Problematika Mahasiswa Dalam Sistem Pembelajaran Online

09 August 2021 00:19:12 Dibaca : 96

Dunia pendidikan berpengaruh sangat besar pada masa pandemi COVID-19 saat ini, perkuliahan tatap muka secara langsung belum diizinkan. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi dalam pendidikan pada masa pandemi ini. Pandemi COVID-19 telah berlangsung selama 1 tahun lebih di Indonesia. Segala aktivitas berubah dengan adanya pandemi ini termasuk dunia pendidikan. Kegiatan belajar-mengajar terpaksa harus dilakukan secara daring.

Berubahnya sistem pendidikan yang telah diputuskan oleh pemerintah dengan belajar di rumah dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19. Hal ini dilakukan demi menghentikan penyebaran Virus COVID-19 semua tingkatan pendidikan harus dilakukan dari rumah secara mendadak.

Sistem pendidikan berubah dimulai pada bulan Maret tahun 2020. Maka daripada itu, banyak keluhan dari para mahasiswa selama menjalani kuliah online, yaitu:

1. Tugas yang diberikan oleh dosen.

Karna seluruh metode pembelajaran menjadi online, maka dosen pengajar tidak sungkan untuk memberikan tugas kepada mahasiswanya. Beberapa dosen mengira bahwa tidak adanya kelas tatap muka secara langsung membuat kerenggangan waktu bagi setiap mahasiswa, maka dari itu tak jarang bagi dosen pengajar yang memberikan materi dan tugas untuk mengisi kerenggangan waktu selama self quarantine.

2. Gangguan pada jaringan internet.

Selain banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, ada juga kendala soal materi yang disampaikan di mana terkadang kurang dapat dipahami. Jaringan internet dari provider yang berbeda-beda juga menjadi salah satu kendala kuliah daring saat ini. Paparan materi yang diberikan dosen sering kali terputus karena jaringan internet yang kurang stabil.

3. Kuota atau paket data yang digunakan.

Karena sistem perkuliahan yang berubah menjadi online, nasib malang bagi mahasiswa yang di rumahnya tidak tersedia Wi-Fi, mereka harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membeli kuota atau paket data. Dalam melakukan kuliah daring yang menggunakan platform video conference sudah dipastikan memakan banyak kuota atau paket data dari penggunaan sebelumnya.

Dalam mengatasi keluhan tersebut, beberapa perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi negeri telah memberikan kuota atau paket data gratis bagi mahasiswa yang memerlukan. Badan eksekutif mahasiswa juga turut membantu dalam menyebarkan kuisioner pendataan mahasiswa yang membutuhkan kuota atau paket data dalam menjalankan kuliah daring.

4. Terhambatnya program kerja pada organisasi mahasiswa.

Dampak dari kuliah daring juga dirasakan bagi mahasiswa yang mengikuti organisasi mahasiswa. Chika merupakan salah satu mahasiswa yang mengikuti organisasi BEM Universitas Padjajaran pada Departemen Hubungan Eksternal.

“Program kerja yang seharusnya dilaksanakan pada bulan-bulan terdekat ini, terpaksa di batalkan, karna aturan dari pemerintah untuk social distacing, yang tidak diperbolehkan mengadakan acara yang menimbulkan kerumunan massa,” tuturnya. Selain itu, rapat rutin yang selalu dilakukan tatap muka secara langsung menjadi terkendala.