10 Besar Perusahaan Farmasi Asing Di Indonesia Tahun 2011

04 September 2012 22:03:53 Dibaca : 95516

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh IPMG (International Pharmaceutical Manufacturing Group), inilah 10 besar perusahaan farmasi asing tahun 2011 :


1.   SANOFI AVENTIS ; dengan total penjualan Rp 1,068 trilyun.

Sanofi Aventis merupakan salah satu perusahaan terbesar dan terkemuka di dunia. Sanofi-aventis beroperasi di lebih dari 100 negara dan mempekerjakan sekitar 100.000 karyawan, berpartisipasi dan berupaya dalam memperbaiki dan memajukan dunia kesehatan.
Sanofi Aventis memiliki obat-obat baru inovatif dan yang paling beragam, seperti misalnya yang terdapat dalam bidang terapetik:

    Kardiovaskuler
    Trombosis
    Onkologi
    Gangguan tulang
    Gangguan metabolisme
    Alergi
    Vaksin

Selain itu Sanofi Pasteur, perusahaan milik Grup, adalah perusahaan terbesar di dunia yang kegiatannya khusus memproduksi vaksin untuk manusia. Sanofi Pasteur saat ini menyediakan jenis vaksin yang terlengkap, melindungi masyarakat terhadap 20 macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, termasuk diantaranya pertusis, difteri, tifus, poliomyelitis, influenza dan mumps. Sementara itu andalan Sanofi Pasteur adalah vaksin kombinasi (beberapa antigen dalam satu suntikan). Produk ini membuat jadwal vaksinasi menjadi lebih sederhana, lebih ekonomis, dan lebih nyaman.
Di Indonesia Grup sanofi-aventis melakukan kegiatannya melalui kedua afiliasinya PT Sanofi-Aventis Indonesia dan PT Aventis Pharma, Sanofi-Aventis menduduki posisi penting di kalangan industri farmasi Indonesia terutama sebagai pemimpin kalangan perusahaan internasional berbasis riset.

2.   PFIZER INDONESIA ; dengan total penjualan Rp 923 milyar

Pfizer berkomitmen untuk menggunakan semua ilmu pengetahuan dan sumber daya baik lokal maupun global kami untuk meningkatkan kesehatan di setiap tahapan kehidupan. Pfizer berupaya untuk menyediakan akses terhadap obat-obat yang aman, efektif dan terjangkau bagi pasien dan masyarakat yang membutuhkannya.
Pfizer mempunyai portfolio terkemuka untuk produk dan obat-obat yang mendukung peningkatan kesejahteraan dan pencegahan dari berbagai macam penyakit di dunia. Melalui kerjasama dengan setiap pemangku keputusan, kami bertujuan untuk memastikan bahwa setiap orang dimana saja mempunyai akses kepada perawatan yang inovatif dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

3.   NOVARTIS ; dengan total penjualan Rp 809 milyar.

Sejarah Novartis di Indonesia dimulai pada tahun 1968 setelah melalui penggabungan PT Ciba Indonesia. Setelah menjalani beberapa tonggak, merger global Sandoz dan Ciba Geigy untuk membuat Novartis, PT Ciba Indonesia melakukan merger dengan PT Sandoz Biochemie Pharma menjadi PT Novartis Biochemie pada tahun 1996.
Pada 2005, setelah akuisisi global yang Novartis Group Hexal, Novartis di Indonesia Divisi Sandoz juga mengakuisisi PT Prima Hexal di Indonesia dan karenanya membentuk badan hukum baru yang disebut pembesaran PT Sandoz Indonesia.
Pada tahun 2006, PT Novartis Biochemie berubah badan hukum menjadi PT Novartis Indonesia dan merayakan 10 tahun merger di seluruh dunia.
Hari ini, Novartis di Indonesia mempekerjakan sekitar 550 karyawan di divisi Kesehatan Farmasi dan Consumer termasuk di pabrik di Citeureup, Jawa Barat. Perusahaan ini juga memiliki sebuah laboratorium penelitian, Novartis Eijkman Hasanuddin Research Institute (NEHCRI) di Makassar, Sulawesi dan Jakarta yang fokus dalam mengembangkan obat untuk penyakit tropis seperti DBD dan TBC.
Novartis memiliki 2 perusahaan bersaudara, PT Ciba Vision Batam adalah rantai pasokan global hub untuk kontak lensa Ciba Vision dan kontrak 3000 rekan di pabriknya di Pulau Batam. PT Sandoz Indonesia menjalankan Divisi obat-obatan Generik dan mempekerjakan 600 karyawan dan juga mengoperasikan pabrik di Bandung, Jawa Barat.


4.   BAYER INDONESIA ; dengan total penjualan Rp 594 milyar

Bayer HealthCare adalah salah satu pemimpin dalam pasar farmasi Indonesia , menggabungkan aktifitas global dari Divisi Pharma dan Consumer Care.
Lebih dari 34,000 pekerja bekerja untuk Bayer HealthCare worldwide. Tugas utama Bayer HealthCare adalah untuk menemukan dan membuat produk inovatif untuk tujuan meningkatkan derajat kesehatan manusia di seluruh dunia. Produk Bayer HealthCare meningkatkan keberadaan dan hidup dengan mendiagnosa, mencegah dan merawat penyakit yang ada.
Bayer HealthCare menciptakan produk obat yang inovatif dan sangat efektif. Program penelitian yang dilakukan mencakup kondisi yang membahayakan hidup dan juga kelainan yang dengan sangat jelas menurunkan kualitas hidup dan juga harapan hidup. Di dalamnya termasuk kelainan cardiovascular, diabetes, infeksi bakteri, urogical disorders dan erectile dysfunction
Divisi Consumer Care dari Bayer HealthCare adalah salah satu penyalur utama dari obat-obatan yang dijual bebas dan suplemen tambahan. Saat ini menduduki peringkat kelima dalam pasar Consumer Care secara global dan memberikan suplai obat untuk seluruh belahan dunia.


5.   GLAXO SMITHKLINE ; dengan total penjualan Rp 570 milyar.

Berkantor pusat di Inggris, Glaxo SmithKline adalah organisasi global dengan kantor di lebih dari 100 negara dan pusat-pusat riset utama di Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, Belgia dan Cina.
Glaxo SmithKline adalah salah satu perusahaan kesehatan beberapa meneliti kedua obat-obatan dan vaksin untuk tiga WHO penyakit prioritas - HIV / AIDS, tuberkulosis dan malaria, dan sangat bangga telah mengembangkan beberapa obat global terkemuka di bidang ini.
Glaxo SmithKline memproduksi obat-obatan yang mengobati bidang penyakit utama seperti asma, anti-virals, infeksi, kesehatan mental, diabetes, jantung dan kondisi pencernaan. Selain itu, Glaxo SmithKline adalah pemimpin dalam bidang vaksin dan sedang mengembangkan pengobatan baru untuk kanker.
Glaxo SmithKline juga memasarkan produk konsumen lainnya, banyak yang salah satu pemimpin pasar:

    over-the-counter (OTC) obat-obatan termasuk Gaviscon dan Panadol
    produk kesehatan gigi seperti Aquafresh dan Sensodyne
    produk pengontrol rokok Nicorette / NiQuitin
    minuman kesehatan seperti Lucozade , Ribena dan Horlicks
    produk perawatan kulit yang dipasarkan oleh Stiefel Laboratories

6.   OTSUKA ; dengan total penjualan Rp 456 milyar.

PT. Otsuka Indonesia didirikan pada tahun 1975 sebagai perusahaan patungan farmasi dengan Otsuka Pharmaceutical Co, Ltd, Jepang. Dibangun di atas lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi di Lawang, sebuah kota kecil di Jawa Timur, Pabrik PT. Otsuka Indonesia memproduksi dan mempromosikan 3 (tiga) kelompok produk, yaitu:

    Terapi Obat
    Klinik Gizi dan Solusi IV
    Alat Kesehatan

Pada awalnya, PT. Otsuka Indonesia mengimpor semua produk dari Jepang. Namun, untuk memenuhi kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai pentingnya memproduksi produk farmasi lokal, PT. Otsuka Indonesia memutuskan untuk memulai produksi secara keseluruhan di Indonesia.
Setelah melakukan survei mendalam, sumber air alam bersih didirikan di kaki Gunung Arjuna, Jawa Timur, yang terbukti ideal untuk Solusi IV.
Sebagai bentuk dari konsistensi dalam teknologi dan perkembangan kualitas sumber daya manusia, PT. Otsuka Indonesia selalu melakukan update standar ISO. Setelah mendapatkan ISO 9001:2000 pada tahun 2003 untuk memenuhi permintaan pelanggan pada produk berkualitas tinggi, PT. Otsuka Indonesia juga memperoleh ISO 14001:2004 , sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap pengurangan dampak lingkungan.
Produk Infus Otsuka Solusi telah berhasil menembus pasar farmasi dan telah menjadi yang paling terkemuka di Indonesia. Keberhasilan solusi Infus mendorong untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam bidang industri farmasi dengan memproduksi Nutrisi Klinis, Terapi Obat, Makanan Medis dan Peralatan Medis. Keberhasilan ini juga diikuti dengan memperoleh ISO 22000: Food Safety / HACCP untuk Nutrisi Klinis, ISO 13485 untuk Peralatan Medis, dan Sertifikasi cGMP untuk Good Manufacturing Process.
Langkah diversifikasi usaha yang dilakukan oleh PT. Otsuka Indonesia terus berkembang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga menyebar sayap dengan mengekspor produk ke berbagai negara seperti Taiwan, Hong Kong, Singapura, Sri Lanka, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Papua Nugini, Fiji, Tonga, Samoa, Oman, Timor Leste, dan Australia.

7.   ASTRA ZENECA ; dengan total penjualan Rp 383 milyar.

AstraZeneca mengembangkan, memproduksi, dan menjual obat-obatan untuk mengobati gangguan dalam pencernaan , jantung dan pembuluh darah , saraf dan kejiwaan , infeksi , pernafasan , peradangan patologis dan onkologi daerah.
Kantor pusat perusahaan berada di London, Inggris dan kantor pusat penelitian dan pengembangan (R & D) berada di Södertälje , Swedia. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 11.000 orang di fasilitas penelitian di Inggris, Amerika Serikat, Swedia, Perancis, Kanada, India, Cina dan Jepang.

8.   MERCK ; dengan total penjualan Rp 353 milyar.

Didirikan pada tahun 1970, PT Merck Tbk menjadi perusahaan publik pada tahun 1981, dan merupakan salah satu perusahaan pertama yang terdaftar di Bursa Saham Indonesia. Sebagian besar saham dimiliki oleh Grup Merck yang berkantor pusat di Jerman dan merupakan perusahaan farmasi dan kimia tertua di dunia. Untuk informasi lebih lengkap mengenai kantor pusat Merck, Anda dapat mengunjungi www.merck.de
PT Merck Tbk merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang farmasi dan kimia di Indonesia.
Di bidang farmasi, Merck memproduksi dan menjual merek-merek farmasi ternama seperti Neurobion®, Sangobion® dan Glucophage® dengan fasilitas bersertifikat cGMP.
Pada bidang kimia, Merck memasarkan berbagai jenis bahan kimia, zat warna, serta berbagai spesialisasi kimia lainnya.


9.   MSD GROUP ; dengan total penjualan Rp 345 milyar.

MSD di luar Amerika Serikat dan Kanada, adalah salah satu perusahaan farmasi yang terbesar di dunia. MSD bermarkas terletak di Whitehouse Station , New Jersey . Perusahaan ini didirikan pada tahun 1891 sebagai anak perusahaan Amerika Serikat dari perusahaan Jerman yang sekarang dikenal sebagai Merck KGaA . Merck & Co disita oleh pemerintah AS selama Perang Dunia I dan kemudian didirikan sebagai perusahaan independen Amerika. Saat ini merupakan salah satu dari tujuh perusahaan farmasi terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar dan pendapatan.
Perusahaan ini menggambarkan dirinya sebagai "sebuah perusahaan riset berbasis farmasi global" yang "menemukan, mengembangkan, memproduksi dan memasarkan berbagai produk inovatif untuk meningkatkan kesehatan manusia dan kesehatan, secara langsung dan melalui usaha patungan nya ".



10. BOEHRINGER INGELHEIM ; dengan total penjualan Rp 325 milyar.

Boehringer Ingelheim adalah perusahaan besar yang beroperasi di seluruh dunia dengan lebih dari 44.000 karyawan. Area bisnis utama: Farmasi Manusia dan Kesehatan Hewan.
Area bisnis di farmasi manusia mencakup segmen

    Obat Ethical
    Produk Perawatan Kesehatan
    Biopharmaceuticals
    Operasi (Kimia Pharma dan Produksi Farmasi)


Dalam Kesehatan Hewan , segmen usaha inti adalah menyediakan makanan hewan.

Dunia farmasi

04 September 2012 21:58:09 Dibaca : 1236

Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Dalam sejarahnya, pendidikan tinggi farmasi di Indonesia dibentuk untuk menghasilkan apoteker sebagai penanggung jawab apotek, dengan pesatnya perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal pula dengan sebutan farmasis, telah dapat menempati bidang pekerjaan yang makin luas. Apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan adalah tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan pengabdian profesi kefarmasian.

Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan penggunaan.

Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa :

    Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep rasional. Membantu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep dokter.
    Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.
    Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.

 Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.

Melihat hal-hal di atas, terlihat adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu kesehatan atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi dalam keilmuan akan membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum semacam apa yang harus disajikan, semua bidang farmasi atau dikelaskan agar lebih terfokus.lagi

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat bahkan paradigma tersebut masih melekat sampai saat ini dikarenakan kebingungan yang terjadi pada akar bidang keilmuan farmasi yang lebih luas daripada kedokteran yang berorientasi pada pasien, sedangkan farmasi pada masa pendidikan S1 tidak hanya dijejali dengan kuliah farmakologi, farmasetika, farmakokinetik, anatomi fisiologi manusia DLL (ilmu farmasi klinik), tetapi juga mempelajari teknologi farmasi, kimia farmasi, DLL sampai kepada manajemen farmasi.

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien. Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

Pelayanan obat kepada pasien melalui berbagai tahapan pekerjaan meliputi diagnosis penyakit, pemilihan, penyiapan dan penyerahan obat kepada pasien yang menunjukkan suatu interaksi antara dokter, farmasis, pasien sendiri. Dalam pelayanan kesehatan yang baik, informasi obat menjadi sangat penting terutama informasi dari farmasis, baik untuk dokter, perawat dan pasien.Aji Wibowo

-berbagai sumber-

Sejarah ilmu farmasi

04 September 2012 21:54:30 Dibaca : 3143

sejarah Ilmu Farmasi
Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya "ilmu pengobatan" dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Bila kamu sering nonton film Cina, pasti banyak kalian lihat para tabib yang mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran "ilmu farmasi" kuno di Cina. Kalau di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakatt Yunani Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, paktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.
Buku tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing2 ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas2 di universitas.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama "The Pharmaceutical Society of Great Britain". Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama "American Pharmaceutical Association". Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama "Federation International Pharmaceutical".

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.

Sejak saat itulah, dunia farmasi  terus berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau bolehh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).

Bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia? Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

Farmasi

04 September 2012 21:51:27 Dibaca : 1004

Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.

Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.

Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.

Pendidikan farmasi

04 September 2012 21:47:54 Dibaca : 2062

Kalau berbicara masalah farmasi, tentu kebanyakan taunya apoteker ya! Tau ga, kalau selain apoteker, di bidang farmasi juga terdapat profesi lain yaitu Tenaga Teknis Kefarmasian. Tenaga Teknis Kefarmasian atau disingkat TTK adalah profesi layaknya Perawat ataupun Bidan yang membatu dokter dalam urusan media, kalau ttk tugas utamanya untuk membantu pekerjaan apoteker.
Mengenai pendidikan, untuk menjadi seorang Apoteker harus telah lulus strata satu farmasi dan telah mengambil Program Pendidikan Apoteker. Sedangkan untuk menjadi TTK, bedasar PP 51/2009 dan berdasar draft RUU nakes 18/1/2011 ialah telah lulus:

    Sekolah Asisten Apoteker/ Sekolah Menengah Farmasi/ Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi
    Akademi Farmasi/ Akademi Analis Farmasi dan Makanan
    Sarjana Farmasi

Karenanya bila anda ingin menjajaki karir dibidang farmasi. Sebaiknya pilih benar2 pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.
Semoga bermanfaat.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong