanya tidak enak sekali membawa kentang busuk kemana-mana. Saya jadi tidak enak makan," kata seorang murid. Murid-murid yang lain mengiyakan dan bergantian curhat kepada ibu guru, tentang betapa tidak enaknya membawa kentang busuk ke mana-mana.

Kemudian sang guru menjelaskan arti permainan itu. "Anak anak, kentang itu ibarat kebencian atau rasa tidak suka yang kita pendam terus terhadap seseorang, yang terus kita bawa ke mana-mana. Sangat tidak nyaman kan? Karena itu, jangan menyimpan dendam atas kesalahan yg dilakukan oleh teman atau orang lain kepada kita. Semakin lama kita simpan dalam hati, maka kita akan semakin merusak mental dan jiwa, sama seperti racun yang ada dalam kentang busuk ini. Apakah kalian memahami penjelasan ini?"

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar" katanya.

Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambai­kan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang.­ Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya Nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua "Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?".

"Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh­ telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita" Semut kecil itu Nampak manggut-manggut­, namun masih penasaran dan bertanya lagi "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?".

Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama". Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini".

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda"

Semakin tinggi pohon, semakin pula angin menerpa dengan kencang.

Hidup bukan pilihan, akan tetapi takdir Tuhan.

Terkadang meski kita berusaha sekuat tenaga, tapi hasil nya Nol.

Lalu kenapa? Bukankah Tuhan maha Adil?

Benar.. Oleh karena itu, Tuhan memberikan hidup sesuai dengan kemampuan diri kita masing".

Rendah dan tingginya derajat manusia, bukan dilihat dari kekayaan dan ketenaran orang itu sendiri. Akan tetapi,, orang yang tinggi derajatnya adalah, ia yang mampu menjalani hidup dengan ketulusan. Tanpa beban dalam mendapatkan ridho Tuhan.

Semakin tinggi pohon, semakin pula angin menerpa dengan kencang.

Hidup bukan pilihan, akan tetapi takdir Tuhan.

Terkadang meski kita berusaha sekuat tenaga, tapi hasil nya Nol.

Lalu kenapa? Bukankah Tuhan maha Adil?

Benar.. Oleh karena itu, Tuhan memberikan hidup sesuai dengan kemampuan diri kita masing".

Rendah dan tingginya derajat manusia, bukan dilihat dari kekayaan dan ketenaran orang itu sendiri. Akan tetapi,, orang yang tinggi derajatnya adalah, ia yang mampu menjalani hidup dengan ketulusan. Tanpa beban dalam mendapatkan ridho Tuhan.

JIKA ENGKAU MENJADI SUAMIKU KELAK "

❥Jika kau menjadi suamiku kelak..
Pimpinlah rumah tangga kita dengan sebaik-baiknya..
Jadikan aku teman sejatimu, tempat engkau bersandar..
Terbukalah padaku,kan kujaga semua rahasiamu

❥Jika kau menjadi suamiku kelak..
Jadilah engkau teladan yang baik bagi keluarga..
Sempatkanlah untuk menjadi imam dalam shalat..
Hiasilah rumah kita dengan ketakwaan kepada Allah Amalkan sunnah Rasul sekuat yang kau mampu..
Bimbinglah anak-anak kita menjadi pribadi Muslim yang cerdas dan berakhlak mulia..

❥ Jika kau menjadi suamiku kelak..
Bergaullah dengan ma’ruf terhadapku..
Jadilah engkau suami yang penyayang dan sabar..
Janganlah kau bertindak aniaya terhadapku..
Jika aku berbuat kesalahan dan kemungkaran..
Jangan kau hukum aku dengan memukul aku..

❥Tapi, ajarilah aku dengan hati dan lisanmu..
Ingatkanlah aku dengan cara yang ihsan Tahan amarahmu dan bersikaplah pemaaf..
Sayangi dan hormati orang tuaku,juga saudara-saudaraku..
Jika ada yang tidak kau sukai dari mereka,simpanlah rasa itu
Dan tetaplah kau jaga silaturrahim dengan mereka..
Jangan pula kau jauhi mereka karena selamanya mereka adalah keluargaku..

❥ Wahai kekasihku, calon suamiku..

Jika kau menjadi suamiku kelak..
Jadilah engkau suami yang bertanggung jawab..
Berilah nafkah sesuai kemampuanmu
Pasti kuterima dengan qona’ah
Bersikaplah penyantun dan jangan kau kikir terhadapku..
Jangan pula kau tinggalkan aku dalam waktu lama Sehingga kau abaikan kebutuhanku akan kehadiranmu..

❥Jika kau menjadi suamiku kelak..
Bersikaplah bijaksana dalam segala hal Bermusyarahlah denganku sebelum mengambil keputusan Dengarkan pemikiranku dan jangan kau remehkan aku..
Tunjukkan kasih sayangmu terhadapku..
Jangan kau biarkan aku dalam kecemburuan dan prasangka..
Jagalah hatiku,lapangkanlah dadaku, dengan cintamu..

❥Wahai kekasihku, calon suamiku..

Jika kau menjadi suamiku kelak..
Jadikan rumah tangga kita sebagai syurga dunia bagimu..
Jagalah aku dan jadilah pelindung bagi anak-anak kita..
Jagalah rahasia rumah tangga dimanapun kau berada..
Jadikan ia baju putihmu, jagalah ia jangan sampai ternoda.

Ku Putuskan pacarku demi Agamaku

Sebuah kisah nyata yang ku angkat dari sahabatku yang memutuskan kekasih hatinya demi agamanya. Dia memilih untuk menyudahi hubungannya karena dia lebih takut akan azab Alloh daripada menikmati kesenangan sesaat.

Setahun yang lalu, seorang laki-laki menembakku untuk menjadi
pacarnya. Hatiku berbunga-bunga saat itu, sungguh aku tak menyangka kalau cintaku tak bertepuk sebelah tangan.
Akhirnya aku pun jadian dengannya, hari-hari ku lalui dengannya. Di dalam hubunganku ini, aku tidak neko-neko (macam2) seperti kebanyakan pemuda pemudi kebanyakan. Aku lebih suka berhubungan lewat sms atau hanya sekedar telepon, karena aku pun sebenarnya sudah tau kalau pacaran itu haram ( yaa ampunn... kenapa lo lakuin kalo udah tau salah ?? *gubraaaakk).

Sebut saja mas itu dengan mas “MA”. Mas itu sangat perhatian sekali denganku, begitu pula aku..
saat aku berangkat sekolah,, dia pasti menyempatkan untuk selalu menyemangati aku. Saat aku sedih.. dia pasti selalu ada untukku. Mas MA selalu membantuku tanpa aku memintanya. Menurutku... dia
adalah orang yang perfect.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan hingga tak terasa
hubungan kami sudah hampir satu tahun lamanya ( waw.... uda lama ya bu ??ckikikiki).

Hingga pada akhirnya ku bertemu dengan seorang sahabat, sebut saja mba HT.
Darinya ku tahu banyak akan hal-hal yang selama ini ku kulakukan.
Ternyata hal-hal yang selama ini aku lakukan adalah salah, dan tak sanggup ku berpikir, berapa banyak dosa yang telah ku perbuat selama ini ??
segunungkah? seluas samudra? Atau seluas jagat raya ? sungguh aku tak sanggup untuk memikirkan ini semua. Berapa banyak dosa-dosaku yang telah ku lakukan selama ini dengan mas MA?? ya Alloh... betapa hinanya diriku?

Syukurku pada Alloh yang telah memberikanku petunjuk melalui mbak HT. Selang beberapa hari..
ku tak telepon maupun sms dia. Ku reject setiap kali dia telepon, tak ku balas setiap kali dia sms. Aku menyesal sekali mengapa aku harus melakukan ini semua? mengapa aku harus mengotori hatiku dengan rasa yang belum halal ini? Oh.. alangkah hinanya diri ini??!!

Ku memilih memutuskan hubungan terlarangku itu, ku memilih mengakhiri hubungan yang tidak halal itu. Entahlah apa yg membuat keberanianku mencuat sedemikian itu? mungkin petunjuk Alloh lah yang menghantarkanku pada sebuah keputusan ini?
Dan kini aku sadar ... ku lebih
memilih Dia daripada dia. Ku lebih memilih memutuskan pacarku demi Agamaku.

Teruntukmu duhai mantan
kekasihku...
“ terima kasih telah kau warnai hari-hariku dengan senyum dan candamu.”

“ Terima kasih telah kau telah mampir sejenak di kehidupanku, hingga akhirnya kau ku usir secara paksa dari hidupku”

“ duhai mantan kekasihku.. maafkan aku, ini adalah jalan pilihan hidupku, mungkin kau marah, dan kecewa denganku.
Tetapi ketahuilah... inilah yang terbaik untuk kita.”

“teruntukmu duhai mantan kekasih hatiku... ku harap kau segera mengikuti jejakku untuk segera menyadari akan salahnya perbuatan kita selama ini ”

Doaku untukmu yang pernah mengisi kekosongan jiwaku ...
“ya Alloh.. jagalah aku.. jagalah dia dari perbuatan yang keji, hingga kita tak terperosok dalam lubang yang sama untuk yang kesekian kalinya”

“ ya Alloh.. lembutkanlah hati kami agar kami mudah untuk menerima nasihat dari semua orang yang mengarahkan kami dalam kebaikan “
Aamiin..

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong