geomofologi vulkanik, seismologi dan geotektonik

15 September 2017 14:30:15 Dibaca : 1160

mata kuliah : geomorfogi umum

pengampu : Intan noviantari manyoe S.Si.MT

 

A. Vulkaologi
Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gunung api. Gunung api awal dibentuk oleh tenaga endogen atau tenaga berasal dari dalam bumi yang membentuk muka bumi dengan bebagai lahan.
Preoses terjadinya gunung api

Proses Terjadinya Gunung Berapi Lengkap - Gunung berapi ialah gunung yang berbentuk ketika magma dari bumi ke permukaan. Gunung berapi dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat merusak atau tenang, dan jenis bahan menghela tengah dipancarkan. Ketika dikeluarkan, gunung berapi mengirimkan magma, bom vulkanik, terak, sisa-sisa api, baik dari lava, gas dan uap panag. Bahan habis oleh ejections vulkanik memiliki sifat yang tidak ada batu lainnya.
Gunung berapi berbentuk konsekuensi cairan batunya berkumpul di dasar meliputi tersebut. Keadaan ini suhu yang sangat panas di bawah luar penyebabnya dunia batunya mendapat menjadi cairan. Batu ini dikenal sebagai magma pelunakan.
Sebagian besar dari magma yang membentuk sekitar 80 km ke 160 km di bawah permukaan dunia. Hot magma naik ke permukaan bumi dalam pandangan berat badan dan kurang tebal dari batu meliputi. Magma mengalir keluar ke permukaan dunia melalui ventilasi vulkanik atau lohong dianggap sebagai magma. Kebanyakan gunung berapi yang dibingkai di wilayah pinggiran piring. Para peneliti telah maju hipotesis lempeng tektonik menggambarkan prosedur pengaturan air mancur magma cair.
Susunan dari Gunung Berapi
Gunung berapi terbangun pada beberapa segmen dan struktur struktur. Setiap bagian memiliki bagian dan kapasitas yang mendukung satu sama lain, membentuk aksi musim semi tercurah lava. Beberapa bagian dari gunung berapi, antara lain, adalah sebagai per berikut.


1. Struktur Kawah
Struktur lubang adalah bagian dari musim semi tercurah lava yang memiliki morfologi negatif atau putus asa. Segmen ini berbentuk karena pergerakan air mancur magma cair. Rongga bagian yang berbentuk bundardan adalah pada titik tertinggi gunung.


2. Caldera
Kaldera adalah bagian dari air mancur magma cair yang memiliki bentuk tampak seperti lubang. Di sisi lain. garis dalam kaldera berukuran lebih dari 2 km. Kaldera itu sendiri terbuat dari beberapa bagian. selain hal-hal lain karena ejeksi dari besaryang emisi kaldera melemparkan paling besar tubuh kaldera.
Ada tambahan yang disebut juga dengan kaldera runtuhan. yaitu kaldera dibentuk oleh air mancur tubuh magma cair agak turun karena bahan yang ternyata dalam jumlah besar dari dapur magma. Ada tambahan kaldera bangkit kembali, yang merupakan gangguan semacam kaldera terjadi dengan alasan bahwa sebagian besar air mancur magma cair dan hasil metodologi dengan rincian sepotong tengah-tengah kaldera. Sebuah kaldera disintegrasi semacam membawa sebagai efek lanjutan dari ditarik keluar metodologi disintegrasi pada pembagi lubang. Hal ini kemudian mendorong segmen diperbesar membingkai kaldera.


3. Retak dan Graben
Retak dan graben adalah bagian dari musim semi tercurah lava sebagai perpecahan dalam kumpulan gunung. Pannjang perpecahan ini dapat mencapai beberapa kilometer dan kedalaman hingga sejumlah besar meter. Retak paralel yang membuat beberapa bagian dari sebuah jurnal online yang disebut penurunan graben.


4. Kesedihan Volcano Tektonik
Segmen ini dibentuk oleh gunung memperpanjang yang pergi sebelum penataan kondisi seperti air mancur dari magma cair. Segmen ini dibingkai karena pergeseran magma korosif ke permukaan bumi dalam jumlah besar. Korosif magma sumber itu sendiri lambung dunia dan kemalangan yang bisa terjadi pada kedalaman puluhan hingga sejumlah besar meter.
Proses terjadinya Gunung Berapi
Gunung berapi dapat dibingkai ketika dua piring pertembungan ditetapkan. Pertembungan Terjunam ini menyebebkan satu piring di bawah lempeng lainnya. Zona Pengaturan ini akan berada di rekening suhu cairan sangat panas di dasar luar. Hal ini menambah sedikit cairan magma dalam mantel sehingga mengalir keluar ke permukaan bumi di gunung berapi. Gunung berapi yang ditemukan tambahan di zona Permatang laut. Bahan Perebakan dasar laut di mana magma naik membantah litosfera bantalan terbalik. Magma akan membentuk dasar laut sebagai laut Permatang. Sumur lava di Islandia adalah semacam ini yayasan. Sebagian baik dari lava berbentuk tengah piring, piring jauh dari pinggiran sebagai Kepulauan Hawaii. Para peneliti menjelaskan bahwa balik titik mantel batuan dipanaskan dan naik secara bertahap ke permukaan bumi. Munculnya magma ke permukaan bumi yang direncanakan 13 cm sampai 15 cm setiap tahun. Pada titik ketika kepulan magma naik ke permukaan bumi, gunung berapi berbentuk. Metodologi penyusunan musim semi ini tercurah lava yang disebut area masalah (problem area). Rajah di bawah menunjukkan tiga pengaturan vulkanik. Gunung berapi juga digunakan untuk nama keajaiban susunan es gunung berapi atau gunung berapi es dan lumpur gunung berapi atau lumpur vulkanik. Es gunung berapi dasar di wilayah yang memiliki musim dingin dingin, sedangkan gunung berapi lumpur dapat dilihat di zona Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang terkenal sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi ditemukan di seluruh dunia, namun area sumur yang paling jelas dari lava adalah sumber dari magma cair terletak di Cincin Api Pasifik di sepanjang tikungan (Pacific Ring of Fire). Cincin Api adalah garis bergeseknya tikungan antara dua lempeng tektonik. Gunung berapi ditemukan dalam struktur yang berbeda selama hidup mereka. Gunung berapi dinamis mungkin berakhir menjadi setengah dari, beristirahat, sebelum mendapatkan menjadi inert atau mati. Dalam kasus apapun, gunung berapi yang cocok istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum itu akan menjadi dinamis sekali lagi. Oleh karena itu, sulit untuk fokus kondisi asli dari musim semi tercurah lava itu, jika air mancur magma cair dalam kondisi istirahat atau telah lulus padaT.


Pengembangan lempeng telah mendorong empat bagian vulkanik yang beragam, antara lain:


1) Perkembangan daratan luar lapisan, lempeng bergerak jauh dari satu sama lain untuk memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, dan setelah itu membentuk kurva laut vulkanik.


2) Dampak antara lapisan luar, di mana meliputi maritim subduksi di bawah lambung daratan. Sebagai efek lanjutan dari penggilingan antara pencairan lambung dan batu bergerak batu cair ke permukaan melalui istirahat dan setelah itu membentuk sebuah tikungan gunung berapi di tepi daratan.


3) Daratan meliputi dari satu sama lain pada tingkat pesawat, membawa sekitar retak atau masalah. Istirahat atau istirahat ke permukaan jalan untuk melunakkan batu atau magma yang struktur kurva atau daratan vulkanik magma banjir di sepanjang pusat retak.


4) Kelelahan maritim lapisan luar karena pembangunan piring memberikan kesempatan untuk magma pencapaian ke dasar laut, ini adalah lonjakan magma maju lompatan magma membentuk garis perisai gunung berapi
Bahan-Bahan yang dikeluarkan Gunung Api

 

1). Lava
adalah bahan cair liat dan panas yang dikeluar dari gunung api. Apabila lava sangat cair dan mengalir menuruni lereng gunung api yang disebut lahar. Lahar dibedakan menjadi lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas terjadi jika lava yang keluar pada waktu letusan bercampur dengan air telaga di kawah gunung api tersebut atau air hujan yang turun bersama dengan letusan. Contohnya, banjir lahar panas Gunung Kelud di Jawa Timur. Lahar dingin terjadi jika lava padat yang sudah bertumpuk lamadi sekitar kawah, diguyur hujan terus menerus sehingga menjadi berat dan mengalir turun sebagai banjir lahar dingin (galado). Contohnya. Banjir lahar gunung Galunggung, gunung merapi di Jawa Tengah, dan Gunung Merapi Singgalang di Sumatera Barat.

 

2). Gas
yang keluar dari gunung api disebut ekshalasi. Letusan gunung api yang mengeluarkan gas (ekhslasi) pernah terjadi pada kompleks gunung api Daratan tinggi Dieng dan Gunung Merapi di Jawa Tengah. Di Dataran Tinggi Dieng terjadi letusan gas beracun pada tahun 1979 yang menewaskan ratusan warga desa setempat.

3). Bahan Piroklastik,
yaitu puing padat yang disemburkan oleh gunung api. Gunung Karakatau pada tahun 1883 menyemburkan piroklastik hingga ke lapisan stratosfer dan abunya terbawa angin hingga menjadi selembang bumi di sejajar khatulistiwa. Di Gunung Merapi di letusan ini menimbulkan awan panas (wedus gembel) dan hujan abu.

Pengertian Erupsi Gunung Berapi
Indonesia merupakan wilayah yang dilewati oleh sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang menyebabkan banyaknya gunung api yang aktif. Gunung berapi yang aktif tersebut nantinya suatu saat akan mengeluarkan material-material di dalamnya yang kemudian muncul istilah erupsi. Pengertian Erupsi adalah suatu proses pelepasan material dari gunung berapi seperti lava, gas, abu dan lain sebagainya ke atmosfer bumi ataupun ke permukaan bumi dalam jumlah yang tidak menentu. Erupsi ini dapat diartikan sebagai letusan gunung berapi ataupun semburan minyak dan uap panas dari dalam perut bumi.
Pengertian Erupsi gunung berapi terjadi karena adanya pergerakan atau aktivitas dari magma dari dalam perut bumi yang berusaha keluar ke permukaan bumi. Secara umum proses erupsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu erupsi eksplosif dan efusif. Berikut pembahasannya:


• Erupsi secara Eksplosif – Erupsi eksplosif adalah proses keluarnya magma dan material lain dari dalam perut bumi yang disertai dengan tekanan yang kuat sehingga terkadang menimbulkan suara letusan atau dentuman yang cukup keras. Pada umumnya erupsi ini dikenal sebagai letusan gunung berapi. Adapun contoh dari erupsi eksplosif antara lain adalah erupsi gunung Krakatau.


• Erupsi secara Efusif – Erupsi efusif adalah proses keluarnya magma yang berbentuk lelehan lava. Erupsi ini terjadi akibat adanya tekanan gas yang tidak begitu kuat sehingga magma kental dan lava pijar tumpah dan kemudian mengalir ke lereng puncak gunung. Adapun contoh dari erupsi efusif adalah erupsi Gunung Merapi.
Proses Terjadinya Erupsi
Pada umumnya erupsi terjadi karena adanya tekanan gas yang sangat kuat yang berasal dari dalam perut bumi yang secara terus menerus berusaha mendorong magma untuk keluar. Tekanan gas tersebut nantinya perlahan akan membuat magma akan bergerak naik ke atas secara perlahan, hal ini terjadi karena massa magma lebih ringan dibandingankan dengan batuan padat disekitarnya.
Dalam proses tersebut, magma yang memiliki suhu sekitar 1200 derajat Celcius ini perlahan lahan akan melelehkan batuan yang berada disekitarnya dan kemudian terjadi penumpukan magma dalam gunung tersebut. Dari sinilah tekanan yang berasal dari dalam bumi akan semakin besar, hal ini terjadi karena magma tadi terhambat oleh lapisan batuan padat/litosfer yang sangat sulit untuk ditembus ( baca: Pengertian Litosfer ). Karena adanya tekanan yang sangat kuat pada daerah ini, maka di tempat inilah tersimpan tenaga yang sangat kuat sehingga lapisan batuan disekitarnya perlahan lahan menjadi rapuh dan retak, dari celah retakan inilah nantinya magma akan menjalar keluar ke permukaan bumi.
Sambil menjalar, magma ini juga akan melelehkan saluran retakan tadi sehingga akan membentuk saluran batu yang disebut sebagai pipa kepundan. Ketika lapisan batuan tadi sudah tidak dapat membendung tenaga yang sangat kuat dari magma, maka akan terjadi sebuah ledakan dan semburan yang sangat kuat sebagai reaksi dari pelepasan energi yang berasal dari dalam bumi tersebut. Ketika magma tersebut berhasil keluar ke permukaan bumi, inilah yang kemudian disebut sebagai erupsi.

B. SEISMOLOGI

Pengertian Seismologi dalam Geografi.

Istilah seismologi berasal dari kata seismos dan logos. Kedua nya merupakan bahasa Yunani yang masing- masing berarti getaran dan ilmu pengetahuan. Setelah mengetahui asal kata seismologi, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian seismologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang getaran atau gempa bumi. Seismologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gempa bumi beserta struktur lapisan bumi. Ilmu pengetahuan ini merupakan percabangan dari ilmu geofisika yang juga bagian dari geosains. Seismologi termasuk ilmu pengetahuan yang terbilang masih muda sebab baru ditemukan pada pertengahan abad 19. Karena seismologi merupakan percabangan geofisika, mereka yang mendalami seismologi juga harus mempelajari ilmu fisika, matematika dan statistika sebagai penunjang


Cabang- Cabang Seismologi
Seismologi pada awalnya memang mempelajari tentang gempa saja. Tetapi seiring waktu, ilmu ini berkembang dan mempunyai kajian yang sangat luas. Luasnya kajian ilmu tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa cabang ilmu seismologi. Berikut adalah uraiannya.
1. Seismologi Teknik – Istilah asingnya adalah Engineering Seismology. Ilmu ini mempelajari tentang perkiraan bencana fempa bumi dan apa saja resikonya. Selain itu juga mengkaji bagaimana cara merancang bangunan- bangunan yang tahan terhadap gempa bumi.
2. Seismologi Observasi – Ilmu ini dipelajari agar nantinya kita dapat mendeteksi dan merekam beberapa kejadian gempa yang terjadi di permukaan bumi, mengklasifikasikan gempa, serta mengobservasi apa saja efek atau akibat gempa bumi.
3. Seismologi Fisik – Disebut juga Physical Seismology, yakni ilmu yang mengkaji tentang karekteristik interior atau lapisan di dalam bumi, serta mempelajari ciri- ciri fisika dari beberapa sumber asal gempa bumi.


4. Seismologi Eksplorasi – Pada ilmu ini diterapkan beberapa metode seismik untuk mencari sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas yang tersimpan di dalam perut bumi. Eksplorasi ini didahului dengan survey seismik yakni dengan cara meledakan dinamit untuk memicu getaran. Getaran yang diterima oleh receiver lalu dianalisa sehingga dapat menggambarkan keadaan batuan di lapisan bawah tanah.
Dalam mempelajari ilmu seismologi, penting untuk mengetahui beberapa istilah yang sering muncul dalam seismologi. Beberapa istilah tersebut adalah :


• Hiposentrum yakni titik pusat dari gempa bumi yang sedang terjadi


• Episentrum adalah gelombang atau getaran yang merambat dari hiposentrum menujupermukaan bumi.


• Origin time yaitu waktu pertama kali terjadi gempa pada hiposentrum.


• Travel time merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu gelombang gempa untuk merambat ke permukaan. Waktu ini diperoleh dengan cara menghitung selisih antara original time dengan waktu pencatatan gelombang oleh seismograf (arrival time).


• Seismometer adalah alat yang berfungsi sebagai perespon getaran akibat gempa bumi.


• Seismograf yakni perpaduan antara seismometer dengan alat sensor lainnya untuk mendeteksi dan mencatat gelombang gempa Seismogram merupakan hasil pencatatan atau perekaman gelombang gempa oleh seismograf.


Rekayasa Gempa dengan Seismologi Teknik


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seismologi teknik mengkaji tentang bagaimana cara merancang bangunan yang tahan terhadap gempa. Sebelum merancang kontruksi tahan getaran, seseorang harus mengerti apa saja penyebab gempa bumi agar kontruksi yang dihasilkan benar- benar kokoh dan tidak runtuh karena getaran gempa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pengembangan bangunan tahan gempa, yaitu :


1. Untuk menghindari jatuhnya korban nyawa akibat dari runtuhnya bangunan saat terjadi gempa bumi.


2. Untuk meminimalisir korban yang terluka akibat kejatuhan reruntuhan bangunan saat gempa.


3. Untuk meminimalisir kerusakan bagunan ketika gempa sedang berlangsung.


Perancangan bangunan anti gempa harus dilakukan dengan baik. Setelah dirancang, pemilihan bahan konstruksi dan tahap pembangunan juga harus dilakukan dengan teliti. Bangunan anti gempa yang dikembangkan dapat berupa rumah sederhana, rumah bertingkat, gedung biasa dan gedung bertingkat. Hal paling penting dalam membuat bangunan tahan gempa adalah lokasi bangunan dan pondasi bangunan.
Lokasi bangunan harus berada pada tanah yang stabil, tidak berada pada lereng yang curam sehingga tidak terjadi longsor Selain itu, bangunan juga boleh dibuat di atas tanah lempung atau tanah liat dengan syarat pembangunan pondasi memenuhi standar. Kriteria pondasi yang untuk bangunan tahan gempa adalah :
• Pondasi harus diletakkan dan ditanam pada tanah yang keras dan stabil.
• Penampang melintang dari pondasi juga harus sama panjang dan sama besar.
• Penempatan pondasi secara kesuluruhan berada pada tanah keras, tidak boleh setengah- setengah.
• Pembangunan pondasi sebaiknya sesuai dengan panjangnya sketsa bangunan.
• Tidak diperbolehkan menggunakan pondasi berundak, kedalaman pondasi harus sama.
• Jika terpaksa membangun di tanah lunak, maka pondasi harus terbuat dari bahan yang kokoh seperti plat beton.
• Untuk rumah panggung yang menggunakan pondasi tiang, tiang harus dijadikan satu dan diikat dengan kuat. Bagian bawah tiang juga harus diberi batu agar dapat menahan beban dengan baik.
.

Alat untuk mengukur gempa bumi disebut Seismograf / Seismometer

Untuk mengukur getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram. Alat modern menggunakan sensor elektronik, amplifier, dan alat perekam. Sebagian besar broadband meliputi berbagai frekuensi.
Seismometer adalah instrumen yang mengukur gerakan tanah, termasuk gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sumber gempa lainnya. Rekaman gelombang seismik memungkinkan ahli gempa untuk memetakan bagian dalam bumi & mencari dan mengukur ukuran sumber-sumber yang berbeda.
Perbedaan Seismometer Dan Seismograf
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram. Singkatnya: seismometer dan seismograf adalah identik, mereka adalah instrumen untuk merekam gerakan bumi yang terkait dengan gempa bumi, letusan gunung berapi, atau sumber gempa lain seperti ledakan. Seismograf merupakan alat yang menggabungan deteksi dan perekaman dalam satu instrumen.

Parameter Gempabumi
Parameter Gempa bumi menurut Boen (2000) dalam Sudibyakto (2000) biasanya digambarkan dengan tanggal terjadinya, waktu terjadinya, koordinat episenter (dinyatakan dengan koordinat garis lintang dan garis bujur), kedalaman Hiposenter, Magnitude, dan intensitas gempabumi.
1.) Epicentrum
Epicentrum (epicentre) adalah hasil proyeksi hiposenter ke permukaan bumi, atau dapat disebut juga sebagai titik di permukaan bumi yang didapat dengan menarik garis melalui fokus tegak lurus pada permukaan bumi.tempat di permukaan bumi yang letaknya terdekat terhadap hipocentrum.Letak epicentrum tegak lurus terhadap hipocentrum, dan sekitar daerah ini pada umumnya merupakan wilayah yang paling besar merasakan getaran gempabumi.Daerah sekitar epicentrum yang terhebat menderita kerusakan akibat gempabumi dinamakan macroseisme yang dibatasi oleh suatu garis yang disebut pleistosiste.
2.) Hipocentrum
Hipocentrum (hypocentre) adalah pusat gempabumi, yaitu tempat terjadinya perubahan lapisan batuan atau dislokasi di dalam bumi sehingga menimbulkan gempabumi. Howell (1969) telah membagi jenis-jenis gempabumi berdasarkan kedalaman hipocentrumnya, yaitu :
a. Gempabumi dangkal (normal), pusatnya < 70 km.
b. Gempabumi sedang (intermedier), pusatnya 70 – 300 km.
c. Gempabumi dalam, pusatnya 300 – 700 km.
Kebanyakan gempabumi yang terjadi pusatnya terletak dekat permukaan bumi pada kedalaman rata-rata 25 kilo meter, dan berangsur ke bawah tidak lebih dari 700 km. Gempabumi dangkal cenderung lebih kuat dari pada gempabumi dalam, oleh sebab itu gempabumi dangkal lebih banyak menyebabkan kerusakan. Getaran yang terjadi di hipocentrum merambat ke permukaan bumi dengan dua macam gelaombang, yaitu :
1) Gelombang longitudinal, atau gelombang primer (P) dengan kecepatan rambat 7,5 – 14 km/detik. Gerakannya searah dengan sumber getaran.
2) Gelombang transversal, atau gelombang sekunder (S) dengan kecepatan rambat 3,5 – 7 km/detik. Gerakannya tegak lurus terhadap sumber getaran, bersifat merusak.
Bila hiposentrum terletak di dasar laut maka getaran gempabumi yang terjadi dapat menimbulkan gelombang air pasang yang sangat besar dengan ketinggian mencapai puluhan meter. Gelombang air laut yang besar seperti ini dinamakan tsunami, bersifat sangat merusak dan dapat memporak-porandakan segala sesuatu yang diterjangnya di tepi pantai

Gambar 1 Titik hiposentrum pada lapisan bumi
Apabila hiposentrum terletak didasar laut maka getaran gempabumi yang terjadi dapat menimbulkan gelombang air pasang yang sangat besar dengan ketinggian mencapai puluhan meter.Gelombang air laut yang besar seperti ini dinamakan tsunami, bersifat sangat merusak dan dapat memporak-porandakan segala sesuatu yang diterjangnya di tepi pantai.
Tempat-tempat di permukaan bumi yang berjarak sama terhadap hipocentrum akan merasakan getaran gempabumi pada saat yang bersamaan. Garis-garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang merasakan getaran gempabumi pada saat yang sama disebut homoseiste. Sedangkan garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat yang merasakan kekuatan gempanya sama, dinamakan isoseismik atau isoseisme.
Intensitas Gempabumi
Intensitas gempabumi adalah cerminan pengaruh goncangan gempabumi terhadap tingkat kerusakan sarana dan prasarana.Beberapa faktor yang mempengaruhi rusaknya sarana dan prasarana adalah rekayasa bangunan, jarak dari pusat gempa dan sifat batuan.Besarnya intensitas atau kekuatan gempabumi diukur dengan suatu alat yang dinamakan seismograf.Data hasil catatan seismograf yang berupa grafik dinamakan seismogram.Skala Richter atau Richter Magnitude adalah metoda kira-kira untuk menentukan besarnya energi yang dilepaskan di pusat gempabumi. Perkiraan tersebut diformulasikan sebagai berikut :
Log E = 11,4 + 1,5 M
dimana : E = energi (erg) M = Richter magnitude.
Indeks seismisitas juga dapat diartikan sebagai harga yang menggambarkan jumlah total event gempa yang terjadi dalam waktu satu tahun dengan magnitudo lebih besar dari magnitude M0pada suatu daerah pengamatan.
Harga indeks seismisitas :
Log N1 (M ≥ M0) = a1 – bM0
bila kedua persamaan tersebut kita invers log maka didapat :
N1 (M ≥ M0) = 10(a1-bMo)
dengan :
a1 = a‘ – log Δt
a‘ = a – log (b ln 10)
maka dapat diperoleh indeks seismisitas :
N1 (M ≥ M0) = 10(a-log(b ln 10)-log Δt)-bMo
(Rusdin, 2009)
Keterangan :
N (M ≥ M0) = indeks seismisitas untuk magnitudo M ≥ M0
adan b = konstanta hubungan frekuensi -magnitudo
M = magnitude
Δt = interval waktu pengamatan

C. Geotekonik

Litosfer disusun oleh benda padat yang keras (rigid) dan selalu bergerak di atas lapisan mantel yang bersifat mobile. Hasil penelitian geologi dan geofisika menunjukan bahwa kulit bumi ini tersusun atas sejumlah lapisan (lempengan) batuan yang memiliki ukuran dan sifat fisik-kimia berlainan.
Lempeng kerak bumi tersebut diatas dapat dipisahkan oleh jalur subduksi, rifting dan strike slip (Hamilton, 1979). Masing-masing lempeng dapat dilihat pada gambar
Dalam pergerakan lempeng-lempeng litosfera dikenal tiga jenis interaksi lempeng yaitu (Gambar 1.1 dan 1.2) :

Gambar 1.1. Sistem interaksi lempeng : Transform, konvergen dan divergen

Berdasarkan konsep tektonik lempeng, sistem busur kepulauan (Gambar 1.3 dan 1.4) merupakan sistem palung busur (arc-trench system) yang terdiri atas palung laut dalam (oceanic trench), rumpang palung busur (arc-trench gap) atau cekungan muka busur (fore arc basin), busur vulkanik (volcanic arc) dan cekungan belakang busur (back arc basin atau foreland basin).

Gambar 1.3. Sistem busur kepulauan (Dickinson, 1971).

Gambar 1.4. Tiga jenis interaksi lempeng konvergen.

Gambar 1.5. Lingkungan tektonik pada habitan tektonik konvergent antara lempeng benua dan lempeng samudra

Pada bagian palung laut dalam terbentuk prisma akresi disertai gerak-gerak pensesaran dan pelenturan yang terpusat pada bagian bawah palung laut sehingga menghasilkan mélange yang terdiri dari endapan turbidit, ofiolit, olistostrom dan batuan malihan fasies sekis hijau dan sekis biru. Kelompok batuan penyusun palung terdiri dari lava bersifat basalt dan lava bantal dasar samudera disertai oleh rijang dan sedimen argilit; sedimen turbidit dan klastik; dan kumpulan batuan basa dan ultrabasa (ofiolit).
Cekungan muka busur (fore arc basin) terletak diantara palung laut dan busur vulkanik, merupakan suatu cekungan tempat terjadinya pengendapan sedimen. Dalam beberapa cekungan ini terdapat suatu peninggian setempat disebut outer arc ridges (Karig, 1970) yang bentuknya memanjang dan muncul berupa deretan pulau-pulau. Sedimentasi pada cekungan ini meliputi endapan fasies dangkal dan turbidit yang diendapkan pada lereng dan dalam cekungan.
Busur vulkanik (volcanic arc) dicirikan oleh terdapatnya batuan vulkanik seri kalk-alkali yang umumnya berwujud piroklastika, batuan sedimen vulkanik klastik dan granit.
Cekungan belakang busur (back arc basin) terletak di belakang busur vulkanik, merupakan tempat diendapkannya sedimen, terutama yang berasal dari busur vulkanik dan benua.
Untuk wilayah Asia Tenggara dan khususnya untuk Indonesia, pada akhir Kenozoikum, strukture style dipengaruhi oleh interaksi tiga buah lempeng kerak bumi (Gambar 1.6), masing-masing adalah Lempeng Eurasia di bagian utara, Lempeng Samudera Pasifik di bagian timur dan Lempeng Samudera India-Australia di bagian selatan (Katili, 1973 dan Hamilton, 1979). Dengan asumsi Lempeng Eurasia relatif diam dan Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat sedangkan Lempeng Hindia-Australia bergerak ke arah utara maka ketiga lempeng tersebut saling bertumbukan membentuk busur kepulauan yang aktif secara tektonik hingga sekarang. Bukti yang menunjukan bahwa tektonik di Indonesia ini aktif antara lain dijumpai banyaknya gunungapi aktif (sekitar 129 buah) serta seringnya terjadi peristiwa gempa bumi pada batas-batas interaksi lempeng (Katili dan Siswowidjojo,1994).

Gambar 1.6. Triple junction antara plate Eurasia, Pasifik dan Hindia.

Secara umum diketahui bahwa kerangka fisiografi kepulauan Indonesia dipengaruhi oleh adanya dua daerah paparan (tanah/daratan) dengan inti kerak yang stabil (Gambar 1.7. dan 1.8.). Kedua paparan tersebut adalah paparan Sunda yang menempati bagian barat kawasan Indonesia dan yang lainnya adalah paparan Sahul-Arafura yang menempati bagian timur Indonesia (Katili, 1973). Daerah yang terapit kedua paparan itu berupa busur kepulauan (gugusan kepulauan) yang rumit geologinya serta cekungan laut dalam yang membentang diantara kedua daerah paparan tersebut (Van Bemmelen, 1949).

Gambar 1.7. Kerangka Tektonik Indonesia Bagian Barat (Katili dalam Schlumberger, 1986)

Paparan Sunda adalah bagian dari Lempeng Eurasia (yang untuk sebagian besar terbenam di bawah lautan) yang meliputi Semenanjung Malaya, bagian terbesar Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan sebagian besar Laut Jawa serta bagian selatan Laut Cina Selatan. Paparan ini terdiri atas batuan sedimen, batuan beku dan batuan metamorf berumur pratersier yang telah terdeformasi kuat dibawah pengaruh gerakan tektonik dan penujaman selama Zaman Tersier. Batas antara lempeng Hindia-Australia dan lempeng Eurasia di barat Sumatera dan di selatan Jawa serta Nusa Tenggara, dicirikan oleh sistem palung-busur (arc trench system) yang dinamakan sebagai Palung Sunda (Sunda trench) yang membentang sepanjang kurang lebih 5000 km (Hamilton, 1979).

Paparan Sahul-Arafura merupakan bagian dari lempeng benua Samudera India-Australia, yang membentang mulai dari bagian barat Papua, melewati Laut Arafura, bagian selatan Laut Timor berlanjut ke arah selatan hingga mendekati daratan Australia sekarang. Ke arah selatan dari paparan Arafura ini, terhampar Paparan Australia yang meliputi runtunan batuan malihan berumur mulai dari Paleozoikum hingga endapan sekarang.
Wilayah lain di Indonesia yang terletak diantara Paparan Sunda dan Paparan Sahul-Arafura merupakan daerah yang paling aktif secara tektonik pada saat ini. Zona aktif secara tektonik tersebut dicerminkan dengan berkembangnya gugusan pulau berupa busur-dalam bergunungapi dan sederet pulau non-volkanik dengan intensitas struktur (deformasi) yang tinggi.
Rangkaian (busur) gunungapi di Indonesia itu mencakup Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores dan pulau kecil-kecil di seputar Laut Banda. Sedangkan untuk busur luar non-volkanik membentuk deretan pulau kecil di barat Sumatera, seperti Pulau Simeulue, Nias, Kepulauan Mentawai, Enggano dan pulau kecil lainnya. Jalur busur luar non-volkanik ini terus berlanjut ke punggung bawah laut di selatan Jawa (tinggiannya tidak / belum membentuk kepulauan), dan terus berlanjut ke timur melewati deretan pulau tak bergunungapi seperti Pulau Timor, Tanimbar, Kei dan kemudian Seram yang dianggap masih tercakup didalamnya (Umbgrove, 1949)

Tektonik lempeng.
Teori Tektonik Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Continental Drift yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.

Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.

Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.

Batas geotektonik.

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:

1. Batas transform
(transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.

2. Batas divergen/konstruktif
(divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen.

3. Batas konvergen/destruktif
(convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc).

 

 

mata kuliah : geomorpologi umum

pengampu :  Intan noviantar S.Si.M.T.

 


A. Definisi tentang lemba, struktur geologi, topografi, proses endogen, proses eksogen, erosi dan glacial.

1. Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan yang luasnya dari beberapa kilometer persegi sampai mencapai ribuan kilometer persegi. Lembah dapat terbentuk dari beberapa proses geologis. Lembah gletser yang umumnya berbentuk-U terbentuk puluhan ribu tahun yang lalu akibat erosi gletser. Selain berbentuk-U, lembah juga dapat berbentuk-V.

2. Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi di mana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.

3. Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno, sebagai detail dari suatu tempat. Kata itu datang dari kata Yunani, topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.

4. Proses Endogen,Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkanperubahan pada kulit bumi, tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi men'adi tidak rata.Secara umum tenaga endogen dibagi dalam " 'enis yaitu tektonisme, 7ulkanisme dan seisme atau gempa.

1. Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan ter'adinya diskolasi (perubahan letak) patahan, retakan pada kulit bumi dan batuan. 6erdasarkan 'ennies gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.Orogonesa adalah pembentukan kulit bumi yang ter'adi dalam waktu yang cepat dan cangkupan Wilayah yang sempit, sedangkan epirogenesa adalah pembentukan kulit bumi yang ter'adi dalam waktu yang lambat dan cangkupan wilayah yang luas.

2, Vukanisme
Fulkanisme (kegunung apian) folkan (gunung api) yaitu tempat keluarnya magma, bahan rombakan batuan padat dan gas dari dalam bumi ke permukaan bumi (dan Skinner. fulkanisme adalah ge'ala alam yang ter'adi karena adanya aktititas magma. 5ulkanisme sebenarnya sebagai akibat darikegiatan tektonisme. &egiatan tektonisme ini akan mengakibatkan retakan retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran lava dari bagian dalam litosfer kelapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi. &egiatan magma itulah yang dinamakan fulkanisme.

Gempa+empa ter'adi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dalam bumi. daerah yang labil litosfer mengalami perubahan letak, misalnya di suatu bagian terangkat ke atas sedangkan bagian yang lainnya menurun bahkan bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan

5. .Proses eksoge, proses eksogen adalah proses dari tenaga eksogen yang merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi yang dapat mengubah bentuk muka bumi. Tenaga ini dipengaruhi oleh energy matahari dan gaya tarik bumi ( gra7itasi bumi ). Sifat dari tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentuk an dari tenaga endogen.Proses dalam eksogen dapat dikenal dengan proses gradasi (gradation)yang artinya proses menu'u permukaan litosfer dalam le7el yang sama atau pemerataan ( chamberlain dan Salisbury, 19:). Proses gradasi dapat , melalui proses.

6. Erosi , adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

7. Periode glasial adalah waktu suhu menurun dalam jangka masa yang lama dalam iklim bumi, menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser gunung. Sisa lautan yang ada tidak tertutupi es namun memiliki suhu tertinggi rata-rata sekitar 40 C. Secara geologis, zaman es sering digunakan untuk merujuk kepada waktu lapisan es di belahan bumi utara dan selatan; dengan denifisi ini kita masih dalam zaman es. Menurut para ahli zaman ini telah terjadi berulang kali dengan diselingi masa-masa yang lebih hangat yang disebut masa interglasial. Pada zaman es air laut membeku sehingga permukaan air laut turun sampai 100 meter dan garis pantai pun menjorok ke laut kemungkinan ada beberapa pulau menyatu saat zaman es tersebut. Periode glasial terakhir berakhir sekitar 15,000 tahun yang lalu[1]

B. Skala waktu geologi bserta masa zaman.

1. Fanerozoikum adalah suatu eon pada skala waktu geologi yang memiliki kehidupan hewan yang sangat banyak. Masa ini kurang lebih telah dimulai sejak 545 juta tahun yang lalu sewaktu hewan bercangkang keras pertama kali muncul dan masih berlangsung terus saat ini. Namanya diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti "kehidupan kasat mata", merujuk pada besarnya organisme sejak ledakan Kambrium. Fanerozoikum dibagi menjadi tiga era: Paleozoikum, Mesozoikum, dan Kenozoikum.

2. Senozoikum, Kenozoikum, atau Neozoikum (bahasa Yunani: καινÏŒς, kainos, "baru", dan ζωή, zoe, "kehidupan", atau berarti "kehidupan baru") adalah era terakhir dari tiga era klasik geologi. Era ini berlangsung selama 65,5 juta tahun sampai sekarang, setelah peristiwa kepunahan massal Kapur-Tersier pada akhir periode Kapur yang menandai punahnya dinosaurus tanpa bulu dan berakhirnya era Mesozoikum.

3. Mesozoikum (/ˌɛmszəoʊɪk, mI-,-soʊ-/ atau /ˌmɛzəzoʊɪk,ˌmI-,-zoʊ-/) adalah selang waktu geologi dari sekitar 252 ke 66 juta tahun yang lalu. Disebut juga Zaman Reptil, frasa yang diperkenalkan oleh ahli paleontologi Gideon Mantell pada abad ke-19 yang melihat periode ini didominasi oleh reptil seperti Iguanodon, Megalosaurus, Plesiosaurus, serta yang sekarang disebut Pseudosuchia.
4. Mesozoikum berarti "kehidupan tengah", berasal dari bahasa Yunani awalan meso / μεσο- untuk "antara" dan Zoon / ζá¿·ον berarti "hewan"atau "makhluk hidup". Ini adalah salah satu dari tiga era geologi dari Eon Fanerozoikum, didahului oleh Paleozoic ("kehidupan purba") dan digantikan oleh Kenozoikum ("hidup baru"). Era ini dibagi menjadi tiga periode utama: Trias, Jura, dan Kapur, yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa zaman dan tahap.

5. Paleozoikum (bahasa Yunani: palaio, "tua" dan zoion, "hewan", berarti "kehidupan purba") adalah era pertama dari tiga era pada eon Fanerozoikum. Era ini berlangsung pada kurang lebih 542 sampai 251 juta tahun yang lalu, dan dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari yang paling tua: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm. Paleozoikum dilanjutkan dengan era Mesozoikum.

6. Neogen adalah suatu periode bagian dari era Kenozoikum pada skala waktu geologi yang dimulai sejak 23.03 ± 0.05 juta tahun yang lalu, melanjutkan periode Paleogen. Berdasarkan proposal terakhir dari International Commission on Stratigraphy, Neogen terdiri dari kala Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen dan berlangsung hingga saat ini. Sistem Neogen (formal) dan Sistem Tersier (nonformal) merupakan istilah untuk batuan yang terbentuk pada periode ini.

7. Neogen berlangsung kurang lebih selama 23 juta tahun. Selama periode ini, mamalia dan burung berevolusi dengan pesat; genus Homo juga mulai muncul pada periode ini. Bentuk kehidupan lain relatif tidak berubah. Terjadi beberapa gerakan benua, dengan peristiwa yang paling penting adalah terhubungnya Amerika Utara dan Selatan pada akhir Pliosen. Iklim mendingin sepanjang periode ini yang memuncak pada glasiasi kontinental pada sub-era Kuarter (atau kadang disebut juga periode pada beberapa skala waktu).

8. Paleogen adalah periode dalam skala waktu geologi yang merupakan bagian pertama dari era Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun antara 65,5 ± 0,3 hingga 23,03 ± 0,05 juta tahun yang lalu. Periode ini terdiri dari kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala Miosen pada periode Neogen.

9. Paleogen merupakan saat pertama berkembangnya mamalia dari jumlah yang sedikit dan bentuk yang sederhana, hingga membengkak menjadi beragam jenis pada akhir kepunahan massal yang mengakhiri periode Kapur (era Mesozoikum) sebelumnya. Beberapa mamalia ini akan berevolusi menjadi bentuk yang lebih besar yang mendominasi daratan, dan ada pula yang berevolusi menjadi mampu hidup di lingkungan lautan, daratan khusus, dan bahkan di udara. Burung juga berkembang pesat pada periode ini menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini. Cabang kehidupan lain di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan perubahan yang dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim menjadi lebih dingin sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di Amerika Utara di awal periode ini.

10. Periode Kapur atau Cretaceous adalah salah satu periode pada skala waktu geologi yang bermula pada akhir periode Jura dan berlangsung hingga awal Paleosen atau sekitar 145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode geologi yang paling lama dan mencakup hampir setengah dari era Mesozoikum. Akhir periode ini menandai batas antara Mesozoikum dan Kenozoikum. Periode ini ditandai sebagai suatu periode terpisah pertama kali oleh ahli geologi Belgia, Jean d'Omalius d'Halloy, pada tahun 1822 dengan menggunakan stratum di Basin Paris dan mendapat namanya berdasarkan banyaknya lapisan kapur (kalsium karbonat yang terbentuk oleh cangkang invertebrata laut, terutama coccolith) yang ditemukan pada periode Kapur Akhir di Eropa daratan dan Kepulauan Britania.

11. Jura adalah suatu periode utama dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 56.3 juta tahun hingga 201.3 juta tahun yang lalu, setelah periode Trias dan mendahului periode Kapur. Lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tetapi waktu tepatnya tidak dapat dipastikan antara 5 hingga 10 juta tahun. Jura merupakan periode pertengahan era Mesozoikum, yang dikenal juga dengan "Zaman Dinosaurus". Awal periode ini ditandai dengan peristiwa kepunahan Trias-Jura. Nama periode ini diberikan oleh Alexandre Brogniart berdasarkan banyaknya batu kapur laut yang ditemukan di Pegunungan Jura, di daerah pertemuan Jerman, Perancis, dan Swiss. Dinosaurus merupakan hewan yang dominan pada zaman jura atau dalam bahasa inggris disebut JURASSIC ( jurasik ),jurassic berakhir dikarenakan meteor raksasa menabrak bumi, tepatnya jatuh di Meksiko,Amerika Utara 65 juta tahun yang lalu menyisakan pecahan bumi.

12. Trias adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 251 ± 0,4 hingga 199,6 ± 0,6 juta tahun yang lalu. Periode ini berlangsung setelah Permian dan diikuti oleh Jura. Awal dan akhir periode Trias masing-masing ditandai dengan peristiwa kepunahan besar. Peristiwa kepunahan yang mengakhiri periode Trias baru-baru ini berhasil ditentukan waktunya secara lebih akurat, tetapi sebagaimana halnya dengan periode geologi lain yang lebih tua, lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir teridentifikasi dengan baik, tetapi waktu persis awal dan akhir periode ini memiliki ketidakpastian sebanyak beberapa juta tahun. Semasa periode Trias, kehidupan laut dan daratan menunjukkan sebaran adaptif yang dimulai dengan biosfer yang sangat miskin setelah peristiwa kepunahan Permian-Trias. Karang dari kelompok Zoantharia muncul untuk pertama kalinya. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) mungkin mulai berkembang pada periode Trias, seperti juga vertebrata terbang pertama, pterosaurus.

13. Perm atau permian adalah periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum. Perm dibagi menjadi tiga kala yaitu Lopongian, Guadalupian, dan Cisuralian.

14. Karbon adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu hingga awal periode Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Seperti halnya periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tetapi tanggal tepatnya memiliki ketidakpastian sekitar 5-10 juta tahun. Nama "karbon" diberikan karena adanya lapisan tebal kapur pada periode ini yang ditemukan di Eropa Barat. Dua pertiga masa awal periode ini disebut subperiode Mississippian dan sisanya disebut subperiode Pennsylvanian. Pohon-pohon konifer muncul pada periode yang penting ini.

15. Devon adalah periode pada skala waktu geologi yang termasuk dalam era Paleozoikum dan berlangsung antara 416 ± 2,8 hingga 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu. Namanya berasal dari Devon, Inggris, tempat pertama kalinya batuan Exmoor yang berasal dari periode ini dipelajari. Semasa periode Devon, ikan pertama kali berevolusi dan memiliki kaki serta mulai berjalan di darat sebagai tetrapoda sekitar 365 juta tahun yang lalu. Tumbuhan berbiji pertama tersebar di daratan kering dan membentuk hutan yang luas. Di laut, hiu primitif berkembang lebih banyak dibanding periode Silur dan Ordovisium akhir. Ikan bersirip-cuping (lobe-finned, Sarcopterygii), ikan bertulang (bony fish, Osteichthyes) serta moluska amonite muncul untuk pertama kalinya. Trilobit, brachiopoda mirip moluska, dan terumbu karang besar juga masih sering ditemukan. Kepunahan Devon Akhir sangat memengaruhi kehidupan laut.

16. Silur adalah periode pada skala waktu geologi yang berlangsung mulai akhir periode Ordovisium, sekitar 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu, hingga awal periode Devon, sekitar 416,0 ± 2,8 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi lainnya, lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir periode ini teridentifikasi dengan baik, tetapi tanggal tepatnya memiliki ketidakpastian sebesar 5-10 juta tahun. Awal Silur ditentukan pada suatu peristiwa kepunahan besar (peristiwa kepunahan Ordovisium-Silur) sewaktu 60% spesies laut musnah.

17. Ordovisium adalah suatu periode pada era Paleozoikum yang berlangsung antara 488,3 ± 1,7 hingga 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu. Periode ini melanjutkan periode Kambrium dan diikuti oleh periode Silur. Periode yang mendapat namanya dari salah satu suku di Wales, Ordovices, ini didefinisikan oleh Charles Lapworth pada tahun 1879 untuk menyelesaikan persengketaan antara pengikut Adam Sedgwick dan Roderick Murchison yang masing-masing mengelompokkan lapisan batuan yang sama di Wales utara masuk dalam periode Kambrium dan Silur. Lapworth mengamati bahwa fosil fauna pada strata yang dipersengketakan ini berbeda dengan fauna pada periode Kambrium maupun Silur sehingga seharusnya memiliki periode tersendiri
18. Kambrium (bahasa Inggris: Cambrian) adalah periode pada skala waktu geologi yang dimulai pada sekitar 542 ± 1,0 jtl (juta tahun lalu) di akhir eon Proterozoikum dan berakhir pada sekitar 488,3 ± 1,7 jtl dengan dimulainya periode Ordovisium. Periode ini merupakan periode pertama era Paleozoikum dari eon Fanerozoikum. Nama "Kambrium" berasal dari Cambria, nama klasik untuk Wales, wilayah asal batuan dari periode ini pertama kali dipelajari.Ciri khas periode ini adalah fenomena Letusan Kambrium, di mana terjadi kemunculan mendadak banyak filum yang tidak ada di lapisan sebelumnya, dan filum-filum ini meliputi makhluk yang sederhana sampai lebih rumit, yang dahulunya diduga baru akan muncul berjuta-juta tahun kemudian.
19. Prakambrium adalah nama informal untuk eon-eon pada skala waktu geologi yang terjadi sebelum eon Fanerozoikum saat ini. Periodenya dimulai dari pembentukan Bumi sekitar 4500 juta tahun yang lalu hingga evolusi hewan makroskopik bercangkang keras, yang menandai dimulainya Kambrium, periode pertama dari era pertama (Paleozoikum) eon Fanerozoikum, sekitar 542 juta tahun yang lalu. Umumnya Prakambrium dianggap terdiri dari eon Hadean, Arkean, dan Proterozoikum.
20. Proterozoikum adalah eon yang mewakili suatu periode sebelum merebaknya kehidupan kompleks pertama di muka Bumi. Masa ini berlangsung antara 2500 sampai 542 (± 1) juta tahun yang lalu dan merupakan tadinya merupakan bagian dari masa Prekambrium. Proterozoikum didahului oleh eon Arkean dan dilanjutkan oleh Fanerozoikum dan terdiri dari tiga era yang berturut-turut dari yang paling tua: Paleoproterozoikum, Mesoproterozoikum, dan Neoproterozoikum. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa ini antara lain adalah: transisi menjadi atmosfer beroksigen pada era Mesoproterozoikum; beberapa glasiasi, termasuk terjadinya hipotesis "Bumi Bola Salju" (Snowball Earth) semasa periode Kriogenian pada akhir Neoproterozoikum; serta periode Ediakaran (635 hingga 542 juta tahun yang lalu) yang ditandai dengan evolusi organisme multiselular bertubuh lunak.

21. Arkean, dulunya disebut Arkeozoikum, adalah suatu eon geologi sebelum Proterozoikum yang berakhir 2500 juta tahun yang lalu. Batas ini tidak ditentukan secara stratigrafi melainkan secara kronometri. Titik awal masa ini tidak secara resmi diakui oleh International Commission on Stratigraphy, tetapi biasanya dianggap berlangsung sejak 3800 juta tahun yang lalu, di akhir eon Hadean. Arkean terdiri dari empat era, berturut-turut dari yang paling awal: Eoarkean, Paleoarkean, Mesoarkean, dan Neoarkean.

22. Hadean adalah eon geologi sebelum Arkean. Periode ini dimulai sejak pembentukan Bumi hingga berakhirnya pada kurang lebih 3800 juta tahun yang lalu, walaupun waktu berakhir ini bervariasi menurut sumber-sumber yang berbeda. Namanya diambil dari "Hades", bahasa Yunani untuk "tak tampak" atau "neraka" dan menggambarkan dunia bawah atau merujuk pada kondisi Bumi pada saat itu. Ahli geologi Preston Cloud menciptakan istilah ini pada tahun 1972, awalnya untuk memberi nama periode sebelum batuan yang paling awal ditemukan. W. B. Harland selanjutnya memberikan istilah yang hampir sinonim: "periode Priskoan". Teks-teks yang lebih tua menggunakan istilah sederhana "Pra-Arkean" sedangkan pada abad ke-19 dan abad ke-20 umum digunakan istilah "Azoik" yang artinya tanpa atau sebelum kehidupan untuk merujuk pada periode ini.

23. Neoproterozoikum adalah era geologi yang berlangsung antara 1000 hingga 542 juta tahun yang lalu dan merupakan bagian akhir eon Proterozoikum dan masa Prakambrium. Era ini mungkin merupakan salah satu era yang memiliki catatan geologis paling menarik karena Bumi dilanda oleh beberapa glasiasi terparah yang pernah diketahui, sampai-sampai lembaran es bisa mencapai khatulistiwa. Pada bagian akhir era ini, periode Ediakara, ditemukan fosil paling awal kehidupan multisel, termasuk hewan-hewan paling awal. Neoproterozoikum terdiri tiga periode: Tonian, Cryogenian, dan Ediacaran.

24. Mesoproterozoikum adalah era geologi yang berlangsung antara 1600 hingga 1000 juta tahun yang lalu dan merupakan bagian dari eon Proterozoikum. Peristiwa penting pada era ini adalah pembentukan superbenua Rodinia dan evolusi reproduksi seksual. Era ini dibagi menjadi tiga periode: Calymmianm, Ectasian, dan Stenian.

25. Paleoproterozoikum adalah era geologi pertama dalam eon Proterozoikum yang berlangsung antara 2500 hingga 1600 juta tahun yang lalu. Benua-benua pertama kali stabil pada era ini. Era ini juga merupakan era berkembangnya cyanobakteria, suatu tipe bakteri yang menggunakan proses biokimia fotosintesis untuk menghasilkan energi dan oksigen. Era ini dibagi menjadi empat periode: Siderian, Rhyacian, Orosirian, dan Statherian. Sebelum adanya peningkatan berarti oksigen atmosferik, hampir semua bentuk kehidupan merupakan anaerob, yang metabolismenya berlangsung melalui respirasi seluler yang tidak membutuhkan oksigen. Oksigen bebas dalam jumlah besar bersifat racun bagi sebagian besar bakteri anaerob, karenanya, pada masa ini hampir semua kehidupan di Bumi punah. Organisme yang dapat bertahan hidup adalah yang resisten terhadap oksidasi dan efek racun oksigen atau yang tinggal di lingkungan yang bebas oksigen. Peristiwa ini disebut dengan Bencana Oksigen.

26. Neoarkean adalah era yang termasuk dalam eon Arkean dan berlangsung antara 2800 hingga 2500 juta tahun yang lalu. Periode ini didefinisikan secara kronometri dan tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Pada era ini, fotosintesis dengan oksigen pertama kali berkembang dan bertanggung jawab atas bencana oksigen (oxygen catastrophe) yang akan terjadi nanti pada 2400 juta tahun yang lalu pada era Paleoproterozoikum. Peristiwa ini timbul karena penumpukan oksigen beracun di atmosfer yang dihasilkan oleh organisme fotoautotrof yang berkembang pada era Neoarkean ini.

27. Mesoarkean adalah era geologi bagian dari eon Arkean yang berlangsung 3200 hingga 2800 juta tahun yang lalu. Periode ini ditentukan secara kronometri dan tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Fosil yang ditemukan di Australia menunjukkan bahwa stromatolit telah hidup di Bumi sejak era ini.

28. Paleoarkean adalah era geologi dalam eon Arkean yang berlangsung antara 3600 hingga 3200 juta tahun yang lalu. Periode ini didefinisikan secara kronometri dan tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Bentuk kehidupan tertua yang berhasil ditemukan berupa bakteri yang berumur lebih dari 3460 juta tahun ditemui di Australia Barat dan berasal dari era ini.

29. Eoarkean adalah suatu era pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 3800 hingga 3600 juta tahun yang lalu. Era ini merupakan bagian pertama dari eon Arkean, didahului oleh eon Hadean, dan dilanjutkan oleh era Paleoarkean. International Commission on Stratigraphy tidak merekomendasikan batas bawah era ini. Namanya berasal dari dua kata bahasa Yunani: eos (fajar) dan archios (kuno). Superbenua pertama Vaalbara muncul pada periode ini.

30. Holosen adalah kala dalam skala waktu geologli yang berlangsung mulai sekitagr 10.000 tahun radiokgllarbon, atau kurang lebih 11.430 ± 130 tahun kalender yang lalu (antara 956y0 hingga 9300 SM). Holosen adalah kala keempat dan terakhir dari periode Neogen. Namanya berasal dari bahasa Yunani á½…λος ("holos") yang rarti keseluruhan dan καινή ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir. Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium".pada kala holosen sebagian besar es di kutub sudah mulai lenyap sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah paparan sunda dan paparan sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan muncullah manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang.

31. Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani πλεá¿–στος (plestos, "paling") dan καινÏŒς (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi. Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan beberapa tahap fauna.

32. Plestosen awalnya dikenal dengan diluvium, yakni formasi sekarang (holosen atau aluvium); bermula dari 1.750.000 tahun lalu dan berakhir sampai 10000 tahun lalu. kala pertama dalam zaman kuarter, di bawah satuan waktu geologi ini terdapat kala pliosen, dan diatasnya kala holosen. Pada kala plestosen bumi mengalami beberapa zaman es. Kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan kepunahan berbagai jenis yang mendahuluinya, seperti pithecanthropus erectus. Di pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, kala ini dicirikan dengan kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang. Dari masa ini juga dikenal sebagai megaloceros (rusa besar), coelodonta antiquitatis (badak berbulu wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (beruang yang hidup dalam gua), smilodon (semacam kucing besar), rusa kutub, bison, dll.

33. Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu. Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen di era Kenozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti oleh kala Pleistosen. Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani πλεá¿–ον (pleion, "lebih") dan καινÏŒς (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti "kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif modern yang hidup pada zaman ini. Seperti periode geologi lain yang lebih tua, stratum geologi yang menentukan awal dan akhir teridentifikasi, tetapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak tak pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebih hangat dan Pliosen yang relatif lebih sejuk. Batas akhir awalnya ditentukan pada awal glasiasi Pleistosen, tetapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak geologis berpendapat bahwa pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih berguna. Narciso Benítez, seorang astronom dari Universitas Johns Hopkins, dan timnya mengajukan teori bahwa suatu supernova mungkin merupakan penyebab kepunahan hewan laut yang menandai batas Pliosen-Pleistosen, dengan menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada lapisan ozon.

34. Miosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 23,03 hingga 5,332 juta tahun yang lalu. Seperti halnya periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan awal dan akhir kala ini dapat teridentifikasi, tetapi waktu tepat awal dan akhirnya tidak dapat terlalu dipastikan. Miosen dinamai oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani μείων (meioon, "kurang") dan καινÏŒς (kainos, "baru") dan kurang lebih merujuk pada "kurang baru" karena hanya memiliki 18% (kurang dari Pliosen) invertebrata laut modern. Miosen mengikuti Oligosen dan diikuti oleh Pliosen dan merupakan kala pertama pada periode Neogen.
35. Oligosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung dari sekitar 34 hingga 23 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan periode ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu awal dan akhirnya agak kurang dapat dipastikan. Namanya berasal dari bahasa Yunani oligos ("beberapa") dan ceno ("baru"), dan merujuk pada sedikitnya penambahan mamalia modern setelah peledakan evolusi pada kala Eosen. Oligosen melanjutkan kala Eosen dan diikuti oleh Miosen dan merupakan kala ketiga dan terakhir pada periode Paleogen. Awal Oligosen ditandai dengan kepunahan massal yang mungkin berhubungan dengan tumbukan objek luar angkasa yang ditemukan di Siberia dan dekat Chesapeake Bay. Batas antara Oligosen dan Miosen tidak dapat ditentukan secara mudah dengan suatu peristiwa, melainkan merupakan batas yang semu antara Oligosen yang lebih hangat dengan Miosen yang relatif lebih dingin.

36. Eosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung 55,8 ± 0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu yang merupakan kala kedua pada periode Paleogen di era Kenozoikum. Kala ini berlangsung mulai akhir kala Paleosen hingga awal Oligosen. Awal Eosen ditandai dengan kemunculan mamalia modern pertama. Akhir Eosen adalah suatu kepunahan massal yang disebut Grande Coupure, yang mungkin berhubungan dengan satu atau lebih bolide (meteor besar) yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay. Seperti halnya periode geologi lain, stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.

37. Paleosen, "awal fajar masa kini", adalah kala yang berlangsung antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama dari periode Paleogen di era modern Kenozoikum. Seperti halnya skala waktu geologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.

38. Ediakara atau Ediakarium adalah periode geologi ketiga dan terakhir pada era Neoproterozoikum yang berlangsung dari 635 - 541 juta tahun yang lalu. Waktu tersebut bukan berdasarkan stratigrafi, melainkan didefinisikan secara kronometrik. Periode Ediakara, dinamai dari nama Ediacara Hills di Australia Selatan adalah periode terakhir dari era Neoproterozoik dan dari eon Proterozoik, yang kemudian diikuti oleh periode Kambrium, periode pertama era Paleozoik dari eon fanerozoik. Statusnya sebagai periode geologis resmi disahkan tahun 2004 oleh International Union of Geological Sciences (IUGS), dengan demikian ia merupakan periode geologis baru pertama yang dideklarasikan dalam 120 tahun.[1][2][3] Type section-nya ada di Barisan Pegunungan Flinders di Australia Selatan.

C. 10 konsep-konsep geomorpologi

1. Konsep 1. Proses-proses fisik yang sama dan Ini adalah prinsip pokok yang hebat dari geologi modern dan dikenal sebagai prinsip uniformitarianisme.
Prinsip tersebut pertama kali dicetuskan oleh Hutton pada tahun 1785,secara indah dinyatakan kembali oleh Playfair pada tahun 1802,dan dipopulerkan oleh Lyell dalam berbagai edisinya mengenai prinsip prinsip geologi.Hutton mengajarkan bahwa “masa sekarang adalah kunci menuju masa lalu,”tetapi dia menerapkan prinsip ini agak terlalu kaku dan berpendapat bahwa proses-proses geologi bekerja melalui waktu geologi dengan intensitas yang sama seperti sekarang.

2. Konsep 2. Struktur geologi adalah sebuah faktor kontrol dominan dalam evolusi bentang alam dan tercerminn dalam perubahan bentang alam tersebut.
Faktor –faktor kontrol utama dalam perkembangan bentang alam adalah struktur,proses,dan tahap.Hari ini ada beberapa ahli geomorfologi yang meragukan keabsahan tahap sebagai faktor kendali utama,tetapi mungkin tidak ada ahli geologi yang meragukan pentingnya proses dan struktur dalam perkembangan bentang alam. Struktur juga memiliki keterlibatan stratigrafis,dan pengetahuan tentang struktur dari sebuahwilayahmelibatkan sebuah interpretasi sekuen batuan, baik dalam singkapan dan di bawah permukaan,serta hubungan regional lapisan batuan. Sebuah pengetahuan mengenai struktur geologi dalam pemikiran sempit dengan demikian menjadi penting.Hal tersebut adalah latihan umum untuk berbicara mengenai batuan yang masih bersifat “keras” dan “resistant” atau “lemah” atau “non-resistant” terhadap proses-proses geomorfik.

3. Konsep 3. Untuk tingkat yang lebih besar, permukaan bumi memiliki penegasan bentuk
karena proses geomorfik beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda.
Penyebab utama dari perbedaan gradasi dari permukaan bumi adalah batuan yang terdapat di kerak bumi memiliki litologi yang berbeda, struktur yang berbeda, dan mengakibatkan resistansi dari setiap batuan berbeda pula. Beberapa dari variasi batuan bisa langsung dapat dilihat dengan jelas perbedaan nya, tetap ada juga yang tidak terlalu terlihat.Kecuali untuk daerah yang baru terkena bencana. Biasanya dapat diasumsi bahwa daerah yang secara topografi tinggi tersusun atas batuan yang keras atau kuat, dan daerah yang topografi nya rendah tersusun atas batuan yang lemah. Perbedaan komposisi batuan dan struktur batuan dapat terlihat tidak hanya dalam geomorfologi regional saja, tetapi bisa juga dalam topografi local.

4. Konsep 4. Proses geomorfologi meninggalkan bentuk yang khas dalam tiap bentuklahan dan tiap proses geomorfologi membentuk bentuklahan tersediri.
Beberapa kejadian seperti tektonisme dan proses vulkanik, berasal dari gaya yang ada di dalam permukaan bumi atau menurut Penck adalah, proses endogen. Sebaliknya,proses seperti pelapukan, mass-wasting, dan erosi terjadi akibat gaya dari luar permukaan bumi dan disebut dengan eksogen. Umumnya, proses endogen merupakan pembentukan ulang daerah yang sebelumnya sudah rusak akibat proses eksogen. Jika tidak terjadi, sebagian besar permukaan bumi akan terus mengalami perusakan dan bentuknya berantakan. Konsep geomorfologi yang satu ini sudah lama ditemukan. Bahkan sejak jaman dahulu orang-orang mulai berfikir bahwa terdapat proses yang mengakibatkan perbedaan bentuklahan di permukaan bumi.Seperti hal nya spesies pada mahluk hidup dan tumbuhan, bentuklahan juga memiliki karakteristik individu nya sendiri untuk membedakan nya dari jenis yang lain berdasarkan proses geomorfologi yang terjadi didalamnya. Floodplain, alluvial fans dan delta merupakan hasil produk dari adanya aksi arus; sumur bawah tanah dan gua-gua besar merupakan produk dari air bawah tanah; moraine dan drumlin dalam suatu daerah menandakan keberadaan

5. Konsep 5. Akibat agen-agen erosi yang bekerja pada permukaan bumi, menghasilkan produk erosi yang bersusun pada bentuklahan.
Pada satu waktu, kita mungkin menambahkan dengan pernyataan bahwa “memiliki karakteristik yang berbeda pada tahapan perkembangan”.Sampai sekarang masih belum tahu apakah peryataan ini benar.Pernyataan bahwa bentuklahan memiliki karakteristik yang berbeda pada saat tahap perkembangan merupakan ide dari W.M. Davis dan munculnya konsep dari siklus geomorfologi dan tahap-tahap nya seperti umur muda, dewasa dan tua dimana Davis namakan dengan peneplain.Meskipun penggunaan istilah siklus geomorfik tidak sepenuhnya pantas untuk menyatakan perubahan-perubahan selama bentang alam mengalami proses gradasional, sulit untuk mencari istilah pengganti, atau lebih tepatnya konsep pengganti evolusi landskap, yang tidak memiliki kekurangan seperti istilah tersebut. Oleh karena itu sebaiknya kita tetap menggunakan istilah siklus geimorfik meskipun penggunaan istilah tersebut tidak berarti proses-proses bersifat siklik di alam ataupun terdapat tahapan perkembangan bentang alam yang mudah dikenali. Penggunaan istilah tersebut dapat diimplikasikan sebagai adanya

6. Konsep 6.Evolusi geomorfologi umumnya tidak bersifat sederhana melainkan kompleks. Adalah sifat fundamental manusia untuk lebih memilih penjelasan sederhana.
Banyak kontroversi dalam sains muncul karena kecenderungan memilih penjelasan sederhanaBiasanya, sebagian besar detail topografi dibentuk oleh siklus erosi saat ini, namun tak jarang juga terdapay fitur-fitur hasil siklus sebelumnya yang tersisa. Meskipun terdapat bentang alam-bentang alam yang dapat dikatakan sebagai produk proses geomorfik tunggal tertentu, jarang ditemukan kumpulan bentang alam yang diatributkan kepada satu proses saja. Umumnya kita dapat mengenali salah satu proses dominan, namun tetap ada proses-proses lain yang bekerja. Hal ini menunjang pengelompokkan bentang alam, seperti yang dilakukan oleh Horberg (1952), di mana bentang alam dibagi menjadi lima kategori umum. Kategori tersebut, yaitu: bentang alam sederhana, campuran, monosiklik, mutisiklik, tersingkap atau terangkat.

7. Konsep 7.Sebagiam kecil topografi bumi lebih tua dari tersier dan tidak lebih tua danjarang sekali dijumpai dan kebanyakan daripadanya berumur Kuarter.
Sebagian besar detail topografi kita sekarang mungkin tidak berasal dari pleistosen, dan tentu saja ada sedikit topografi yang berasal dari tersier. Ashley (1931) telah membuat kasus yang kuat untuk keremajaan topografi kita. Dia percaya bahwa “sebagian besar pemandangan dunia, gunung-gunung, lembah, pantai, danau, sungai, air terjun, jurang, tebing yang terbentuk pasca miosen, bahwa hampir semuanya terbentuk sejak munculnya manusia, dan ada beberapa permukaan tanah yang memiliki hubungan dengan pra-miosen.” ia memperkirakan bahwa setidaknya 90 persen dari permukaan tanah kami sekarang telah dikembangkan dalam waktu pasca-tersier dan mungkin sebanyak 99 persen adalah Miosen pasca-menengah. apakah angka-angka ini benar tidak penting, tetapi mereka pasti menunjukkan kesimpulan dimana Ahli Geomorfologi harus menerima, meskipun fakta bahwa masih mungkin untuk menemukan ahli geologi yang percaya sebaliknya.

8. Konsep 8.penafsiran yang tepat dari masa kini lanskap adalah mustahil tanpa apresiasi penuh dari pengaruh bermacam-macam perubahan geologi dan iklim selama Pleistocene.
korelatif dengan realisasi kebaruan geologi sebagian besar topografi dunia adalah pengakuan bahwa perubahan geologi dan iklim selama Pleistocene yang memiliki efek pada topografi masa kini. glaciation langsung mempengaruhi banyak juta mil persegi, mungkin sebanyak 10.000.000 mil persegi, tetapi efek ini diperpanjang jauh melampaui wilayah glaciation sebenarnya. outwash dan bahan glasial yang tertiup angin yang asli diperluas ke daerah-daerah tidak glaciated, dan efek iklim yang mungkin di seluruh dunia dalam batas. tentu di lintang tengah efek iklim yang mendalam. ada bukti tak terbantahkan bahwa banyak daerah yang saat ini gersang atau semi kering memiliki iklim lembab selama usia glasial. Danau air tawar ada di banyak daerah yang saat ini memiliki drainase interior.setidaknya 100 cekungan tertutup di amerika serikat barat memiliki danau Pleistocene di dalamnya.

9. Konsep 9. Apresiasi iklim dunia perlu pemahaman yang tepat tentang pentingnya berbagai kondisi muka bumi.
Bahwa faktor iklim, khususnya suhu dan presipitasi, harus mempengaruhi pengoperasian proses geomorfik tampaknya jelas.Variasi iklim dapat mempengaruhi pengoperasian proses geomorfik baik langsung atau tidak langsung. Secara tidak langsung mempengaruhi sebagian besar terkait dengan bagaimana iklim mempengaruhi jumlah, jenis, dan distribusi penutup vegetal. Kontrol langsung adalah seperti yang jelas sebagai jumlah dan jenis curah hujan, intensitas, hubungan antara curah hujan dan penguapan, berbagai harian suhu, apakah, dan seberapa sering suhu turun di bawah titik beku, kedalaman penetrasi es, dan kecepatan angin dan petunjuk arah. Namun demikian, faktor iklim lainnya yang efeknya kurang jelas, seperti berapa lama tanah beku, meskipun demikian terdapat pula faktor iklim yang efeknya tidak terlalu tampak, seperti lamanya daratan membeku, hujan sangat lebat dan frekuensinya, musim-musim curah hujan maksimum, frekuensi hari membeku dan mencairnya daratan, perbedaaan kondisi iklim yang dihadapi lereng karena terdapat bagian terekspos dan tidak, perbedaan kondisi fitur topografi searah mata angin dan sebaliknya karena pengaruh angin pembawa uap air, dan perubahan kondisi iklim yang sangat cepat seiring perubahan letak lintang.Sebagian besar dari konsep dasar geomorfologi berkembang pada daerah dengan.

10. Konsep 10. Geomorfologi tidak hanya membahas mengenai bentang alam saat ini, namun juga berkaitan dengan sejarah yang dilaluinya.
Geomorfologi mengkaji terutama asal mula terbentuknya bentang alam yang tampak saat ini, tetapi terdapat pula beberapa bentang alam yang berumur hingga periode maupun kurun yang jauh di masa lampau.Maka geomorfologis harus mengadopsi pendekatan historikal jika ingin mengintrepretasi sejarah geomorfologi suatu daerah.Aplikasi prinsip uniformitarianisme dibutuhkan dalam pendekatan sejarah tersebut.

D. Tahap tahap perkembangan erosi.

1. Stadium muda (young stream) Dikatakan dalam stadium muda apabila terjadi ketidakseimbangan antara proses erosi dan sedimentasi, di mana erosi jauh lebih besar dibandingkan dengan sedimentasi. Tanda-tandanya adalah • proses erosi sangat aktif, baik erosi ke bawah maupun erosi ke samping. • lembahnya mempunyai lereng yang terjal (berbentuk huruf V) • banyak dijumpai air terjun (waterfall) • pengikisan vertikal lebih kuat dibandingkan dengan pengikisan horizontal

2. Stadium dewasa (mature stream) Dikatakan dalam stadium dewasa apabila sudah terdapat keseimbangan antara proses erosi dan sedimentasi. Tanda-tandanya adalah • kecepatan alirannya berkurang • lerengnya tidak tidak terlalu tajam (berbentuk huruf U) • erosi ke bawah sudah tidak begitu kuat

3. Stadium tua (old stream) Dikatakan dalam stadium tua apabila pada bagian hilirnya terjadi pengendapan yang sangat besar, sedangkan di bagian hulunya hanya terjadi sedikit sekali atau sama sekali sudah tidak ada erosi. Tanda-tandanya adalah • proses erosi sangat kecil, sedangkan proses sedimentasi sangat besar • terdapatnya dataran banjir (flood plain), yaitu daerah di kiri dan kanan sungai apabila sungai mengalami banjir akan tergenang dan terdapat endapan-endapan material, sewaktu air telah surut endapan material tersebut tertinggal • dijumpai adanya meander

E. Aspek aspek geomorfologi.

1. Aspek morfologi meliputi
a Aspek morfografi, yaitu aspek yang mendeskripsikan tentang kondisi bentuklahan seperti misalnya; daerah dataran, perbukitan, atau pegunungan.
b Aspek morfometri, yaitu aspek yang menyatakan ukuran dan deskripsi dari parameter-parameter bentuklahan seperti; morfometri lereng (kecuranian), morfometri DAS (tekstur, percabangan sungai, segment sungai, dan lainnya), morfometri longsor (indeks pelebaran, indeks penipisan, indeks perpindahan), atau morfometri lembah yang dinyatakan dalam (lebar lembah, sinusitas, jarak antar lembah dan lainnya).
c aspek morfologi mencakup : morfometri dan morfogra fi.
Morfometri mencakup aspek ukuran dan bentuk unsur- unsur penyusun
bentuklahan. Morfografi merupakan susunan dari obyek alami yang ada di
permukaan bumi,
2. Aspek morfoaenetik (Morfogenesa) meliputi :
d Aspekmorfodinamik,mendeskripsikan tentang dinamika proses eksogenetik yang berkaitan dengan kerja air, angin, gletser, sinar matahari dan gravitasi. Misainya; pelongsoran, banjir, pembentukan dune, bura (spit), rock fall dan lainnya).
e Aspek morfostruktur, dibedakan menjadi morfostruktur aktif dan pasif. Morfostruktur aktif mendeskripsikan tentang struktur yang terjadi akibat dari dinamika proses endogenetik, yang meliputi; tektonosme dan vulkanisme. Sebagai contoh terbentuknya gawir sesar (escarpment), gunung api, antiklinal-sinklinal, dan lainnya. Morfostruktur pasif mendeskripsikan tentang litologi ( jenis batuan) dan struktur kulit bumi yang berkaitan dengan proses denudasional, sebagai contoh; proses pembentukan mesa, cuesta, kubah, hogback dan lainnya.
f aspek morfogenesa merupakan asal usul pembentukan
bentuklahan dan perkembangannya.
3. Morfokronologi mendeskripsikan tentang pertanggalan relatif atau absolut pada suatu bentuklahan dalam hubungannya dengan proses pembentukannya, aspek morfokronologi merupakan urutanbentuklahan yang ada di permukaan bumi sebagai hasil proses geomorfologis.
4. Morfoasosiasi mendeskripsikan tentang pertautan antara bentuklahan yang satu dengan bentuklahan yang lain secara kontekstual dalam suatu susunan keruangan dan berkaitan dengan prosesproses geomorfikaspek morfo-asosiasi merupakan kaitan antara bentuklahan satu denganbentuklahan yang lain dalam susunan keruangan atau sebarannya di permukaan bumi Van Zuidam (1983).

 

Pengantar Geomorpologi

30 August 2017 12:58:09 Dibaca : 58

Mata kuliah  : Geomorpologi umum
pengampu    : Intan noviantari S.Si M.T.

1. PENGERTIAN GEOMORPOLOGI.


  Geomorpologi adalah merupakan ilmu yg mempelajari bentuk alam dan proses pembentukan muka bumi.


2. SEJARA GEOMORPOLOGI.


  Geomoepologi berkembang sejak awal abad ke 19 dan berkembang diakademik kira-kira abad ke 17. Pandangan kuno yang terkait dengan geologi dan geomorfologi seperti dikemukakan oleh Herodutus (485-425 SM), Aristotle (384-322 SM), Strabo (54 SM – 25 M) dan Senecca (- SM – 65 M).


3. ARTI PENTING GEOMORPOLOGI.


a. pemecah masalah yang ditimbulkan manusia akibat penggunaan lahan.
b. Perencanaan suatu pembangunan perumahan pada suatu wilayah.
c. Menemukan suatu wilayah yang layak dan tepat untuk dijadikan sebagai lahan pemukiman.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong