GEN-Z DAN TANTANGANNYA dan Resume Artikel Pendidikan Berbasis Pancasila dalam Mewujudkan Generasi Unggul di Abad 21

22 May 2024 13:43:31 Dibaca : 56

 

GEN-Z DAN TANTANGANNYA 

OLEH : CICI OLIVIA KALAMA (221423008)

JURUSAN ILMU HUKUM DAN KEMASYARAKATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Sebagai generasi Z dan milenial, kita adalah generasi yang akan bertanggung jawab dalam beberapa tahun kedepan, atas arah yang akan di ambil oleh negara ini agar menjadi negara yang maju modern sejahtera dan tentunya terkemuka di mata dunia. Anak muda adalah fotesintesis dari segala yang mustahil .

Generasi Z, merupakan sebutan bagi mereka yang lahir di tahun 1997-2012. Mereka yang lahir di generasi ini tumbuh besar di era digital yang serba cepat dan mudah. Akses tak terbatas pada gawai dan media sosial membawa tantangan tersendiri bagi kesehatan mental mereka. Sebagai orang tua, penting untuk memahami dampak negatif dan cara mengatasinya. Berikut adalah dampak negatif dari penggunaan gawai dan media sosial yang perlu diperhatikan orang tua.

KecanduanSebuah studi menemukan bahwa 48% remaja mengalami kecanduan internet dan media sosial yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari (Poli, 2017). Banyaknya waktu yang dihabiskan anak untuk bermain di dunia maya dan mengakses media sosial  berpotensi menyebabkan penurunan produktivitas, masalah tidur, dan isolasi sosial. Hal ini menyebabkan tidak sedikit performa anak di dunia akademik terganggu karena kecanduan internet dan media sosial.

Gangguan PerhatianBanyaknya paparan konten digital yang konstan dapat memengaruhi kemampuan anak Gen Z untuk mempertahankan fokus dan berkonsentrasi (UNICEF, 2017). Besar kemungkinan hal ini memberi dampak negatif pada prestasi akademik dan perkembangan kognitif ank. Rentang perhatian anak menjadi pendek dan anak tidak terbiasa untuk tekun memperhatikan maupun berusaha menyelesaikan masalah.

Harga Diri RendahMedia sosial kerap memamerkan kehidupan sempurna, membuat anak Gen Z merasa tidak cukup dan mengembangkan harga diri rendah (Woods & Scott, 2016). Mereka seringkali membandingkan kondisi kehidupan sendiri dengan yang ditampilkan orang lain di media sosial. Meskipun banyak di antara mereka sudah menyadari bahwa kehidupan di media sosial seringkali tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Namun paparan konten dan kehidupan yang dibagikan orang lain tanpa disadari memengaruhi cara pandang dan penilaian mereka terhadap kehidupan sendiri. Anak lebih mudah merasa tidak puas akan kehidupan sehingga memicu depresi dan kecemasan pada diri anak.

4. CyberbullyingSurvei menunjukkan bahwa 59% remaja pernah menjadi korban cyberbullying (Patchin & Hinduja, 2019). Cyberbullying merupakan tindakan menyakiti atau mengintimidasi seseorang secara sengaja dan berulang kali melalui penggunaan komputer, ponsel, atau perangkat elektronik lainnya. Korban cyberbullying berpotensi mengalami masalah psikologis seperti trauma, kegelisahan, dan bahkan perilaku ekstrim seperti merusak diri sendiri.

Apa yang dapat dilakukan orangtua?

Tetapkan BatasanSebisa mungkin, atur aturan yang jelas mengenai waktu dan konten yang boleh diakses. Terapkan waktu bebas gadget (tidak boleh menggunakan gadget) seperti saat makan atau sebelum tidur.

Komunikasi TerbukaDiskusikan dampak negatif gadget dan media sosial dengan anak. Dengarkan kekhawatiran mereka dan berikan solusi yang positif.

Kembangkan Minat LainDorong anak untuk mengembangkan hobi dan aktivitas di luar gadget, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial.

Berikan TeladanBatasi penggunaan gadget orang tua sendiri dan tunjukkan bagaimana menikmati kehidupan nyata tanpa tergantung pada dunia digital.

Cari Bantuan ProfesionalJika anak Anda mengalami masalah kesehatan mental serius, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor.

Orang tua memiliki peran penting dalam membantu anak Gen Z menghidupi dunia digital dengan bijak. Dengan pengawasan dan pendampingan yang tepat, orang tua dapat meminimalkan dampak negatif dan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia.

 

---------------------------------------------------------------------------

Ringkasan Artikel

Implementasi nilai nilai Pancasila dalam Mewujudkan Generasi Unggul di Abad 21 

Oleh:

CICI OLIVIA KALAMA (221423008)

JURUSAN ILMU HUKUM DAN KEMASYARAKATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

 

Indonesia adalah negara yang memiliki para generasi muda yang di sering di sebut dengan generasi milenial,  Anak muda yang akan berpartisipasi dalam perkembangan dunia di dalam abad 21 ini, pertentangan global semakin ketat dan peluang peluang besar akan hadir, para kaum muda harus siap mental dalam menghadapi segala tantangan, bergerak dan bertindak sesuai dengan apa yang di rencanakan guna untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara. Di tangan kaum mudalah segala cita cita dan masa depan bangsa akan di wariskan para kaum yang akan memenangkan tongkat keemasan bangsa, membuat bangsa kita menyala" di dalam pertarungan global sebagai kaum muda mari berdiri tegak demi Indonesia tercinta seraya mengucapkan kalimat" besar yakni Indonesia adalah negara kami dan Indonesia tak kan terkalahkan sebab Indonesia memiliki para pejuang tangguh.

  Indonesia saat ini masih menjadi negara yang berkembang, Indonesia ingin menjadi negara maju dengan para generasi emas yang memiliki daya saing yang unggul dalam bertempur di dalam persaingan global, pendidikan memainkan peran yang sangat penting di mana tujuan utama pendidikan yakni guna untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang dengan tujuan agar para individu itu sendiri mampu mengembangkan potensi dirinya dari segi dan aspek manapun agama,sosial maupun budaya.

Implementasi nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat penting bagi kita, perlu kita terapkan dalam kehidupan kita memperdalam mempraktikkan segala yang tercantum dalam nilai-nilai dari lima sila Pancasila para generasi Z harapan bangsa harus mampu dan memiliki nilai-nilai moral dan spiritual agar mampu menghormati kebebasan bergama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan tercipta nya kebebasan beragama yang harmonis.