Dampak Pandemi Covid-19 pada Kualitas Udara Gorontalo

27 September 2021 14:18:05 Dibaca : 88

Pandemi Covid-19 yang diduga berawal dari penularan di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China saat ini telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia sehingga berdampak pada perubahan tatanan dunia baru yang sering kita sebut new normal. Perubahan tatanan dunia baru ini merupakan langkah moderat dalam rangka mencegah meluasnya penularan virus Covid-19 setelah pemberlakuan lockdown di sejumlah negara dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Indonesia.

Berkurangnya aktivitas selama masa pandemi covid-19 ini juga telah mempengaruhi kualitas lingkungan terutama kualitas udara di berbagai negara di dunia. Dalam Covid-19 Air Quality Report yang dipublikasikan IQAir tanggal 22 April 2020, terjadi penurunan Polusi Udara yang ditandai dengan berkurangnya polutan PM2.5 di negara-negara besar di dunia. New Delhi (India) turun 60%, Seoul (Korea Selatan) turun 54%, Los Angeles (US) turun 31% dan New York turun sebesar 25%. Polutan Particulate Matter (PM) 2.5 adalah partikel halus yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil yang ada di udara. Ukurannya yang sangat kecil membuatnya bisa masuk sampai ke paru-paru. Apabila terhirup,  dalam waktu sebentar dapat menyebabkan masalah pada mata, hidung, tenggorokan, iritasi paru, batuk, bersin, pilek, dan napas pendek.

PM 2,5  sumbernya dapat berasal dari asap mobil, truk, bus, asap kebakaran hutan dan rumput. PM2.5 juga dapat terbentuk dari reaksi gas atau air di atmosfer dengan senyawa dari pembangkit listrik.  PM 2,5 bisa ditemukan dari rokok, memasak, membakar lilin, atau penggunaan pemanas berbahan bakar.

Ambang batas aman paparan PM2.5 dalam durasi 24 jam menurut WHO adalah 25 mikrogram/m3, sedangkan pemerintah Indonesia dalam Baku Mutu Udara Ambien sesuai PP 41 tahun 1999 menetapkan ambang batas aman PM2.5 adalah 65 mikrogram/m3, hampir 3 kali lipat dari ambang batas aman WHO. Indonesia bahkan belum memasukkan PM2.5 sebagai komponen untuk mengukur kualitas udara. Indeks Kualitas Udara di Indonesia diukur menggunakan Indeks Standar Pencemar Udara atau ISPU (Air Pollution Index) ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10)

Rentang Indeks Standar Pencemaran Udara adalah :

Di Gorontalo selama masa pandemi Covid-19 ini menurut data IQAir telah terjadi perbaikan kualitas udara dan polusi udara. Range data yang kami gunakan sejak tanggal 8 Mei 2020 sampai 4 juni 2020.

Tingkat kualitas udara terburuk pada range area tersebut pada tanggal 9 mei 2020 pada angka 31 AQI dan terbaik pada tanggal 1 dan 4 Juni 2020 pada angka standar 13 AQI. Sementara itu tingkat pencemaran polutan PM2.5 tertinggi pada tangal 10 Mei 2020 sebesar 8 (µg/m³) dan terendah pada tanggal 1 dan 4 Juni 2020 pada angka 3,1 (µg/m³)

Diolah dari IQair.comRata-rata nilai kualitas udara dan tingkat polusi PM 2.5 per minggu pada minggu pertama (8-14 Mei 2020) sebesar 24,57 AQI dan 5,94 (µg/m³) , minggu kedua (15-21 Mei 2020) sebesar 21,29 AQI dan 5,3 (µg/m³), minggu ketiga (22-28 Mei 2020) sebesar 16,57 AQI dan 4,0 (µg/m³) dan minggu keempat (28 Mei – 4 Juni 2020) sebesar 15,29 AQI dan 1,3 (µg/m³). Hal ini menunjukkan nilai rata-rata kualitas udara dan tingkat polusi PM2.5 telah mengalami perbaikan setiap minggunya.

Diolah dari IQair.comSepertinya alam sedang mengirim pesan kepada manusia, berhentilah berbuat kerusakan, beri waktu sejenak agar aku bisa memulihkan diri. Selamat Hari Lingkungan Hidup

*) Mahasiswa Program Magister Kependudukan dan Lingkungan Hidup UNG

Diterbitkan pertama kali di http://covid-19.ung.ac.id/2020/06/05/dampak-pandemi-covid-19-pada-kualitas-udara-gorontalo/

Seting autojoin di BigBlueButton

15 August 2021 03:49:13 Dibaca : 136

Salah satu masalah yang sering terjadi ketika menggunakan aplikasi video conference BigBlueButton adalah pilihan untuk join apakah menggunakan Microphone atau Listen Only. Pengguna sering terkecoh dengan hal ini karena pilihan pada Microphone adalah gambar mic dan pilihan pada Listen Only adalah gambar headset. Karena banyak pengguna BBB menggunakan Headset, maka kereka memilih gambar Headset yang menyebabkan mereka tidak bisa berinteraksi dengan pengguna lain pada room. BBB memiliki konfigurasi untuk menghilangkan pilihan ini, sehingga pengguna otomatis memiliih microphone

Pada BBB v 2.2 dan sebelumnya kita bisa mengedit file config.xml yang ada pada direktori  

          /var/www/bigbluebutton/client/conf/config.xml

Untuk menonaktifkan mode Listen Only, set 

           listenOnlyMode="false"

kemudian server BigBlueButton menggunakan perintah 

           sudo bbb-conf --restart

Sekarang saat pengguna join audio, mereka tidak bisa memilih listen only.

Jika ingib agar pengguna langsung memilih microphone tanpa ada jendela pilihan maka atur pada file config.xml    

           skipCheck="true"

kemudian restart server BigBlueButton

Sekarang saat user hendak join ke room mereka tidak akan melihat pilihan Microphone dan Headset

Pada BBB v 2.3 kita bisa mengedit file setting.yml yang ada pada direktori

             /usr/share/meteor/bundle/programs/server/assets/app/config/settings.yml

 

Jika kita juga ingin menonaktifkan pengecekan audio, maka aturlah

   skipCheck=true

 

Dokumentasi lengkap silahkan klik https://docs.bigbluebutton.org/legacy/client-configuration.html#introduction

Blogroll

  • Masih Kosong