Sebuah kampus kecil di kampung halamanku. (I)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Namaku Nurul Rahmah Putri Purnamasari Antuke, namaku kepanjangan ya? panggil aja Nurul atau Haru. aku menulis ini sebagai tugas dari universitasku, yaitu Universitas Negeri Gorontalo.
Maaf kalau banyak salah kata di artikel ini karena aku tahu aku manusia yang bisa salah, tidak ada manusia yang sempurna dan tidak pernah salah.
Universitas Negeri Gorontalo, universitas yang berada di kota kecil bernama Gorontalo. sebuah kota kecil, tempat kelahiranku, tempat aku dibesarkan, dan tempat aku tinggal. kota kecil ini memiliki banyak sejarah dan kenangan. kota ini tidak terlalu maju seperti Manado, Makassar atau kota-kota besar yang ada di pulau Jawa. kota Gorontalo adalah kota kecil yang dimana penduduknya masih dibilang sedikit. namun di kota inilah Universitas Negeri Gorontalo berdiri.
Jujur impianku setelah SMA adalah kuliah di kota yang jauh, lebih maju dari Gorontalo. aku sudah belajar keras, menghabiskan banyak uang untuk mengambil tes di Universitas keren yang ada di kota besar lainnya. aku berdoa, memohon untuk diluluskan dimana saja yang penting aku bisa kuliah di luar daerah ini. aku 18 tahun tinggal di kota ini, bersekolah di kota ini, jadi tidak apa-apa kan jika aku meminta untuk bersekolah diluar kampung halamanku? semua usaha sudah kucoba, namun hasilnya nihil. aku tidak bisa bilang usahaku berhasil, tapi beberapa tes yang kuambil ada yang lulus, namun orang tua tidak mengizinkanku mengambilnya. aku stress, aku tidak tahu harus apa, aku tidak mau gapyear. akhirnya orang tuaku menyuruhku untuk mengambil tes di universitas lokal ini, ya Universitas Negeri Gorontalo atau yang biasa disingkat UNG. aku dengan rada kecewa, aku memilih satu jurusan saja di pilihanku, aku tidak belajar untuk tesnya karena takut dikecewakan, akhirnya tibalah waktu pengumuman. aku tidak begitu bersemangat saat itu. aku tidak ingin melihat hasilku karena takut kecewa. ketika aku memainkan gawaiku, sebuah notifikasi dari grup keluarga muncul dilayar gawaiku.
[Dad Sent a picture]
Dad : selamat kakak. belajar yang rajin. ini baru permulaan.
aku senangnya bukan main haha, aku tidak tahu lagi apakah doa teman-temanku yang menahanku untuk tidak kuliah di luar daerah atau keluargaku yang ingin aku tidak jauh dari mereka karena sekarang masa pandemi. aku tidak tau, namun aku sangat bersyukur karena aku tidak gapyear. begitulah kisah awalku. sekarang aku seorang camaba di Kampus ini, ya aku tidak bisa bilang aku adalah maba karena aku belum diospek haha.