anggota komisi disiplin mahasiswa

31 August 2013 08:41:28 Dibaca : 91

Assalamu allaikum wr.wb.

 

Hari ini saya akan bagi-bagi info untuk para mahasiswa baru yang ingin tahu siapa saja anggota komisi disiplin universitas negeri gorontalo.

Siapa tahu ada dari teman-teman yang belum tahu nama atau anggota yang termasuk di KDM, maka  atas dasar itulah djabalnur tangoi memposting tentang hal ini.

Namun sebelum itu  kita harus atu apa itu KOMISI DISIPLIN MAHASISWA.???

 

KDM adalah unit yang dibentuk oleh universitas negeri gorontalo (ung)  yang bertujuan untuk memberikan pelayanan keadilah yang  segaligus melakukan penegakan disiplin kepada mahasiswa selama melaksanakan proses pendidikan  di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), komisi disiplin ini jika diambil kesimpulan maka tugas pokoknya adalah mengatur segala tingkah laku mahasiswa dalam menimbah ilmu di Universitas Negeri Gorontalo.

 

Sedangkan nama-nama dari anggota komisi disiplin mahasiswa adalah sebagai berikut ;

Penanggung jawab: DR.Syamsu qamar baud, M.Pd (Rektor)

Pembina                    :

Ø  Prof.DR.sarton w,dj pomalato, M.Pd

Ø  Eduart wolok, ST, MT

Ø  Prof.DR. hasanudin fatsah, M.Hum

Ø  Prof.Hi.Abd haris panai, M.Pd

Ø  Prof.Dr.HJ.Evie Hulukati , M.Pd

Ø  Moh rusdiyanto puluhulawa, Sh, Mh

Ø  Prof.Dr.moon otoluwa, M.hum

Ø  Ir.Rawiyah hsnan, Mt

Ø  Prof.Dr.mahludin baruadi, Mp

Ø  Imran R. hambali, S.pd, Se.Ak, M.Si.Ak

Ø  Dra rani hiola, M,kes

Ketua pelaksana : Dr.fence M. wantu Sh, Mh

Sekretaris              :DR Udin hamim, Sh, Mh

Ø  Drs. Hi haris Mahmud, M.Si

Ø  Drs. Karim naki,M.Pd

Ø  Dian ekawati ismail, Sh, Mh

Ø  Zulkifli, S.Pd, m.Sn

Ø  Taufiq ismail yusuf, St, Mt

Ø  Ir. Hj. Fahria datau, M.Si

Ø  Irwan yantu, S.Pd, M.Si

Ø  Ruslan, S.Pd, M.Pd

Pembantu pelaksana:

Ø  Prof.Dr. fenty puluhulawa, Sh, Mh

Ø  Drs. Atma  kadji, M.Si

Ø  Drs. Rum badu

Ø  Presiden bem

Secretariat : Wawan tolinggi S. Pd, M. Pd

Ø  Ramli Mahmud, S.Pd, MA

Ø  Mohamad, S.Pd

Ø  Yasiir djafar

Ø  Adnan alimun

Ø  Sofyan djama

puisi PAGI PAGI

28 August 2013 18:08:16 Dibaca : 163

PAGI-PAGI 

 teja dan cerawat telah gemilang 

memuramkan binang mulia raya 

menjadi pudar padam cahaya 

 timbul tenggelam berulang-ulang

  fajar di timur datang menjelang  

membawa permata keatas dunia 

 seri berseri sepantun mutia 

 berbagai warna bersilang-silang 

 lambat laun serta berdandan 

 timbullah matahari dengan perlahan 

 menyinari bumi dengan keindahan 

 segala bunga harumkan pandan 

kembang terbuka bagus gubahan 

 dibasahi embun titik di dahan 

 

 by;muhammad yamin

PUISI UNTUK BUNDA

28 August 2013 18:05:13 Dibaca : 62

 

KERINGAT BUNDA

badai itu masih terlekat dibatinku

dipelukmu aku tersenyum

debahumu aku menagis

walaupun terdapat seribu rintangan

namun dipunggungmu terdapat sejuta harapan

aku tidak tahu harapan itu

bahkan mungkin aku tidak mau tahu

dilangit kau letakan aku

dibumi kau taman benih kelembutan

tanganmu mengalir darah perjuangan

bibirmu menjadi guru tanpa tangan

bunda, jika aku boleh bertanya

untuk apa kau lakukan ini ?

 

oleh; djabalnur tangoi

suku polahi yang ada di hutan gorontalo

27 August 2013 18:32:13 Dibaca : 168

Polahi adalah julukan untuk suku terasing yang hidup di hutan pedalaman Gorontalo. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, polahi adalah masyarakat pelarian zaman dahulu yang melakukan eksodus ke hutan karena takut dan tidak mau dijajah oleh Belanda sehingga menjadikan mereka sebagai suku terasing sampai dengan saat ini. Mereka hidup di pedalaman hutan daerah Boliyohuto, Paguyaman dan Suwawa, Provinsi Gorontalo. Konon orang Polahi adalah pelarian pada zaman Belanda, yang katanya untuk menghindari pembayaran pajak. Jumlah mereka seluruhnya sekitar 500 orang, kira- kira 200 orang di Kecamatan Paguyaman dan 300 orang di Kecamatan Suwawa. Mereka tinggal di hutan dalam kelompok- kelompok kecil. Departemen Sosial di tingkat Kabupaten Gorontalo mengidentifikasi masyarakat Polahi dengan Kelompok 9, Kelompok 18, Kelompok 21, Kelompok 70, dan sebagainya, berdasarkan jumlah anggota kelompok dalam satu "kampung". Literatur mengenai masyarakat ini tak ada. Bahasanya adalah dialek Gorontalo, dan menganut agama tradisional. Mereka hidup dari bercocok tanam alakadarnya dan berburu babi hutan, rusa, serta ular sanca. Belum mengenal pakaian seperti umumnya orang Indonesia, hanya memakai penutup syahwat dari daun palma dan kulit kayu. Rumah mereka sederhana, tak berdinding, dapur dibuat di tengah, juga berfungsi untuk penghangat. Mereka tak mengenal sekolah dan fasilitas kesehatan modern. Untuk mencapai Kelompok 9, diperlukan jalan kaki naik gunung sekitar tujuh jam. Mereka terbelakang, tak hanya karena keterpencilan dan tak mempunyai pendidikan formal, bahkan dalam kebudayaan mereka tak dikenal hitung- menghitung dan tak dikenal hari. Atas bantuan para peneliti, saya dapat bertemu dengan tiga orang Polahi yang telah turun dari gunung. Angka maksimum yang dapat mereka hitung adalah empat. Selebihnya adalah "banyak". Sebelumnya saya mendengar bahwa orang Polahi hanya mengenal dua kriteria, yakni "satu" dan "banyak". Kawin dengan saudara kandung adalah biasa. Sesepuh pada Kelompok 9 adalah seorang kakek tiga bersaudara, dua saudaranya itu perempuan. Dia mengawini kedua saudara kandungnya ini. Istrinya yang satu tak mempunyai anak, sedangkan satu lagi mempunyai enam anak, dua laki- laki dan empat perempuan. Anaknya mengawini anaknya, sehingga anaknya menjadi menantunya. Dengan mudah dapat dibayangkan betapa beratnya tantangan untuk memajukan masyarakat ini, mengintegrasikannya dengan pembangunan di Indonesia[1].

 

Blogroll

  • Masih Kosong