PENGANTAR GEOMORFOLOGI

16 September 2017 23:40:38 Dibaca : 252

Nama : MOHAMAD ARIEF BEU

Kelas : A

Dosen pengampuh : INTAN NOVIANTARI MANYOE,S.si,M.T

Tugas :3 pengantar geomorfologi

1.GUNUNG API
GUNUNG API
Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairanmagma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.

Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu
(1) erupsi pusat, erupsi keluarmelalui kawah utama; dan
(2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya;
(3) erupsicelah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer;
(4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yangmenyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
(1) Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundansederhana;
(2) Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburanlava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benuaatau di tengah benua;
(3) Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magmaberviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar;
(4) Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
(5) TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
(6) Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
(7) Tipe Surtseyandan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulaugunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakanerupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan,letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapimagma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.
Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapanpiroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah,membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik ataufreatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Struktur gunungapi, terdiri atas :
(1) struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif ataudepresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar;
(2) kaldera, bentukmorfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas kalderaletusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kalderaruntuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yangsangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuhgunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terusmenerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera;
(3) rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhankilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan disebut graben;
(4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volumebesar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapaiukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter

TERBENTUK GUNUNGAPI
Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapiberawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dansebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulangmanusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.

Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum yangterkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik padaabu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerahLaetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilisberdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai.Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat darilava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dariobsidian yang berumur Paleolitik Atas.

PEOSES TERJADINYA GUNUNGAPI
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekarankerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samuderayang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyaibanyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukandan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi.

Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, sepertielemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas,tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya.Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerakmenyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawahmuka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagike dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyaiketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempengtektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel.Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut jugaastenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadipelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masihpadat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliartahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :

1.Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikankesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapitengah samudera.

2.Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibatgesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

3.Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lavasepanjang rekahan.

4.Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagimagma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yangmembentuk deretan gunungapi perisai.

BAHAYA GUNUNGAPI
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung(sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusangunungapi adalah

1. Leleran lava
leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusaksegala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung darikekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauhjangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikangunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukuplamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.

2. Aliran piroklastik (awan panas)
aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian,letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol olehgravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah.Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas darimagma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan alirandapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.

3. Jatuhan piroklastik
Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukuptinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah anginkemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalantertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapatmenggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.

4. Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancamanlangsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.

5. Gas vulkanikberacun
Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2,HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi aktif:

1. Lahar Hujan
lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut olehhujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yangsangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran.Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungaiyang dilaluinya dan merusak infrastruktur.

2. Banjir bandang
banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama padalereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukupmembahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.

3. Longsoran vulkanik
longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadirapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoranvulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalampeta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.

PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNGAPI
Dalam penanggulangan bencana letusan gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapansebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.

1. Sebelum terjadi letusan dilakukan :
• Pemantaun dan pengamatan kegiatan pada semua gunungapi aktif,
• Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona ResikoBahaya Gunungapi yang didukung dengan dengan Peta Geologi Gunungapi,
• Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunungapi,
• Melakukan pembimbingan dan pemeberian informasi gunungapi,
• Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia digunungapi,
• Melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya sepertipeningkatan sarana dan prasarananya.

2. Setelah terjadi letusan :
• Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan,
• Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya,
• Memberikan saran penanggulangan bahaya,
• Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang,
• Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak,
• Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun,
• Melanjutkan memantauan rutin.

KLASIFIKASI GUNUNGAPI DI INDONESIA
1. Tipe A
gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600

2. Tipe B
gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsimagmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara

3. Tipe C
gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah
PROSEDUR TETAP TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI

1. Aktif Normal (Level I)
Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual,kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkanadanya kelainan.

2. Waspada (Level II)
Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secaravisual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.

3. Siaga (Level III)
Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaankawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung.Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikutiletusan.

4. Awas (Level IV)
Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupaabu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akandiikuti letusan utama.


2. GEMPA BUMI

Definisi Gempa Bumi
Pengertian gempa bumi adalah pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau dari bawah permukaan bumi. Atau gempa bumi yaitu getaran atau goncangan yang terjadi karena pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau dari bawah permukaan bumi dan bisa juga disebabkan adanya letusan gunung api.

Jenis-jenis Gempa Bumi

Gempa Bumi Teknonik
Gempa bumi tektonik merupakan gempa yang terjadi diakibatkan oleh aktivitas tektonik. Aktivitas tektonik sendiri adalah pergeseran pada lempengan tektonik yang mendadak mempunyai kekuatan baik itu kekuatan ukuran kecil sampai kekuatan ukuran terbesar. Biasanya daerah yang menjadi langganan untuk gempa tektonik adalah daerah pegunungan dengan lipatan muda. Yaitu daerah rangkaian sirkum pasifik dan rangkaian mediterania. Dan bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi Tektonik ini sangat besar karena mengakibatkan lapisan bumi mengalami pergeseran atau lipatan patahan.

 

Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah salah satu jenis gempa bumi yang proses terjadinya diakibatkan oleh adanya aktivitas magma yang ada pada gunung merapi dan biasanya terjadi disaat gunung berapi akan meletus.
Dan jika gunung yang sedang aktif tersebut merupakan gunung dengan tingkat keaktifan tinggi, maka bisa menyebabkan terjadi ledakan magma dan juga gempa bumi. Tetapi gempa bumi ini hanya meliputi daerah di sekitar gunung api yang meletus saja tidak seperti gempa bumi Tektonik yang daerah bencananya bisa sangat luas.

Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi Runtuhan adalah salah satu jenis bencana alam jenis gempa yang biasanya terjadi pada daerah yang dekat pertambangan atau gunung berkapur. Jenis gempa yang satu ini sebenarnya jarang terjadi dan bahaya yang diakibatkannya juga relatif kecil daripada gempa bumi tektonik dan vulkanik.


Gempa Bumi Buatan
Gempa bumi buatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam kategori bencana alam, tetapi bisa menjadi kategori bencana alam jika akibat yang ditimbulkan menjadi sangat besar. Gempa bumi ini penyebabnya adalah berasal dari aktivitas manusia yang berlebihan seperti peledakan dinamit, bom, nuklir, dan sejenisnya yang membuat permukaan bumi di sekitarnya bergoncang hebat.
Akibat dari Gempa Bumi Terlihat dari Dampak Fisik :
• Bangunan yang berada di area gempa banyak yang roboh dan hancur.
• Terjadi tanah longsor dikarenakan rusaknya kepadatan tanah pada area tebing
• Banjir dikarenakan rusaknya tanggul.
• Permukaan tanah menjadi retak atau patah-patah.
• Akan jatuh korban jiwa jika gempa terlalu besar.
• Berpotensi untuk menyebabkan tsunami jika terjadi gempa di dasar laut.
• Dan banyak lagi yang lainnya.

Akibat dari Dampak Gempa yang Terlihat dari Dampak Sosial
• Terjadi kemiskinan diakibatkan harta di tempat terjadinya gempa banyak yang hancur.
• Kelaparan karena rusaknya areal pertanian dan rusaknya lumbung pangan.
• Timbul penyakit karena banyaknya fasilitas kesehatan yang rusak.
• Dan bila terjadi gempa bumi yang besar dan menjadi bencana alam lanjutan seperti tsunami, akan menyebabkan lumpuhnya sistem politik, ekonomi, dan lain-lain pada suatu daerah yang terkena dampak gempa tersebut.
• Dan banyak lagi dampak lain yang disebabkan oleh bencana alam gempa bumi.

Alat Pengukur Gempa Bumi.
Gempa bumi memang menakutkan, bisa saja setelah terjadi gempa bumi ini ada bencana susulan yang disebabkan tingginya kekuatan gempa yang terjadi. Tetapi di zaman modern ini, kita mempunyai alat yang bisa menentukan kuat lemahnya gempa yang dinamakan Seismograf.
Seismograf merupakan alat yang biasa digunakan oleh BMKG yang ada di Indonesia untuk mengukur kuat dan lemahnya gempa bumi yang terjadi. Dan dengan alat ini kita bisa lebih memprediksi apakah gempa yang tadi terjadi merupakan gempa yang berbahaya atau tidak.
Jika dilihat dari arah getaran yang di ukur, akan terdapat 2 macam Seismograf yang biasa kita gunakan yaitu diantaranya adalah :
Seismograf Horizontal, yaitu salah satu dari 2 jenis Siesmograf yang tugasnya mencatat kekuatan gempa yang terjadi pada suatu daerah dengan cara horizontal atau mendatar.
Seismograf Vertikal, seismograf ini tugasnya tak jauh berbeda dari seismograf Horizontal, yaitu mencatat getaran bumi atau gempa namun dengan arah secara vertikal.
Tetapi walaupun ada dua macam Seismograf ini untuk mencatat getaran gempa. Kita juga tetap harus hati-hati karena bisa saja prediksi yang telah diberitakan dari hasil perhitungan alat ini adalah salah karena ini hanya merupakan alat bantu saja bagi manusia.

3.Pengertian Tektonik Lempeng – Jenis dan Pembagiannya


Bumi adalah planet yang terdiri dari lapisan- lapisan yang membentuk bumi (Baca: Struktur Lapisan Bumi dan Penjelasannya). lapisan bumi yang paling bawah disebut sebagai inti bumi (Baca: Inti Bumi : Pengertian, Material, Suhu, dan Peranannya). lapisan bumi yang paling atas di sebut sebagai kerak bumi (baca: Kerak Bumi dan Penjelasannya). kerak bumi juga bisa disebut sebagai selimut bumi atau lithosfer. Kerak bumi terbagi dalam 2 daerah besar. Daratan dan lautan.

Setiap daerah memiliki relief yang membentuk relief pemukaan bumi. relief daratan adalah relief yang paling mudah di lihat, karena berada di atas permukaan laut. Sedangkan relief lautan, berada di dalam laut atau samudra. Terbentuknya relief ini, akibat adanya tenaga yang membentuk bumi (Baca: Tenaga Pembentuk Muka Bumi dan Akibatnya). tenaga tersebut adalah eksogen dan endogen.
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi (Baca: Jenis Tenaga Eksogen Pengubah Muka Bumi). tenaga eksogen antara lain proses sedimentasi yang ada di bumi, dan erosi. Sedangkan tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Macam-macam Tenaga Endogen dan Penjelasannya). tenaga ini menyebabkan bumi mengalami patahan atau lipatan. Tenaga endogen terdiri dari vulkanisme, seisme, dan tektonisme.


Tektonik Lempeng

Pengertian teori tektonik lempeng adalah salah satu teori mengenai perubahan relief di bumi. teori berasal dari teori mengenai pergeseran benua. Benua- benua di bumi adalah salah satu dari selimut yang ada di bumi. selimut bumi atau lithosfer membentuk lempengan- lempengan.
Setiap lempengan tidak terkunci dalam satu wilayah, melainkan bergerak. Lithosfer terdiri dari 20 segmen, dengan ketebalan antara 40 km hingga 100 km. Akan tetapi terdapat lithosfer yang memiliki ketebalan hingga 400 km. Lempeng yang ada di bumi, bergerak dari satu tempat ke tempat lain.


Pergerakan ini, dipercaya oleh para ahli, dikarenakan terdapat unsur magnetik yang ada di dalam batuan. batuan adalah salah satu bagian dari lapisan bumi. magnet ini, memiliki kutup yang berbeda, sehingga menyebabkan pergerakan. Pergerakan setiap lempeng bisa mencapai 10 hingga 40 mm/a atau setara dengan kecepatan pertumbuhan kuku pada jari, atau dapat mencapai 160 mm/a atau setara dengan kecepatan pertumbuhan sehelai rambut.


Jenis-Jenis Lempeng
Lempang di bumi, dibagi menjadi dua yaitu lempeng samudra dan lempeng benua. Pembagian itu dilihat melalui ciri- ciri dari setiap lempang. Selain itu, bumi sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu daratan dan lautan. Sehingga setiap lempeng mewakili setiap karakteristik bumi.
1. Lempeng samudra atau disebut sebagai kerak samudra atau sima. Lempeng ini terdiri dari silikon dan megnesium. Ketebalan kerak samudra antara 5 hingga 10 km. Lempeng samudra lebih padat, dikarenakan jumlah silikon yang lebih banyak. Kepadatan pada kerak samudra karena perbedaan silikon. Kerak samudra berada di bawah laut.
2. Lempeng benua atau disebut kerak benua atau sial. Lempeng ini terdiri dari silikon dan aluminium. Ketebalan dari lempeng ini berkisar antara 30 hingga 50 km. Silikon pada kerak benua lebih sedikit, dan lebih banyak memiliki materi berat. Lempeng benua adalah lempeng yang berada di atas permukaan lau, dan menjadi tempat tingga bagi manusia.
Lempeng tektonik yang membagi suatu daerah menjadi dua, seperti benua- benua atau samudra. Akan tetapi terdapat wilayah yang memiliki kedua lempeng secara bersamaan. Daerah tersebut adalah lempeng afrika. Pada lempeng afrika terdiri dari benua afrika dan samudra antartika hingga samudra hindia.


Jenis-Jenis Batas Lempeng
Batas lempeng adalah daerah yang memiliki aktivitas geologi. aktivitas geologi antara lain seisme, gunung, gunung api, dan palung laut. Dua lempeng bergerak dan bertemu di sepanjang batas lempeng. ada 3 macam jenis batas lempeng. antara lain transform, divergen, dan konvergen.


1. Transform adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya gesekan secara menyampng di sepanjang sesar fault. Pergeseran ini dapat berupa sinistral atau desktral. Pergerakan ini hampir sama denga pergerakan yang terjadi akibat adanya patahan horizontal.contoh jenis batas lempeng ini adalah sesar san andreas di california.
2. Divergen adalah dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Hal ini diakibatkan oleh terjadi perpecahan pada lithosfer. akibat adanya pergerakan ini, lempeng samudra mengalami pemekaran dasar laut. Sedangkan pada lempeng benua, membentuk lembah.
3. Konvergen adalah dua lempeng yang saling berdekatan. Akibat perbedaan kepadatan salah satu lempeng akan tertancap kebawah, dan masuk ke bawah lempeng lainnya. Pada jenis batas konvergen, dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jika terdapat dua lempeng, maka salah satu akan menghujam bumi, sedangkan salah satu lempeng akan membentuk busur kepulauan, akibat tertekan ke atas.
2. Jika terdapat dua lempeng, dan kedua lempeng memiliki kepadatan yang sama, maka kedua lempeng akan bertubrukan dan membentuk pegunungan lipatan.
3. Jika lempeng samudra dan lempeng benua saling bertemu, maka lempeng samudra akan menghujam kebawah, sedangkan lempeng benua akan membentuk pegungan uplift akibat permukaan yang tertekan ke atas.


Mekanisme Pergerakan


Para ilmuwan percaya, pergerakan lempang terjadi akibat adanya panas bumi yang tidak merata. Panas bumi yang berbeda- beda menyebabkan terjadinya konveksi besar. Selain itu, usia dari sebuah lempeng juga mempengaruhi. Lempeng samudra yang mengalami penuaan akan mengalami pendinginan. Saat mengalami pendinginan, kepadan menjadi bertambah, sehingga lempeng ini menghujam dan masuk ke dalam selimut bumi.
Akibatnya bagian belakang lithosfer mengalami tarikan dan astenosfer bergerak naik akibat adanya tekanan dari bawah. Terdapat 3 penyebab yang diyakini sebagai penyebab gerakan pada lempeng- lempeng di bumi. ketiga penyebab tersebut adalah gaya gesek, gaya gravitas, dan gaya dari luar bumi.
1. Gaya gesek adalah salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Gaya gesek dibedakan menjadi dua, yaitu basal drag dan slab suction. Basal drag adalah pergerakan akibat adanya gesekan antara astenosfer dan lithosfer. sedangkan slab suction adalah tarikan pada lempeng saat sebuah lempeng menghujam, dan masuk ke selimut bumi.
2. Gaya gravitas adalah gaya yang menarik ke adalam bumi. gaya ini akibat adanya lempeng yang memiliki kepadatan lebih berat, sehingga tertarik ke dalam selimut bumi. Proses ini disebut sebagai runtuhan. Terjadinya gaya ini juga akibat adanya pembengkakan lempeng. pembengkakan ini menyebabkan lempeng menjadi semakin berat.
3. Gaya dari luar adalah gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini adalah gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan akibat adanya rotasi bumi di bawah bulan. Gravitasi bulan menarik permukaan bumi keatas. Hal ini sama dengan proses terjadinya pasang. Akan tetapi pengaruh ini sangat kecil, akibat kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.

Pembagian Lempeng
Lempeng yang ada di bumi terbagi ke dalam 7 lempeng besar serta banyak lempeng- lempeng kecil. Lempeng- lempeng kecil terbentuk melalui perpecahan lempeng- lempeng besar. Lempeng- lempeng besar ini antara lain:
1. Lempeng Benua Afrika yang meliputi Afrika
2. Lempeng Benua Antartika yang meliputi Antartika
3. Lempeng Benua Australia yang meliputi Australia hingga India
4. Lempeng Benua Eurasia yang meliputi Asia dan Eropa
5. Lempeng Benua Amerika Utara yang meliputi Amerika Utara dan Siberia
6. Lempeng Benua Amerika Selatan yang meliputi Amerika Selatan
7. Lempeng Samudra Pasifik yang meliputi samudra pasifik
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat bencana alam yang cukup sering. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia dikelilingi oleh banyak lempeng. lempang pada indonesia adalah lempeng indo- australian dan lempeng eurasia. Lempeng di Indonesia bersifat konvergen, sehingga lempeng indo- australian yang masuk ke bawah lempeng eurasia. Selain itu, pada indonesia bagian timur, terdiri dari 3 lempeng sekaligus. Lempeng tersebut adalah lempeng filipina, lempeng pasifik, dan lempeng indo- australia.

 

TUGAS GEOMORFOLOGI 2

13 September 2017 09:24:04 Dibaca : 719

Nama : MOHAMAD ARIEF BEU


Kelas : A


Dosen pengampuh : INTAN NOVIANTARI MANYOE,S.si,M.T


Tugas : pengantar geomorfologi


1.definisi lembah,struktur geologi,topografi,proses endogen,proses eksogen dan erosi,glasial.


 1.pengertian lembah : Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan yang luasnya dari beberapa kilometer persegi sampai mencapai ribuan kilometer persegi. Lembah dapat terbentuk dari beberapa proses geologis. Lembah gletser yang umumnya berbentuk-U terbentuk puluhan ribu tahun yang lalu akibat erosi gletser. Selain berbentuk-U, lembah juga dapat berbentuk-V.
 2.struktur geologi : Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik .
 Pengertian topografi : topografi Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografiumumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.
 4.pengertian proses endogen : proses endogenikmerupakan proses pembentukan bentang alam yang disebabkan tenaga dari dalam kulit bumi.
 5.pengertian eksogen : Pengertian eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang bersumber dari luar yakni berupa tenaga air, angin, sinar matahari maupun tenaga dari makhluk hidup.
 6.pengertian erosi dan glasial : adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh glester yaitu massa es yang bergerak. Glester terdapat di wilayah kutub atau pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti pegunungan Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya. Massa gletser yang bergerak memenuhi lereng pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinamakan morena.


2 .skala waktu


Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di halaman ini disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh International Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari United States Geological Survey.Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman Kapur dan Paleogen didefinisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan berbagai spesies laut. Periode yang lebih tua, yang tak memiliki peninggalan fosil yang dapat diandalkan perkiraan usianya, didefinisikan dengan umur absolut.
banyak. Masa ini kurang lebih telah dimulai sejak 545 juta tahun yang lalu sewaktu hewan bercangkang keras pertama


1. Fanerozoikum adalah suatu eon pada skala waktu geologi yang memiliki kehidupan hewan yang sangat kali muncul dan masih berlangsung terus saat ini. Namanya diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti "kehidupan kasat mata", merujuk pada besarnya organisme sejak ledakan Kambrium. Fanerozoikum dibagi menjadi tiga era: Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.


2. Senozoikum, Kenozoikum, atau Neozoikum (bahasa Yunani: καινÏŒς, kainos, "baru", dan ζωή, zoe, "kehidupan", atau berarti "kehidupan baru") adalah era terakhir dari tiga era klasik geologi. Era ini berlangsung selama 65,5 juta tahun sampai sekarang, setelah peristiwa kepunahan massal Kapur-Tersier pada akhir periode Kapur yang menandai punahnya dinosaurus tanpa bulu dan berakhirnya era Mesozoikum.


3. Mesozoikum (/ˌɛmszəoʊɪk, mI-,-soʊ-/ atau /ˌmɛzəzoʊɪk,ˌmI-,-zoʊ-/) adalah selang waktu geologi dari sekitar 252 ke 66 juta tahun yang lalu. Disebut juga Zaman Reptil, frasa yang diperkenalkan oleh ahli paleontologi Gideon Mantell pada abad ke-19 yang melihat periode ini didominasi oleh reptil seperti Iguanodon, Megalosaurus, Plesiosaurus, serta yang sekarang disebut Pseudosuchia.

4. Mesozoikum berarti "kehidupan tengah", berasal dari bahasa Yunani awalan meso / μεσο- untuk "antara" dan Zoon / ζá¿•ον berarti "hewan"atau "makhluk hidup". Ini adalah salah satu dari tiga era geologi dari Eon Fanerozoikum, didahului oleh Paleozoic ("kehidupan purba") dan digantikan oleh Kenozoikum ("hidup baru"). Era ini dibagi menjadi tiga periode utama: Trias, Jura, dan Kapur, yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa zaman dan tahap.


5. Paleozoikum (bahasa Yunani: palaio, "tua" dan zoion, "hewan", berarti "kehidupan purba") adalah era pertama dari tiga era pada eon Fanerozoikum. Era ini berlangsung pada kurang lebih 542 sampai 251 juta tahun yang lalu, dan dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari yang paling tua: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm. Paleozoikum dilanjutkan dengan era Mesozoikum.


6. Neogen adalah suatu periode bagian dari era Kenozoikum pada skala waktu geologi yang dimulai sejak 23.03 ± 0.05 juta tahun yang lalu, melanjutkan periode Paleogen. Berdasarkan proposal terakhir dari International Commission on Stratigraphy, Neogen terdiri dari kala Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen dan berlangsung hingga saat ini. Sistem Neogen (formal) dan Sistem Tersier (nonformal) merupakan istilah untuk batuan yang terbentuk pada periode ini.


7. Neogen berlangsung kurang lebih selama 23 juta tahun. Selama periode ini, mamalia dan burung berevolusi dengan pesat; genus Homo juga mulai muncul pada periode ini. Bentuk kehidupan lain relatif tidak berubah. Terjadi beberapa gerakan benua, dengan peristiwa yang paling penting adalah terhubungnya Amerika Utara dan Selatan pada akhir Pliosen. Iklim mendingin sepanjang periode ini yang memuncak pada glasiasi kontinental pada sub-era Kuarter (atau kadang disebut juga periode pada beberapa skala waktu).


8. Paleogen adalah periode dalam skala waktu geologi yang merupakan bagian pertama dari era Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun antara 65,5 ± 0,3 hingga 23,03 ± 0,05 juta tahun yang lalu. Periode ini terdiri dari kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala Miosen pada periode Neogen.


9. Paleogen merupakan saat pertama berkembangnya mamalia dari jumlah yang sedikit dan bentuk yang sederhana, hingga membengkak menjadi beragam jenis pada akhir kepunahan massal yang mengakhiri periode Kapur (era Mesozoikum) sebelumnya. Beberapa mamalia ini akan berevolusi menjadi bentuk yang lebih besar yang mendominasi daratan, dan ada pula yang berevolusi menjadi mampu hidup di lingkungan lautan, daratan khusus, dan bahkan di udara. Burung juga berkembang pesat pada periode ini menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini. Cabang kehidupan lain di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan perubahan yang dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim menjadi lebih dingin sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di Amerika Utara di awal periode ini.


10. Periode Kapur atau Cretaceous adalah salah satu periode pada skala waktu geologi yang bermula pada akhir periode Jura dan berlangsung hingga awal Paleosen atau sekitar 145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode geologi yang paling lama dan mencakup hampir setengah dari era Mesozoikum. Akhir periode ini menandai batas antara Mesozoikum dan Kenozoikum. Periode ini ditandai sebagai suatu periode terpisah pertama kali oleh ahli geologi Belgia, Jean d'Omalius d'Halloy, pada tahun 1822 dengan menggunakan stratum di Basin Paris dan mendapat namanya berdasarkan banyaknya lapisan kapur (kalsium karbonat yang terbentuk oleh cangkang invertebrata laut, terutama coccolith) yang ditemukan pada periode . Kapur Akhir di Eropa daratan dan Kepulauan Britania.


11. Jura adalah suatu periode utama dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 56.3 juta tahun hingga 201.3 juta tahun yang lalu, setelah periode Trias dan mendahului periode Kapur. Lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tetapi waktu tepatnya tidak dapat dipastikan antara 5 hingga 10 juta tahun. Jura merupakan periode pertengahan era Mesozoikum, yang dikenal juga dengan "Zaman Dinosaurus". Awal periode ini ditandai dengan peristiwa kepunahan Trias-Jura. Nama periode ini diberikan oleh Alexandre Brogniart berdasarkan banyaknya batu kapur laut yang ditemukan di Pegunungan Jura, di daerah pertemuan Jerman, Perancis, dan Swiss. Dinosaurus merupakan hewan yang dominan pada zaman jura atau dalam bahasa inggris disebut JURASSIC ( jurasik ),jurassic berakhir dikarenakan meteor raksasa menabrak bumi, tepatnya jatuh di Meksiko,Amerika Utara 65 juta tahun yang lalu menyisakan pecahan bumi.


12. Trias adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 251 ± 0,4 hingga 199,6 ± 0,6 juta tahun yang lalu. Periode ini berlangsung setelah Permian dan diikuti oleh Jura. Awal dan akhir periode Trias masing-masing ditandai dengan peristiwa kepunahan besar. Peristiwa kepunahan yang mengakhiri periode Trias baru-baru ini berhasil ditentukan waktunya secara lebih akurat, tetapi sebagaimana halnya dengan periode geologi lain yang lebih tua, lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir teridentifikasi dengan baik, tetapi waktu persis awal dan akhir periode ini memiliki ketidakpastian sebanyak beberapa juta tahun. Semasa periode Trias, kehidupan laut dan daratan menunjukkan sebaran adaptif yang dimulai dengan biosfer yang sangat miskin setelah peristiwa kepunahan Permian-Trias. Karang dari kelompok Zoantharia muncul untuk pertama kalinya. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) mungkin mulai berkembang pada periode Trias, seperti juga vertebrata terbang pertama, pterosaurus.
13. Perm atau permian adalah periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum. Perm dibagi menjadi tiga kala yaitu Lopongian, Guadalupian, dan Cisuralian.


14. Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu hingga awal periode Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Seperti halnya periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tetapi tanggal tepatnya memiliki ketidakpastian sekitar 5-10 juta tahun. Nama "karbon" diberikan karena adanya lapisan tebal kapur pada periode ini yang ditemukan di Eropa Barat. Dua pertiga masa awal periode ini disebut subperiode Mississippian dan sisanya disebut subperiode Pennsylvanian. Pohon-pohon konifer muncul pada periode yang penting ini.


15. Devon adalah periode pada skala waktu geologi yang termasuk dalam era Paleozoikum dan berlangsung antara 416 ± 2,8 hingga 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu. Namanya berasal dari Devon, Inggris, tempat pertama kalinya batuan Exmoor yang berasal dari periode ini dipelajari. Semasa periode Devon, ikan pertama kali berevolusi dan memiliki kaki serta mulai berjalan di darat sebagai tetrapoda sekitar 365 juta tahun yang lalu. Tumbuhan berbiji pertama tersebar di daratan kering dan membentuk hutan yang luas. Di laut, hiu primitif berkembang lebih banyak dibanding periode Silur dan Ordovisium akhir. Ikan bersirip-cuping (lobe-finned, Sarcopterygii), ikan bertulang (bony fish, Osteichthyes) serta moluska amonite muncul untuk pertama kalinya. Trilobit, brachiopoda mirip moluska, dan terumbu karang besar juga masih sering ditemukan. Kepunahan Devon Akhir sangat memengaruhi kehidupan laut.


16. Silur adalah periode pada skala waktu geologi yang berlangsung mulai akhir periode Ordovisium, sekitar 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu, hingga awal periode Devon, sekitar 416,0 ± 2,8 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi lainnya, lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tetapi tanggal tepatnya memiliki ketidakpastian sebesar 5-10 juta tahun. Awal Silur ditentukan pada suatu peristiwa kepunahan besar (peristiwa kepunahan Ordovisium-Silur) sewaktu 60% spesies laut musnah.


17. Ordovisium adalah suatu periode pada era Paleozoikum yang berlangsung antara 488,3 ± 1,7 hingga 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu. Periode ini melanjutkan periode Kambrium dan diikuti oleh periode Silur. Periode yang mendapat namanya dari salah satu suku di Wales, Ordovices, ini didefinisikan oleh Charles Lapworth pada tahun 1879 untuk menyelesaikan persengketaan antara pengikut Adam Sedgwick dan Roderick Murchison yang masing-masing mengelompokkan lapisan batuan yang sama di Wales utara masuk dalam periode Kambrium dan Silur. Lapworth mengamati bahwa fosil fauna pada strata yang dipersengketakan ini berbeda dengan fauna pada periode Kambrium maupun Silur sehingga seharusnya memiliki periode tersendir.

i18. Kambrium (bahasa Inggris: Cambrian) adalah periode pada skala waktu geologi yang dimulai pada sekitar 542 ± 1,0 jtl (juta tahun lalu) di akhir eon Proterozoikum dan berakhir pada sekitar 488,3 ± 1,7 jtl dengan dimulainya periode Ordovisium. Periode ini merupakan periode pertama era Paleozoikum dari eon Fanerozoikum. Nama "Kambrium" berasal dari Cambria, nama klasik untuk Wales, wilayah asal batuan dari periode ini pertama kali dipelajari.Ciri khas periode ini adalah fenomena Letusan Kambrium, di mana terjadi kemunculan mendadak banyak filum yang tidak ada di lapisan sebelumnya, dan filum-filum ini meliputi makhluk yang sederhana sampai lebih rumit, yang dahulunya diduga baru akan muncul berjuta-juta tahun kemudian.

19. Prakambrium adalah nama informal untuk eon-eon pada skala waktu geologi yang terjadi sebelum eon Fanerozoikum saat ini. Periodenya dimulai dari pembentukan Bumi sekitar 4500 juta tahun yang lalu hingga evolusi hewan makroskopik bercangkang keras, yang menandai dimulainya Kambrium, periode pertama dari era pertama (Paleozoikum) eon Fanerozoikum, sekitar 542 juta tahun yang lalu. Umumnya Prakambrium dianggap terdiri dari eon Hadean, Arkean, dan Proterozoikum.

20. Proterozoikum adalah eon yang mewakili suatu periode sebelum merebaknya kehidupan kompleks pertama di muka Bumi. Masa ini berlangsung antara 2500 sampai 542 (± 1) juta tahun yang lalu dan merupakan tadinya merupakan bagian dari masa Prekambrium. Proterozoikum didahului oleh eon Arkean dan dilanjutkan oleh Fanerozoikum dan terdiri dari tiga era yang berturut-turut dari yang paling tua: Paleoproterozoikum, Mesoproterozoikum, dan Neoproterozoikum. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa ini antara lain adalah: transisi menjadi atmosfer beroksigen pada era Mesoproterozoikum; beberapa glasiasi, termasuk terjadinya hipotesis "Bumi Bola Salju" (Snowball Earth) semasa periode Kriogenian pada akhir Neoproterozoikum; serta periode Ediakaran (635 hingga 542 juta tahun yang lalu) yang ditandai dengan evolusi organisme multiselular bertubuh lunak.


21. Arkean, dulunya disebut Arkeozoikum, adalah suatu eon geologi sebelum Proterozoikum yang berakhir 2500 juta tahun yang lalu. Batas ini tidak ditentukan secara stratigrafi melainkan secara kronometri. Titik awal masa ini tidak secara resmi diakui oleh International Commission on Stratigraphy, tetapi biasanya dianggap berlangsung sejak 3800 juta tahun yang lalu, di akhir eon Hadean. Arkean terdiri dari empat era, berturut-turut dari yang paling awal: Eoarkean, Paleoarkean, Mesoarkean, dan Neoarkean.


22. Hadean adalah eon geologi sebelum Arkean. Periode ini dimulai sejak pembentukan Bumi hingga berakhirnya pada kurang lebih 3800 juta tahun yang lalu, walaupun waktu berakhir ini bervariasi menurut sumber-sumber yang berbeda. Namanya diambil dari "Hades", bahasa Yunani untuk "tak tampak" atau "neraka" dan menggambarkan dunia bawah atau merujuk pada kondisi Bumi pada saat itu. Ahli geologi Preston Cloud menciptakan istilah ini pada tahun 1972, awalnya untuk memberi nama periode sebelum batuan yang paling awal ditemukan. W. B. Harland selanjutnya memberikan istilah yang hampir sinonim: "periode Priskoan". Teks-teks yang lebih tua menggunakan istilah sederhana "Pra-Arkean" sedangkan pada abad ke-19 dan abad ke-20 umum digunakan istilah "Azoik" yang artinya tanpa atau sebelum kehidupan untuk merujuk pada periode ini.


23. Neoproterozoikum adalah era geologi yang berlangsung antara 1000 hingga 542 juta tahun yang lalu dan merupakan bagian akhir eon Proterozoikum dan masa Prakambrium. Era ini mungkin merupakan salah satu era yang memiliki catatan geologis paling menarik karena Bumi dilanda oleh beberapa glasiasi terparah yang pernah diketahui, sampai-sampai lembaran es bisa mencapai khatulistiwa. Pada bagian akhir era ini, periode Ediakara, ditemukan fosil paling awal kehidupan multisel, termasuk hewan-hewan paling awal. Neoproterozoikum terdiri tiga periode: Tonian, Cryogenian, dan Ediacaran.


24. Mesoproterozoikum adalah era geologi yang berlangsung antara 1600 hingga 1000 juta tahun yang lalu dan merupakan bagian dari eon Proterozoikum. Peristiwa penting pada era ini adalah pembentukan superbenua Rodinia dan evolusi reproduksi seksual. Era ini dibagi menjadi tiga periode: Calymmianm, Ectasian, dan Stenian.


25. Paleoproterozoikum adalah era geologi pertama dalam eon Proterozoikum yang berlangsung antara 2500 hingga 1600 juta tahun yang lalu. Benua-benua pertama kali stabil pada era ini. Era ini juga merupakan era berkembangnya cyanobakteria, suatu tipe bakteri yang menggunakan proses biokimia fotosintesis untuk menghasilkan energi dan oksigen. Era ini dibagi menjadi empat periode: Siderian, Rhyacian, Orosirian, dan Statherian. Sebelum adanya peningkatan berarti oksigen atmosferik, hampir semua bentuk kehidupan merupakan anaerob, yang metabolismenya berlangsung melalui respirasi seluler yang tidak membutuhkan oksigen. Oksigen bebas dalam jumlah besar bersifat racun bagi sebagian besar bakteri anaerob, karenanya, pada masa ini hampir semua kehidupan di Bumi punah. Organisme yang dapat bertahan hidup adalah yang resisten terhadap oksidasi dan efek racun oksigen atau yang tinggal di lingkungan yang bebas oksigen. Peristiwa ini disebut dengan Bencana Oksigen.


26. Neoarkean adalah era yang termasuk dalam eon Arkean dan berlangsung antara 2800 hingga 2500 juta tahun yang lalu. Periode ini didefinisikan secara kronometri dan tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Pada era ini, fotosintesis dengan oksigen pertama kali berkembang dan bertanggung jawab atas bencana oksigen (oxygen catastrophe) yang akan terjadi nanti pada 2400 juta tahun yang lalu pada era Paleoproterozoikum. Peristiwa ini timbul karena penumpukan oksigen beracun di atmosfer yang dihasilkan oleh organisme fotoautotrof yang berkembang pada era Neoarkean ini.


27. Mesoarkean adalah era geologi bagian dari eon Arkean yang berlangsung 3200 hingga 2800 juta tahun yang lalu. Periode ini ditentukan secara kronometri dan tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Fosil yang ditemukan di Australia menunjukkan bahwa stromatolit telah hidup di Bumi sejak era ini.


28. Paleoarkean adalah era geologi dalam eon Arkean yang berlangsung antara 3600 hingga 3200 juta tahun yang lalu. Periode ini didefinisikan secara kronometri dan tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Bentuk kehidupan tertua yang berhasil ditemukan berupa bakteri yang berumur lebih dari 3460 juta tahun ditemui di Australia Barat dan berasal dari era ini.


29. Eoarkean adalah suatu era pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 3800 hingga 3600 juta tahun yang lalu. Era ini merupakan bagian pertama dari eon Arkean, didahului oleh eon Hadean, dan dilanjutkan oleh era Paleoarkean. International Commission on Stratigraphy tidak merekomendasikan batas bawah era ini. Namanya berasal dari dua kata bahasa Yunani: eos (fajar) dan archios (kuno). Superbenua pertama Vaalbara muncul pada periode ini.


30. Holosen adalah kala dalam skala waktu geologli yang berlangsung mulai sekitagr 10.000 tahun radiokgllarbon, atau kurang lebih 11.430 ± 130 tahun kalender yang lalu (antara 956y0 hingga Holosen adalah kala keempat dan terakhir dari periode Neogen. Namanya berasal dari bahasa Yunani á½…λος ("holos") yang rarti keseluruhan dan καινή ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir. Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium".pada kala holosen sebagian besar es di kutub sudah mulai lenyap sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah paparan sunda dan paparan sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan muncullah manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang.


31. Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani πλεá¿–στος (plestos, "paling") dan καινÏŒς (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi. Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan beberapa tahap fauna.


32. Plestosen awalnya dikenal dengan diluvium, yakni formasi sekarang (holosen atau aluvium); bermula dari 1.750.000 tahun lalu dan berakhir sampai 10000 tahun lalu. kala pertama dalam zaman kuarter, di bawah satuan waktu geologi ini terdapat kala pliosen, dan diatasnya kala holosen. Pada kala plestosen bumi mengalami beberapa zaman es. Kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan kepunahan berbagai jenis yang mendahuluinya, seperti pithecanthropus erectus. Di pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, kala ini dicirikan dengan kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang. Dari masa ini juga dikenal sebagai megaloceros (rusa besar), coelodonta antiquitatis (badak berbulu wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (beruang yang hidup dalam gua), smilodon (semacam kucing besar), rusa kutub, bison, dll.


33. Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen di era Kenozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti oleh kala Pleistosen. Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani πλεá¿–ον (pleion, "lebih") dan καινÏŒς (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti "kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif modern yang hidup pada zaman ini. Seperti periode geologi lain yang lebih tua, stratum geologi yang menentukan awal dan akhir teridentifikasi, tetapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak tak pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebih hangat dan Pliosen yang relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya ditentukan pada awal glasiasi Pleistosen, tetapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak geologis berpendapat bahwa pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih berguna. Narciso Benítez, seorang astronom dari Universitas Johns Hopkins, dan timnya mengajukan teori bahwa suatu supernova mungkin merupakan penyebab kepunahan hewan laut yang menandai batas Pliosen-Pleistosen, dengan menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada lapisan ozon.


34. Miosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 23,03 hingga 5,332 juta tahun yang lalu. Seperti halnya periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan awal dan akhir kala ini dapat teridentifikasi, tetapi waktu tepat awal dan akhirnya tidak dapat terlalu dipastikan. Miosen dinamai oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani μείων (meioon, "kurang") dan καινÏŒς (kainos, "baru") dan kurang lebih merujuk pada "kurang baru" karena hanya memiliki 18% (kurang dari Pliosen) invertebrata laut modern. Miosen mengikuti Oligosen dan diikuti oleh Pliosen dan merupakan kala pertama pada periode Neogen.

35. Oligosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung dari sekitar 34 hingga 23 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan periode ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu awal dan akhirnya agak kurang dapat dipastikan. Namanya berasal dari bahasa Yunani oligos ("beberapa") dan ceno ("baru"), dan merujuk pada sedikitnya penambahan mamalia modern setelah peledakan evolusi pada kala Eosen. Oligosen melanjutkan kala Eosen dan diikuti oleh Miosen dan merupakan kala ketiga dan terakhir pada periode Paleogen. Awal Oligosen ditandai dengan kepunahan massal yang mungkin berhubungan dengan tumbukan objek luar angkasa yang ditemukan di Siberia dan dekat Chesapeake Bay. Batas antara Oligosen dan Miosen tidak dapat ditentukan secara mudah dengan suatu peristiwa, melainkan merupakan batas yang semu antara Oligosen yang lebih hangat dengan Miosen yang relatif lebih dingin.


36. Eosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung 55,8 ± 0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu yang merupakan kala kedua pada periode Paleogen di era Kenozoikum. Kala ini berlangsung mulai akhir kala Paleosen hingga awal Oligosen. Awal Eosen ditandai dengan kemunculan mamalia modern pertama. Akhir Eosen adalah suatu kepunahan massal yang disebut Grande Coupure, yang mungkin berhubungan dengan satu atau lebih bolide (meteor besar) yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay. Seperti halnya periode geologi lain, stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.


37. Paleosen, "awal fajar masa kini", adalah kala yang berlangsung antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama dari periode Paleogen di era modern Kenozoikum. Seperti halnya skala waktu geologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.
38. Ediakara atau Ediakarium adalah periode geologi ketiga dan terakhir pada era Neoproterozoikum yang berlangsung dari 635 - 541 juta tahun yang lalu. Waktu tersebut bukan berdasarkan stratigrafi, melainkan didefinisikan secara kronometrik. Periode Ediakara, dinamai dari nama Ediacara Hills di Australia Selatan adalah periode terakhir dari era Neoproterozoik dan dari eon Proterozoik, yang kemudian diikuti oleh periode Kambrium, periode pertama era Paleozoik dari eon fanerozoik.

3. 10 konsep dasar geomorfologi

10 Konsep Geomorfologi
1. “Proses fisik dan hukum yang terjadi seluruhnya saat ini telah terjadi juga sepanjang waktu geologi, meskipun intensitasnya tidak. James Hutton mengajarkan “the present is the key to the past”, tetapi dia mengaplikasikan prinsip ini terlalu kaku dan berpendapat sama seperti sekarang”. Konsep ini hampir sama dengan prinsip yang dikemukakan oleh James Hutton pada 1785 yaitu prinsip uniformitarianisme bahwa proses geologi yang terjadi dahulu dan sekarang mempunyai intensitas yang sama. Telah terbukti bahwa intensitas kejadian geologi tiap waktu tidak sama, seperti gletser pada Pleistosen lebih besar intensitasnya dibanding sekarang.
2. “Struktur geologi adalah salah satu pengontrol dominan dalam evolusi pada bentang alam dan tercermin pada daratan tersebut”. Pada suatu waktu W.M Davis mengajarkan bahwa struktur, proses, dan tingkatan adalah faktor pengontrol utama pada bentang alam. Tetapi apa yang diajarkan Davis tentang “tingkatan” cukup diragukan oleh para geomorfologist. Hal yang tidak diragukan adalah tentang proses dan struktur. Istilah struktur tidak hanya mencakup lipatan, kekar, dan uncomfotmity tetapi juga mencakup cara bagaimana material bumi membentuk daratan yang meninggalkan jejak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya seperti sikap batuan, kehadiran kekar, sesar, unsur mineral, dan sebagainya.
3. “Banyak relief permukaan Bumi karena proses geomorfologi berlangsung pada kecepatan yang berbeda”. Alasan utama gradasi pada permukaan bumi terjadi secara berbeda adalah batuan pada kerak Bumi memiliki ragam litologi dan struktur dan oleh karena itu menyebabkan perbedaan resistensi dalam proses gradasi. Perbedaan pada komposisi dan struktur batuan tercermin tidak hanya pada variasi geomorfologi secara regional tetapi juga pada topografi lokal. Selain litologi dan struktur ada juga faktor lain yang mempengaruhi seperti suhu, kelembaban, ketinggian, mikroklimatik, dan jumlah vegetasi yang menutupi permukaan. Pengaruh-pengaruh ini akan tampak pada intensitas pengendapan, laju penguapan, jumlah embun tanah, dan sebagainya.
4. “Proses geomorfologi meninggalkan jejak khusus pada bentang alam, dan setiap proses geomorfologi menghasilkan karakter yang terkumpul pada pembentukan muka bumi”. Proses yang dimaksud mencakup proses fisik dan kimia yang terjadi saat modifikasi muka Bumi. Bentang alam mempunyai pembeda yang bergantung pada proses geomorfologi pada saat pembentukannya seperti dataran banjir, kipas aluvial, dan delta yang dibentuk oleh arus. Meskipun sangat tepat bahwa pembentukan bentang alam berasal dari proses geomorfologi yang terpisah, tetapi kita akan menyadari bahwa bentang alam adalah produk dari sekelompok proses.
5. “Karena agen erosional berbeda pada permukaan Bumi, maka akan menghasilkan urutan yang sesuai dengannya pada bentang alam”. Hampir semua geomorfologist percaya bahwa bentang alam memiliki proses yang teratur dan berurutan, tetapi tidak selalu melewati tahapan muda, dewasa, dan tua. Konsep muda, dewasa, dan tua mungkin cocok pada tingkat dasar tetapi tidak cocok ketika pendekatan canggih dilakukan pada evolusi bentang alam.
6. “Kompleksitas dari evolusi geomorfologi lebih lazim dibandingkan dengan yang sederhana”. Biasanya kebanyakan detail topografi dibuat dari proses selama siklus erosi, sangat jarang kumpulan bentang alam yang terbentuk dari satu proses geomorfologi. Horberg (1952) mengelompokkan interpretasi bentang alam dalam 5 kategori utama : sederhana (produk dari satu proses geomorfologi yang utama), campuran (produk dari dua atau lebih proses geomorfologi baik dipermukaan seperti angin dan gletser
7. berpengaruh terhadap jumlah, jenis, dan
8. “Geomorfologi tidak hanya fokus terhadap bentang alam masa kini, tetapi juga maupun di bawah permukaan seperti sesar dan larutan air bawah tanah), monosiklik (menghasilkan jejak hanya dari satu siklus erosi, lebih sedikit dibanding multisiklik), multisiklik (menghasilkan jejak lebih dari satu siklus erosi), dan resurrected landscapes. Selain itu ada konsep tambahan yaitu polyclimatic landscapes, yaitu banyak bentang alam yang berkembang dalam kondisi lebih dari satu kondisi iklim bersamaan dengan variasi kondisi dominan pada proses geomorfologi. Resurrected landscapes adalah bentang alam yang terbentuk selama periode waktu geologi yang lalu, kemudian terkubur di bawah yang ditutupi oleh batuan sedimen atau beku.
9. “Sedikit topografi Bumi lebih tua daripada Tersier dan kebanyakan tidak ada yang lebih tua daripada Pleistosen”. Ashley (1931) memperkirakan setidaknya 90 persen daratan yang ada sekarang terbentuk pada post-Tersier dan mungkin sekitar 99 persen terbentuk pada post-tengah Miosen. Contohnya seperti pegunungan Himalaya pertama terlipat pada zaman Kapur dan hampir seluruh topografi seperti sekarang terbentuk pada Pleistosen.
10. “Interpretasi yang tepat pada bentang alam masa kini tidak mungkin tanpa apresiasi dari pengaruh perubahan geologi dan iklim selama Pleistosen”. Gletser dan diastropishm adalah kejadian yang signifikan pada Plesitosen yang mempengaruhi bentang alam yang kita jumpai pada masa kini. Diastropishm berperan pada pembentukan bentang alam disekitar batas lempeng laut pasifik. Gletser yang terjadi pada Plesitosen salah satunya berefek pada arus yang terjadi pada sungai Ohio dan Missouri yang kita lihat sekarang. Air lelehan dari zaman es diperkirakan berefek pada permukaan Bumi seluas 10.000.000 m2.
11. “Apresiasi terhadap perubahan iklim dunia diperlukan untuk memahami secara tepat terhadap ragam penting dari proses geomorfologi yang berbeda”. Ragam iklim dapat mempengaruhi operasi dari proses geomorfologi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara tidak langsung adalah seperti iklim yang masa lalu”. Geomorfologist juga dapat menyusun sejarah tentang suatu bentang alam yakni dengan prinsip uniformitarianisme .

4 .tahap perkembangan muda,dewasa dan tua


1. Tahapan Muda : Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungaiyang aktivitas aliran sungainya mengerosi kearah vertikal. Aliran sungai yang menmpati seluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya profil lembahnya membentuk seperti huruf V. Air terjun dan arus yang cepat mendominasi pada tahapan ini
2. Tahapan Dewasa: Tahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanya pembentukan dataran banjir secara setempat setempat dan semakin lama semakin lebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan pada sungai yang sudah masuk dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliran yang berbentuk meander, penyisiran kearah depan dan belakang memotong suatu dataran banjir (flood plain) yang cukup luas sehingga secara keseluruhan ditempati oleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai sudah memperlihatkan keseimbangan antara laju erosi vertikal dan erosi lateral.
3. Tahapan Tua : Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebardari dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. Pada umumnya dicirikan oleh danau tapal kuda (oxbow lake) dan rawa-rawa (swampy area). Erosi lateral lebih dominan dibandingkan erosi lateral.
Contoh gambar :

5.ASPEK- ASPEK GEOMORFOLOGI
1. Aspek morfografi
a. morfografi adalah suatu bentuk lahan yang di nyatakan dalam kualitatif
b. morfometri adalah suatu bentuk lahan yang di nyatakan dalam kuantitatif
2. Aspek morfogenesis
yaitu menyangkut asal usul dari bentuk lahan. morfogenesis terkait dengan tenaga dan proses geomorfologi
3. Aspek morfoklonologis
yaitu membahan tentang urutan kejadian suatu lahan yang di wujudkan dalam bentuk peta.
4. Aspek morfosiasi
yaitu membahas tentang urutan kejadian antara satu bentuk lahan dengan bentuk lahan yang lain.

 

PENGANTAR GEOMORFOLOGI

31 August 2017 16:43:17 Dibaca : 388

MATA KULIAH : GEOMORFOLOGI UMUM


DOSEN PENGAMPUH : INTAN NOVIANTARI MANYOE, S.si, MT


MATA KULIAH : PENGANTAR GEOMORFOLOGI


NAMA : MOHAMAD ARIEF BEU


KELAS : A

A. PENGERTIAN GEOMORFOLIGI
GEOMORFALOGI berasal dari bahasa Yunani, yaitu (geo) berarti bumi, (morphe) berarti bentuk, (logos) berarti uraian atau pembahsan. Geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan proses terbentuknya suatu permukaan bumi.

 


B. SEJARA GEOMORFOLOGI
Geomorfologi sejak awal abad 19 telah dikenal di negara-negara berkembang dan sebagai disiplin akademik kira-kira muncul sebelum abad ke 17. Perkembangan yang pesat dari geomorfologi terjadi pada awal abad ke 20 di negara-negara berkembang, sedangkan di Indonesia geomorfologi baru dikenal pada awal abad ke 20. Awal perkembangannya geomorfologi lebih bersifat akademik, sebagai ilmu pendukung geografi dan geologi, tetapi dalam dasawarsa terakhir ini geomorfologi mulai dirasakan arti pentingnya dalam pembangunan maupun dalam pengelolaan lingkungan hidup. Geomorfologi yang kita pelajari seperti saat sekarang ini telah melalui pengalaman panjang dalam membangun konsep dasar dan metodologinya. Ada 5 fase perkembangan geomorfologi yang dapat ditelusuri, yang masing-masing uraiannya adalah sebagai berikut:
1). Fase pertama (sebelum abad ke 17)
Fase ini merupakan fase peletak dasar pemikiran geologi dan geomorfologi yang telah dimulai lima abad sebelum Masehi (Thornbury, 1954). Pandangan kuno yang terkait dengan geologi dan geomorfologi seperti dikemukakan oleh Herodutus (485-425 SM), Aristotle (384-322 SM), Strabo (54 SM – 25 M) dan Senecca (- SM – 65 M). Herodutus, mengamati penimbunan geluh (loam) dan lempung (clay) oleh S. Nil, sehingga memberikan julukan “Mesir adalah pemberian S. Nil”. Pandangan Herodutus yang lain adalah perbukitan di Mesir yang mengandung kerang, pada masa lampau pernah di bawah permukaan laut.
2). Fase kedua (Abad 17 dan 18).
Pada fase ini ada dua konsep yang menonjol, yaitu konsep katastrofisme dan konsep uniformitarianisme (King, 1976). Konsep katastrofisme dikemukakan oleh Abraham Kitlob Wenner (1979-1817). Konsep tersebut muncul atas dasar pengamatan Wenner pada strata batuan yang ternyata setiap stratum (lapisan) memiliki sifat yang khas. Hasil pengamatan tersebut diformulasikan menjadi konsep lahirnya bumi yang berasal dari basin lautan yang besar. Wenner berpandangan bahwa setiap stratum batuan terjadi pads suatu dasar tubuh perairan yang luas kemudian mengendapkan sedimennya di atas stratum yang ada sebelumnya. Material yang lebih mampat terendapkan oleh larutan yang pekat/kental. Pada waktu material secara berangsur-angsur diendapkan, laut secara berangsur-angsur menyusut sehingga terbentuk daerah yang sekarang ini. Pandangan Wenner lain yang terkait dengan konsep dasar geomorfologi adalah:
1. batuan dasar yang berupa batuan granit tidak berfosil;
2. setiap gradien sungai akan mencapai tingkat keseimbangan, dan gradien sungai merupakan fungsi dari kecepatan, debit dan muatan sedimen;
3. seluruh sistem sungai merupakan suatu sistem yang terintegrasi.
3). Fase Ketiga (Awal abad 19).
Pada fase ke tiga dari perkembangan geomorfologi ada tiga tokoh yang terkenal yaitu: Sir Charles Lyell (1797-1875), Dean William Buckland (1784-18560 dan Louis Agassiz (1807-1873).
Lyell sebenarnya lebih antusias dalam geologi daripada ke geomorfologi, dengan bukti karyanya yang berjudul “Principle of Geology”. Sumbangan pemikirannya dalam geomorfologi adalah tentang perkembangan bentuklahan yang lambat bahkan melebihi waktu geologi. Meskipun Lyell banyak mengadakan pengamatan terhadap muatan suspensi, debit dan peubah-peubah lainnya, tetapi memberikan suatu konsep yang mendasar. Dalam pengamatannya terhadap gletser (es), Lyell tidak mempercayai kapasitas daya angkutnya dalam memindahkan bongkah dan endapan gletser. Buckland, sangat setuju dengan siklus hidrologi, akan tetapi tidak begitu mengerti mengapa sungai dapat membentuk lembahnya sendiri. Buah fikiran Buckland yang lain adalah:
1. relief merupakan basil dari struktur geologi dan bukan oleh proses erosi;
2. material yang terangkut dari hulu dan melalui lembah sungai akan terendapkan di laut;
3. pasang surut merupakan tenaga utama dalam transportasi material di bawah permukaan air laut.
4. Fase ke empat (Akhir abad 19).
Pada fase ke empat ini paling tidak ada lima tokoh yang terkenal, yaitu: Sir Andrew Ramsey; G.K. Gilbert; J.W. Powell; C.G. Greenwood dan J.B. Jukes. Sumbangan fikiran Ramsey (1814-1891) dalam geomorfologi terutama dalam proses glasial. Pendapat penting dari Ramsey, antara lain:
1. ada hubungan penting antara teori glasial dengan teori fluvial; terutama untuk mengetahui tenaga gletser untuk mengerosi;
2. kejadian danau di daerah bergletser tidak dapat dijelaskan dengan proses fluvial, tetapi dapat dijelaskan dengan proses glasial;
3. tenaga erosi dari gletser terutama terdapat pads bagian bawah;
4. ada hubungan antara retakan/lenturan dengan arah sungai.
5. Fase ke lima (Awal abad 20)
5. Dalam fase lima ini tokoh yang paling terkenal adalah William Moris Davis (1850-1934). Teori yang pertama dikemukakan adalah “Siklus Geomorfik” yang diterbitkan tahun 1889 dalam makalahnya yang berjudul “The rivers and valleys in Pennsylvania”. Dalam siklus geomorfik tersebut disebutkan bahwa semua bentuklahan akan berkembang menurut tiga stadium, yaitu : stadium muda, dewasa, dan tua. Konsep Davis lainnya yang terkenal adalah trilogi. Konsep trilogi tersebut menjelaskan bahwa bentukahan ditentukan oleh struktur, proses dan stadium.


C. ARTI PENTING GEOMORFOLIGI
Geomorfologi memiliki arti penting yaitu sebagai pendukung ilmu kebumian. Geomorfologi mempunyai peranan penting, sperti peranannya dalam geografi fisik dan terapannya dalam penelitian salain itu mulai dirasakan arti pentingnya dalam pembangunan.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong