Perjalanan saya menjadi mahasiswa
Menjadi mahasiswa baru memang menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bahkan menegangkan. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, perasaan baru kemarin memakai putih abu-abu, sekarang sudah mengunakan almamater universitas baru. Aku yang tadinya sebagai siswa, sekarang sudah bermetamorfosis menjadi seorang mahasiswa. Sosok orang yang dipandang lebih dewasa dan bisa melakukan pekerjaannya sendiri. Banyak sekali mitos-mitos yang menghampiri mahasiswa baru seperti masa orientasi yang mencekam, dosen yang galak, kakak tingkat yang tidak bersahabat, pelajaran yang susah.Walaupun dilakukan melalui daring akibat dampak dari pandemi Covid-19Dengan mentoring tersebut, aku merasa bisa lebih dekat dengan kakak tingkat dan lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan universitas., walaupun pembelajaran dilakukan melalui virtual. Dengan mentoring kita juga dapat berkeluh-kesah kepada kakak mentor dan Dosen Pembimbing Akademik seputar perkuliahan. Banyak kakak tingkat menjadi Asisten Dosen yang membantu jalannya perkuliahan, membuat saya juga bisa menggenal kakak tingkat lebih banyak dan bisa menanyakan materi yang saya kurang paham dan mengerti dalam pembelajaran perkuliahan.
Dosen-dosennya juga ramah dan dekat dengan mahasiswa. Banyak dari dosen tersebut yang menjadi Dosen Pembimbing Akademik sehingga bisa mengenal mahasiswanya lebih dekat lagi. Perkulihan di ISB dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom. .
Selama perkuliahan secara daring di ISB aku merasa bisa menangkap pembelajaran dengan baik, karena dosen selalu bertanya kepada mahasiswa mengenai kepahaman materi perkuliahan. Jika kita segan bertanya kepada dosen, ada juga asisten dosen yang siap melayani apa saja materi yang kita belum paham dan mengerti seputar pembelajaran perkuliahan.