Komunikasi Bisnis

25 September 2013 13:36:50 Dibaca : 2095

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental dalam kehidupan. sebagai makhluk social, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Seperti yang kita ketahui manusia hidup saling bergantungan dan saling membutuhkan, maka dari itu komunikasi yang baik dapat mengakibatkan dampak yang baik pula bagi hubungan antar manusia.

Dalam organisasi atau perusahaan kita juga membutuhkan komunikasi yang baik antara atasan bawahan antara karyawan dan antara perusahaan dengan masyarakat umum.

Hubungan baik antara manajemen dengan karyawan akan berdampak baik pula bagi perusahaan. Ide-ide baru dari karyawan bisa menyelesaikan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Produktivitas pun juga meningkat karena karyawan dengan suka rela memberikan tenaga dan pikiran pada perusahaan.

Sehubungan dengan masalah diatas maka penulis tertari untuk menulis mengenai topic “KOMUNIKASI DALAM BISNIS.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu “ Bagaimana cirri-ciri organisasi, tipe organisasi, fungsi komunikasi, peranan komunikasi serta apa saja etika yang berlaku dalam Komunikasi Bisnis”

1.3 Tujuan Rumusan Masalah

Tujuan dari rumusan masalah diatas yaitu untuk menjelaskan sedit banyak tentang tipe-tipe organisasi, fungsi komunikasi dalam organisasi, peranan komunikasi hingga menerangkan mengenai etika yang ada didalam komunikasi bisnis.

1.4 Manfaat Rumusan Masalah

Manfaat dari rumusan diatas yaitu dapat menjelaskan beberapa mengenai bagaimana berkomunikasi yang baik dalam dunia perbisnisan dengan meperhatikan beberapa aspek yang nantinya akan dijelaskan dalam makalah ini.

BAB 2

KAJIAN TEORI

Bisnis dapat diartikan sebagai kegiatan system ekonomi yang diarahkan pada manajemen dan distribusi hasil industry dan jasa professional, yang mendatangkan keuntungan. Sedangkan komunikasi sering diartikan sebagai transfer informasi atau pesan-pesan dari pengirim pesan (komunikator) kepada penerima (komunikan).

Berikut ini merupakan beberapa beberapa pengetian komunikasi dalam bisnis menurut para ahli:

Menurut Djoko purwanto, MBA dituliskan dalam bukunya komunikasi bisnis adisi ketiga mengemukakan bahwa komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu. (purwanto, 2006 : 4)

Menurut katz (1994 : 4). Komunikasi bisnis adalah adanya pertukaran ide, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian komersil. Komunikasi bisnis diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam dua bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis itu (katz, 1994). Istilah bisnis dalam konteks ini diterjemahkan sebagai suatu organisasi perusahaan. (http://rhestisyahdunia.blogspot.com)

Pengertian komunikasi bisnis menurut Curtis (1992 : 6) komunikasi dalam organisasi bisnis ditunjukan untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Selanjutnya dikatakan bahwa pendapatan tersebut tidak dapat dibantah karena semakin bergantung kepada keahlian seseorang dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah untuk suatu keberhasilan. (http://mbegedut.blogspot.com)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian, Ciri-Ciri, dan Tipe Organisasi

Pada umumnya, manusia akan mengikuti atau masuk sebagai anggota suatu organisasi tertentu, seperti organisasi bisnis, organisasi nirlaba, organisasi politik organisasi pekerja, organisasi keagamaan, dan lain sebagainya. Organisasi merupakan suatu unit social yang dikoordinasikan secara sengaja, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang didirikan untuk jangka waktu yang lama (Haryani, 2001:36).

Secara umum, organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab.

Pembagian tugas dan tanggung jawab dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan. Organisasi dibagi atas beberapa divisi, departemen, atau bagian yang masing-masing memiliki tugas dan tanggungjawab.

Adanya pusat kekuasaan.

Pimpinan atau atasan merupakan pusat kekuasaan dalam suatu organisasi. Sebagian kekuasaan akan dibagikan kepada bawahan. Sebagai pusat kekuasaan, pimpinan akan menentukan pengawasan dan kepemimpinan.

Adanya subtitusi sumber daya menusia.

Dalam organisasi sering terjadi subtitusi (pergantian) sumber daya manusia. Subtitusi bias terjadi karena mutasi, promosi, atau keluarnya anggota organisasi karena pension, meninggal dunia, atau berhenti menjadi anggota organisasi tersebut.

Adanya ketergantungan antaranggota.

sebagai suatu system, organisasi terbagi atas berbagai subsistem yang saling berhubungan. Aktivitas seseorang atau suatu bagian dalam organisasi tidak bisa lepas dari seseorang atau bagian lain dlam organisasi tersebut.

Adanya koordinasi antarkomponen.

Antarkomponen dalam organisasi selalu melakukan koordinassi, baik secara lisan maupun tertulis.

Adanya Interaksi yang berulang-ulang.

Organisasi melakukan kegiatan yang berulang-ulang (kontinu) dan permanen. Oleh karena itu, interaksi juga terjadi berulang-ulang dan hanya akan berhenti apabila organisasi tersebut bubar.

Jika dilihat dari orientasi terhadap laba, organisasi dapat dibagi atas dua tipe, yakni :

Organisasi yang berorientasi laba (profit oriented organization)

Organisasi tipe ini bertujuan memperoleh laba. Laba dipergunakan untuk membiayai operasi dan pengembangan organisasi. Organisasi tipe ini sering juga disebut organisasi bisnis atau perusahaan. Dalam organisasi bisnis, pemilik menerima keuntungan ekonomi terbesar. Contohnya, hotel, restoran, bank, perusahaan asuransi, took, dan lain sebagainya.

Organisasi nirlaba (non-profit oriented organization)

Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba atu kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata untuk memperoleh laba. Dalam organisasi ini, pelanggan atau klien menerima keuntungan terbesar. Contohnya, rumah sakit, lembaga pendidikan, panti asuhan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lain sebagainya.

3.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi.

Apapun bentuk organisasinya, komunikasi akan berfungsi:

Informatif

Pimpinan dan anggota organisasi membutuhkan banyak sekali informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya organisasi untuk mencapai tujuannya.

Pengendalian (Regulatory)

Komunikasi berfungsi sebagai pengatur dan pengendali organisasi. Komunikasi dalam hal ini berupa peraturan, prosedur, perintah, dan laporan.

Persuasif

Komunikasi berfungsi mengajak orang lain mengikuti atau menjalankan ide/gagasan uatu tugas.

Integratif

Dengan adanya komunikasi, organisasi yang terbagi menjadi beberapa bagian atau departemen akan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu.

3.3 Saluran Komunikasi dalam Organisasi

Orang-orang di dalam organisai akan saling melakukan komunikasi. Komunikasi terjadi diantara orang-orang di dalam organisasi disebut komunikasi internal. Di samping itu, organisasi juga perlu melakukan komunikasi dengan pihak luar, seperti pemasok, pelanggan, kreditur, dan lain sebagainya. Komunikasi yang terjadi antara organisasi dengan pihak luar disebut komunikasi eksternal. Masing-masing organisasi akan memilih caranya sendiri untuk menyampaikan informasi. Pemilihan cara berkomunikasi akan berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi.

Jika ditinjau dari sudut formalitas, saluran komunikasi terdiri atas saluran formal dan informal.

ü Saluran Komunikasi Formal.

Saluran formal merupakan saluran komunikasi resmi yang mengikuti rantai komando dalam struktur organisasi. Saluran itu pada umumnya bisa diketahui dari struktur organisasi suatu perusahaan. Komunikasi formal bisa terjadi secara vertical maupun horizontal, komunikasi vertical merupakan komunikasi yang terjadi diantara atasan dengan bawahan. Komunikasi yang mengalir dari atasan kapada bawahan biasanya berbebtuk perintah, pengarahan, dan pelatihan. Sementara itu, komunikasi dari bawahan kepada atasan bisa berupa laporan, pengaduan, dan usulan.

Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi di antara rekan sekerja dengan tingkat hirearki yang sama. Komunikasi tersebut mampu meningkatkan koordinasi antarbagian, meningkatkan kekompakan, dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Komunikasi horizontal juga sering disebut komunikasi lateral.

Peluang terjadinya kesalahan pada setiap mata rantai komunikasi cukuplah besar. Tingkat paling bawah mungkin hanya menerima sebagian informasi atau bahkan menerima informasi yang salah. Apabila perusahaan bergantung pada informasi formal saja, mak kemungkinan besar akan terjadi salah pengertian (distorsi). Disamping itu, komunikasi formal dapat menyebabkan organisasi atau perusahaan terkotak-kotak dan selanjutnya menghambat kelancaran komunikasi lintas bagian dalam perusahaan.

ü Saluran Komunikasi Informal.

Komunikasi informal mengabaikan hierarki organisasi. Komunikasi informal itu sering disebut desas-desus, rumor, atau seletingan. Percakapan antar individu dalam organisasi tidak bisa dihindari. Percakapan tersebut biasanya menyangkut masalah pribadi, misalnya keadaan keluarga, kegemaran, keluhan, kekhawatiran, dan lain sebagainya. Namun demikian, dari hasil survey diperoleh bahwa 80% darri informasi informal yang mengalir adalah informasi yang menyangkut masalah bisnis (Boove dan Thill, 2003:11). Misalnya, perubahan-perubahan dalam kebijaksanaan perusahaan, potensi dipromosikan, pemutusan hubungan kerja (PHK), kompensasi, dan lain sebagainya. Desas-desus biasanya berkembang aktif salama periode-periode perubahan atau ketika orang-orang mengalami ketakutan.

Seperti halnya komunikasi formal, komunikasi informal juga bisa mengalir ke atas, ke bawah, dan ke samping. Para eksekutif biasanya waspada terhadap saluran komunikasi informal karena hal ini bisa mengancam kekuatan mereka saat mengendalikan informasi. Akan tetapi, ada pula yang justru memanfaatkan saluran komunikasi informal untuk menyebarkan dan menerima pesan informal. Oleh karena itu, saluran komunikasi informal atau desas-desus atau rumor bisa berdampak negative dan bisa juga positif.

3.4 Komunikasi Dalam Bisnis

Perusahaan sebagai organisasi bisnis juga melakukan komunikasi. Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan disebut komunikasi bisnis. Jika dibandingkan dengan komunikasi individu, komunikasi bisnis lebih rumit dan kompleks. Komunikasi yang terjadi dalam bisnis bisa berupa komunikasi internal, komunikasi eksternal, bersifat formal maupun informal, dan dapat berbentuk verbal maupun nonverbal.

Dalam organisasi bisnis, komunikasi pada umunya bersifat resmi. Oleh karena itu, komunikasi bisnis ditekan pada komunikasi verbal, yaitu berbicara, mendengarkan, menulis, dan membaca. Dalam bisnis komunikasi dilakukan oleh tenaga penjual, teknisi, operator telepon atau dengan surat-surat resmi. Keterampilan pimpinan dan pegawai untuk bekomunikasi dalm berbagai bentuk akan menetukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis. Komunikasi yang buruk dalam perusahaan bisa merusak hubungan perusahaan dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. Rusaknya hubungan dengan berbagai pihak akan merugikan perusahaan. Misalnya, para pegawai sering melakukan kesalahan, pemasok tidak bersedia melakukan pembelian ulang, kreditur tidak bersedia meningkatkan plafon kredit, dan lain sebagainya. Sebaliknya, komunikasi yang efektif akan meningkatkan hubungan baik dengan berbagai pihak yang pada akhirnya akan mendatangkan laba bagi perusahaan. Misalnya, peningkatan hubungan baik dengan pelanggan akan memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi pelanggan untuk melakukan apa yang diinginkan dan disarankan oleh perusahaan. Semakin banyak pelanggan yang loyal, semakin tinggi laba yang dapat dicapai oleh perusahaan.

Komunikasi Bisnis, baik secara lisan maupun tertulis, memiliki karateristik sebagai berikut ;

1. Pesan disusun untuk para audiens yang membutuhkan informasi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap audiens sangatlah penting.

2. Pesan bisnis disusun dengan mempertimbangkan waktu dan biaya. Pesan bisnnis disampaikan berdasarkan tingkat kepentingannya. Informasi sangat penting biasanya memerlukan waktu yang singkat dan biaya yang mahal. Demikian sebaliknya, pesan yang kurang penting disampaikan dalam waktu yang lebih lama dan diaya yang relatif murah.

3. Pesan bisnis disusun untuk lebih dari satu tujuan.

4. Walaupun terjadi hal-hal yang mengecewakan, pesan bisnis tetap disusun dengan baik untuk menjaga hubungan kerja sama dengan semua pihak, terutama para pelanggan.

5. Pesan bisnis memperhatikan nada dan pengaruhnya terhadap audiens. Pilihan kata dan nada dalam pesan bisnis diperhatikan sedemikian rupa untuk menghindari adanya pengaruh negatif terhadap audiens yang pada akhirnya merugikan perusahaan.

Dalam kehidupan bisnis dalam era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, informasi mengalir dari dalam dan ke luar perusahaan melampaui batas-batas wilayah berbagai negar dan budaya. Perusahaan nasional (national company) telah berkembang menjadi perusahaan public (public company). Perkembangan teknologi tinggi informasi yang sangat pesat juga memaksa perusahaan untuk selalu bersikap adaptif dan responsive. Perusahaan tidak dapat memilih untuk tidak menggunakan teknologi tinggi perusahaan dituntut mampu menyediakan dan mengkomunikasikan informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat yang diperlukan oleh berbagai pihak dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi pimpinan dan pegawai perusahaan untuk selalu meningkatkan keterampilan lainnya dalam berkomunikasi.

3.5 Etika Komunikasi Bisnis

Konsep etika berasal dari kata yunani, yang dalam bentuk tunggal adalah ethos, dan dalam bentuk jamak ta etha. Ethos dapat diartikan sebagai kebiasaan, akhlak, moral, karakter, atau watak yang mengacu pada nilai-nilai atau perilaku kelompok atau individu. Sementara ta etha berarti adat-istiadat, yaitu norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan, atau masyarakat tertentu mengenai perbuatan baik dan buruk (barrens dalam ketut rinjin, 2004:4). Organisasi biasanya memiliki kode etik untuk mengatur dan menjaga hubungan antar anggotanya. Misalnya, kode etik akuntan, dokter, pengacara, assosiasi dagang dan lain-lain.

Etika bisnis mencakup semua informasi yang relevan, benar menurut semua sense, dan informasi yang tidak memperdaya (Boove and Thill, 2003 : 24). Etika bisnis adalah kiat dan disiplin untuk menerapkan prinsip-prinsip etika dalam mengkaji dan mengatasi masalah-masalah yang rumit dalam dunia bisnis (rinjin 2004 : 5) kegiatan bisnis tidak selalu bersih dari unsure kejahatan. Situasi persaingan yang semakin ketat atau dalam keadaan tetekan mampu memicu munculnya perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis bisa terrjadi pada individu atau perusahaan.

Contoh masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku etis yang sering muncul dalam kegiatan bisnis adalah ;

ü Menerima atau menawarkan komisi.

ü Mencuri dari perusahaan.

ü Memberhentikan karyawan tanpa pemberitahuan.

ü Membocorkan informasi atau rahasia perusahaan.

ü Memakai barang-barang perusahaan untuk kepentingan pribadi.

ü Membangun perusahaan dalam perusahaan.

ü Melakukan penipuan dan pemalsuan.

ü Memperdagangkan barang haram.

Etika bisnis membantu pengusahaan untuk menyalesaikan masalah bisnis dengan sentuhan moral. Jadi, tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran perilaku bisnis untuk menjalankan bisnis dangan baik demi menjaga reputasi perusahaan.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Peran komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting tidak ada seorangpun dalam keseharian tugasnnya tanpa komunikasi. Baik itu masalah pekerjaan maupun masalah diluar pekerjaan, seperti masalah keluarga, politik social, bahkan ekonomi nasional. Semua ini pasti dilakukan lewat komunikasi. Juga baik itu melalui jalur vertical maupun jalur horizontal.

Seberapa jauh proses bekomunikasi itu berhasil dengan baik sangat ditentukan oleh kondisi perilaku manajer sebagai pengirim gagasan atau pesan, penerima pesan, media yang dipakai, teknologi informasi yang ada, isi pesan dan cara pesan disampaikan serta suasana komunikasi itu sendiri. Keberhasilan itu akan dicerminkan oleh tidak adanya kesenjangan pemahaman anatara para relasi bisnis.

4.2 Saran

saran saya kepada para pembaca adalah agar hendakny pandai-pandai memilih cara bekomunikasi yang baik jika sedang melakukan kegiatan bisnis atau ekonomi. Baiknya memperhatikan siapa yang akan kita ajak berbisnis sehingga kita dapat menentukan metode berkomunikasi yang mana yang nentinya dapat berdampak baik bagi bisnis kita. Karena cara berkomunikasi kita dalam bisnis berpengaruh pada bisnis yang kita jalankan.

Kategori

Blogroll

  • Masih Kosong