Adapun Kegiatan Pelatihan Jurnalistik Dasar 14 April 2016 dengan Tema “Membangun dan Mengembangkan Minat Mahasiswa di Bidang Jurnalistik” Hari pertama kegiatan dilaksanakan pada hari kamis dengan pemateri dari Kak Cristopel.
Tentang Media Massa Media massa (cetak, radio, televisi, dan e-media) adalah sarana utama penegakan demokrasi substansial. Saat ini media massa telah menjadi kekuatan keempat (the fourth estate), di luar kekuasaan eksekutif, legislatif dan judikatif.
Namun setelah ‘reformasi’ tahun 1998, fenomena yang terlihat semakin jelas adalah, perubahan media menjadi mediacracy (mediakrasi). Kita melihat betapa dahsyatnya pengaruh media, khususnya televisi terhadap berbagai persoalan saat ini.
Beberapa sifat dari media massa :
• Radio: menguasai waktu, tetapi tidak menguasai ruang, cepat, ringkas, pendek, berita disajikan intinya, seperti headline. Kedalaman kurang.
• Televisi menyajikan gambar dan kata, langsung menyasar pada mata dan telinga
• Televisi memiliki berbagai perangkat yang mampu menyajikan beragam kemungkinan
• Web menyajikan berita selengkap koran, secepat radio dan televisi, bisa diraih di mana saja, tetapi pemakaiannya masih terbatas
• Media sosial: sangat responsif terhadap suatu peristiwa, bisa menggerakkan isu-isu tertentu yang menjadi interest kelompok-kelompok sosial tertentu, tidak terikat pada kaidah-kaidah jurnalistik.
• Media cetak, lebih rumit dan kompleks, lebih rinci dan mendalam. Menguasai ruang, tetapi tidak menguasai waktu.
Jurnalis adalah orang yang melakukan kerja jurnalistik.Ada yang menggunakan istilah wartawan. Sebenarnya sama. Wartawan adalah pewarta, orang yang mewartakan peristiwa dengan kerja jurnalistik Kerja jurnalistik adalah, mencari, memperoleh, memilih, menyimpan, mengolah dan menyunting. Subyeknya adalah fakta, peristiwa yang berlangsung saat ini, atau pun yang menjadi isu laten.
Disampaikan dengan tulisan, gambar atau foto, suara dan gambar, data, grafik dan bentuk-bentuk lain. Menggunakan media cetak, elektronik, dan segala saluran yang tersedia.
Sehingga manusia tidak bisa lepas dari yang namanya media massa, penggunaan media massa yang berlebihan juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Media massa yang sering kita gunakan baiknya digunakan untuk kepentingan yang positif. Pekerjaan menjadi seorang jurnalis tidaklah mudah dengan tuntutan seorang jurnalis yang berprofesi sebagai wartawan itu sangat beresiko.

Hargai Pejalan Kaki Dengan Tidak Menjajah area ini

07 April 2016 00:37:52 Dibaca : 67

 

Minimnya pengetahuan masyarakat soal zebra cross baru-baru ini menimbulkan protes dari pejalan kaki, pasalnya area penyebrangan itu sering kali di jajah oleh pengendara, sehingga pejalan kaki merasa tidak mendapatkan haknya dalam menggunakan jalan raya. [5/16]


Ina, Seorang pejalan kaki mengungkapkan bahwa dirinya jarang sekali menggunakan zebra cross untuk menyebrang, hal ini disebabkan oleh kenderaan yang berhenti tepat di jalur zebra cross, sehingga menghalanginya menyebrang jalan.

“ya zebra cross di jajah sama mereka (pengendara), makanya kita kalo nyebrang kadang gak tau mo lewat mana”

Wanita yang sehari harinya berjalan kaki tersebut juga menambahkan bahwa, padatnya jalur lalu lintas menyebabkan dirinya susah untuk menyebrang.


Sedangkan Irfan, salah seorang pengendara roda dua mengaku, memang tidak tahu apa itu zebra cross apalagi peran pentingnya untuk pejalan kaki.


“ya sejauh ini saya jujur gak tau kalo garis garis putih pass lampu merah itu (zebra cross) sangat berguna untuk para pejalan kaki” Ucap irfan denga polos.


Dikutip dari Wikipedia, Zebra cross adalah tempat penyeberangan di jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, dinyatakan dengan marka jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam yang tebal garisnya 300 mm dan dengan celah yang sama dan panjang sekurang-kurangnya 2500 mm, menjelang zebra cross masih ditambah lagi dengan larangan parkir agar pejalan kaki yang akan menyeberang dapat terlihat oleh pengemudi kendaraan di jalan.

Juru parkir, kenderaan dan rasa aman

06 April 2016 22:20:22 Dibaca : 68

Di tengah sibuknya aktivitas kampus, Rahman, sebagaimana dia di panggil, juga sibuk menata area parkir di kawasan fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. [6/16]


Sejak pagi pukul 07:00 Wita,Rahman sudah berada di area parkir. Dengan berseragam orange, Sesekali dia meniup pluit yang di gantung di lehernya sambil menegur jika ada yang parkir sembarangan.


“Biasanya ada mahasiswa yang suka seenaknya parkir, disitu kadang saya merasa sedih”, ungkapnya sambil tertawa


Pria yang baru saja dikarunia anak tersebut mengaku, sebelum jadi tukang parkir, dia bekerja sebagai cleaning service, namun karena upah yang di terima saat itu lebih sedikit dari upah juru parkir, maka dia memutuskan untuk beralih jadi juru parkir.


“saat saya masih jadi cleaning service dulu, memang upahnya terbilang sedikit, pas pasan untuk membiayai kebutuhan harian, tapi itu dulu, sekarang dengar-dengar sudah lumayan” tutup Rahman.
Di tempat yang berbeda, Ari yang kebetulan adalah seorang mahasiswa Teknik mengaku, cukup senang dengan adanyanya juru parkir. Dia mengungkapkan bahwa, dengan adanya mereka juru Parkir, area parkir kampus jadi tidak terlihat sembraut.


“Ya lumayan membantu, senggaknya tata kelola parkir di kampus ini jadi makin baik”
Selain itu menurut Ari, adanya tukang parkir sebenarnya memberikan rasa aman kepada para mahasiswa, karena berkat mereka, kasus kehilangan sudah jarang terjadi, bahkan hampir tidak pernah lagi.


“Alhamdulilah, berkat mereka kita jarang mendengar ada yang kehilangan helm dan semacamnya di area parkir”, tutup Ari sambil tersenyum

Permintaan Maaf Zaskia Gotik Tak Akan Hentikan Proses Hukum

Pedangdut Zaskia Gotik memang sudah meminta maaf kepada publik berkait pernyataannya yang dinilai menghina lambang negara. Namun, Kanit I Subdit Cyber Crime Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya, Kompol Nico Setiawan.


Mengatakan bahwa permintaan maaf itu tak akan menghentikan proses hukum yang sedang ditangani oleh penyidik. Semua tidak pengaruh ke penyidikan itu namun pengaruh ke proses persidangan saja nanti.


ZG akan dipanggil dulu sebagai saksi dan habis itu penentuan ZG terpenuhi tidaknya status sebagai tersangka," papar Nico saat ditemui di Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016).


Rencana LSM KPK untuk melakukan pencabutan perkara pun dinilai tak akan menghentikan penyidikan kami. Dalam penanganan kasus ini atas dasar temuan kami jadi tidak akan pengaruhi Terus berlanjut penyidikan,"paparnya. Sejauh ini penyidik sudah memeriksa enam saksi


Yakni Ayu Ting Ting, Julia Perez, Denny Cagur, Ayu Dewi, Syahnaz Sadiqah, dan Raffi Ahmad. Nico mengatakan, pernyataan para saksi cukup mendukung semua hasil temuan. Sementara ini arah penyidikan memang ada unsur penghinaan.

 

TUGAS 1

TUGAS : ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

RESENSI BUKU ILMU KOMUNIKASI

Penulis : Adianto Elvinaro dan Anees Q. Bambang.2007.

Penerbit : Simbiosa Rekatama Media,Bandung

NAMA : Bianca Kirana Umar

NIM : 291413008

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Gorontalo

 

PENDAHULUAN

Buku FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI ini mencoba menyajikan Filsafat Illmu Komunikasi secara lebih memadai ketimbang buku-buku sejenis yang telah ada. dimulai dari pemahaman mengenai filsafat dan filsafat ilmu, sampai kepada penjelajahan sejumlah perspektif ilmu komunikasi: Positivisme, Post Positivisme, Interpretatif, Teori kritis, dan pengaruhnya dalam pembentukan ilmu komunikasi.

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku,novel,majalah,komik,film,kaset,CD,VCD,maupun DVD.

Tujuan dari resensi menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. dan dalam penyajian buku ini bermanfaat untuk kita dalam mengetahui bagaimana filsafat ilmu komunikasi.

Filsafat Ilmu Komunikasi sangat penting bagi mahasiswa atau sarjana komunikasi yang hendak melakukan pengembangan teori komunikasi melalui penelitian.dalam Praktik penelitian.

 

 

PEMBAHASAN

 

A. Perspektif teori-teori komunikasi.

Perspektif adalah suatu sudut pandang dan cara pandang terhadap sesuatu. Cara memandang atau pendekatan yang gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu perspektif yang digunakan dalam menghampiri suatu peristiwa komunikasi akan menghasilkan perbedaan yang besar dalam jawaban dan makna yang deduksi. Perspektif juga selalu mendahului observasi manusia. Manusia bisa mengamati suatu persitiwa dengan pikiran yang terbuka dan netral, namun begitu harus mengobservasi suatu hal dan dapat melakukannya dengan cara tertentu.

Nilai perspektif tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspektif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan realitas. Istilah dari perspektif tidak dipilih asal saja. melainkan menggunakan istilah teori dan sudah tentu merupakan istilah yang tidak memadai dalam hal ini. teutama karena adanya perkembangan mutakhir di bidang komunikasi manusia begitu pesat

Penggunaan perspektif mewajibkan untuk toleran pada perbedaan cara pandang juga arif dalam menggunakan berbagai metode singkatnya, memilih suatu perspektif sama artinya dengan memilih mengerjakan hal-hal menurut suatu cara pandang tertentu, tidak menurut satu cara yang lain, yang tidak sera merta berlaku universal.

Perspektif-perspektif ilmu komunikasi ontologi dan epistemologi terdiri dari Realisme, Nominalis, Konstruksionis.

 

B. Perspektif positivisme.

Model komunikasi linear atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang paling banyak dikenal dan mudah dipahami. model ini adalah model komunikasi yang menggunakan perspektif mekanistis, sehingga metodologi ilmu-ilmu alam digunakan dalan merumuskan data,meneliti,dan menyimpullkan kebenaran tindakan komunikasi. model ini dapat dilihat dari pengaruh metode ilmu alam pada ilmu komunikasi.

Sejarah positivisme, positivisme dibidani oleh dua pemikir Prancis, Henry Sain Simon (1760-1825) dan muridnya Auguste Comte (1798-1857). Henry merupakan penggagas utama, sedang comte adalah penerus dan pengembang gagasan ini. Auguste comte membangun suatu studi ilmiah terhadap masyarakat atau sosiologi yang berdasarkan prinsip studi ilmu-ilmu alam.

Gagasan positivisme, positif berarti “apa yang berdasarkan fakta objektif” . secara tegas, yang “positif” berarti yang nyata, yang pasti, yang tepat, yang berguna, serta mengklaim memiliki kesahihan mutlak. Kebalikan dari yang positif adalah yang khayal (chimrique) , yang meragukan (indecision), yang kabur (vague), yang sia-sia (oiseux), dan yang mengklaim memiliki kesahihan relatif. Perbedaan ini harus dibaca dalam kerangka biner, bahwa yang satu lebih benar dan yang lainnya adalah salah.

Prinsip positivisme bersifat empiris-objektif, deduktif-nomologis, instrumental-bebas nilai, ketiga asumsi ini oleh Antony Gidden (F . Budi Hardiman, 2003:57) dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Prosedur-prosedur metodologis ilmu-imu alam dapat langsung diterapkan pada ilmu-ilmu sosial.

- Hasil-hasil riset dapat dirumuskan dalam bentuk “hukum-hukum” seperti dalam ilmu-ilmu alam.

- Ilmu-ilmu sosial itu harus bersifat teknis, yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni.

Setelah pengenalan prinsip positivisme, adapun beberapa ciri positivisme (Gahral Adian, 2002:68), yaitu bebas nilai, fenomenalisme, nominalisme reduksionisme, naturalisme, dan mekanisme.

Norma-norma metodologi positivisme adalah sebagai berikut :

- Semua pengetahuan harus terbukti lewat rasa-kepastian (sense of certainly) pengamatan sistematis yang terjamin secara intersubjektif.

- Kepastian metodis sama pentingnya dengan rasa kepastian. Kesahihan pengetahuan ilmiah dijamin oleh kestauan metode.

- Ketepatan pengetahuan dijamin hanya oleh bangunan teori-teori yang secara formal kokoh yang mengikuti deduksi hipotesis-hipotesis yang menyerupai hukum.

- Pengetahuan ilmiah harus dapat dipergunakan secara teknis.

- Pengetahuan pada prinsipnya tak pernah selesai dan relatif, sesuai dengan sifat relatif dan semangat positif. (F. Budi Hardiman, 2003:55).

Positivisme logis, ada beberapa prinsip dasar positivisme logis :

- Menolak perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.

- Menganggap pernyataan-pernyataan yang ridak dapat diverifikasikan secara empiris (seperti etika, agama, metafisika) sebagai nonsense.

- Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan di dalam satu bahasa ilmiah yang universal.

- Memandang tugas filsafat sebagai analisis atas kata-kata atau pernyataan-pernyataan (F. Budi Hardiman, 2003:56).

 

C. Perspektif post positivisme: kritik terhadap positivisme.

Post-positivisme, pada tahun 1970/1980-ana muncullah gugatan-gugatan mengenai kebenaran positivisme, pemikirannya dinamai post-positivisme. post-positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenaran positivisme.

Berikut ini dikemukakan beberapa asumsi dasar post-positivisme, pertama, fakta tidak bebas melainkan bermuatan teori. Kedua, falibiltas teori.

Post-positivisme dalam penelitian sosial dan komunikasi, bila positivisme dalam bentuk dan logika klasiknya ditolak oleh post-positivisme, fondasi filosofis apakah yang akan digunakan post-positivisme sebagai kerangka kerja penilitian sosialnya. beberapa penilitian sosial berargumen bahwa kekurangan-kekurangan dari pemikiran positivisme pada dasarnya membutuhkan dasar filsafat ilmu yang berbeda, salah satunya adalah menolak dan mengganti prinsip-prinsip positivisme (seperti ontologi realisme,epistemologis objektif,dan aksiologi bebas-nilai) dengan bentuk pemikiran yang menghargai prinsip nominalisme, subjektivisme, dan nilai-nilai yang hadir dengan sendirinya (omnipresent).

Ontologi post-positivisme, perspektif post-positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. secara ontologis post-positivisme bersifat crittical realism. Crittival realism memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alama, tetapi suatu hal yang mustahil bila manusia (peneliti) dapat melihar realitas tersebut secara benar (apa adanya, sebagaimana, keyakinan positivisme).

Epistemolgi dan aksiologi, post-positivisme bagaimanapun terlihat sama dengan positivisme, walaupun ada beberapa perbedaan yang khas. seperti pada basis ontologi, semenatara positivisme menekankan realisme mutlak, post-positivisme memelih realisme kritis.

Struktur dan fungsi teori dalam perspektif post-positivisme terdiri dari :

- Struktur teori perspektif post-positivisme.

- Fungsi teori perspektif post-positivisme.

- Kriteria evaluasi dan perbandingan teori.

- Proses perkembangan teori.

 

D. Perspektif interpretif

Sejarah perspektif interpretif , pemetaan akar sejarah dapat dirujuk pada sejumlah gagasan abad pencerahan. khususnya posisi filosofis Rene Descrates (1596-1650) . pada 1644 , descrates mempublikasikan buku The Principles of Philosophy. Ia berpendapat bahwa semua penjelasan dapat didasarkan pada observasi terhadap benda dan gerak (Descrates 1963).

Pandangan dasar perspektif interpretif terdiri dari : fenomenologi, hermeuneutika.interaksionisme simbolik.

Dan ada teori interpretif dalam komunikasi terdapat : ontologi teori interpretif, epistemologi teori interpretif, aksiologi teori interpretif.

Struktur dan fungsi teori interpretif terbagi menjadi : teori interpretif umum (general interpretiv theories) , grounded theory, kriteria untuk evaluasi.

Komunikasi dalam perspektif interpretif terdiri dari : etnografi komunikasi , dramatisme dan narasi.

 

E. Perspektif konstruktivisme.

Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistemologi merupakan hasil konstruksi sosial. pengetahuan manusia adalah konstruksi yang dibangun dari proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia objek material. pengalaman manusia terdiri dari interprestasi bermakna terhadap kenyataan dan bukan reproduksi kenyataan.

Sejarah perspektif konstruktivisme, bila dirunut ke belakang konstruktivisme yang meyakini bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut pada teori Popper (1973).

Konstruktivisme dalam ilmu komunikasi, teori konstruktivis atau konstrukvisme adalah pendekatan secara teoretis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh jesse della dan rekan-rekan sejawatnya (Miller, 2002) . konstrukvisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komunikasi antarpersona.

Komunikasi berbasis “Diri” , fokus perspektif post-positivisme adalah proses produksi suatu pesan. Fokus ini dapat ditemukan pada komunikasi antarpersona. untuk dapat meninjau komunikasi antarpersona dapat merujuk pada teori sosiolinguistik bernstein. teori bernstein menyatakan bahwa individu dalam melakukan sesuatu dikonstruksi oleh orientasi kehidupannya sendiri, dan oleh orientasi posisi subjek itu dalam hidupnya.

Konstruk hubungan dalam komunikasi, faktor lain yang mempengaruhi proses komunikasi berbasis diri adalah konsep tentang tujuan, setiap individu dalam interaksinya selalu berusaha untuk memanajen tujuan.

Model desain pesan, konsep tentang tujuan ini berimplikasi pada adanya desain pesan dalam peristiwa komunikasi berbasis diri. desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam memanajamen tujuannya untuk kepentingan sampainya tujuan melalui pesan yang dipilihnya.

 

F. Perspektif teori kritis.

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. teori kritis dapat dianggap sama dengan paradigma konstruktivisme dengan alasan sebagai berikut: (1). Teori kritis meyakini bahwa ilmu pengetahuan itu dikonstruksi atas dasar kepentingan manusiawi. (2). Dalam praksis penelitian (dari pemilihan masalah untuk penelitian, instrumen, dan metode analisis yang digunakan, interterprestasi, kesimpulan dan rekomendasi). Dibuat sangat bergantung pada pada nilai-nilai peneliti. (3). Standar penilaian ilmiah bukan ditentukan oleh prinsip verifikasi atau falsifikasi melainkan didasarkan konteks sosial historis serta kerangka pemikiran yang digunakan ilmuwan.

Sejarah perspektif kritis, teori ini dikembangkan oleh Mazhab Frankfurt. konsep kritik yang dipergunakan Mazhab Frankfurt memiliki kaitan sejarah dengan konsep kritik yang berkembang pada masa-masa setelah Renaissance.

Pengaruh Marxisme, Karl Marx (1818-1883) merupakan filsuf yang memiliki pengaruh yang mendalam dalam perkembangan ilmu pengetahuan sosial. Marx memandang bahwa teori kritik Hegel masih kabur dan membingungkan, karena Hegel memahami sejarah secara abstrak. Marx menegaskan bahwa yang dimaksud sejarah adalah sejarah perkembangan alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi.

Mazhab Frankfurt, teori kritis dipengaruhi oleh Marxisme, namun dalam beberapa hal dinggap berbeda dengan Marxisme. Teori ini disebut juga Mazhab Frankfurt. Penyebutan ini didasarkan pada lembaga pertama yang mengembangkan teori kritis, yaitu institute fur sozialfarchung di frankfurt, Main di Jerman.

Pendekatan teori kritis pada komunikasi, kajian komunikasi mulanya mencakup retorika saja, lalu muncullah publisistik (ilmu persuratkabaran), maka berita terutama bagaimana cara menyampaikan gagasan atau pesan melalui tulisan menjadi objek komunikasi.

Cultural studies (studi-studi budaya), istilah cultural studies berasal dari centre for contemporary cultural studies (CCCS) di Universitas Birmingham, yang didirikan pada tahun 1964.

Studi-studi feminis, pencarian muatan ideologi di balik apa yang dianggap biasa atau wajar adalah pola utama perspektif kritis. Kehidupan ini dipenuhi oleh apa yang dianggap wajar atau lazim, bahkan kebenaran pun bertumpu pada kelaziman.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong