Sosok Teladan Sepanjang Masa

16 February 2013 07:42:04 Dibaca : 1784

Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bapak bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum beliau dilahirkan yaitu sewaktu beliau masih 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke Ka’bah, kemudian diberi nama Muhammad. Kemudian Muhammad disusukan kepada Halimah selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa beliau kembali kepada Aminah dan minta kepada Aminah agar diijinkan untuk membawa pulang lagi ke pedalaman selama 2 tahun untuk yang ke dua kalinya.

Abdul Mutallib Wafat.

Kegembiraannya bersama sang kakek tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia delapan tahun, Abdul Mutallib meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah yang sedang dalam kesusahan.

Muhammad diasuh oleh Abu Talib.

Setelah Abdul Mutallib wafat, Abu Talib(sang paman) mengambil alih tugas bapaknya untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu dibanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat dikalangan orang-orang Quraisy. Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia. Pada suatu hari, ketika mereka berdua berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang dapat melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib supaya tidak pergi jauh ke daerah pedalaman Syam karena dikhawatirkan orang-orang Yahudi akan menyakiti Muhammad karena mereka sudah banyak yang tahu akan ada Nabi yang bernama Ahmad (Muhammad) dengan tanda-tanda khusus yang ada ditubuhnya.

Abu Talib mengikuti nasehat rahib tersebut dan dia tidak banyak membawa dagangan dari perjalanan tersebut. Dia segera pulang ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang lain. Muhammad menginjak dewasa, beliau disuruh pamannya untuk membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang saudagar wanita yang cantik, kaya raya dan dihormati. Beliau melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur. Khadijah yang sudah janda amat tertarik dengan pribadi mulia Muhammad dan keuletannya sebagai seorang pedagang. Lalu dia menyampaikan perasaan hatinya untuk bisa kawin dengan Muhammad yang baru berusia 25 tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia 40 tahun itu sangat gembira karena Muhammad menerima lamarannya lalu berlangsunglah perkawinan mereka berdua.

Turunnya Wahyu Pertama.

Menjelang usia 40 tahun, Muhammad sering menyendiri sampai berminggu-minggu dan bertafakur di Gua Hira. Gua ini terletak di Bukit Hira, sekitar 6 km di sebelah timur laut kota Mekah. Tingginya 155 cm dan bisa memuat 4 orang. Di gua ini Muhammad beribadah sepanjang Ramadan. Di gua ini pula Muhammad menerima wahyu pertamanya pada tanggal 17 Ramadan 12 Sebelum Hijriah /6 Agustus 610 M. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan kepada Muhammad.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya, (Al-’Alaq [96]: ayat 1 s/d 5)
Rasulullah pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh istrinya Khadijah yang mencoba menenangkan beliau. Ketika kondisi beliau mulai pulih, diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang baru saja dialaminya. Kemudian beliau mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi diawali dengan kaum kerabatnya untuk menghindari kecaman yang hebat dari penduduk Makkah yang masih menyembah berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang memeluk Islam dan mempercayai kenabian beliau. Sedangkan Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan ajaran beliau, kemudian diikuti sahabatnya Abu Bakar masuk Islam. Dakwah yang sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun di kalangan keluarga dan sahabat dekatnya saja.

Dakwah Secara Terang-terangan.

Setelah turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr [15]: ayat 94)

Namun begitu, penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh beliau. Mereka memusuhi beliau dan para pengikutnya yang dipimpin oleh Abu Lahab.Kaum musyrik dan kafir Quraisy tak mampu menghentikan dakwah Muhammad. Berbagai cara mereka lakukan, tapi hasilnya tetap nihil, apalagi dengan masuk islamnya Umar. Mereka lalu mengutus 10 orang untuk menemui Abu Talib dan meminta agar ia mau membujuk keponakannya berhenti berdakwah. Namun Muhammad menolak permintaan tersebut. Lantas jawab Rasulullah,

“Wahai paman, andai matahari diletakkan di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan dakwah ini, aku tidak akan menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas kesegala penjuru atau aku yang binasa karenanya”

lebih lengkapnya kunjungi website ini http://www.akhlaqulkharimah.com/2011/03/03/sejarah-singkat-nabi-muhammad-saw/

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong