BELAJAR DARING: SOLUSI ATAU MALAPETAKA?

05 August 2021 15:21:29 Dibaca : 15
  • EFEKTIVITAS DALAM MENUNTUT ILMU

Isu Pendidikan merupakan satu hal yang ramai diperbincangkan saat ini. Terkait penerapan sistem pendidikan baru akibat adanya pandemi Covid-19. Sistem Pendidikan ini banyak menuai pro dan kontra dari berbagai pihak.

Hal tersebut karena adanya pandemi Covid-19. Hal ini membuat kita mendapat gambaran bagaimana sistem Pendidikan berbasis teknologi kedepannya. Teknologi dibuat untuk memudahkan manusia dan teknologi akan terus berkembang. Namun permasalahannya adalah pandemi memaksa semua orang untuk mempercepat pemanfaatan teknologi. Sementara belum diimbangi dengan kesiapan mental dan kapasitas sumber daya manusia yang cukup.

Dalam situs https://www.un.org/sustainabledevelopment/youth/ menyampaikan bahwasannya dampak pandemik terhadap pendidikan sangat tinggi.

Sebagian besar negara mengumumkan penutupan sementara sekolah,sehingga berdampak pada lebih dari 91 persen siswa di seluruh dunia.Tentunya hal tersebut menjadi perhatian masyarakat dan tenaga pendidik di seluruh dunia. Begitu pula banyak anak putus sekolah karena dampak pandemi.

UNICEF menemukan 938 anak di Indonesia putus sekolah akibat pandemi covid-19. Dari jumlah tersebut 75 persen di antaranya tidak dapat melanjutkan pendidikan karena terkendala biaya.

Perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini mengatakan hal tersebut terjadi karena orang tua siswa banyak yang kehilangan pendapatan dan pekerjaan sejak virus corona masuk ke Indonesia.

  • EFEKTIVITAS DALAM MENCEGAH PENULARAN COVID-19

Dengan dinonaktifkannya pembelajaran tatap muka yang membutuhkan interaksi fisik, diharapkan penyebaran COVID-19 dapat ditekan. Namun itu tidak sepenuhnya benar. Pemerintah melihat kesempatan ini untuk membuka kembali tempat-tempat umum, seperti tempat makan, mall, pasar, terminal, stasiun, bahkan bandara. Dengan alasan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian sembari menutup 30% dari semua walaupun pada akhirnya semua tempat umum telah dibuka kembali. Hal ini jelas menjadi penyebab meningkatnya angka COVID-19.

Secara logika, ditutupnya sekolah dan dibukanya tempat umum membuka kesempatan bagi para siswa untuk berkeliaran di tempat umum, bukannya belajar. Walaupun mereka tidak bisa berkumpul di sekolah, mereka bisa berkumpul di tempat lain, yang justru menghadirkan resiko mengerikan bagi mereka.

Tidak hanya itu, sekolah online membuat siswa-siswa dapat melaksanakan pembelajaran dimana saja. Di luar kota? Bisa. Luar provinsi, luar pulau, sampai luar negara pun para siswa dapat melakukan pembelajaran online. Dan disanalah mereka dapat terkena infeksi atau memberikan infeksi pada orang lain dengan distribusi yang lebih luas.

 

Goresan pena : Maimun

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong