Proposal Budidaya Ikan Kuwe/Bubara

16 October 2020 16:14:13 Dibaca : 3383

Proposal

BUDIDAYA IKAN KUWE/BUBARA

DOSEN PENGAMPUH : 

Lis M Yapanto, S.Pi.,M.Si

DI SUSUN OLEH :

Vina Adelia Nusi

 

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

2020

 

 

BAB I

 Pendahuluan

Kata Pengantar

Assalamualaikum wr. wb

Puji syukur penulis panjatkan Allah Subhanahu wata'ala, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan Proposal tentang " Budidaya Ikan Bubara" . Adapun tujuan di buatnya proposal ini guna memenuhi tugas mata kuliah "Sosial Ekonomi Perikanan". Ucapan terima kasih saya dedikasikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proposal ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Semoga proposal ini memberikan informasi bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan bagi kita semua.

wa'alaikumsalam wr.wb

 

1.1 Latar Belakang

Desa Katialada merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Salah satu potensi yang dimiliki oleh desa Katialada adalah ketersediaan air laut untuk pengembangan budidaya perikanan seperti ikan , Pengembangan usaha Budidaya Ikan  sebagai usaha cukup memberikan prospek pasar yang baik, hal ini ditandai semakin meningkatnya kebutuhan perbaikan kualitas hidup dan dari tahun ke tahun semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berimplikasi terhadap bertambahnya permintaan akan ikan.Selain itu pengembangan usaha budidaya ikan merupakan alternatif usaha yang mendukung dan menguntungkan yang berbasis pemberdayaan masayarakat, karena sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat sehari-hari, modal awal dan pengolahannya terjangkau yang di dukung oleh pemanfaatan sumber daya alam.

Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan yang sangat krusial bagi kelangsungan hidup manusia. Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan konsumsi makanan yang cukup, baik dari segi gizi dan asupan lainnya. Ikan merupakan salah satu bahan pokok makanan yang sangat baik bagi tubuh manusia. Karena di dalamnya kaya akan protein dan kandungan gizi alami yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu contoh ikan yang bisa di budidaya untuk menghasilkan nilai jual yang lebih adalah ikan kuwe atau yang sering di kenal dengan nama ikan bubara. Ikan bubara dikenal dengan cita rasanya yang lezat dan dikenal luas khususnya di kalangan masyarakat Indonesia Timur. Hampir secara umum restoran di kota-kota Indonesia Timur menyajikan ikan bakar bubara sebagai menu khas. Keberhasilan produksi massal ikan bubara ini menjadi terobosan penting dalam pemanfaatan nilai ekonomi varian jenis komoditas ikan Indonesia. Ini tentunya menjadi tambahan ragam jenis komoditas perikanan budidaya yang diperhitungkan di masa depan.

1.2 Tujuan Usaha

1. Meningkatkan Produksi Ikan Bubara

2. Membuka Peluang usaha

3. Mencari Keutungan atau Income

1.3 Manfaat 

Dengan dibentuknya usaha budidaya ikan Bubara ini diharapkan dapat member manfaat bagi pelaku usaha khususnya dan masayarakat sekitar umumnya, adapun manfaat yang akan dirasakan diantaranya :

1.      Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar

2.      Dapat memberikan keuntungan atau pendapatan

3.      Dapat terpenuhinya produktifitas ikan bubara

4.      Dapat memberikan pelatiihan serta bertambahnya pengalaman khususnya dalam bidang usaha budidaya ikan bubara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Taksonomi Ikan Bubara

Ikan dari famili Carangidae ini terdiri dari 12 genus, yaitu Megalapsis, Decapterus, Alectis, Parastrometeus, Seriola, Naucrates, Atropus, Caranx, Chrorinemus, Trachinotus, Elagatis dan Gnatodon. Tetapi yang disebut ikan bubara hanya terdiri dari 3 genus, yaitu Caranx, Alectis dan Gnatodon. Menurut Burgess at al. (1988), klasifikasi ikan bubara adalah sebagai berikut :Phylum : ChordataSub phylum : VerterbrataKelas : OsteichtyesSub klass : ActinoperigiOrdo : PercomorphiSub ordo : PercoideaFamili : CarangidaeGenus : Caranx, Alectis, GnatodonSpesies : Caranx sp.

2.2 Morfologi Ikan bubara

Ikan bubara dewasa bentuk tubuhnya sangat gepeng dan ramping (much compressed) dengan ekor bercagak (forked). Tubuh bagian lateral berwarna putih keperakan, ventral dan pada bagian dorsal berwarna hijau kehitaman. Bagian ventral dan dorsal terpisah jelas dengan adanya garis lateral. Posisi mulut subterminal dan bisa dikatup-sembulkan (protected-retacted) dengan dilengkapi gigi-gigi beludru halus (viliform teeth). Sirip pungung terdapat jari-jari keras sebanyak 7-9 dan diatasnya terdapat jari-jari lemah yang memanjang hampir menyentuh ekor sebanyak 19-21. sirip dubur (anal fin) dimulai 2-3 jari-jari keras, tepat dibelakang urogenitalia dan disambung dengan 16-18 jari-jari lemah yang memanjang. Sirip perut (ventral fin) ada sepasang dan tepat berada dibawah sirip dada (pectoral fin). Permukaan tubuh licin ditutupi sisik-sisik yang sangat kecil bertipe sisir (ctenoid), dilengkapi gurat sisi (lateral fine) yang memanjang mengikuti profil punggung (Nontji, 1992).

2.3 Daur Hidup dan Penyebaran Ikan Bubara

Ikan bubara tergolong ikan pelagis yang hidupnya selalu bergerombol dengan salinitas yang tinggi. daerah distribusi ikan bubara sangat luas, dapat dijumpai hampir di seluruh perairan Indoenesia. Ikan bubara dewasa dialam ukurannya dapat mencapai 1 meter (Nontji, 1992). ikan bubara yang dipelihara di keramba jaring apung mampu hidup dengan kepadatan yang cukup tinggi. ikan kuewe memijah sepanjang tahun dan biasanya mengikuti fase bulan. pemijahan berlangsung pada malam hari bersamaan dengan datangnya air pasang. telur bersifat planktonis dapat terbawah arus dan menetas dipadang lamun atau celah-celah akar bakau, sebelum akhirnya kembali ke laut lepas.

 2.4 Pembesaran di Karamba Jaring Apung

Kegiatan pembesaran ikan adalah suatu proses pemeliharaan benih ikan hasil penggelondongan hingga mencapai ukuran konsumsi (400-500 gr). Pada fase pembesaran ini, resiko kematian ikan relatif berkurang bila dibanding dengan fase pendederan dan penggelondongan. Hal ini disebabkan karena pada fase pembesaran, benih ikan sudah memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan memiliki tingkat adaptasi terhadap lingkungan yang semakin tinggBudidaya ikan khususnya ikan bubara di karamba jaring apung merupakan salah satu usaha yang sangat prospek untuk dikembangkan di Indonesia mengingat potensi lahan perairan dan ikan masih sangat besar. Kondisi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir, nelayan, petani pembudidaya dan para pelaku bisnis perikanan.

Keberhasilan usaha budidaya ikan ikan bubara (Caranx sp) di karamba jaring apung (KJA) ditentukan oleh beberapa faktor, seperti; kualitas benih, sarana prasarana budidaya, kelayakan lokasi, permodalan, pemasaran, dan SDM serta penguasaan terhadap teknis budidaya yang memadai. Selain itu faktor penunjang keberhasilan usaha budidaya adalah dukungan pemerintah, dunia usaha dan instansi teknis lainnya. Secara teknis kegiatan pembesaran tidak banyak berbeda dengan kegiatan pendederan/penggelondongan, namun beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ini, adalah sebagai berikut:

1. Sumber BenihUntuk memudahkan kegiatan pembesaran ikan bubara di KJA, maka diupayakan benih yang akan dipelihara bersumber dari hatchery (hasil penggelondongan). Hal ini dimaksudkan agar benih yang dipelihara mempunyai ukuran yang seragam, tidak cacat dan mempunyai jumlah yang banyak. Khususnya ikan konsumsi jenis ikan bubara, hingga saat ini belum ada hatcherynya maka sumber benih masih mengandalkan tangkapan dari alam.2. Teknik Penebaran dan Padat TebarSebelum penebaran benih dilakukan, maka jaring dan peralatan lainnya sudah disiapkan lebih awal. Sebaiknya waktu penebaran yang tepat dilakukan pada pagi atau sore hari sehingga akan mengurangi resiko stress pada benih yang bisa mengakibatkan kematian. Kepadatan optimum untuk fase pembesaran adalah 50-75 ekor/m3 dan dipertahankan selama 5 bulan pemeliharaan hingga ikan mencapai ukuran konsumsi (400-500 gr).

2.5 Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan adalah pakan rucah, limabh pakan rucah sampai dengan tetelan ikan tuna.

1. Frekuensi Pemberian Pakan Selama pemeliharaan benih dilakukan pemberian pakan berupa ikan segar seperti ikan lemuru, ikan layang, kembung, teri dan sebagainya. Dosis pemberian pakan 5-10% dari berat total ikan dan diberikan 2 kali per hari (pagi hari jam 07:00) dan sore hari jam 16.30 WIT), selain itu untuk memacu perkembangan dan pertumbuhannya serta ketahanan tubuh diberikan Vitamin B-compleks 2 minggu sekali, vitamin C diberikan 1 minggu sekali.

2. Pemberian MultivitaminPenambahan multivitamin pada pakan ikan segar berguna untuk menambah kekebalan tubuh ikan sehingga tahan terhadap serangan penyakit dan tumbuh secara normal, disamping itu dapat mencegah pertumbuhan tidak normal seperti lordosis dan scoliosis atau tubuh bengkok dan kerdil karena perkembangan tulang belakang yang tidak sempurna. Manfaat lain adalah dapat meningkatkan sintasan ikan atau menurunkan tingkat kematian, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan agresifitas ikan dan warna tubuh lebih cerah. Dosis pemberian multivitamin sebanyak 3-5 gr/kg pakan dengan cara mencampurkan ke dalam pakan yang sudah dipotong. Dapat juga ditambahkan Vitamin C sebanyak 2-4 gr/kg pakan dengan cara mencampurkan ke dalam pakan.

2.6  Monitoring Pertumbuhan Ikan

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan dengan cara mengukur berat dan panjang total ikan. Selain itu berguna untuk menentukan pertambahan dosis pakan yang dibutuhkan dalam fase pemeliharaan selanjutnya serta melakukan pencatatan kematian ikan. Sampling ikan dilakukan minimal sebulan sekali dengan mengambil ikan secara acak 10% dari populasi atau minimal 30 ekor ikan. Untuk memudahkan pengukuran berat, biasanya wadah timbangan diisi air lalu dimasukkan ikan yang akan diukur beratnya. Selisih antara berat total (air dan ikan) dengan air dianggap sebagai berat ikan. Sedangkan untuk mengukur panjang ikan dapat digunakan pipa PVC yang telah dibuat skala ukuran panjang pada bagian dalam pipa. Setiap pengukuran dan jumlah ikan yang ada dilakukan pencatatan sehingga dapat diketahui pertumbuhan ikan dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil kajian di Balai Budidaya Laut Ambon, laju pertumbuhan ikan bubara di KJA adalah 0,73 % - 0,92 %. Disamping data pertumbuhan salah satu perhitungan yang menghubungkan pertumbuhan dan jumlah pakan adalah konversi pakan. Konversi pakan (KP) ikan bubara bubara berkisar antara 4,2 – 9,3 dan efisiensi pakan adalah 10 % - 24 %.

2.7 Perawatan Waring/Jaring

Pergantian waring/jaring perlu dilakukan dalam budidaya ikan di KJA karena didalam air laut waring/jaring cepat tersumbat dengan adanya lumpur dan penempelan organisme-organisme (biofouling) seperti algae, teritip, kerang dan kepiting. Jaring yang bersih akan menjaga sirkulasi air yang keluar dan masuk kedalam jaring akan lancar sehingga akan mengurangi resiko terhadap serangan penyakit. Pergantian jaring dilakukan minimal 3 minggu sekali atau disesuaikan dengan kondisi perairan setempat. Pergantian jaring dapat dilakukan pada saat kondisi ikan dalam keadaan sehat sehingga akan mengurangi resiko kematian. Selain itu, pada saat pergantian jaring dapat dilakukan juga beberapa kegiatan secara bersamaan seperti perendaman dengan air tawar/antibiotik, sampling/pengukuran pertumbuhan dan pemilahan ukuran/grading. 

 2.8 Pengamatan Kesehatan Ikan dan Kualitas Air

Pengamatan kesehatan ikan perlu dilakukan setiap saat baik secara visual maupun organoleptik untuk mengamati ektoparasit dan morfologi ikan. Sedangkan pengamatan secara mikroskopik dilakukan di laboratorium untuk pemeriksaan jasad patogen (endo parasit, jamur, bakteri dan virus).Gejala-gejala klinis utama ikan sakit yaitu (1). hilang nafsu makan; (2). Tingkah laku tidak normal misalnya berenang malas dan lemah, berenang tanpa henti, berenang dengan posisi kepala ke bawah, berenang tidak normal (menggosokkan tubuh ke jaring), berenang di permukaan, serta diam di dasar jaring; (3). Tanda-tanda di luar tubuh yaitu perubahan warna tubuh, kurus dan perut membengkak, bentuk tubuh tidak normal, luka, borok dan busuk, pendarahan pada kulit dan sirip, banyak lendir pada insang, serta mata merah dan menonjol keluar; (4). Tanda-tanda internal yaitu pendarahan pada organ dalam, berwarna pucat dan membesar, terdapat cairan dalam rongga perut, pembesaran gelembung renang, terdapat parasit internal, lambung dan usus kosong serta terdapat bintik putih pada organ dalam.Pengukuran parameter kualitas air (suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, amoniak, phospat, dan lain-lain), dilakukan dengan menggunakan peralatan kualitas air yang tersedia. Untuk parameter suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut digunakan peralatan kualitas air secara digital dan beberapa test kid untuk parameter amoniak dan phospat. Frekuensi pengukuran dilakukan minimum 2 kali seminggu.

BAB III

ASPEK FINANSIAL

3.1 Biaya Investasi

1. Biaya pembuatan jaring apung 1 unit  

Rp. 3.800.000

2. Biaya Tetap ( tenaga kerja )

Rp. 3.000.000

3. Biaya Variabel ( benih ikan, pakan ikan, BBM)

Rp. 16.000.000

4. Kebutuhan dana 

Rp. 22.800.000

3.2 Biaya Budidaya Ikan Bubara

1. Benih 5000 ekor

Rp. 10.000.000

2. Pakan Ikan 600 kg

Rp. 3.000.000

3. BBM 20 Ltr

Rp. 3.000.000

Total biaya : Rp. 16.000.000

3.3    Sumber Modal

Sumber modal berasal dari pemberi modal (investor) dengan pembagian keuntungan 60 : 40, dimana 60% Keuntungan diberikan kepada investor dan 40 % untuk pelaku budidaya.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Budi daya ikan bubara salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Meskipun dalam perawatan/ pemeliharaan cukup sulit namun hal tersebut bukan menjadi kendala atau hambatan dalam melakukan usaha budidaya ikan bubara ini.

4.2 Saran

Perlu meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan budidaya laut. Program peningkatan produktivitas pembudidaya, pendapatan dan ketrampilan sehingga mampu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Terutama para pelaku usaha budidaya yang menggunakan perahu untuk mencari pakan/bibit ikan kuwe di laut. Sumber bibit ikan kuwe masih dicari sendiri, perlu adanya lembaga yang mengusahakan bibit ikan secara langsung.

 

 

tes

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong