RUANG LINGKUP MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

04 June 2021 14:12:59 Dibaca : 3100

2.1  Pengertian Manajemen

Definisi manajemen menurut James A.F. Stoner dalam bukunya yang berjudul Management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2.2  Pengertian Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Secara etimologis, hubungan sekolah dan masyarakat diterjemahkan dari perkataan bahasa inggris “Public School Relation”  yang berarti hubungan sekolah dan masyarakat adalah sebagai hubungan timbale balik antara organisasi (sekolah) dengan masyarakat/lingkungan yang terkait.

Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.

 

2.3  Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Husemas)

Tujuan husemas dimaksudkan untuk menciptakan hubungan seklah secara harmonis, meningkatkan kemajuan pendidikan disekolah dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan sekolah.

Menurut Elsbree seperti yang dikutip Tim  jurusan Administrasi Pendidikan (2003:52) mengemukakan tujuan-tujuan husemas yaitu sebagai berikut, yaitu :

1.      Meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak

Makin maju konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru disekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject matter centered, tetapi hendaknya community life centered, tidak lagi berpusat pada buku tetapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan dimasyarakat. Konsep  pendidikan yang demikian mengandung implikasi yang berhubungan dengan masyarakat, seperti :

a.      Personel sekolah, terutama guru , perlu mengetahui benar-benar masyarakat lingkungan hidup anak-anak sangat penting bagi program pendidikan.

b.      Kepala sekolah dan guru hendaknya selalu berusaha untuk bekerjasama dan memanfaatkan sumber-sumber di masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah.

c.       Sekolah hendaknya dapat bekerjasama dengan instansi-instansi lain dimasyarakat yang mempunyai tugas dan kepentingan yang sama terhadap pendidikan.

d.     Guru-guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-sumber masyarakat  yang dapat dimasukan kedalam rencana pengembangan pendidikan.

2.      Meningkatkan  pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas  kehidupan masyarakat. Didalam masyarakat yang demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan masyarakat disemua bidang kehidupan masyarakat

3.      Mengembangkan antusiasme/semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan keduabelah pihak.

4.    Meningkatkan kualitas pembeljaran dan pertumbuhan peserta didik.

5.    Berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

6.    Mengembangkan program-program sekolah ke arah yang lebih maju.

7.    Mampu menumbuhkan kreatifitas serta dinamika kedua belah  pihak,sehingga hubungan dapat bersifat aktif dan dinamis.

 

2.4 Prinsip-prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat

       Ada  sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam rangka mengembangkan program hubungan sekolah dan masyarakat yaitu :

1.    Keterpaduan (intergrating), yaitu keterkaitan antara kepala sekolah, masyarakat dan keluarga yang merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan yang lain.

2.    Berkesinambungan (contiinuiting), yaitu suatu proses yang berkembang terus-menerus. Sekolah seharusnya memberi informasi terus-menerus, dan sebaliknya, masyarakat ikut membantu sekolah melalui pembentukan public-opinion agar image masyarakat tetap baik terhadap sekolah.

3.    Menyeluruh (coverage), yaitu bahwa penyajian fakta-fakta kepada masyarakat itu menyeluruh seluruh aspek. Jadi, semua aspek hidup sekolah diperhatikan mulai dari kehidupan keagamaan sampai pada kehidupan ekonomi. Untuk itu, setiap kegiatan sekolah dapat dijelaskan melalui media massa, surat kabar sekolah, laporan berkala dan sebagainya.

4.    Sederhana (symplicity), yaitu bahwa informasi yang diberikan secara sederhana. Informasi itu dengan kata-kata yang mudah dimengerti dan dengan rasa persahabatan. Jadi, yang penting ialah jelas, menimbulkan rasa suka, mudah dimengerti.

5.    Konstruktif (constructiveness), yaitu bahwa informasi itu dapat membentuk pendapat umum yang positif terhadap sekolah.

6.    Kesesuaian (adaptability), yaitu hendaknya program sekolah itu memperhatikan dan menyesuaikan dengan masyarakat sekitarnya.

7.    Luwes (flexibility), yaitu program yang sewaktu-waktu mampu menerima perubahan yang terjadi. (Sahertian, 1994: 237-238).

Mengingat humas dalam manajemen LPI ini harus dilandasi dengan nilai-nilai keislaman, maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, di samping yang sudah dijelaskan di atas, yaitu:

1.         Prinsip kemanfaatan, yaitu informasi yang diberikan LPI seharusnya yang mengandung nilai manfaat, bukan sekedar propaganda.

2.         Prinsip kejujuran, yang dimaksud dengan kejujuran adalah informasi yang diberikan LPI kepada masyarakat seharusnya apa adanya tidak mengandung unsur kebohongan yang dibungkus dalam wujud promosi atau propaganda.

3.         Prinsip kehalalan/keridhaan. Bahwa informasi yang disampaikan LPI kepada masyarakat tidak ada unsur memaksa atau merugikan di antara salah satu pihak.                                                             

 

2.4 Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Fachrudi menjelaskan  teknik hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu :

a)       Laporan kepada orang tua.

Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak didik pada orangtuanya. Dengan teknik ini orangtua akan memperoleh penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan guru-guru di sekolah.

b)        Majalah sekolah.

Majalah sekolah ini diushakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitksan setiap bulan sekali. Majalah ini dipimpin oleh, orang tua dan murid-murid bahkan alumni termasuk pula dewan redaksi. Isi majalah ini menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orangtua dan murid-murid, pengumuman-pengumuman dan sebgainya.

c)         Surat kabar sekolah.

Kalau sekolah itu mampu dapat menerbitka surat kabar sekolah, maka ini berarti bahwa sekolah dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada orang tua atau masyarakat daerah sekitarnya.

d)          Pameran sekolah.

Suatu tehnik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah pada masyarakat, ialah penyelenggaraan pameran sekolah. Ada bermacam-macam cara untuk mengadakan pameran sekolah itu. Sekolah mengadakan pameran dengan membuata atau mengatur hasil pekerjaan murid-murid itu di luar sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih efektif lagi, kalau kegiatan-kegiatan itu disiarkan melalui siaran-siaran pers dan radio di tempat itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam masyarakat.

e)   “Open house”

“Open house” adalah tehnik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan murid di sekolah, yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya sekali setahun pada penutupan tahun pengajaran. Ada tiga langkah dalam pelaksanaan “open house” ini:

o   Pengunjung dibawa ke dalam kelas atau auditorium sekolah untuk diberi penjelasan tentang open house itu.

o   Pengunjung diantar ke tempat-tempat yang telah disediakan akan hal-hal yang perlu dilihat.

o    Pengunjung diajak kembali ke kelas atau auditorium untuk berdiskusi dan menilai open house.

6.      Kunjungan ke sekolah.oleh orang tua murid yang dilakukan pada pelajaran di berikan.

Kepada orang tua itu diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium, perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya, sehingga mereke memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah itu. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.

7.      Kunjungan ke rumah murid.

Kunjungan ke rumah orangtua murid ini merupakan teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar supaya dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat dipecahkan dengan teknik ini antara lain, masalah kesehatan murid, ketidak hadiran murid, pekerjaan rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah dan sebagainya.

8.      Melalui penjelasan yang di berikan oleh personel sekolah.

Kepala sekolah hendaknya berusaha agar, semua personil sekolah mempunyai pengertian yang jelas tentang kebijakan sekolah, organisasi sekolah dan semua kegiatan pendidikan dan pengajaran serta usaha-usaha lainnya. Pada mereka harus ditanamkan sikap loyalitasnya, rasa kekeluargaan.

9.      Gambaran sekolah melalui murid-murid.

Informasi tentang keadaan sekolah dengan perantaraan murid-murid itu diberikan melalui perencanaan sesuatu kegiatan yang wajar, antara lain kalau sekolah itu terdapat di kota besar, maka gambaran itu diberikan melalui program siaran pemancar radio untuk menyiarkan sesuatu percakapan antara murid-murid atau antara murid dan guru, misalnya tentang cara makan dan makanan sehat.

10.  Laporan tahunan

Laporan tahunan ini dibuat oleh kepala sekolah dan laporan ini diberikan kepada aparat pendidikan yang lebih atas. Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut memberikan laporan pada masyarakat.

11.  Organisasi perkumpulan alumni sekolah.

Organisasi perkumpulan alumni sekolah adalah suatu alat yang sangat baik untuk dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya mempunyai kenangan–kenangan dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun secara moril.

12.  Melalui kegiatan ekstra kurikuler.

Apabila ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama dan lain-lain, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat. Karena itu program ekstra kurikuler hendaknya di rencanakan dan diatur, agar dapat dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.

13.  Pendekatan secara akrab

Yaitu pendekatan antara murid dengan guru pengajar.

 

Adapun teknik operasional menurut De Roche adalah:

1.         Education weeks ( Minggu pengajaran)

Sebagai kegiatan proses belajar mengajar (kegiatan utama sekolah)

2.         Recognition days ( waktu ulangan )

Untuk alat evaluasi, dalam mengambil keputusan atau adanya data-data empirik yang tersedia sebagai alat analisa untuk pendidikan dan pengajaran.

3.         Home visits (Kunjungan rumah)

Dilakukan untuk konsultasi dalam memecahkan masalah anak didik.

4.         Teacher aids

Merupakan alat bantu pengajaran, sehingga dalam proses belajar mengajar, memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan sekaligus mempermudah peserta didik memahami pelajaran.

5.         Card (kartu)

Untuk keperluan tertentu, maka dapat digunakan kartu, contoh kartu konsultasi, kartu prestasi atau kartu hafalan surat-surat pendek.

6.         Parent-Teacher Conference (pertemuan orangtua dan guru)

Dakam rangka menjalin komunikasi antara orang tua siswa dan guru, maka perlu dilakukan kegiatan ini. Hasil antara yang diinginkan adalah adanya rasa pelibatan yang dimilik orangtua, sehingga mau turut serta dalam pengembangan pendidikan.

7.         Open House (silaturahmi)

Pada waktu-waktu tertentu, maka dapat diadakan silaturahmi, biasanya dalam hari raya contoh Idul Fitri.

8.         Speaker Beareu ( bagian kehumasan)

Secara khusus guru perlu memilih topik-topik yang berkenaan dengan pembicaraan di perkumpulan, kelompok, dan organisasi sekolah.

9.         Home Study ( pekerjaan rumah)

Kegiatan belajar siswa di kelas, akan lebih bagus lagi bila didukung adanya kelanjutan pengulangan pelajaran di rumah, ini bisa dilakukan dengan memberi pekerjaan rumah bagi siswa untuk memantapkan kemampuan yang telah diperoeh di kelas.

 

10.     School and Classroom News letter ( berita sekolah dan kelas)

Wahana komunikasi tertulis di sekolah dibutuhkan untuk mengabarkan berita-berita umum yang ada dilingkungan sekolah.

11.     Calendar (Kalender)

Kalender ini, bisa berfungsi sebagai prestise. Disamping itu juga bisa difungsikan untuk mengikat perhatian orangtua dan siswa beserta guru dalam waktu yang selalu terkait dengan perhatian kepada sekolah.

12.     Voting Reminder card ( kartu saran )

Bila sesuatu terjadi dan tidak dikehendaki oleh siapapun dan ini merupakan hal yang perlu disampaikan kepada pihak pengelola lembaga pendidikan, maka yang bersangkutan bisa menuliskannya melalui kartu saran.

13.     Success Card (piagam penghargaan)

Apabila ada siswa atau orangtua yang telah turut serta dan memberikan perhatian secara khusus kepada sekolah atau pemenang lomba yang diadakan oleh sekolah.

14.     Local Newspaper ( surat kabar lokal)

Berita-berita sekolah maupun berita dari rumah yang kira-kira akan bermanfaat bagi para warga sekolah jika mengetahuinya akan lebih bagus.

15.     Career specialities (spesialisasi karir)

Bimbingan karir akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam menentukan peran masa depan.

16.     Slide Presentation (slaid presentasi)

Jika dalam memberikan presentasi kepada guru-guru atau siswa,akan lebih bagus bila menggunakan slaid presentasi.

17.     Coffee Hour (acara minum kopi)

Menjalin partisipasi antar sesama komponen dalam lembaga pendidikan sangat penting.

18.     Activity Display (pajangan kegiatan)

Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan,sebaiknya dipajang di papan tersendiri untuk memberi sugesti kepada warga yang belum sempat ikut mempertimbangkan.

 

19.     Class Project in the community (bakti sosial masyarakat)

Siswa adalah bagian masyarakat,untuk itu akan lebih bermakna hidup bermasyarakat jika turut serta membantu sesama warga yang kurang beruntung.

20.     Letter to the editor (bakti sosial masyarakat)

Keluhan atau sumbang saran yang sifatnya umum dari orang tua siswa,maupun guru.

21.     Public Performances (pementasan/pertunjukan)

Apresiasi terhadap kreatifitas siswa dapat diwujudkan dalam pementasan berkala,di samping itu akan memberikan rasa percaya diri kepada siswa  dan kebanggan orang tua.

22.     Fairs and Tours (studi lapangan : wisata,komporatif,dll)

Wawasan atau pengetahuan tentang lingkungan,alam,kenyataan langsung,dll dapat dibina melalui kunjungan ke obyek langsung.

23.     Telephone Hotline (telepon konsultasi)

Adakalanya permasalahan yang dihadapi siswa atau masyarakat begitu berat dan susah untuk diungkapkan kepada orang lain.

24.     Srategy borrowing (strategi peminjaman)

Hal ini upaya saling meminjamkan fasilitas yang sekitarnya dimiliki orang tua atau sekolah.

25.     Suggestion boxes (kotak saran)

Kartu saran berfungsi sebagai tempat penampungan kartu-kartu saran tadi dan harus diambil diambil dan diperiksa secara berkala oleh pengelola.

 

2.6 Organisasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat ( Komite Sekolah )

Menurut Djam’an Satori (2001) diperlukan adanya wadah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi, harapan dan stakeholder sekolah. Wadah tersebut berfungsi sebagai forum dimana representasi para stakeholder sekolah terwakili secara proposional. Dalam berbagai dokemen yang ada dan konsensus yang telah muncul dalam berbagai forum, wadah ini diberi nama Komite Sekolah. Badan sejenis ini di Australia disebut “School Council”.

Dalam pengertian lain, Djam’an Satori menyebutkan bahwa komite sekolah merupakan suatu badan yang berfungsi sebagai forum resmi untuk mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan kelembagaan sekolah. Hal-hal tersebut meliputi :

1.    Penyusunan perencanaan strategi sekolah, yaitu strategi pengembangan sekolah dalam perspektif 3-4 tahun mendatang. Dalam dokumen ini juga dibahas visi dan misi sekolah, analisis posisi untuk mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi, kajian isu-isu strategi sekolah, perumusan program-program, perumusan strategi pelaksanaan program, cara pengendalian  dan evaluasinya.

2.     Penyusunan perencanaan tahunan sekolah, yang merupakan  elaborasi dari perencanaan strategi sekolah. Dalam perencanaan tahunan ini yang dibahas adalah program-program operasional yang merupakan implementasi program prioritas yang dirumuskan dalam perencanaan strategi sekolah yang disertai perencanaan anggarannya.

3.    Mengadakan pertemuan untuk menampung dan membahas berbagai kebutuhan, masalah, aspirasi serta ide-ide yang disampaikan oleh anggota komite sekolah. Hal-hal tersebut merupakan refleksi kepeduliaan para stakeholder sekolah terhadap berbagai aspek kehidupan sekolah yang ditunjukkan pada upaya-upaya perbaikan, kemajuan dan pengembangan sekolah.

4.    Memikirkan upaya-upaya untuk memajukan sekolah, terutama yang menyangkut kelengkapan fasilitas sekolah, fasilitas pendidikan, pengadaan biaya pendidikan bagi pengembangan keunggulan kompetitif dan komparatif sekolah sesuai dengan aspirasi stakeholder sekolah. Perhatian terhadap masalah ini dimaksudkan agar sekolah setidak-tidaknya memenuhi standar pelayanan minimum.

5.    Mendorong sekolah untuk melakukan internal monitoring (school self-assesment) dan melaporkan hasilnya untuk dibahas dalam forum komite sekolah.

6.    Membahas hasil-hasil tes standar yang dilakukan oleh lembaga atau institusi eksternal dalam  menjaga jaminan mutu (quality assurance) serta memelihara kondisi pembelajaran sekolah sesuai dengan tuntutan standar minimum kompetensi siswa (basic minimum competency) seperti yang diatur dalam PP No.25 tahun 2000.

7.    Membahas laporan tahunan sekolah sehingga memperoleh penerimaan komite sekolah. Laporan tahuan sekolah tersebut selanjutnya disampaikan kepada Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten. Review sekolah merupakan kegiatan pentimg untuk mrngetahui keunggulan suatu sekolah disertai analisis kondisi-kon disi pendukungnya, atau sebaliknya untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sekolah disertai analisi faktor-faktor penyebabnya. Review sekolah merupakan media untuk saling mengisi pengalaman sekaligus saling belajar antarsekolah dalam upaya meningkatkan kinerjanya masing-masing.

8.    Memantau kinerja sekolah, yang meliputi manajemen sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, mutu belajar mengajar termasuk kinerja para guru, hasil belajar para siswa, disiplin dan tata tertib sekolah, baik dalam aspek intra maupun ekstrakulikuler.

Komite sekolah menurut Djam’an Satori (2001),berbeda dengan BP3.Dalam peran dan fungsinya yang berjalan sekarang,kemitraan BP3 terbatas pada aspek-aspek pemenuhan kebutuhan finansial,sarana-sarana sekolah dan fasilitas pendidikan. Dalam Kepmendiknas No.044/U/2002 tanggal 12 April 2002,disebutka bahwa komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,pemerataan,dan efisiensi pengelolahan pendidikan di satuan pendidikan,baik pada pendidikan sekolah,jalur sekolah,maupun jalur pendidikan luar sekolah.

Djam’an Satori (2001) menyebutkan,anggota komite ini terdiri dari: kepala sekolah, perwakilan guru, perwakilan murid,perwakilan orang tua murid,perwakilan tokoh masyarakat setempat yang menaruh kepedulian terhadap kemajuan pendidkan diwilayahnya,perwakilan dari unsur pengendalian mutu pendidikan yaitu pengawas sekolah.Struktur Komite Sekolah menggambarkan tugas-tugas menjadi kepedulian Komite Sekolah.Komite sekolah terdiri dari ketua,sekretaris,bendahara,dan kelompok anggota yang menangani urusan-urusan khusus.

Menurut Kepmendiknas RI No.044/U/2002 tanggal 2 April 2002,keanggotaan Komite Sekolah terdiri dari: (1) unsur masyarakat yang bisa saja berasal dari orang tua atau wali peserta didik,tokoh masyarakat,tokoh pendidikan,tokoh dunia usaha/industri,organisasi profesi, tenaga pendidikan,wakil alumni,wakil peseta didik,   (2) unsur dewan guru,yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan,Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 2 orang).Anggota komite sekolah sekurang-kurangnya terdiri atas ketua, sekertaris, bendahara.Pengurus dipilih dari anggota. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong