Sejarah Perkembangan Komunikasi Antarpribadi

19 September 2017 17:09:47 Dibaca : 2003

Sejarah Perkembangan Komunikasi Antarpribadi

Disusun oleh Atika Nurarif Rustam (NIM 291416030), Gumilang Pangestu Y. (NIM 291414016) dan DefriSofyan (NIM 291413006)

Pada tahun 1960-an komunikasi antarpribadi memulai perkembangannya, pada tahun ini dan setelahnya komunikasi antarpribadi mulai menemukan bentuknya sampai seutuhnya bisa menjadi satu bidang studi tersendiri dalam ilmu komunikasi. Namun begitu catatan tentang sejarah perkembangan komunikasi antarpribadi telah ada jauh sebelum tahun ini, hanya saja masih pada tataran pembahasan komunikasi secara luas dan jika pun khusus masih berada pada pembahasan speech communication.

Selain dibahas dalam ilmu komunikasi, komunikasi antarpribadi juga menjadi bahasan dalam ilmu-ilmu lain. Hal seperti ini memang lazim dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sebagaimana ilmu komunikasi sendiri yang lahir dari perkembangan sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Prof. Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif, juga menegaskan hal ini, bahwa ilmu pengetahuan akan saling berkolaborasi, mencamurkan teori-teori dari cabang ilmu yang berbeda hanya untuk mengkaji satu fenomena.

Komunikasi antarpribadi yang dibahas dalam ilmu lain ini bisa dirunut sejak awal abad ke-19. Georg Simmel (1908/1950), seorang ilmuwan sosial yang melakukan observasi serius terhadap konsep-konsep yang dibahas dalam komunikasi antarpribadi, seperti reciprocal knowledge, characteristics of the dyad, interaction, rituals, secrecy, lies and truth, dan types of social relationship. Konsep-konsep ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan para ilmuwan sosial maupun komunikasi.

Kemudian ditulis pada tahun 1920-an banyak sekali bibit-bibit intelektual bagi ilmu komunikasi yang mulai tersemai. Sebutlah Elton Mayo dan para koleganya dari Harvard Business School, sebuah sekolah bisnis belum lagi ilmu komunikasi. Mereka melakukan penelitian yang hanya berkaitan soal bisnis namun hasilnya mereka temukan ada pengaruh besar yang ternyata masih sulit dijelaskan oleh ilmu bisnis saat itu. Yang menjadi tempat penelitian mereka adalah pabrik Western Electric Hawthorne, di situ mereka menemukan ada kekuatan potensial mengenai interaksi sosial dan hubungan-hubungan sosial di tempat kerja. Bahwa interaksi atasan-bawahan dan interaksi sesama mitra kerja ternyata mempengaruhi produktivitas pabrik. Hubungan dan interaksi manusia ini isyarat dan pemikiran terhadap sifat komunikasi pendukung, keterbukaan, dan pengaruh-pengaruh yang menunjukkan kepedulian bagi kebutuhan-kebutuhan pihak lain selama interaksi berlangsung.

Selain itu juga pada tahun 1930-an berkembang pesat yang namanya dinamika kelompok. Kelompok dan antarpribadi memang mempunyai hubungan sangat erat layaknya induk dan anak dalam sebuah ilmu, induknya adalah kelomok dan anaknya adalah antarpribadi. Hal ini bisa dilihat dari topik-topik kelompok yang juga perlu dibahas dalam antarpribadi, seperti cooperation/competition, feedback, conflict, interaction sequencies, method for coding responses, sosiometric choices, and social network.

Selanjutnya pada tahun 1940-an sampai 1950-an, Eliot Chapple, seorang ilmuwan psikopatologi, menemukan temuan penting pada bidang komunikasi antarpribadi. Yakni kesesuaian ritme interaksi yang sangat berpengaruh dalam suatu hubungan antarpribadi, seperti intensitas, pemilihan waktu dan pola-pola organisasi.

Di lain ilmu, yakni pada bidang psikiatri, seorang psikiater Harry Stack Sullivan berhasil menggeserkan ilmu psikiatri dari yang sebelumnya berorientasi pada interaksi intrapribadi menjadi ke antarpribadi. Dia menemukan bahwa penyakit skizofrenia dewasa adalah akar masalah hubungan antarpribadi di masa lalu. Juga ada psikiater lainnya Jurgen Ruesch yang menulis buku nonverbal communication bersama seorang antrpolog Gregory Bateson menulis bukuPragmatics of Human Communication yang menegaskan ternyata komunikasi berperan dalam penyakit jiwa dan masalah-masalah organisasi struktural. Juga ada antropolog lain Ray Birdwhistell dan Edward T. Hall menemukan dasar perilaku nonverbal komuikasi antarpribadi, seperti body movement, gestures, postures and the use of space. Psikiater lainnya juga pada akhir 1950-an menulis buku The Psychology of Interperonal Relations yang menjelaskan teori atribusi.

Pembahasan pada era-era di atas itu hanya merupakan kejadian terpisah, bukan karena ada kesepakatan bersama oleh para ilmuwan atau mayarakat. Lain halnya yang terjadi setelahnya, ada masa 1960-an sampai 1980-an media massa perkembang pesat namun sisi lainnya karena produksi berita pada masa itu yang kebanyakan tidak bisa dipercaya akibatpengaruh politik perang Vietnam dan Amerika maka banyak orang dari kalangan pemuda yang idealis melakukan kegiatan-kegiatan tatap muka untuk mengimbangi informasi yang mereka terima dari saluran resmi maupun media massa. Menanggapi fenomena ini, banyak ilmuwan yang sepakat bahwa ternyata komunikasi antarpribadi adalah sesuatu yang vital dalam komunikasi.

Delia (1987) mengatakan tahun 1960-an adalah "bidang inti area penelitian" komunikasi antarpribadi karena fenomena di atas. Selanjutnya komunikasi antarpribadi menemukan bentuknya karena semakin banyak buku dan mata kuliah di kampus-kampus masa itu yang mengkhususkan diri pada bidang komunikasi antarpribadi. Juga pembentukan organisasi keilmuan dan profesional yang memakai label interpersonal communication.

Catatan: disadur dari buku Prof. Dr. Muhamad Budyatna, M.A dan Dr. Leila Mona Ganiem, M.Si yang berjudul Teori Komunikasi Antarpribadi

Sejarah Perkembangan Komunikasi Antar Pribadi

19 September 2017 16:46:01 Dibaca : 50
[Tanpa Konten]

BAHASA GAUL

27 March 2017 05:26:24 Dibaca : 262

Nama : Gumilang Pangestu J |

Nim : 291414016

Tugas Komunikasi Lintas Budaya “ Bahasa Gaul”

   Fenomena bahasa alay yang kerap digunakan dalam media sosial maupun percakapan sehari-hari menarik untuk dibahas. Pergeseran struktur kata yang terjadi di masa sekarang dan oleh semua kalangan membentuk banyak kosakata baru. Kata serius berubah menjadi Ciyus, kata beneran berubah menjadi enelan, contoh kata-kata ini sebenarnya seperti pelafan dari seorang balita yang belum fasih berbicara. Bahasa alay tersebut dapat dikategorikan sebagai ragam bahasa lisan.
   Tidak hanya bahasa lisan saja yang mempunyai perubahan bentuk dari kata bahasa baku menjadi bahasa alay, sebelumnya ‘tulisan alay’ telah lebih dulu populer. Seperti contohnya tulisan berikut, H4Hh? Sa11yA gg4k N63rT1… dapat dilihat bahwa ragam tulis tersebut menggabungkan antara huruf dan angka. Huruf kapital juga ditulis secara acak dalam kata. Pada awalnya tulisan semacam ini digunakan dalam pesan singkat di telepon seluler, kemudian muncul di berbagai situs media sosial.
Beberapa kalangan yang menggunakan bahasa seperti ini sering disebut atau dicap sebagai ‘anak layangan’ atau ‘alay’. Maksud penamaan akan hal ini adalah sebagai pengelompokkan atas ketidaknormalan dalam merangkai penulisan kata atau kalimat. Namun yang terjadi sekarang, hampir semua kalangan masyarakat menggunakan kata ciyus sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Hal ini disebabkan kata tersebut dianggap sebagai hal yang lucu dan lazim diucapkan.
   Perubahan bahasa baku bisa meliputi perubahan struktur huruf dan kata baku menjadi sebuah tulisan yang tidak biasa dan dikenal dengan sebutan ‘pengalayan’. Perubahan tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu perubahan tulisan dan perubahan lafal dan tulisan. Yang dimaksud dengan perubahan tulisan adalah pencampuran antara kata dan huruf dalam sebuah kata, bisa juga meliputi pencampuran huruf kapital dalam kata, sedangkan yang dimaksud dengan perubahan lafal dan tulisan adalah kata baku yang berubah pelafan, seperti pencadelan dan pemberian kesan imut.

Berikut ini contoh dari perubahan tulisan:

• H4Hh? Sa11yA gg4k N63rTi
• m3t b'r4kt!vT4$ , c4L@m cuKces
   Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa terdapat perubahan tulisan yang memadukan antara huruf dan angka. Perubahan ini terjadi karena adanya suatu penulisan yang dianggap mengikuti perkembangan zaman pada masa itu. Penyebaran penulisan ini berlangsung pada media komunikasi, berupa telepon seluler, karena pada masa itu media sosial, seperti facebook atau twitter belum begitu banyak dikonsumsi banyak orang. Belakangan ini, terutama di media sosial, sedang marak penggunaan atau pengucapan kata yang berupaya terdengar imut dan lucu — seperti diucapkan balita yang masih cadel.Gejala bahasa alay terbaru ini agak berbeda dengan bahasa alay edisi sebelumnya yang cenderung merepotkan pembacanya (bahkan pengguna sendiri). Kalau dulu, bahasa alay lebih menekankan pada permainan huruf-angka-huruf-angka serta penggunaan huruf yang jarang digunakan.
   Hal ini masih bisa dianggap wajar apabila tidak menjadi suatu kebiasaan. Bahasa Indonesia mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Di setiap perubahannya, terdapat perbedaan yang nyata, seperti contohnya dalam perubahan tulisan dan perubahan lafal dan tulisan. Dampak positif dalam hal ini adalah sebagai bahan lelucon antarorang yang dapat menambah keakraban, tetapi dampak negatifnya adalah banyak masyarakat cenderung menjadi tidak tahu kadiah bahasa Indonesia yang benar.

 

Manager Media Profesional

22 March 2017 11:17:50 Dibaca : 261

 

MANAGER MEDIA PROFESIONAL

A. Definisi Kepemimpinan


Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Kepemimpinan juga merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok . Disamping itu Kepemimpinan juga dapat dipahami sebagai bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus .
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

B. Macam – macam Gaya Kepemimpinan


1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

C. Empat Gaya Kepemimpinan Dari Empat Macam Kepribadian


1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang - orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang - orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

D. Manajer Profesional


Secara populer istilah professional digunakan untuk menerangkan seorang yang melakukan suatu pekerjaan guna memperoleh bayaran sebagai sumber penghasilan. Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari seorang amatir. Sebutan atau predikat profesional juga menunjukkan bahwa orang yang menamakan dirinya seorang professional haruslah memiliki keahlian, dan keterampilan, dan pengetahuan yang lebih tinggi bobotnya daripada seorang yang amatir.
Definisi sederhana tentang seorang professional yang disampaikan diatas sebenarnya bisa juga diberlakukan kepada profesi manajer. Pertama, seorang manajer professional adalah orang yang hidup dari profesinya sebagai manajer, bukan bekerja sebagai amatir atau bekerja sambilan. Dengan demikian pula, seorang manajer professional umumnya bukan pemilik dari sebuah perusahaan tetapi benar-benar seorang bayaran. Kedua, seorang manajer professional tentunya diharapkan betul-betul melaksanakan tugasnya seperti seorang professional dalam bidang lainnya dan mempunyai keahlian serta keahlian dan pengetahuan yang cukup tinggi untuk mendukung keberhasilannya. Dengan demikian untuk menjadi seorang profesional seseorang harus mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu melalui pendidikan yang tepat dan pengalaman serta gemblengan mental yang memadai.

E. Prinsip – prinsip Manajer Profesional


1. Mempunyai rasa percaya diri (self confidence) yang Besar
Percaya pada diri sendiri berarti menyadari bahwa seseorang (diri sendiri) mempunyai
kemampuan tertentu dan optimis dapat melakukan kegiatan atau usaha tertentu.

2. Berpandangan jauh ke Depan
Seorang manajer professional harus mempunyai visi yaitu impian yang masuk akal tentang
apa yang harus terjadi dengan organisasinya dan dengan dirinya sendiri. Seorang manajer
professional hendaknya memikirkan keadaan sekarang dalam mengambil keputusan tetapi
harus dapat memandang jauh ke depan tentang keadaan di masa mendatang.

3. Berwawasan Luas
Seorang manajer professional tidak harus selalu seseorang yang ahli secara teknis di
bidang terrentu, tetapi cukup seseorang yang banyak tahu secara umum mengenai hal-hal
yang terkait dengan bidang yang dikelolanya. Faktor-faktor lingkungan seperti ekonomi,
sosial dan budaya serta perkembangan ilmu dan teknologi perlu dipahaminya agar dapat
menjadi bahan-bahan pertimbangan untuk menghindari kesan subyektif. Dengan demikian
maka seorang manajer yang bekerja dalam bidang produksi seharusnya juga punya
pengetahuan cukup tentang siapa yang menjadi konsumen barang yang dibuatnya, ke mana
barang itu dijual, berapa biaya-biaya produksinya, soal ketenagakerjaan, dan sebagainya.
4. Berorientasi pada Pencapaian Tujuan dan Hasil
Manajer yang telah menetapkan tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek, hendaknya melanjutkannya dengan menyusun program-program yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai tersebut. Dengan kata lain program dan rencana kerjanya
harus berorientasi pada tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan orientasi itu pula, seorang
manajer professional juga harus memiliki banyak inisiatif, inovasi dan mau bekerja keras.

5. Mau Mengambil Risiko
Tujuan tidaklah selalu dapat diraih, atau dengan kata lain ada kemungkinan berakhir
dengan kegagalan. Dalam hal ini manajer professional harus berani memulai sesuatu suatu
usaha dengan kemungkinan terjadinya risiko kegagalan, dan tidak benar apabila ia tidak
memulai karena takut gagal, sebab orang yang takut mengambil risiko tidak akan pernah
berbuat sesuatu.

Daftar Pustaka

Ruky, A. (2002). Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM atau MBA. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.
Ciri-Ciri Manager Profesional. (2014). Retrieved Februari 2017, from roziknors.com: http://rozikinblog.blogspot.co.id/2012/10/ciri-ciri-manager-profesional.html
Organisasi Industri. (2010, Agusutus). Retrieved maret selasa, 2017, from Belajar Psikologi: http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/#ixzz1ijX4CPTU
Toko28.com. (2008). Retrieved Maret Selasa, 2017, from Wapannuri.com: http://wapannuri.com/a.kepemimpinan/kepemimpinan_efektif.html
WWW.ORGANISASI.ORG. (2001). Retrieved Maret Selasa, 2017, from godam64: https://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/