Perjalanan Seorang Perantau
Ini tentang saya yang merantau demi masa depan dan ingin membanggakan orang tua.
Rindu seorang anak perempuan kepada keluarga terutama orang tua itu tidak ada yang bisa mengobatinya kecuali pertemuan yang di nantikan.
Rindu yang hanya terobati lewat via telepon itu hanya mengundang air mata dan ini terjadi nyata pada saya. Suatu hari di akhir PKKMB mama saya menelfon
VIA TELEPON:
Mama : Assalamuaikum
me : Waalaikumsalam, uhuk,uhuk,uhuk
Mama : kenapa s ba batuk, so maso dingin itu krna pigi pagi pagi berapa hari kemarin. Minum ksana obat jangan cuman dikase biar
me : iyee nnti mo minum obat
kasih sayang seorang ibu itu tidak ada tandingan dan tidak ada yang bisa memberikan itu
Dan biarpun saya mendapatkan ijazah sarjana ku itu tidak akan bisa mengalahkan ijazah SD mu