Perbedaan Pokok Antara Komunikasi Non-Antarpribadi dan Komunikasi Antarpribadi
Oleh : Sri Wahyuni Hasan dan Tri Salwita Djeppu


      Perbedaan membuat kita mengerti bahwa manusia tidak diciptakan sempurn alayaknya di sebuah negeri dogeng yang penuh dengan fantasi Dalam tulisan ini, banyak pula orang yang tidak mengetahui perbedaan dan komunikasi Non-Pribadi dan komunikasi Antarpribadi, nah di sini kami akan membantu kalian dengan membahas perbedaan antara komunikasi non-pribadi dan komunikasi antarpribadi.


     Komunikasi Non-Antarpribadi terbagi menjadi dua yaitu pada tingkat kultural dan tingkat sosiologis. Pada tingkat kultural komunikasi hanya berlaku singkat, contohnya orang yang menanyakan alamat, sedangkan pada tingkat sosiologis Menyediakan ruang lingkup dan alternatif-alternatif komunikasi, namun alternatif ini digunakan secara berhati-hati. Contohnya : Dinas militer.


        Komuniasi Antarpribadi Membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar data psikologis. Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak sebagai individu-individu. Komunikasi Antarpribadi bisa secara bebas dilakukan dalam pengembangan komunikasi. Contohnya: sahabat, suami istri.

 

Referensi :

  1. Muhammad Budyatna dan Leila Ganiem,Teori Komunikasi Antarpribadi,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2011),hlm.7. 

         

PENULISAN BERITA

17 September 2017 13:43:36 Dibaca : 238

PENULISAN BERITA

Oleh : Sri Wahyuni Hasan dan Tri Salwita Djeppu


      Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan penulisan berita? Penulisan berita sering dihubungkan dengan penulisan wartawan atau karya tulis jurnalistik. Penulisan berita sering digunakan oleh sebagian orang untuk memperjelas suatu informasi melalui tulisan yang ia buat. Dalam tulisan ini, akan membahas pengertian penulisan berita menurut para ahli dan kategori berita.


          Penulisan berita Berasal dari bahasa sangsekerta, vrit (write) dalam arti “ada” atau “terjadi”, Vritta artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Menurut sani (1995) : berita adalah cerita atau laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang faktual, baru. Menurut Wahyudi (1991): Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting , menarik bagi sebagian khalayak , masih baru. Menurut Surachman (2006) : Berita merupakan suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian pembaca. Di dalam penulisan berita banyak pakar berbeda dalam menentukan kategori berita.


        Hard news bersangkutan dengan kecelakaan, kejahatan, kematian, bencana, skandal, dan yang langsung dapat diinformasikan seperti pemilihan dan uji coba; Breaking news informasi yang bersangkutan dengan disiarkan secara lansung, dan disampaikan secara berkelanjutan atau ter-up date; Soft news berita yang bersangkutan dengan acara, seperti, rekreasi, hiburan, human interst, fenomna yang menarik; Specialized news berhubungan dengan bisnis, olah raga, seni; Straight news berita yang isinya hanya memuat informasi yang dilihat dan didengar; Interpreative news berita yang sudah penulis tambahkan dengan interpretasi, agar khalayak lebih mudah memahami isi berita; Depth news menyajikan sesuai dengan fakta, baik berupa dengan peristiwa ataupu pendapat yang mendalam, banyak siaran pers yang ditulis mengacu pada bentuk penulisan ini.

 

Referensi :

  1. Sopian. Public Relation Writing. (Jakarta : PT Grasindo,2016), hlm. 40.
  2. Sopian. Public Relation Writing. (Jakarta : PT Grasindo,2016), hlm. 42.

 

3 Poin Penting tentang "Kentut"

31 March 2017 23:13:35 Dibaca : 69

RETORIKA

30 March 2017 04:38:44 Dibaca : 81

RETORIKA

Oleh : Mohamad Arief, Mohamad Fikri Hardiansyah Ismail, dan Sri Wahyuni Hasan.

      Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan retorika? Retorika sendiri adalah kemampuan seseorang dalam berpidato di depan banyak orang. Dari zaman dulu hingga sekarang, retorika menjadi kegiatan yang banyak dilakukan oleh orang-orang untuk menyampaikan sesuatu kepada masyarakat. Dalam tulisan ini, akan membahas sejarah perkembangan retorika dan retorika menurut para ahli.


         Retorika lahir di kota Syracusa ibu kota Sisilia pada abad ke-5 sebelum Masehi, retorika dipahami atau dikenal oleh masyarakat sebagai kemampuan berpidato yang banyak dimiliki oleh wakil rakyat dan pembicara-pembicara kelas dunia. Retorika juga bersifat mengajak seseorang kepada suatu hal yang bisa dalam bentuk kebaikan. Pada dasarnya retorika dapat di artikan sebagai kecakapan berpidato atau kemampuan seseorang dalam membujuk suatu kelompok. Retorika sendiri merupakan kemampuan yang sangat populer di kota Athena dan semenanjung Atika yang kini menjadi populer dengan nama Retorik Attic. Salah satu murid Plato yang melanjutkan kajian retorika ilmiah ialah Aristoteles. Ia menulis tiga buah jilid buku yang berjudul De Arte Rhetorica.


       Dalam bukunya kita memperoleh lima tahap penyusunan pidato yang dikenal sebagai Lima Hukum Retorika (The Five Canons of Rhetoric) yakni: Inventio (penemuan) dalam tahap ini pembicara merumuskan tujuan dan mengumpulkan bahan (argumen) yang sesuai dengan kebutuhan khalayak; Disposition (penyusunan) dalam tahap ini pembicara menyusun pidato atau mengorganisasikan pesan; Elocution (gaya) dalam tahap ini pembicara memilih kata-kata dan mengubah bahasa yang tepat untuk “mengemas” pesannya; Memoria (memori) dalam tahap ini pembicara harus mengingat apa yang ingin disampaikannya; Pronuntiatio (penyampaian) dalam tahap ini pembicara menyampaikan pesannya secara lisan.


        Retorika memiliki pengertian yang beragam, pengertian tersebut didasari oleh berbagai tokoh atau ahli pada bidang tersebut. Georgias sendiri mengarang karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", ia meninggalkan filsafat dan menekuni retorika. Menurut Gorgias, retorika adalah seni untuk meyakinkan orang lain. Hal itu ditunjang dengan gaya bahasa tertentu, serta pentingnya mengemukakan alasan-alasan yang tidak hanya menyentuh akal budi, tetapi juga hati pendengarnya agar mereka lebih bisa memahaminya; Protagores menyatakan bahwa retorika adalah kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan demi keindahan bahasa. Indahnya bahasa yang digunakan seseorang dapat berperan penting dalam cara dia menyampaikan sesuatu di depan public.


       Socrates menyatakan bahwa retorika adalah seni untuk membawakan dengan menyampaikan pengetahuan yang sudah ada secara meyakinkan. Biasanya orang yang menyampaikan sesuatu cenderung memiliki pengetahuan yang luas agar nantinya para pendengar akan yakin dengan apa yang ia sampaikan; Aristoteles menyatakan bahwa retorika terdapat tiga teknis alat persuasi politik yaitu deliberatif, porensik, dan demonstratif; Campbel menyatakan bahwa retorika berarti kesenian untuk berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alam dan keterampilan teknis; Plato menyatakan bahwa retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung.


       Sejarah retorika serta pengertiannya menurut para ahli membuat kita lebih memahami tentang retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung atau bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan istilah pidato. Manfaat retorika sangatlah banyak namun, pada hakikatnya hanya satu yaitu menciptakan seorang pembicara atau penulis yang menarik, profesional, serta mampu memahami keadaan daripada pembaca atau lawan bicara kita sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan tercapainya maksud yang kita inginkan.

 

Referensi :

  1. https://karinasubekti.wordpress.com/2015/10/23/sejarah-retorika-danperkembangan-tokoh/ diakses 22 Februari 2017.
  2. http://lajurlampiranjurnal.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-singkat-perkembangan-retorika_5849.html diakses 22 Februari 2017.
  3. http://roziah-dosen-fkip-uir.blogspot.co.id/2011/02/defenisi-retorika-menurut-para-ahli.html diakses 22 Februari 2017.
  4. http://roziah-dosen-fkip-uir.blogspot.co.id/2011/02/defenisi-retorika-menurut-para-ahli.html diakses 22 Februari 2017.

Tradisional vs Modern

13 December 2016 22:28:28 Dibaca : 137

Kuk kuruyuuuuuk…


Bunyi suara ayam membangunkan mereka dari tidur yang lelap. Bagaikan sebuah alarm, mereka bergegas dengan kesibukkan mereka masing-masing. Walaupun sang surya belum menampakkan dirinya mereka tetap bersemangat untuk mengawali pagi ini. Perjalanan yang mereka tempuh untuk sampai ke tempat tujuan biasanya memakan waktu yang cukup lama. Tetapi, takada sekalipun raut wajah mengeluh ataupun lelah yang terlihat di wajah mereka.


Semakin lama, cahaya sinar mentari menampakkan wajahnya. Kesibukkan mereka makin bertambah manakala para pembeli sudah mulai berdatangan. Tatanan jualan mereka pun diatur agar menarik perhatian para pembeli.

Hiruk pikuk segerombolan orang mulai memenuhi tempat itu. Bau amis dari ikan menyambut para pembeli dari pintu masuk. Suara teriakan terdengar begitu jelas ketika kaki ini melangkah menujukedalam pasar tradisional.Walaupun jalanan yang dilalui biasanya digenangi oleh air hujan tapi, tak mengurangi minat pengunjung yang datang. Pengunjung yang datang ketempat ini beragam, mulai dari anak anak-anak sampai orang tua yang telah lanjut usia.

Pasar tradisional merupakan pasar yang banyak diminati orang. Semua kebutuhan sehari-hari pun dapat kalian temukan disini seperti rempah-rempah, sayur-mayur, lauk-pauk sampai pakaian dan mainan dapat kalian temukan di sini. Mulai dari keperluan sehari-hari sampai kebutuhan bahan makanan di perjual belikan.

                          

Pada hari-hari tertentu seperti lebaran dan hari besar peringatan lainnya, para pengunjung lebih memilih membeli kebutuhannya di pasar tradisional. Sebab, selain harga yang ditawarkan terbilang murah meriah, pengunjung juga dapat melakukan tawar menawar dengan penjual. Sehingga tidak menyurutkan niat pengunjung untuk berbelanja di pasar tradisional walaupun kondisi lingkungan di pasar tradisional kurang nyaman.


Hal tersebut yang membuat pemerintah mulai berusaha untuk merenovasi pasar-pasar tradisional. Mereka mengubahnya menjadi ruko-ruko tempat semua pedagang berjualan. Sehingga, pasar yang terasa begitu tradisional berubah menjadi layaknya pasar modern. Tak ada lagi genangan air dan bau menyengat yang akan pengunjung nikmati disekeliling pasar.


Berbeda dengan kondisi pasar tradisional. Pada zaman serba instan ini banyak model pasar modern yang dibangun dan berkembang luas di beberapa daerah. Misalnya supermarket, mall, plaza, dan lain-lain. Mereka menawarkan tempat yang bersih dan pelayanan yang memuaskan. Produk yang di jual pun beragam mulai dari kebutuhan sehari-hari sampai barang mewah banyak ditawarkan di pasar modern.


Namun, setiap kelebihan pasti ada kekurangan dan pasar modern pun memiliki kekurangan dari segi harga yang relative mahal, karena barang yang diperjualkan dikenakan pajak lebih besar serta tidak adanya tawar menawar antar pembeli dan penjual. Harga telah dicantumkan di atas barang. Hal tersebut yang membuat pengunjung tidak dapat melakukan negosiasi dengan penjual.


Tempat yang disediakan pun begitu bersih dan pelayanannya pun begitu memuaskan. Dengan adanya hal ini, minat orang untuk berbelanja ke pasar tradisional mulai berkurang.Apalagi, penjual sayuran dan ikan yang biasanya berjualan di pasar tradisional sudah beralih menjual dagangannya dengan menggunakan motor yang dimodifikasikan. Mereka menganggap cara tersebut lebih efektif daripada menunggu pembeli untuk datang kepasar. Mereka berfikir walaupun banyak para pembeli yang datang kepasar, belum tentu juga pembeli akan mendatangi atau membeli semua sayuran yang mereka punya.


Faktanya, meskipun banyak supermarket yang dibangun dan jauh bersaing dengan pasar tradisional tetapi, pasar tradisional tetap di minati oleh masyarakat baik itu dari kalangan atas maupun bawah.