Laporan Bacaan

02 March 2013 19:34:13 Dibaca : 1193

Judul buku : Profesi Keguruan

Pengarang : Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Osasi, M.Sc

Didalam bahan bacaan yang berjudul “PROFESI KEGURUAN” Oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Osasi, M.Sc terdapat intisari atau bagian utama yang secara operasional membahas tentang tujuan dari pendidikan prajabatan guru, tujuannya adalah pemilikan wawasan, sikap, dan keterampilan sebagai warga negara yang berpendidikan tinggi, penguasaan bahan ajaran, penguasaan dan pemahaman tentang segala hal yang berhubungan dengan peserta didik, penguasaan teori dan ketrampilan keguruan, pemilikan kemampuan melaksanakan tugas profesional dalam hubungannya dengan latar kerjanya secara organisatoris. Buku ini terutama bertujuan untuk memberikan bahan ajar dalam pembentukan kemampuan yang telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, ada 3 hal pokok yang paling utama dibahas didalamnya, yaitu : (1) pemahaman tentang masalah profesi, (2) aspek bimbingan dan konseling, (3) aspek administrasi pendidikan.

Setelah melakukan kegiatan membaca terhadap buku yang disusun oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Osasi, M.Sc, saya bisa menemukan hal-hal yang sangat menarik. Diantaranya lewat buku ini saya bisa mengetahui banyak hal-hal baru yang sebelumnya saya belum ketahui, khususnya yang berhubungan dengan “PROFESI KEGURUAN” sesuai dengan judul bukunya. Kemudian pada saat membaca buku ini saya lebih termotivasi untuk segera mencapai cita-cita saya sebagai seorang pengajar, entah itu menjadi seorang Guru maupun menjadi seorang Dosen.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa lewat buku yang berjudul “PROFESI KEGURUAN” saya bisa menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum saya ketahui yaitu hal-hal baru yang berhubungan dengan 3 hal pokok yang dibahas dalam buku ini. Hal baru pertama saya ketahui mengenai “PROFESI”, melalui buku ini saya bisa mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan profesi. Ternyata profesi itu adalah jabatan bukan sembarang jabatan. Tidak semua pekerjaan yang dimliki oleh seseorang itu disebut profesi, contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya saya sering mendengar ada yang mengatakan bahwa orang tuanya berprofesi sebagai seorang guru, seorang dokter, seorang polisi, seorang arsitek bahkan ada yang mengatakan bahwa orang tuanya berprofesi sebagai pedagang, penyanyi, penari, tukang buruh, tukang koran dan lain sebagainya. Disini timbul sebuah tanda tanya besar bagi saya. Apakah semua pekerjaan itu disebut profesi? dan ternyata saya bisa menemukan jawabannya lewat beberapa ciri-ciri atau kriteria tentang pengertian profesi menurut Ornstein Dan Levine (1984). Beliau mengatakan bahwa pengertian profesi itu adalah “melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat”, “memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya)”. “mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan”. Hal ini tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri atau kriteria yang dikatakan oleh Sanusi et al,(1991). Beliau juga mengatakan bahwa profesi itu adalah “Jabatan yan menuntut keahlian dan keterampilan tertentu”, “Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama”, “Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari campur tangan orang luar”. Dari beberapa ciri atau kriteria yang disampaikan oleh Sanusi et al (1991) dan Ornstein dan Levine (1984) ternyata memiliki kemiripan. Dan dari sinilah saya bisa menarik kesimpulan bahwa Pekerjaan dari seorang pedagang, penari, penyanyi, tukang buruh, tukang koran, dan lain sebagainya itu tidak disebut sebagai profesi. Melainkan Jabatan Guru, polisi, dokter dan sebagainya itulah yang disebut dengan profesi karena mereka yang menjadi seorang Guru, polisi, dan dokter membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mendapatkan keterampilan dan keahlian dalam bidang tersebut.

Dan ternyata lewat buku ini juga saya bisa mengetahui bahwa ternyata jabatan seorang guru adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, dan tidak perlu untuk diragukan lagi. Karena guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga negara masa depan. Selain itu jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan. Kebanyakan juga orang-orang memilih jabatan guru ini berdasarkan apa yang dianggap baik oleh mereka yang mendapatkan kepuasan rohaniah ketimbang kepuasan ekonomi atau lahiriah. Oleh sebab itu jabatan guru ini sering dikatakan sebagai jabatan yang sangat profesional. Pada umumnya semua profesi itu dikenal mempunyai organisasi professional yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Salah satunya profesi keguruan yang mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Selain itu, menjadi seorang guru juga tidak lepas dari “KODE ETIK GURU INDONESIA”. Kode etik guru indonesia ini memiliki fungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah, serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Selain itu, sebagai profesional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terus-menerus agar terwujud sasaran penyikapan. Sasaran penyikapan tersebut meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan. Kemudian hal lain yang baru saya ketahui tentang Profesi keguruan ini yaitu ternyata Organisasi keguruan tidak hanya terdapat organisasi PGRI saja. Melainkan, ada organsasi-organisasi lainnya seperti organisasi MGMP yang kepanjangannya adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Selain Organisasi PGRI dan MGMP ada juga organisasi ISPI yang artinya Ikatan Sepanjang Pendidikan Indonesia yang saat ini telah mempunyai divisi-divisi antara lain : Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia (HSPBI), Dan lain sebagainya.

Selanjutnya, melalui buku ini saya bisa mengetahui peran dari adanya Bimbingan Konseling (BK). Dari buku ini saya bisa mengetahui bahwa ternyata Bimbingan Konseling sangat membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang sering kali dihadapi oleh siswa. Dan ternyata Bimbingan Konseling ini disebut juga sebagai layanan bantuan yang sangat profesional. Dan Layanan yang seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh tiap-tiap sekolah karena dengan adanya Layanan Bimbingan Konseling ini semua masalah siswa bisa tertampung dengan baik. Itulah sebabnya BK merupakan wadah atau tempat yang dibutuhkan oleh siswa ketika mereka mengalami masalah di berbagai lingkungan mereka, khusunya Lingkungan keluarga.

Hal baru selanjutnya yang saya temukan dalam buku yang berjudul “PROFESI KEGURUAN” ini yaitu berhubungan dengan Administrasi Pendidikan. Saya baru tahu, ternyata Admnistrasi pendidikan ini sangat penting, karena bertujuan untuk mencapai keberhasilan dari pendidikan itu sendiri. Akan tetapi, Administrasi pendidikan ini sangat tergantung pada arus (level) dari tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat kelas sampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Karena makin luas cakupannya makin banyak juga yang terlibat dan makin kompleksnya permasalahan.

Setelah membaca buku yang disusun oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.sc ini saya banyak menemukan banyak hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui dimulai dari pengertian Profesi yang sebenarnya hingga pentingnya administrasi pendidikan. Buku ini memang sangat bagus dan sangat memotivasi sekali bagi saya pribadi. Karena dengan hadirnya buku ini saya bisa mengetahui banyak hal tentang Profesi Keguruan. Ternyata menjadi seorang guru itu tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, sebab, untuk menjadi seorang guru yang professional membutuhkan waktu pendidikan yang cukup lama untuk bisa menyelesaikannya. Guru yang profesional tidak hanya datang mengajar dan memberikan tugas kepada siswa-siswinya, melainkan guru yang profesional itu adalah guru yang mendidik anak bangsanya hingga tumbuh selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Dan mampu menjadikan manusia sebagai manusia yang baik. Oleh sebab itu, mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett dan Huggett, 1963).

Pidato kenegaraan milik pak presiden SBY

24 February 2013 18:43:04 Dibaca : 72

PIDATO KENEGARAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DALAM RANGKA

HUT KE-67 PROKLAMASI KEMERDEKAAN

REPUBLIK INDONESIA

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara,
Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para Pimpinan Perwakilan Badan-Badan dan Organisasi Internasional,

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Hari ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita dapat menghadiri Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI). Sidang pagi ini kita laksanakan dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun ke-67 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yang akan dilanjutkan nanti malam untuk penyampaian Pengantar Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013, Beserta Nota Keuangannya.

Pada kesempatan yang membahagiakan ini saya sangat bersyukur selama tiga tahun terakhir, bangsa kita merayakan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Tahun lalu, tanggal 17 Agustus 2011 bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan 1432 Hijriyah, pada saat umat Islam merayakan Nuzulul Quran. Pada tahun ini, kita merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan berdekatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 Hijriyah.
Marilah kita jadikan momentum peringatan Proklamasi Kemerdekaan dan Hari Raya Idul Fitri kali ini sebagai hari kemenangan, sekaligus lembaran baru, untuk menyongsong masa depan bangsa dan negara yang lebih sejahtera, adil dan maju.

Saudara-saudara,

Ketika negeri ini diproklamasikan 67 tahun yang lalu, Bung Karno, Bung Hatta dan para Pendiri Republik telah menetapkan tujuan didirikannya negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun di atas dasar Pancasila dan UUD 1945 serta disemangati oleh Bhinneka Tunggal Ika ~ persatuan dalam kemajemukan.

Dalam rentang sejarah 67 tahun, pemerintahan telah hadir dan mengemban tugas silih berganti. Setiap pemerintahan, sejak pemerintahan Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Prof. B.J. Habibie, Presiden K.H. Abdurrahman Wahid, dan Presiden Megawati Soekarnoputri, telah bekerja keras dan bertekad membangun negeri ini ke arah yang lebih baik. Para pendahulu saya, telah berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa dan tanah air. Kita semua, patut memberikan penghargaan yang tulus atas jasa dan pengabdian beliau-beliau itu. Saat ini, kita patut bersyukur negara kita terus bergerak maju, seraya mengatasi tantangan dan ujian. Sebagai bentuk terima kasih kepada para “founding fathers” dan para pemimpin terdahulu, marilah kita terus bersatu dan bekerja lebih keras lagi.

Di abad ke-21 ini, misi besar kita adalah melanjutkan pembangunan bangsa, menuju Indonesia yang maju dan sejahtera. Kita bertekad, pada tahun 2045 nanti, tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia, dapat dapat membangun ekonomi yang kuat dan berkeadilan; demokrasi yang stabil dan berkualitas; serta peradaban bangsa yang maju dan unggul.

Dalam lima tahun ini, kita terus membangun menuju negara yang makin sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Kita membangun bangsa dalam lingkungan global yang dinamis. Lingkungan yang memberi peluang, sekaligus tantangan. Lingkungan yang juga menuntut kita untuk ikut serta dalam mewujudkan perdamaian, keadilan dan kemakmuran dunia, sebagaimana yang tercantum dalam konstitusi kita.

Saudara-saudara,

Sejarah mencatat, dalam lima dekade terakhir, di awal abad ke-21 ini, sesungguhnya kondisi dunia memberikan gambaran yang positif dan menjanjikan. Tidak ada lagi perang besar yang melibatkan beberapa negara seperti Perang Dunia Pertama dan Kedua dulu. Sebagian besar masyarakat internasional memilih penyelesaian konflik secara damai.

Namun, dunia terus berputar. Saat ini kita dihadapkan pada situasi ekonomi global yang masih diwarnai ketidakpastian. Krisis di Eropa terus berlanjut dan belum ada titik terangnya. Negara-negara maju umumnya mengalami stagnasi, bahkan resesi. Ekonomi negara-negara berkembang, juga mengalami perlambatan yang berarti. Perekonomian global tahun ini, diperkirakan mengalami penurunan dari empat persen menjadi tiga setengah persen.

Situasi ekonomi global, juga ditandai oleh belum menentunya proses transformasi politik di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah. Ketegangan baru yang terjadi di kawasan itu, juga berpotensi menyebabkan naiknya harga minyak dunia. Sementara itu, di berbagai belahan dunia, banyak negara mengalami dampak negatif perubahan iklim. Kekeringan dan banjir sering menjadi ancaman terburuk, yang dapat mengakibatkan krisis pangan dan meningkatnya harga pangan dunia. Kenaikan harga kedelai di pasar internasional misalnya, disebabkan oleh penurunan produksi yang drastis pada beberapa negara produsen utama kedelai. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat semakin memperkeruh situasi politik dan ekonomi global.

Saudara-saudara,

Di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, kita masih dihadapkan pada tantangan tradisional, seperti potensi konflik akibat sengketa perbatasan dan klaim wilayah. Kita juga masih menghadapi berbagai tantangan non tradisional yang membawa dampak langsung terhadap keamanan dan kesejahteraan rakyat di kawasan. Kita menyadari, berbagai persoalan itu dapat memicu ketegangan baru, dan berdampak bagi upaya bersama untuk mewujudkan Komunitas ASEAN dan kerjasama di kawasan Asia Pasifik.

Negara kita memiliki komitmen yang kuat dan terus berkontribusi untuk memastikan diimplementasikannya berbagai kesepakatan yang dicapai ASEAN dan KTT Asia Timur. Apa yang kita sepakati selama keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011 lalu, harus dapat kita wujudkan. Terwujudnya Komunitas ASEAN pada tahun 2015, merupakan cita-cita penting yang menjadi prioritas kita di kawasan Asia Tenggara menuju satu visi, satu identitas, dan satu komunitas.

Kita juga terus mendorong keterpaduan dan peran sentral ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan di sekitarnya, termasuk perkembangan terkait Laut Cina Selatan. Kita menyayangkan, pertemuan ASEAN pada tingkat menteri tahun ini belum berhasil mengeluarkan joint communiqué. Namun, berkat langkah diplomasi yang kita lakukan secara proaktif dan intensif, keterpaduan dan peran sentral ASEAN telah kembali terjaga dan terkonsolidasikan, dengan disepakatinya six-point principles on the South China Sea sejak 20 Juli lalu. Untuk itu, melalui mimbar ini, saya mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin ASEAN atas dukungan dan kesepakatannya untuk memberikan prioritas bagi penyelesaian code of conduct di Laut Cina Selatan. Dengan “code of conduct” yang kita bicarakan pada ASEAN dan East Asia Summit di Bali tahun 2011 yang lalu, kita akan bisa menjaga stabilitas, keamanan dan ketertiban di wilayah Laut Cina Selatan.

Saudara-saudara,

Kita mencermati perkembangan politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah yang sungguh mengkhawatirkan. Dalam menyikapi perkembangan di Palestina, Indonesia secara konsisten dan prinsipil senantiasa memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina untuk merdeka dan berdaulat. Keprihatinan dan perjuangan bangsa Palestina, juga merupakan keprihatinan dan perjuangan bangsa kita.

Kita juga memberikan perhatian terhadap perkembangan di Suriah. Tentu kita tidak ingin melihat tragedi kemanusiaan terus berlanjut. Secara aktif, saat PBB memutuskan untuk mengirimkan tim pengamat, Indonesia langsung menempatkan sejumlah Perwira pengamat militer sebagai bagian dari tim tersebut. Dalam berbagai kesempatan, untuk mengurangi ketegangan di Suriah, kita telah mengusulkan adanya mandat baru PBB di bawah bab 7 Piagam PBB atau bab 6 plus, yang memiliki kewenangan untuk dapat segera menghentikan konflik dan jatuhnya korban jiwa, tanpa memperdebatkan isu menyangkut alih kekuasaan di Suriah. Indonesia sungguh menyesalkan tiadanya kesepakatan di tingkat Dewan Keamanan PBB, sehingga peperangan internal dan kekerasan terus berlangsung dengan korban jiwa yang makin besar di Suriah.

Dalam kaitan makin dinamisnya geopolitik, dan bahkan terobeknya perdamaian dan keamanan dunia, Indonesia terus memberikan perhatian dan berkontribusi terhadap pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Negara kita telah menjadi salah satu negara penyumbang utama dalam misi-misi perdamaian PBB. Saat ini, dengan telah berdirinya International Peace and Security Centre di Sentul Bogor ---yang merupakan pusat pelatihan peace keeping operation yang moderen dan terpadu--- kita dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan dunia.

Saudara-saudara,

Demikianlah situasi dunia yang kita hadapi saat ini. Situasi yang menuntut kewaspadaan dan kesiagaan kita di dalam dan di luar negeri. Sesungguhnya, Indonesia tidaklah diam dalam menyikapi berbagai tantangan global dan regional dewasa ini. Justru, Indonesia telah dan akan terus berkontribusi nyata kepada dunia. Kita terus berkiprah dalam berbagai organisasi internasional dan menjadi bagian dari solusi---part of the solution.

Lebih jauh lagi, berbagai inisiatif dan pemikiran yang kita ajukan dalam merespon dinamika internasional, alhamdulillah suara kita semakin didengar dan diperhitungkan. Atas berbagai permasalahan dunia, semakin sering kita dimintai pendapat; “What does Indonesia think?”. Hal ini membuktikan, sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, kita dapat berdiri tegak di kancah internasional.

Masih segar dalam ingatan kita, 14 tahun yang lalu di tengah badai krisis yang amat berat, IMF datang memberikan pinjaman dengan persyaratan yang justru menambah sulit keadaan perekonomian kita. Kini, di saat ekonomi negeri kita terus tumbuh, IMF datang bukan untuk menawarkan pinjaman, tetapi untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran dengan Indonesia dalam mengatasi krisis global yang terjadi saat ini.

Saudara-saudara,

Sebagai salah satu anggota di G-20, Indonesia senantiasa memberi dukungan pada upaya bersama untuk mencapai pertumbuhan global yang makin kuat, berimbang, inklusif, dan berkelanjutan. Kita juga terus menunjukkan komitmen untuk memajukan kepentingan negara-negara berkembang di forum G-20. Kita terus mendorong koordinasi G-20 bagi terciptanya keamanan pangan dan energi, pembangunan infrastruktur, proteksi sosial, financial inclusion, perdagangan yang adil, dan penciptaan lapangan kerja. Semuanya itu, kita tempuh tidak hanya untuk menguatkan kepentingan nasional kita di forum-forum internasional, tetapi juga demi keseimbangan kepentingan bersama antar bangsa di dunia.

Selain itu, dalam menyikapi krisis ekonomi global dalam kerangka G-20, Indonesia mendorong adanya keterkaitan di tiga arena di lingkup nasional, kawasan, dan global. Dalam lingkup nasional, masing-masing negara harus berupaya menyehatkan perekonomiannya. Di kawasan Zona Eropa, kita berharap segera terdapat solusi atas krisis ekonomi. Sementara itu, kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur diharapkan mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dunia. Dalam lingkup global, tentu diperlukan kerjasama kolektif, kebijakan yang tepat, didorong oleh perdagangan dan investasi, serta penguatan sektor keuangan secara seksama.

Sebagai anggota PBB, kita juga berkomitmen untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan global. Untuk menghadapi tantangan pembangunan ke depan pasca 2015, diperlukan komitmen baru. Di forum KTT Rio + 20, kita telah menyampaikan platform pembangunan pasca 2015 yaitu sustainable growth with equity. Sebuah agenda pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Agenda pembangunan yang memastikan tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh umat manusia, tanpa harus merusak lingkungan.

Untuk menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai agenda pembangunan global pasca MDGs 2015, Sekjen PBB telah menunjuk Presiden Republik Indonesia, Perdana Menteri Inggris, dan Presiden Liberia sebagai Co-Chairs of the UN High-Level Panel of Eminent Persons on Post-2015 Development Agenda. Melalui forum ini, dan dalam kapasitas Indonesia sebagai Ketua Bersama, kita akan menyumbangkan pikiran dan pandangan kita dalam merumuskan konsep dan agenda pembangunan dunia yang baru, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs), sebagai kelanjutan dari MDGs.

Saudara-saudara,

Alhamdulillah, saat ini negara kita tampil sebagai sebuah negara emerging economy, dan menjadi kekuatan ekonomi ke-16 dunia. Kita menjadi negara berpendapatan menengah, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang secara bertahap berhasil diturunkan. Kita harus yakin dan percaya, pada saatnya nanti, insya Allah kita menjadi negara yang kuat dan maju di Asia dan diperhitungkan dunia.

Namun demikian, dewasa ini kita patut mewaspadai imbas dari krisis keuangan yang terpicu perkembangan di Eropa. Pelajaran berharga yang dapat kita petik dari krisis di kawasan Eropa itu adalah perlunya dilakukan pengelolaan fiskal yang mengedepankan prinsip kehati-hatian. Pemerintah telah dan akan mengambil langkah yang tepat dan terukur. Kita punya pengalaman yang berharga ketika kita dapat melalui krisis tahun 2008 dengan selamat.

Keberhasilan itu ditentukan oleh adanya kolaborasi serta sinergi di antara jajaran pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga-lembaga perbankan, serta lembaga-lembaga lainnya, agar sektor riil tetap berjalan normal. Kita berikan stimulus fiskal secara hati-hati. Kita kendalikan situasi agar tidak terjadi gelombang pengangguran baru. Dan kita berikan proteksi untuk melindungi, membantu, dan meringankan beban golongan menengah ke bawah yang mengalami kesulitan ekonomi. Dengan paduan itulah, ekonomi kita tidak goyah; tidak terjadi ledakan pengangguran; inflasi tetap terjaga; dan indikator ekonomi lainnya juga terkendali.

Saudara-saudara,

Era reformasi telah kita jalani hampir lima belas tahun. Dalam proses itulah, kita telah mengubah arus sejarah dengan menghadirkan tatanan baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam suasana yang jauh lebih aman, alhamdulillah kita dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi. Namun, kita harus tetap waspada. Di tengah gejolak perekonomian global yang kurang menguntungkan, kita tidak boleh kehilangan peluang. Penurunan ekspor harus kita tutupi dengan peningkatan investasi di dalam negeri. Potensi pasar dalam negeri, harus kita optimalkan. Biaya logistik harus terus kita turunkan. Hambatan-hambatan bagi kegiatan usaha, investasi, dan pembangunan infrastruktur, harus kita atasi dan kita singkirkan.

Kita juga terus memantau pergerakan dan tingginya harga minyak dunia. Tujuannya pasti, agar subsidi BBM tidak terus membengkak dan kita dapat melakukan langkah-langkah antisipasi. Kita harus mengambil langkah yang tidak merugikan rakyat. Pemerintah terus berupaya menyehatkan subsidi BBM melalui pembatasan dan penghematan, agar beban APBN dapat dikurangi secara bertahap. Dengan cara itu, alokasi subsidi BBM dapat digunakan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga terus mencari, mengembangkan dan memanfaatkan energi baru dan terbarukan sebagai alternatif. Kecuali jika ada perubahan harga minyak mentah yang dramatis, yaitu meroketnya harga minyak itu, kita tidak begitu saja menaikkan harga BBM kita. Namun kita harus sungguh mencari solusi untuk kehematan penggunaan BBM, dan sehatnya APBN kita. Sesungguhnya pemikiran untuk secara bertahap mengurangi subsidi BBM adalah semata-mata agar negeri kita dapat memiliki Ketahanan Energi di masa mendatang.

Selain dinamisnya harga minyak dunia, harga pangan internasional menunjukkan pergerakan yang makin sulit diperkirakan. Era pangan murah nampaknya telah berakhir. Tingginya harga pangan, diproyeksikan masih akan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Karena itulah, kita harus menyediakan ketersediaan pangan yang memadai melalui optimalisasi sumber daya domestik. Kita harus dapat mengamankan penyediaan pangan pokok, utamanya beras. Target penetapan surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, meskipun memerlukan kerja keras kita semua harus dapat kita wujudkan. Swa sembada pangan, harus kita perluas dan kita tingkatkan.

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,

Arah pembangunan kita sudah jelas. Kita memiliki agenda utama dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana yang telah saya singgung sebelumnya, alhamdulillah, ekonomi kita tetap tumbuh. Kita dapat bertahan terhadap krisis dunia. Fundamental ekonomi makin kuat, fiskal kita relatif terjaga, dan kemiskinan serta pengangguran berkurang. Kenyataan ini sungguh menggembirakan kita semua.

Jumlah penduduk negara kita tahun ini lebih dari 237 juta jiwa, merupakan jumlah penduduk nomor empat terbesar di dunia. Jumlah penduduk yang semakin besar ini, tentu membawa tantangan bagi kita untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Pemerintah terus berupaya menggalakkan kembali program Keluarga Berencana (KB) untuk menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera. Kualitas hidup rakyat terus kita tingkatkan, baik melalui peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan, pengentasan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, maupun penyediaan sarana bagi pelayanan publik.

Untuk mengoptimalkan pelayanan pendidikan yang berkua-litas dan terjangkau oleh seluruh rakyat, anggaran pendidikan terus kita tingkatkan. Dengan anggaran pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya, kita dorong terjadinya reformasi pendidikan, utamanya dalam perluasan akses dan peningkatan kualitas di seluruh jenjang pendidikan. Dalam proses itulah, saat ini kita telah menyelesaikan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun. Program ini kita upayakan secara bertahap ke dalam program Pendidikan Menengah Universal sebagai rintisan Program Wajib Belajar Dua Belas Tahun. Kita ingin anak-anak bangsa di seluruh penjuru tanah air dapat mengenyam pendidikan dasar dan menengah secara lebih merata dan berkualitas.

Di samping perluasan akses ke jenjang pendidikan dasar dan menengah, akses ke jenjang pendidikan tinggi juga kita perluas. Kita sediakan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri dan Beasiswa Bidik Misi bagi saudara-saudara kita yang memiliki kemampuan akademik, namun memiliki keterbatasan pembiayaan. Kita juga akan membangun Akademi Komunitas secara bertahap, di setiap kabupaten dan kota.

Cita-cita mulia mewujudkan Program Pendidikan Menengah Dua Belas Tahun, tentu harus kita jalankan dengan memperhatikan kemampuan fiskal pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah Daerah Provinsi, perlu mengambil peran lebih besar dalam mendukung pembiayaan program ini.

Kita menyadari bahwa keberhasilan program pendidikan, baik pendidikan dasar maupun menengah, sangat ditentukan oleh ketersediaan guru dalam jumlah, distribusi, dan kompetensi yang sesuai. Sejalan dengan upaya meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru, kita lakukan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kualitas guru. Dengan cara itulah, terdapat korelasi positif antara peningkatan kesejahteraan dengan peningkatan kinerjanya. Bagaimanapun, pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Kita harus optimis, dalam sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, anak-anak bangsa siap menyambut “Indonesia Emas”.

Saudara-saudara,

Sama pentingnya dengan pendidikan, pemberian layanan kesehatan juga kita tingkatkan terutama untuk masyarakat lapisan bawah. Jaminan Kesehatan untuk Rakyat Miskin dan hampir miskin (near poor) dalam bentuk Jamkesmas terus kita perluas. Rakyat miskin, kini dapat berobat dan dirawat secara gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit. Sebagai tindak lanjut ditetapkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pemerintah dan DPR telah mengesahkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Ini berarti, secara bertahap, lima jenis jaminan sosial yaitu: jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian akan dapat dinikmati oleh rakyat. Dalam kaitan ini, pada awal tahun 2014 akan dibentuk dan mulai beroperasi BPJS Kesehatan untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan secara nasional. Paling lambat pada tahun 2019 mendatang, seluruh penduduk Indonesia telah memiliki jaminan kesehatan.

Terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk tanpa terkecuali, merupakan tujuan utama implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sejalan dengan program itu, lebih dari 2,5 juta ibu melahirkan terjamin melalui Jaminan Persalinan. Melalui program ini, insya Allah kita dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sejalan dengan percepatan pencapaian MDG’s. Semuanya itu, merupakan jawaban kita untuk mewujudkan perluasan pelayanan kesehatan bagi rakyat. Inilah esensi dari reformasi kesehatan.

Melalui reformasi kesehatan, kita ubah paradigma dari sekedar berobat gratis, menjadi sehat secara gratis. Untuk itulah, perbaikan layanan dan jaminan kesehatan serta kegiatan pembangunan kesehatan lainnya, kita sinergikan dengan perkembangan kependudukan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kelestarian lingkungan, hingga pembinaan budaya dan paradigma hidup sehat di kalangan masyarakat. Melalui reformasi kesehatan, kita ingin membangun rakyat Indonesia yang bukan saja sehat fisiknya, tetapi juga sehat jiwanya, agar dapat membangun bangsa yang kuat, tangguh dan cerdas.

Selain Sistem Jaminan Sosial Nasional, kita juga berusaha mewujudkan penghidupan yang mapan melalui sinergi program pemberdayaan masyarakat; pengembangan usaha kecil, menengah, dan mikro; serta program-program pro-rakyat. Seluruh program penanggulangan kemiskinan akan bertransformasi ke dalam bentuk program yang dapat memenuhi kebutuhan dasar dari seluruh masyarakat secara merata, termasuk menjamin terciptanya pemenuhan pendapatan masyarakat---income generating---secara berkelanjutan. Upaya peningkatan pendapatan diiringi dengan usaha menjaga daya beli masyarakat. Inflasi kita jaga pada tingkat yang aman sehingga menjamin keterjangkauan dan aksesibilitas barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Untuk mengentaskan kemiskinan, pemerintah telah menggulirkan program melalui empat klaster. Klaster pertama, berupa bantuan langsung Raskin, BOS, dan Program Keluarga Harapan. Klaster kedua, mengembangkan PNPM Mandiri. Klaster ketiga, program berbasis usaha kecil, mikro, dan menengah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Corporate Social Responsibility (CSR). Dan Klaster keempat melalui program rumah murah, angkutan umum murah, air bersih dan listrik yang makin merata, serta peningkatan kehidupan nelayan dan masyarakat miskin di perkotaan.

Pemerintah juga terus memikirkan dan mengupayakan peningkatan kesejahteraan para buruh, baik menyangkut upah yang makin layak maupun bentuk-bentuk kesejahteraan yang lain. Kita ingin dunia usaha makin tumbuh dan berkembang, dan pertumbuhan itu juga membawa serta peningkatan bagi kesejahteraan para buruhnya. Oleh karena itu, keterpaduan dan kerjasama tripartit perlu terus didorong dan dihidupkan.

Keberlanjutan pembangunan untuk semua—manusia dan lingkungan hidup—telah menjadi komitmen kita bersama sebagai warga dunia. Untuk menggalang solidaritas global, tiga tahun lalu saya menyampaikan komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca secara sukarela sebesar 26 persen dari proyeksi emisi negara kita di tahun 2020. Sebagai penjabaran dari komitmen itu, Pemerintah menerbitkan Rencana Aksi Nasional untuk pengurangan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), yang kita lakukan di lima sektor utama yaitu kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi dan transportasi, industri, dan limbah. Selain itu, untuk meningkatkan daya dukung lingkungan telah dilakukan penanaman satu milyar pohon setiap tahunnya.

Dari apa yang saya kemukakan tadi, maka sesungguhnya ukuran keberhasilan pembangunan yang kita inginkan adalah, jika kita dapat meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat secara lebih adil dan merata. Kita harus memberi peluang bertambah banyaknya rakyat kita yang memiliki pekerjaan tetap, dengan penghasilan yang memadai bagi diri dan keluarganya. Rakyat dapat menikmati akses kelistrikan, air bersih, dan perumahan yang nyaman, aman, dan sehat. Anak-anak dan remaja kita tumbuh sehat dan cerdas. Lingkungan hidup kita senantiasa asri dan lestari. Itulah Indonesia yang ingin kita bangun. Itulah Indonesia yang ingin kita wariskan kepada anak cucu kita.

Saudara-saudara

Kita telah banyak melakukan perubahan dan kemajuan untuk negeri ini. Negara kita diperhitungkan sebagai negara yang memiliki sinar terang di masa depan. Walaupun banyak kemajuan bersama yang telah kita raih, tentu kita tidak dapat menutup mata terhadap persoalan dan tantangan yang masih kita hadapi.

Tantangan Indonesia sekarang dan ke depan adalah, bagaimana bangsa kita dapat senantiasa beradaptasi dengan perubahan zaman. Bagaimana infrastruktur harus kita perluas. Iklim investasi dan kepastian hukum harus kita pastikan agar tidak menjadi kendala. Kita juga masih harus menurunkan kemiskinan dan pengangguran. Pemerataan pembangunan perlu terus kita lakukan. Itulah tantangan yang kita hadapi ke depan.

Saudara-Saudara yang saya hormati,

Saat ini, stabilitas politik relatif terjaga. Demokrasi dan penghormatan kepada Hak Asasi Manusia dijunjung tinggi. Sejak berabad-abad silam, rumah besar negara kita dihiasi oleh kemajemukan. Kemajemukan merupakan warna tersendiri di dalam potret ke-Indonesiaan. Kita menghormati dan menghargai keragaman itu dengan memberi ruang dalam payung desentralisasi dan otonomi daerah.

Pemerintah memberlakukan desentralisasi asimetris di Yogyakarta, Aceh, Papua, dan Papua Barat. Desentralisasi yang tengah berjalan, sesungguhnya tidak mengalami perubahan prinsip. Yang dilakukan oleh pemerintah, hanyalah pengaturan ulang agar lebih baik dan efektif bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Kita juga terus mengkonsolidasikan demokrasi dan pembangunan di Serambi Mekah. Aceh patut dipandang sebagai model perdamaian, diplomasi, dan demokrasi. Aceh menjadi potret sejarah yang menggambarkan dengan jelas bahwa konflik dapat diselesaikan melalui mekanisme diplomasi dan demokrasi.

Saudara-saudara,

Kesenjangan pembangunan, baik antar golongan masyarakat maupun antar daerah yang relatif masih tinggi, terus kita turunkan. Upaya penurunan pengangguran salah satunya kita lakukan melalui penciptaan lapangan kerja formal, terutama didorong oleh pembangunan industri dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh inovasi. Modal pengetahuan harus kita kembangkan melalui penguatan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sinilah pentingnya sinergi perguruan tinggi dan lembaga riset terhadap pengembangan industri yang dihasilkan dari MP3EI. Dengan cara itu, pemanfaatan sumberdaya alam yang bernilai tambah, dapat terus kita tingkatkan.

Sejak diluncurkan pada tanggal 27 Mei 2011, sampai dengan akhir Juli 2012 sudah banyak yang dicapai dalam implementasi MP3EI. 135 proyek pembangunan infrastruktur dan sektor riil dengan investasi senilai lebih dari Rp 490 Triliun, telah dilakukan ground breaking. Strategi percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur, merupakan terobosan untuk menghindari middle income trap. Dengan cara itulah, kita akan luput dari stagnasi pembangunan yang banyak dialami oleh negara-negara berpendapatan menengah.

Demikian pula, kesenjangan antarwilayah, antar desa-kota, dan antarsektor harus kita atasi bersama-sama. Di Kawasan Timur Indonesia, kita berupaya untuk mengatasi kemahalan harga, meningkatkan akses rakyat untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan yang layak, menguatkan sektor perikanan dan kelautan, serta mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis tradisi dan budaya lokal. Dan tidak lupa, kita berjuang untuk mengangkat taraf hidup Komunitas Adat Terpencil (KAT) di berbagai wilayah pedalaman. Demikian pula melalui MP3EI yang saya kemukakan tadi, kita dorong percepatan pembangunan koridor Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Kepulauan Maluku, serta Kepulauan Nusa Tenggara.

Saudara-saudara,

Bangsa kita adalah bangsa yang besar, dengan wilayah territorial yang luas. Untuk menjaga kedaulatannya, kita memerlukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tangguh, handal, dan profesional dengan dukungan alutsista yang modern. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan melihat pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin membaik, pembangunan sektor pertahanan menjadi salah satu prioritas utama untuk mengejar ketertinggalan. Penambahan anggaran belanja alutsista yang semakin besar kita tujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keandalan TNI dalam menjaga wilayah kedaulatan Negara, untuk menjalankan tugas-tugas pertahanan negara di masa damai, serta untuk ikut memelihara perdamaian dunia. Saat ini TNI telah menjelma sebagai kekuatan pertahanan negara yang semakin modern dan profesional. Ini merupakan buah dari keberhasilan Reformasi TNI yang dijalankan selama ini.

TNI saat ini tampil dengan postur kekuatan pertahanan negara yang makin modern. Kekuatan dan kemampuan matra laut, darat, dan udara, kita tingkatkan agar memiliki efek penggentar, utamanya di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan. Dalam keadaan damai seperti saat ini, TNI berperan aktif di dalam operasi militer selain perang, khususnya dalam penanganan bencana alam dan perdamaian di luar negeri. Seiring dengan meningkatnya kualitas alutsista, kita tingkatkan pula profesionalisme dan kesejahteraan prajurit.

Indonesia juga terus meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi masalah terorisme, konflik lahan, kekerasan horisontal, narkotika dan obat-obatan terlarang. Terhadap terorisme, saya memberi apresiasi dan penghargaan kepada kepolisian yang secara nyata mampu mencegah dan memberantas terorisme. Bersama dengan masyarakat, kita harus tetap bahu membahu mencegah terjadinya tindak terorisme, yang berdampak buruk bagi stabilitas di dalam negeri dan jatuhnya korban tidak berdosa, serta memperburuk citra Indonesia di mata dunia.

Saudara-saudara,

Dalam satu tahun terakhir ini, saya mencatat ada sejumlah isu yang mengemuka dan menjadi perhatian masyarakat. Sejumlah isu itu, menjadi pekerjaan rumah untuk kita atasi dan kita kelola bersama-sama. Tentu saja, dalam menghadapi sejumlah isu yang akan saya kemukakan setelah ini, pemerintah akan terus bekerja sekuat tenaga untuk menjalankan tugas dan kewajibannya.

Ada enam isu penting dan aktual yang hendak saya sampaikan pada kesempatan ini. Keenam isu itu adalah Pemberantasan Korupsi; Reformasi Birokrasi dan Good Governance; Kekerasan dan benturan sosial; Iklim investasi dan kepastian hukum; Pembangunan Infrastruktur; dan Kebijakan fiskal menghadapi krisis ekonomi global.

Isu yang pertama, mengenai pemberantasan korupsi. Korupsi sebagai kejahatan luar biasa telah merusak sendi-sendi penopang pembangunan. Pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang seharusnya meningkat pesat dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara luas, menjadi terhambat karena praktik yang tidak terpuji ini. Dalam bahasa terang dan gamblang pernah saya katakan, tidak boleh terjadi kongkalikong antara pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, aparat penegak hukum, dan dunia usaha yang menguras uang negara, baik APBN maupun APBD. Namun, harus saya akui, ternyata masih banyak pelaku tindak pidana korupsi, baik dari jajaran pemerintahan, pemerintah daerah, DPR dan DPRD, hingga aparat penegak hukum.

Harus kita akui pula, dominasi tindak pidana korupsi cenderung meluas dan cenderung membesar ke daerah-daerah, mulai dari rekrutmen pegawai di kalangan birokrasi, proses pengadaan barang dan jasa, hingga di sejumlah pelayanan publik. Modusnya pun beragam, mulai dari yang sederhana berupa suap dan gratifikasi, hingga yang paling kompleks dan mengarah pada tindak pidana pencucian uang.

Karena itulah, pemberantasan tindak pidana korupsi harus terus kita jalankan. Jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai institusi penegak hukum, harus betul-betul saling mendukung dan menguatkan. Terhadap masalah ini, sikap saya jelas dan tegas: hukum harus ditegakkan, tidak boleh tebang pilih, tidak boleh pandang bulu, dan harus memberi efek jera serta menjamin keadilan dan kesetaraan di depan hukum.

Di berbagai kesempatan saya telah meminta BPK, KPK, Polri, Kejaksaan Agung dan BPKP untuk benar-benar bisa mencegah praktek korupsi yang menyimpangkan dana APBN dan APBD. Negara kita bekerja keras untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara, agar kita memiliki anggaran yang makin besar untuk membiayai pembangunan. Bayangkan jika dana yang dengan segala keringat dapat kita sediakan dalam APBN dan APBD itu harus dikorupsi.

Genderang perang terhadap korupsi tidak boleh kendur. Korupsi harus kita kikis habis. Memberantas korupsi sebagai kejahatan luar biasa, harus dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa pula. Tidak boleh ada intervensi terhadap instansi penegak hukum dalam pemberantasan korupsi. Intervensi seperti ini, justru akan menimbulkan rasa ketidakadilan. Biarkanlah hukum bekerja dengan mekanisme dan caranya sendiri, dalam menemukan keadilan.

Sikap saya jelas, bahwa antar penegak hukum harus menjalin kebersamaan, bukan bersaing secara tidak sehat dan saling melemahkan. Menegakkan hukum tanpa pandang bulu, adalah kuncinya. Jika terjadi perbedaan pandangan, proses hukum harus tetap berjalan lurus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Karena itu, menegakkan hukum terletak pada keberpihakan untuk mengungkap penyimpangan, bukan untuk menutup-nutupinya.

Dalam kaitan ini semua, peran KPK sangat penting. Kita berterima kasih kepada KPK atas ketegasan dan kerja kerasnya. Tentu saja kita juga mendorong jajaran Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan jajaran Mahkamah Agung untuk juga melakukan hal yang sama.

Saudara-saudara,

Isu yang kedua mengenai reformasi birokrasi dan good governance menjadi sangat penting, mengingat untuk mengelola negara yang besar dan luas ini memerlukan kesungguhan dan keseriusan dari segenap aparatur pemerintahan dari pusat sampai ke daerah. Kita semua berbagi peran dan tanggung jawab. Apa yang kita putuskan di Jakarta, keberhasilannya ditentukan pula oleh pemerintahan di daerah-daerah.

Pemerintahan di daerah, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota, kecamatan, hingga desa dan kelurahan, menjadi ujung tombak pelayanan masyarakat di seluruh pelosok tanah air. Mereka yang melayani pagi dan sore, siang dan malam, adalah pahlawan-pahlawan pembangunan yang mengabdi tanpa pamrih. Saya bangga atas perjuangan saudara-saudara yang tidak kenal lelah.

Dalam mengelola pemerintahan, saya mewajibkan agar seluruh jajaran birokasi dapat lebih meningkatkan peran dan fungsinya secara optimal dan maksimal. Pelayanan publik harus menjadi salah satu bagian mendasar dalam reformasi birokrasi. Percepatan reformasi birokrasi, tidak dapat ditawar-tawar. Percepatan reformasi birokrasi sangat penting, agar tercipta jajaran aparatur negara yang handal, profesional, dan bersih, berdasarkan kaidah-kaidah good governance and clean government.

Pengelolaan pemerintahan juga terus kita iringi dengan perluasan peran publik mulai dari partisipasi pada perencanaan pembangunan, hingga membuka akses publik untuk ikut mengawasi kegiatan pengelolaan pemerintahan. Inilah bagian penting dari pemerintahan yang melibatkan partisipasi publik. Inilah esensi dari sebuah pemerintahan “open government”.

Sungguh pun reformasi birokrasi terus kita galakkan, tapi masih dijumpai jajaran birokrasi yang belum responsif, cenderung lalai, dan bahkan menghambat jalannya pembangunan. Tabiat dan perilaku seperti ini harus kita ubah dan akhiri.

Isu yang ketiga mengenai kerukunan masyarakat dan benturan sosial. Isu ini menjadi persoalan yang serius. Kita harus menghidarkan diri dari kekerasan horisontal, baik yang dipicu oleh sengketa lahan, ekses pilkada, maupun perbedaan pandangan dan keyakinan. Kita harus menghidarkan diri dari sikap mau menang sendiri dan memaksakan kehendak. Negeri kita justru harus menjadi etalase dari harmoni dan toleransi, bukan konflik dan kekerasan horisontal.

Sesungguhnya aksi-aksi kekerasan dan konflik komunal itu bisa kita cegah jika semua pihak peduli, bertanggung jawab dan terus menjaga kerukunan dan ketentraman kehidupan masyarakat kita. Jika semua pihak peduli dan terus bekerja, mulai dari tingkat Bupati atau Walikota dengan jajarannya, jajaran Kepolisian dan Komando Teritorial TNI, Tokoh Masyarakat dan Agama, pastilah tidak semudah itu terjadi aksi-aksi kekerasan, tindakan main hakim sendiri, dan konflik komunal.

Namun, apabila telah terjadi aksi-aksi kekerasan, termasuk konflik horizontal, Polri harus bertindak cepat, tegas dan tepat. Jangan terlambat dan jangan tidak tuntas. Jangan pula ada kesan Polri melakukan pembiaran. Yang penting hindari dan cegah jatuhnya korban jiwa dari pihak mana pun. Ciptakanlah kondisi kehidupan yang membawa ketentraman bagi masyarakat luas. Termasuk ketentaraman dan ketenangan bagi umat beragama untuk menjalankan ibadahnya masing-masing.

Saudara-saudara,

Isu yang keempat, terkait dengan iklim investasi dan kepastian hukum. Kita menyadari bahwa kita masih mengalami sejumlah hambatan iklim investasi dan kepastian hukum yang dikeluhkan oleh berbagai kalangan. Kedua hal itu berpotensi menciptakan ketidakpastian, ekonomi biaya tinggi (high cost economy), dan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berkualitas. Juga ada keluhan ketika urusan pada tingkat pusat sudah selesai, justru hambatannya ada di daerah. Kita perlu terus bekerja keras untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi itu. Kita telah dan sedang mengevaluasi 13.520 Peraturan Daerah, dan 824 Peraturan Daerah telah kita batalkan.

Demikian pula, untuk meningkatkan aliran investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), perlu diimbangi dengan kecepatan dan kemudahan perijinan. Kita sudah menekan dan mempercepat penerbitan ijin berusaha dari semula 60 hari menjadi 17 hari. Sama pentingnya dengan itu, upaya penegakkan hukum sangat penting untuk meningkatkan rasa aman dan stabilitas dalam berinvestasi

Isu yang kelima mengenai pembangunan infrastruktur, terkait erat dengan isu keempat yang saya kemukakan tadi. Sebab, jika iklim investasi terasa menyejukkan dan kepastian hukum mendapat tempat yang selayaknya, maka terbuka lebar bagi kita untuk lebih banyak membangun Infrastruktur di seluruh tanah air. Potensi dan peluang yang terbentang luas di negara kita, sesungguhnya akan menarik bagi para investor untuk berinvestasi. Inilah peluang emas atau “golden opportunity” yang tidak boleh disia-siakan.

Untuk dapat lebih mengoptimalkan ‘golden opportunity’, ketersediaan dan kualitas infrastruktur merupakan syarat keharusan (necessary condition). Kita perlu mendukung usaha nasional dalam akselerasi pembangunan infrastruktur untuk menjamin keberlanjutan pertumbuhan dan pemerataan pembangun-an ekonomi, perluasan kesempatan kerja, dan penciptaan lapangan usaha baru.

Tantangan terberat dalam pembangunan infrastruktur dewasa ini adalah kebutuhan infrastruktur yang amat tinggi di seluruh wilayah Indonesia, sementara anggaran yang tersedia di APBN relatif terbatas. Meskipun tahun-tahun terakhir ini kita telah meningkatkan anggaran belanja modal dan pembangunan infrastruktur, tetap saja anggaran APBN kita masih terbatas. Oleh karena itu, saya meminta agar daerah juga mengalokasikan APBD-nya untuk belanja modal, dan tidak habis untuk belanja pegawai dan belanja rutin. Insya Allah, tahun 2013 mendatang transfer dana ke daerah akan berjumlah lebih dari Rp. 500 triliun. Saya juga mengundang BUMN dan Swasta untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur ini. Jika tidak, ekonomi Indonesia yang tumbuh rata-rata 6 persen dewasa ini, dengan peluang investasi yang amat besar, tidak akan mencapai hasil yang setinggi-tingginya.

Terakhir, isu yang keenam mengenai kesehatan fiskal. Di tengah-tengah ketidakpastian lingkungan ekonomi global, kita semakin tertantang untuk mampu menjaga kesehatan fiskal kita. Keseimbangan antara kebijakan fiskal yang mampu memberikan stimulus pembangunan sekaligus mengedepankan semangat kehati-hatian (prudent) perlu dilakukan.

Rasio defisit anggaran terhadap total PDB, perlu dijaga pada tingkat yang aman. Selain itu, upaya peningkatan kualitas belanja negara terus dilakukan baik melalui upaya efisiensi, menjamin kelancaran penyerapan anggaran, dan penghilangan sumber-sumber kebocoran anggaran.

Saya perlu menekankan tentang perlunya kita memiliki kebijakan fiskal yang sehat. Krisis yang terjadi di banyak negara maju utamanya disebabkan oleh keadaan fiskal mereka yang tidak sehat. Defisit tinggi, demikian pula rasio hutang terhadap PDB. Mari kita cegah keadaan fiskal kita menjadi tidak sehat dan rapuh sebagaimana yang dialami oleh banyak negara.

Persoalan angka subsidi yang terlalu besar juga mengurangi ruang gerak anggaran kita (fiscal space). Marilah dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, serta untuk membuat semakin sehatnya perekonomian kita, kita tata kembali besaran subsidi kita, sehingga akhirnya subsidi itu menjadi tepat sasaran dan tepat jumlah.

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,

Pada bagian akhir dari Pidato Kenegaraan ini, saya ingin menyampaikan bahwa bangsa kita kini tampil menjadi sebuah bangsa yang tidak saja menikmati kebebasan sangat luas, tetapi juga sebuah bangsa dengan sistem kelembagaan negaranya yang lebih demokratis. Di antara yang penting adalah, negara kita telah berubah secara sangat mendasar; dari sebuah pemerintahan otoritarian dan sentralistik ke sebuah pemerintahan yang menghormati kebebasan berpendapat, berkumpul dan berserikat serta menganut desentralisasi dan otonomi daerah.

Kita telah menjalankan terobosan penting dalam konteks hubungan pusat dan daerah. Dunia melihat desentralisasi dan otonomi daerah sebagai ‘big bang’, dan bahkan suatu “quite revolution”, atau revolusi diam-diam. Dalam hubungan pusat dan daerah inilah, kita akan terus mengkonsolidasikan kewenangan dan memberikan sumber daya keuangan yang semakin besar ke daerah. Bagaimanapun, daerah yang maju dan makmur adalah fondasi penting bagi terciptanya daya saing nasional. Oleh karena itu, kita terus mendorong langkah yang sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Kapasitas kelembagaan daerah, juga perlu ditingkatkan. Jika ada ekses negatif di dalam pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, marilah kita tata kembali dengan tepat. Kita tata Peraturan Daerah yang bermasalah, ijin-ijin usaha yang tidak sesuai dengan aturan main, dan optimalisasi peran Gubernur sebagai wakil pusat di daerah. Untuk itu, mari kita maknai hubungan pusat dan daerah sebagai perpaduan kepentingan dalam memperkuat ikatan NKRI, dengan tetap menjaga iklim demokrasi yang sehat serta keanekaragaman wilayah yang khas dan unik.

Saudara-saudara,

Kita telah memilih demokrasi sebagai jalan mencapai kesejahteraan. Proses demokrasi yang mengutamakan kebersihan dalam proses penyelenggaraannya, dan penegakan hukum yang adil apabila terjadi perselisihan. Kita tidak mungkin mereduksi demokrasi yang menjauhkan kita dari persatuan, kesatuan, dan integritas sebagai sebuah bangsa. Kita juga tidak mungkin mereduksi demokrasi yang justru menjauhkan kita dari kepentingan dan kemaslahatan rakyat.

Demokrasi harus terhindar dari sifat-sifat buruk. Kita meyakini, demokrasi tanpa kebebasan akan berubah menjadi tirani, tetapi demokrasi yang melampaui batas dan tidak disertai dengan tanggung jawab dalam berekspresi, akan berubah menjadi anarki. Sejumlah ekses pemilihan kepala daerah di beberapa tempat—yang tidak mengindahkan asas demokrasi yang sehat dan matang—seringkali menjadi anarkis. Oleh karena itu, kita harus mampu meminimalkan dampak demokrasi yang tidak pada tempatnya.

Kita harus memiliki keyakinan yang teguh, bahwa kita sedang mempercepat penguatan demokrasi. Tanpa demokrasi yang kuat---yang ditopang oleh tegaknya hukum dan keadilan--- maka moralitas dan etika politik akan mengalami kehancuran. Jika hukum tidak tegak dan demokrasi kita rapuh, politik justru akan mengambil jalan menyimpang. Karena itu, dalam berdemokrasi, kita harus menumbuhkan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan saling menghormati. Inilah hakekat prinsip hidup berdampingan dalam perbedaan, dan prinsip kebebasan dalam bingkai toleransi. Itulah esensi dari Seloka Bhinneka Tunggal Ika. Kesabaran, toleransi, dan saling menghargai satu sama lain, adalah potensi yang tidak hanya menjadi penopang dalam kehidupan bangsa yang multikultural, tetapi juga menjadi wujud nyata dari diri kita sebagai bangsa yang memiliki keadaban.

Saudara-saudara,

Sudah saatnya kita bersiap diri untuk sebuah peran baru di abad ke-21 ini. Tantangan yang kita hadapi di abad ini, tidaklah semakin ringan. Namun jika kita bekerja dan terus bekerja, semua itu akan dapat kita lalui. Kita perlu melakukan penataan terhadap perspektif kita dalam mengelola perubahan dan pembangunan. Jika kita bersama-sama dengan sangat serius melakukan koreksi dan perbaikan, kita dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi lagi.

Kita dapat memetik pelajaran dari pengalaman, kekeliruan, dan kesalahan di masa silam, agar tidak terulang kembali. Kita juga punya bayangan tentang apa yang perlu kita luruskan, saat ini dan di masa depan. Yang mungkin masih kita perlukan adalah rasa percaya diri bahwa kita sendirilah yang semestinya menentukan masa depan kita. Kita sendiri yang akan menentukan masa depan yang hendak kita wujudkan.

Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang saya hormati,

Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang saya hormati,

Saudara-saudara sekalian yang saya muliakan,

Mengakhiri pidato ini, saya mengajak segenap komponen bangsa di seluruh tanah air, marilah kita jadikan peringatan Hari Ulang Tahun ke-67 Proklamasi Kemerdekaan sebagai inspirasi untuk menjadi negara yang unggul dan maju di tengah-tengah bangsa-bangsa di dunia.

Selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada segenap rakyat Indonesia di manapun berada atas partisipasi, kesabaran, dan dukungan saudara dalam pembangunan yang tengah kita jalankan bersama. Saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama yang terjalin baik selama ini, antara pemerintah dengan DPR dan DPD, serta lembaga-lembaga Negara yang lain.

Dirgahayu Republik Indonesia!

Terima kasih,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 16 Agustus 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

 

Didedikasikan untuk AYAH dan IBU TERCINTA

24 February 2013 18:27:00 Dibaca : 83

Didedikasikan Untuk AYAH dan IBU Tercinta

Satu hari,

Satu lembar saja ...

diam dan mulailah belajar !!!

bukankah janjimu ingin menjadi ‘SARJANA’ ? ? ?

janganlah membuat mereka meneteskan air mata.

‘Baju Toga’ itu, mengerinkan semua keringat mereka.

Menghapus air mata mereka.

Membayar semua pengorbanan mereka.

Ingatt ....!!!!

Bukan emas dan permata sebagai bentuk balas jasa.

Hanya kata-kata sederhana ,,,

‘SARJANA’ saja !!!

Lupakah kau waktu mereka mengantarmu kekota ?

mereka pulang lalu bercerita kepada siapa saja bahwa anak mereka sekaran kuliah dan menjadi calon ‘SARJANA’ !!!

Mereka lalu menjual apapun yang ada.

Mereka mulai menghemat belanja.

Tetap bekerja walaupun hujan dan panas yang mereka rasakan ...

Mencoba tersenyum walaupun hidup dalam kekurangan,

Kita tak pernah tau,

Mereka berlari kesana kemari mencari pinjaman saat kita tiba-tiba sms dan minta untuk dikirim.

Semua itu untuk ANAKNYA yang Tercinta ...

“ I LOVE U MAMA PAPA “ J

PUISI NONDERA IDOL

24 February 2013 18:25:43 Dibaca : 76

Lestari Alamku

Oleh : Nondhera Siagian

Lestari Alamku Lestari Desaku

Dimana Tuhanku Menitipkan Aku

Nyanyi Bocah-bocah Di Kala Purnama

Nyanyikan Pujaan Untuk Nusa

Damai Saudaraku Suburlah Bumiku

Kuingat Ibuku Dongengkan Cerita

Kisah Tentang Jaya Nusantara Lama

Tentram Kartaraharja Di Sana

Mengapa Tanahku Rawan Ini

Bukit Bukit Telanjang Berdiri

Pohon Dan Rumput Enggan Bersemi Kembali

Burung-burung Pun Malu Bernyanyi

Kuingin Bukitku Hijau Kembali

Semenung Pun Tak Sabar Menanti

Doa Kan Kuucapkan Hari Demi Hari

Kapankah Hati Ini Kapan Lagi

KISAH SEDIHKU

24 February 2013 18:24:54 Dibaca : 157

Kisah Sedihku

4 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 06 desember tahun 2009, aku merasa orang yang paling bahagia di dunia ini. Sebab mengapa ? karena hari itu aku berulang tahun yang ke 15. Memang tak ada kado istimewa pada ulang tahunku saat itu, namun aku sangat bersyukur dan sangat bersyukur karena aku masih diberi umur panjang oleh sang Khaliq. Selain itu aku juga merasa di beri hadiah yang terindah oleh tuhan, hadiah yang memang pada umumnya diinginkan oleh banyak orang. Pada ulang tahunku saat itu aku masih bisa berbagi dan merasakan kebahagiaan bersama orang-orag yang aku sayangi, bersama keluargaku tercinta. Aku masih mempunyai mama yang sangat mencitaiku dan aku juga masih punya papa yang sabar mendidikku dan setia menyayangiku J aku juga diberi malaikat-malaikat kecil oleh tuhan yang diwujudkan dalam bentuk manusia seperti sahabt-sahabatku. Mereka-merekalah yang selalu ada disampingku disaat aku bahagia maupun di saat aku terjatuh.

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama, setelah sebelumnya, hari demi hari kulalui dengan penuh suka cita,, minggu demi minggu ku habiskan dengan kebahagiaan bersama mereka yang ku cintai,, dan hari demi hari ku tempuh dengan senyuman, hingga pada akhirnya senyuman itu terhapus da tergantikan oleh air mata !!!

Dari sinilah kisah sedihk dimulai ! tepatnya pada tanggal 17 Mei tahun 2010, kesedihan, air mata, kehancuran, melanda dan merusak hidupku. Sebab pada saat itulah aku harus kehilangan orang yang sangat aku cintai dalam hidupku. Sebelumnya tak pernah terlintas dibenakku bahwa saat itu adalah saat terakhir kalinya aku menyaksikan dan melihat wajah dari orang yang selama ini sabar mendidikku, setia menyayangiku, dan rela melakukan apapun demi kebahagiaanku. Dan disaat itu juga aku resmi menyandang “ANAK YATIM” memang sangat tidak enak untuk didengar. Tapi, itulah kenyataannya aku kehilangan seorang “AYAH” untuk selama-selamanya . L

Melihat semua itu, hidupku terasa gelap, semua kebahagiaanku terengggut oleh kepergian papa L. Rasanya air mata ini tidak bisa berhenti untuk keluar dan mengalir dari mataku , bibir ini tak bisa berhenti memanggil namanya, dan hati ini rasanya tak siap untk kehilangannya dari hidupku dan dari hidup mama !! rasanya aku juga ingin ikut mati bersama papa. Namun, aku melihat masih ada yang membutukanku, masih ada yang perlu aku pertanggungjawabkan, dan masih ada yang harus aku bahagiakan. Tak lain itu adalah “MAMA”.

Di sudut ranjang tepat di sebelah papa terbaring aku melihat mama denga sejuata kesedihan dan impian dimatanya. Aku melihat air mata yang keluar dari matanya seakan ikut bicara dan menyampaikn bahwa mama belum siap untuk hidup tanpa papa. Sungguh memiriskan hati L. Aku sebagai anak tak tega melihatnya,, melihat air mata itu, “Air mata kehilangan” !!
terlebih lagi,, ketika aku dan mama harus menyaksikan dan turun langsung dalam memandikan papa. Rasanya air mata tak sabar untuk keluar. Namun, ku kuatkan hati ini, kutahan air mataku sambil ku ucapka “Bismillahirohmannirohhim” segayung air k sirami kebadan papa dari ujung rambut hingga ujung kaki papa dan Hal itu kulakukan sebanyak 3 kali.

Selepas itu aku keluar kamara dan duduk di samping oma (Ibu dari papa). Disitulah aku di peluk erta, dan diberi kata-kata bijak oleh oma. Oma berkata “Sabar..sabar..dan sabar, jangan jadikan peristiwa ini sebagai akhir dari segalanya. Jadilah anak yang bisa membahgiakan dan membanggakan untu semua orang,,terutama untuk kedua orang tua terkebih untuk PAPA” mendengar hal itu, aku teringat akan keinginan papa. Aku ingat sekali sebelum kejadian ini beberapa bulan yang lalu tepatnya aku selesai semester pertama kelas X, pada saat itu aku mendapat peringka 2, aku sangat senang sekali karena sebelumnya aku hanya mendapat peringkat ke 3. Rasanya aku ingin berbagi kebahagiaan bersama papa, karena aku yakin papa pastin akan bahagia mendengar kabar ini. Dan itupun benar-benar terjadi, papa terlihat sangat bahagia dan langsung memelukku. Papa terlihat bangga akan prestasi yang kuraih. Namun, papa berkata : “papa akan lebih bangga lagi apabila aku meraih peringakat 1”. Mendengar hal itu hatiku merasa tergerak dan rasanya aku inginn mewujudkan keinginan dari papa. Dan kemudian aku pun berkata : “OK Pa.. aku akan belajar lebih giat lagi agar aku bisa mendpata peringkat 1 dan yang nantinya akan ku persembahkan untuk papa”. Mendengar hal itu papa terlihat sangat senang. Dan kemudian papa langsung memelukku dan menciumku. Aku bahagia sekali pada saat itu.

Mengingat akan hal itu, aku berusaha untuk bangkit, dan berusaha untuk bisa menerima semua keadaan ini. Dan dari situlah aku siap dan ikhlas untuk mengantarkan papa ke tempat peristrahatan yang terakhir setelah sebelumnya papa selesai dikafani dan disholati. Lalu aku bersama mama dan keluarga besarku ikut mengantarkan papa ke liang lahat. Dan tibalah papa ke liang lahat. Aku berusaha untuk tidak menangis karena saat itu juga semua sahabat-sahabatku hadir dan ikut menguatkanku. Ketika papa dimasukkan keliang lahat ada sejuta doa dan harapan dihatiku. Aku berdoa yang terbaik untuk papa. Kemudian papa diadzani distulah air mataku kembali timpah karena aku harus benar-benar kehilangan papa untuk selama-lamanya. Namun aku terus bersabr dan menguatkan hatiku, dan berusaha tuk mengikhlaskan semuanya hingga pada akhirnya aku kembali menahan air mataku. Lalu ku hapus air mataku, dan kemudian ku ambil segenggam tanah dan ku taburi kepemakaman papa diikuti oleh taburan bunga dan ditutupi oleh doa. Selesai doa, semua orang pada bubar dan segera pulang, akan tetapi rasanya aku masih ingin tetap di tempat itu. Aku masih ingin menemani papa, aku masih ingin bersama-sama papa. Namun, aku sadar. Aku tak boleh egois , aku tidak boleh sakit, aku tidak ingin menambah beban dan kesedihan mama setelah mama terpukul akan kepergian papa. Sebelum kembali, aku panjatkan doaku kepada tuhan, agar tuhan bisa menerima papa di alam sana dan mengampuni semua dosa-dosa papa. Amin .. !! dengan begitu akupun siap untuk kembali ke rumah. Akupun sudah ikhlas atas kepergian papa karena aku yakin keikhlasanku dan mama bisa membuat papa tenang di alam sana
J.

Tak terasa beberapa bulan telah ku lewati tanpa kehadiran papa. Meski sulit terus ku terjang. Dan tibalah aku pada semester kedua, disinilah aku ingin memberikan yang terbaik untuk papa, dan ingin mewujudkan keinginan papa. Aku ingin di semester 2 ini aku bisa meraih peringkat 1 karena aku ingin membahagiakan papa di alam sana. Kemudian aku belajar dengan giat, dan menjawab semua soal-soal dengan jawaban semampuku. Hingga tiba pada pengumuman. Akhirnya aku bisa meraih peringkat 1 dan meraih juara 1 umum pula. Aku bahagia saat itu, dan segera aku lihat mama. Ada tetesan air mata di pipi mama, aku bisa merasakan semua kebahagiaan mama itu. Akan tetapi, dibalik kebahagiaan itu ada kesedihan di hatiku. Karena disaat aku mendapat peringkat 1 yang pada awalnya ku persembahkan untuk papa tidak dapat papa saksikan. Karena pada saat itulah papa telah tiada. !!! dan aku juga baru sadar ternyata beberapa bulan yang lalu itu adalah terakhir kalinya aku merasakan pelukan dari papa L tapi setidaknya aku bersyukur karena aku masih punya mama yang wajib untuk aku bahagiakan.

Aku berharap prestasi yang ku raih ini juga bisa membuat papa bahagia di alam sana. Dan dari hari itu juga aku berjanji untuk terus belajar dengan giat agar bisa mendapat peringkat 1 untuk papa. Dan alhamdulillah akupun bisa merealisasikannya hingga aku LULUS dari SMA.

Semua ini ku lakukan, ku berikan dan ku persembahkan untuk orang-orang yang ku cintai.. untuk MAMA terutama PAPA tercinta.

dari kejadian inilah aku semakin sadar. Bahwa sesulit apapun cobaan dan ujian yang diberikan tuhan aku yakin itu PASTI yang terbaik. Aku juga percaya ALLAH SWT tidak akan pernah memberikan cobaan maupun ujian di luar dari batas kemampuan umatnya.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong