............ Hari ini, adalah hari ulangtahunku yang ke 20 tahun. Pas bertepatan dengan hari kasih sayang. Di hari yang spesial ini, aku sangat bahagia. Karena, disaat hari yang sangat bahagia ini ada orang - orang yang sayang sama aku, terutama Keluarga dan Pacarku. Aku tak menyangka bahwa, pacarku itu ternyata orangnya romantis juga. Selain memberikan selamat, dia kasih aku bingkisan yang isinya Kue ulangtahun. Aku saja, tidak sampai berfikir untuk beli kue. Ehh, ternyata sudah ada yang membelikan loch... Makisih yach Pacarku, atas semua yang engkau telah berikan kepadaku di hari yang sangat bahagis ini. Tak lupa, aku memohon doa kepada tuhan untuk diberikan umur yang panjang, sehat selalu, dapat menggapai cita - cita yang aku inginkan, semoga tambah di sayang sama family,pacar,dan teman - teman, dan tidak lupa pula di limpahkan rejeki yang tiada habis - habisnya.. Amiennn,,,

Makasih juga buat teman - teman aku, yang masih ingat akan ulangtahunku yach.....??

Perasaan rendah diri bisa membunuh kita. Tentunya bukan dalam pengertian membunuh secara fisik, melainkan membunuh karakter pribadi. Membunuh motivasi Orang yang rendah diri cederung menarik diri dari lingkungan. Kalaupun berbaur dengan orang lain, dia memposisikan dirinya di pojok ruangan yang nyaris tidak kelihatan. Orang-orang rendah diri tidak berani untuk menunjukkan ‘siapa dirinya’ dan ‘apa yang bisa dilakukannya’ lebih baik dari orang lain. Bukankah ini seperti sebuah kematian? Ya, kematian nilai diri seseorang.

Sifat rendah diri itu seperti keran air yang karatan. Dia sangat sulit untuk dibuka, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar. Ada begitu banyak persediaan air dalam bak penampungan diatas atap, tetapi tidak bisa keluar karena alirannya terhalang oleh keran yang tersumbat. Ada begitu banyak persediaan potensi diri yang kita miliki, namun terkunci oleh perasaan rendah diri yang menghambat.

Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Mengguratkan sejuta warna
yang bisa membuatmu indah..

Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Seperti notasi mimpi kupu-kupu
bersayap biru,
Terbang bersama menuju negeri pelangi..

Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Mengisyaratkan lelahku di jalan resah!

              Pagi ini aku,terbangun dari tidurku. Aku tiba - tiba teringat bahwa, harus pergi ke kampus untuk mengantarkan buku kepenasehatan akademika. Sebenarnya, aku ini malas untuk pergi ke kampus cuman karna harus mengantarkan buku itu jadi terpaksa harus pergi dech. Skalian juga, aku juga harus posting di blog juga yach...

              Selesai mandi, aku langsung ganti pakaian. sesudah semuanya aku langsung pergi ke kampus, sesampainya di kampus aku langsung saja ke fakultas ilmu sosial. Ehh, ternyata dan ternyata ibu yang aku cari belum sampai di kampus dech... huuuh,,sudah susah payah pergi ke kampus malahan ibunya tidak ada dech. Tapi, tidak apa - apa. Itu sudah kewajiban saya sebagai mahasiswa apa lagi saya termasuk dalam bidikmisi....

             Walaupun ibunya tidak ada, aku dan teman - teman tetap saja mau menunggunya di fakultas. Jam sudah menunjukan pukul 01:30, tidak terasa perut ini sudah lapar. Aku putuskan untuk pulang saja. Nnti, insya allah besok lagi aku akan balik lagi untuk mengantarkan buku ini.

" sekian "

Lautku yang tenang.....

Apakah yang kau simpan untukku ?

Ikan yang berlimpah ruah ?

Atau bencana yang mengerikan ?

Ketenanganmu membuatku takut.

Diammu memberi nuansa penuh misteri.

Hay, nelayan......

Tidakkah terdengar isyarat dari laut.

Tentang kekayaan ngeri kita ?

Atau tentang bencana yang akan melanda negeri kita ?