Menjadi Mahasiswa yang Kritis, Konstruktif, dan Kreatif
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Ganesa!
Mahasiswa…
Ya! Mahasiswa. Sebuah kata yang sejak tahun 1998 silam menandakan perjuangan, aksi perubahan menuju bakti pada Ibu Pertiwi. Sebuah kata yang di dalamnya berisi tanggung jawab besar. Untuk memajukan dan mensejahterakan Indonesia, negeri yang kita cintai. Dengan berbekal pengetahuan modern yang tetap berpijak pada kearifan lokal, seorang mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi dan berperan aktif dalam masyarakat setelah ia diwisuda.
Terlebih lagi bagi mahasiswa ITB yang selama dia ditempa, dia akan mempelajari sains, teknologi, seni, dan watak. Sebuah satu kesatuan ilmu yang mencakup semua bidang dalam masyarakat. Yang kemudian akan diamalkan, diterapkan, untuk membangun Indonesia. Untuk menciptakan Indonesia yang lebih bermartabat.
Untuk itu, setiap mahasiswa diharuskan memiliki 3 sifat yang ada pada diri seorang agent of change. 3 sifat yang akan membentuk pribadi seorang mahasiswa menjadi seseorang yang siap terjun di dalam masyarakat untuk membawa Indonesia menjadi Negara dan bangsa yang lebih baik
Kritis
Kritis berarti setiap mahasiswa dituntut untuk peka. Untuk lebih peduli dengan keadaan di sekitarnya. Peduli bahwa negara ini sedang sakit, sedang menunggu untuk disembuhkan. Lebih peduli terhadap keadaan sekitar, dimana banyak tangan-tangan terulur meminta pertolongan. Lebih membuka mata, buka telinga, dan buka hati. Berusahalah peka dan peduli, karena tak selamanya diam itu emas. Bisa jadi selama kita diam, banyak saudara kita yang terdzalimi, tersakiti. Untuk itu, saatnya kita sebagai mahasiswa harus lebih peduli. Peduli dan peka yang menghasilkan solusi terhadap permasalahan di sekitar kita. Bukan peduli yang hanya menimbulkan rasa simpati tanpa aksi.
Kreatif
Dunia terus berputar, waktu terus berjalan tanpa henti, tiada menunggu siapapun. Begitu juga dengan permasalahan yang ada, selalu mengikuti perkembangan zaman, selalu berbeda tiap periodenya masing-masing. Permasalahan semakin beragam, semakin kompleks, semakin “inovatif”. Oleh karena itu, sebagai agent of change, kita sebagai mahasiswa harus menjadi seseorang yang kreatif, yang inovatif. Sebagai yang berjiwa muda, kita diharapkan untuk memiliki pemikiran-pemikiran terbarukan, ide-ide inovatif, dan aksi yang penuh warna. Kreatif tidak selalu baru, bisa berupa penambahan dan pembetulan dari yang ada sebelumnya, tentu penambahan ke arah yang lebih baik dan membangun. Kreatif dan inovatif, merupakan dua kunci agar kita tidak tergerus oleh waktu, agar permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan solusi yang berwarna sehingga aksi yang ada pun dapat mengatasi masalah dengan cara yang bersahabat dengan masyarakat.
Konstruktif
Setelah kritis dan kreatif, hendaknya solusi yang dibuat adalah solusi yang membangun, bukan hanya sekadar menyalahkan dan menjatuhkan pihak lain. Seringkali sebagai mahasiswa, awalan kata “Maha” membuat kita jumawa dengan solusi dari diri kita masing-masing, membuat kita lupa akan tujuan awal kita. Oleh karena itu, hendaknya perselisihan yang ada diselesaikan secara kekeluargaan, juga saling membangun, saling merangkul bahu, berpegang tangan, demi nasib Indonesia ke depan. Tidak hanya membangun kelompok pribadi, tapi membangun masyarakat, membangun Indonesia yang kita cintai. Membangun dari berbagai sisi, baik itu keagamaan, ekonomi, sosial, politik, iptek dan lain sebagainya. Membangun dengan asas kekeluargaan den kesejahteraan, ikhlas, tanpa pamrih, dilakukan dengan sepenuh hati. Mari, kita sebagai mahasiswa, lipat lengan baju, tegakkan kepala, kokohkan pijakan, satukan visi, langkah dan tekad untuk membangun Indonesia yang lebih baik!
Sekian dari kami, semoga dapat menginspirasi diri kita semua! Selamat belajar dan membangun bangsa, kawan!