GAYA KEPEMIMPINAN (TEORI DAN PRAKTIK) WALIKOTA GORONTALO 2008

11 November 2020 14:59:42 Dibaca : 114

Adhan Dambea adalah Walikota Gorontalo periode 2008-20013. Dengan Visi menjadika Kota Gorontalo Mandiri dan Misi Mewujudkan Kota Gorontalo Sejaterah dan Religios. Adhan memiliki gaya kepempinan yang besifat Middle-of-the-road Style (kepemimpinan menjaga keseimbangan antara hasil dan kesejahteraan anggota), tak hanya itu beliau juga sangat menekan-kan bahwa masyarakat Gorontalo harus bisa membaca Al-Qur’an mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Ini menandakan bahwa beliau sangat mengharapkan Kota Gorontalo menjadi kota religious seperti julukan yang sangat lekat di Provinsi Gorontalo “SERAMBI MADINAH”Hal ini dilakukan oleh Adhan Dambea sebagai bentuk untuk membantu Gubernur tetap menjadikan Gorontalo sebagai SERAMBI MADINA.

Membaca dan menghapal Al-Qur’an bukan hanya diberlakukan untuk masyarakat tetapi juga untuk golongan pegawai diliingkungan Pegawai Negeri Kota Gorontalo. Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea, menuturkan, integritas sesorang itu dapat ditumbuhkan melalui kesadaran memahami dan mengetahui nilai-nilai agama. "Orang kalau baca Quran otomatis tahu mana perbuatan yang benar, perbuatan yang dilarang. Tahu perbuatan yang baik, mana yang berdosa," katanya. "Kalau tidak berikan contoh baik, bagaimana bisa masyarakat kita ikut baik," lanjut Adhan. Selain itu, tambahnya, pemerintah terdepan ada di tingkatan kelurahan karenanya para pejabat yang memegang amanah di tingkat kelurahan harus menjalankan secara sungguh-sunguh

"Tiap Jumat pemerintahan harus gelar mengaji. Agar integritas tetap terjaga," katanya Pejabat pemerintah Kota Gorontalo yang belum dapat membaca Quran tidak dapat bisa dilantik. Hal ini diterapkan kala pelantikan pejabat struktur eselon II, III, dan IV yang berjumlah 102 orang.

Banyak pejabat yang kurang menaggangp hal ini, tetapi apa yang sudah ditegaskan oleh Adh Pelantikan akan dilaksana pada Kamis (30/Agustus/2012), di aula Rudis Wali Kota Gorontalo. Dari total 102 orang tersebut, ternyata ada satu orang yang tidak memenuhi persyaratan. Ditemui, Ismail Antu, pegawai eselon IV, belum dapat bisa dilantik karena masih tersendat-sendat dalam membaca kitab Al Qur’an.

"Saya bukan tegang, memang belum lancar baca Quran," ungkapnya. Lanjutnya Dirinya masih diberi kesempatan selama dua minggu untuk belajar dan memahami bacaan Al-Quran. "Kalau tidak bisa, maka jabatan saya akan di isi orang lain,"

walaupun pada Pilwako 2014 beliau kalah dari lawan-nya Adhan Dambea tentu merasa apa yang dilakukan Marten Taha tidak sejalan dengan apa yang sudah dia rintis saat menjadi wali kota dari 2008-2013 silam. Sehingga Adhan Dambea ingin mengembalikan arah pembangunan Kota Gorontalo pada rel yang sudah dia bangun sebelumnya. Maka, tak heran tageline yang diusung yaitu : tertibkan. Lagi-lagi ini bukan hanya sebatas jargon. Tapi kata kunci untuk mempermudah pemahaman masyarakat terhadap isu besar yang telah dia uraikan dalam visi misi dan program unggulan.

Adhan Dambea ingin memberikan gambaran bahwa aktifitas religius yang terasa sangat hidup saat dia memimpin Kota Gorontalo, akan dihidupkan kembali. Misalnya, pemberantasan butu huruf Alquran, pemberantasan miras dan penyakit masyarakat yang getol ia gencarkan ketika menjadi wali kota.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong