ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

14 April 2015 21:59:04 Dibaca : 5460

NAMA : VIDIA SULISTIYANINGRUM.P
NIM       : 291414005
KELAS : A – ILMU KOMUNIKASI

1.Pengantar Filsafat

Filsafat dipahami sebagai suatu kemampuan berpikir dengan menggunakan rasio dalam objek yang menjadi sasaran kebenaran itu sendiri belum pasti melekat dalam objek. Terkadang hanya dapat dibenarkan oleh persepsi-persepsi belaka. Dari fakta tersebut kebenaran itu berarti dapat didefinisikan berdasarkan dengan paradigma yang dipakai. Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksanakan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, tanpa melaksanakan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik psikologis. Karena di dalam kehidupan manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebanaran.
Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos (kebijaksanaan),tahu dengan mendalam, hikmah. Filsafat menurut term : ingin tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM), penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya ”Ahli pengetahuan”, Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia tiap-tiap orang yang mengalamkesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan
Filsafat adalah belajar tentang mempelajari seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, dan mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran, dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Dan ini beberapa pengertian filsafat menurut para ahli :

• Harold H. Titus : Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yg biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yg dijunjung tinggi;
• Hasbullah Bakry: Ilmu Filsafat adalah ilmu yg menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
• Prof. Dr.Mumahamd Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
• Prof. Dr. Ismaun, M.Pd: Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yg hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yg sejati.
• Bertrand Russel: Filsafat adalah sesuatu yg berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi, filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yg pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
• Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. & Mustakim, S.Pd.,MM: Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani: ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti: ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
• Plato: Filsafat adalah pengetahuan yg berminat mencapai pengetahuan kebenaran yg asli.
• Aristoteles: Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yg meliputi kebenaran yg terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

 Pendapat saya

Sebenarnya kata “filsafat” itu tidak bisa hanya dijabarkan dengan kata-kata, atau diukir sekalipun dengan seribu, duaribu, bahkan sampai sembilan ribu pun kata, belum bisa menjabarkan apa yang dimaksud dengan kata “filsafat”. Namun Menurut pandangan saya kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu yang biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yang terkompleks pun. Filsafat, Ilmu tentang hakikat.
Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar antara filsafat dan ilmu (spesial) atau sains. dari teori yang diatas bisa disimpulakan bahwa belajar filsafat memudahkan kita untuk bisa mengerti kehidupan yang sebenarnya dan tahu apa maksud dan tujuan manuasia Hidup didunia ini. filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kita bisa lebih mengetahui sesuatu atau cara kita untuk memahami sesuatu hal serta cara kita berpikir lebih logis atau masuk akal. Filsafat itu satu kata tapi berjuta makna, Seperti yang kita ketahui bahwa filsafat adalah ilmu yang mempelajari kebenaran diatas kebenaran. Banyak yang mengatakan bahwa mempelajari filsafat membuat kita bingung bahkan ada yang mengatakan bahwa kita akan menjadi gila jika kita mempelajari filsafat itu sendiri. Akan tetapi jika kita telaah lebih dekat bahwa manfaat mempelajari filsafat adalah salah satunya kita bisa mengetahui sesuatu hal yang lebih rinci. Filsafat meninjau dengan pertanyaan “apa itu”, “dari mana” dan “ke mana”. Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat dari suatu masalah melainkan seperti orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada masalah itu dari mana terjadinya dan ke mana tujuannya. belajar filsafat seakan kita dituntut untuk memahami sesuatu. filsafat harus berpedoman pada kebenaran banyak para ahli yang mengartikan bahwa filsafat itu sendiri adalah kebenaran, dengan demikian kita harus meyakini bahwa sesuatu itu benar adanya sebelum kita mencari tahu lebih lanjut.
Sebenarnya kita tidak perlu lagi memperlajari apa sebenarnya filsafat itu, karena filsafat itu sendiri sudah berada dilingkungan atau diri kita sendiri kita tanpa kita sadari. Dan Orang yang mengetahui pasti apa itu filsafat akan mudah mengahdapi keidupan. Karna mempelajari filsafat kita mencari tahu sebelum dan sesudah sesuatu itu terjadi. Dengan demikian kita mengerti apa tujuan dan manfaat sesuatu itu terjadi dan kita akan mengerti akan makna dari sesuatu itu tersebut. Bisa kita contoh kan dilingkungan sekitar kita dengan pertanyaan ini, hanya satu kalimat tapi bermakna banyak “Meja” seperti yang kita sudah ketahui dahulu kegunaanya untuk tempat menaruh sesuatu dll. Tetapi kita tidak tahu “siapa yang menciptakan meja tersebut” tersebukenapa namanya harus meja “ siapa yang menciptakan meja tersebut” dan sampai kenapa orang menciptakan meja”. Yang kita ketahui hanya manfaatnya saja. Tetapi kita masih belum paham pasti apa itu sebuah benda yang bernamakan “Meja”. Itu adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh untuk lebih mudah kita memahami apa itu filsafat sebenarnya. Banyak yang mengatakan bahwa Filsafat itu mengajarkan seseorang untuk bisa berfikir secara luas tanpa keluar dari logika. Oleh sebab itu kita harus bertanya kepada diri kita sendiri kita dahulu apa,mengapa,dimana, dan kapan. Contoh lain kita harus mempelajari “Ilmu”.
Katakanlah kita belajar Komunikasi, tanyalah pada diri kita sendiri apa itu Komunikasi? mengapa Komunikasi? Dan kapan Komunikasi?. Jika seorang ahli dari Ilmu Komunikasi tidak tahu sebelum Komunikasi itu apa, Dan kalu kita berpikir sampai sejauh itu maka kita sudah setengah berfilsafat. Dilihat dari contoh yang diatas tadi bahwa filsafat itu ada dimana-mana, ada didalam lingkungan, Ilmu pengetahuan dll. Dan banyak orang yang mendenifikasikan bahwa filsafat itu indentik atau berkaitan dengan Agama, bisa kita contohkan dengan pertanyaan ini “mengapa kita harus percaya adanya tuhan?, mengapa kita harus taat dengan perintahnya?. Di satu sisi bahwa dari beberapa agama yang dianut mengajarkan tentang kebenaran. Semua agama mengajarkan tentang kebenaran, berati semua agama bisa ditafsirkan tujuannya sama. Namun kenapa kita dengan bebarapa umat yang lain berbeda keyakinan?. Nah inilah pentingnya belajar filsafat, kalau kita tahu pasti apa itu filsafat kita tidak akan pusing untuk memikirkanya. Menurut saya Upaya untuk mempelajari dan mengungkapkan perjalanan manusia di dunianya menuju akhirat secara mendasar, saya rasa itulah Filsafat. Karena filsafat mempelajari seluk beluk sesuatu itu tanpa keluar dari nalar kita. Kita tidak bisa menafsirkan filsafat itu seperti apa karena setiap manusia itu mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Dan sudah pasti Pemikiran-pemikiran orang zaman dulu dengan pemikiran orang zaman sekarang jauh berbeda sekali. Oleh karena itu kita tidak bisa menafsirkan filsafat begitu saja. Namun inilah beberapa pendapat atau pemikiran saya memngenai filsafat itu apa. Ada yang mengatakan bahwa filsafat adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan berfikir secara tepat (logis, sistematis, koheren,dll) untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki. setidaknya ini yang saya pahami setelah mempelajari konsep filsafat didalam kelas, namun saya ingin sedikit berpendapat bahwa filsafat bisa dilakukan oleh siapa saja, terkecuali bagi orang-orang yang ingin mendalaminya harus memiliki keimanan dan prinsip akidah yang benar dan kuat.
Belajar berfilsafat itu sangat mengutungkan, agar kita bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keegoisan ini. Dan atau saya pemahaman atas filsafat itu sendiri bisa beragam hal itu dikarenakan mungkin kita tidak memiliki “kebenaran mutlak” dalam cara berpikir kita. maka dari itu tujuan kita berfilsafat salah satunya untuk mencari kebenaran yang beragam sesuai dengan pola pikir, nalar kita sendiri.

2.Filsafat dan Ilmu Komunikasi
Filsafat
Secara epistimologi filsafat terdiri dari dua kata yaitu Philein = mencintai:sophos= kearifan/kebijaksanaan. Jadi filsafat adalah usaha untuk mencintai kearifan.Selanjutnya adalah Ciri-ciri Berpikir Filsafat :
• Radikal : sampai ke akar persoalan
• Kritis :tanggap thd persoalan yg berkembang
• Rasional: sejauh dpt dijangkau akal manusia
• Reflektif: mencerminkan pengalaman pribadi
• Konseptual: hasil konstruksi pemikiran
• Koheren: runtut, berurutan.
• Konsisten: berpikir lurus/tdk berlawanan
• Sistematis: saling berkaitan.
• Metodis :ada cara utk memperoleh kebenaran
• Komprehensif : menyeluruh
• Bebas & bertanggungjawab
Komunikasi dapat disebut sebagai ilmu karena telah memenuhi syarat berikut:
1.Mempunyai obyek tertentu
Ilmu merupakan suatu bentuk pengetahuan yang mempelajari suatu obyek. Obyek dalam ilmu harus dibedakan antara obyek material, yaitu apa yang dipandang dan obyek formal, yaitu sudut pandang dalam arti dari sudut mana obyek itu dipandang. Dan obyek formal adalah hal yang menentukan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya. Dua ilmu atau lebih dapat sama obyek materialnya, tetapi ilmu tersebut berbeda satu sama lain berkat obyek formalnya.
Obyek formal ilmu komunikasi adalah perilaku manusia, termasuk di dalamnya perilaku individu, kelompok dan masyarakat. Obyek formalnya situasi yang mengarah pada perubahan sosial, termasuk perubahan perilaku, perasaan, sikap dan perilaku individu, kelompok, masyarakat, dsb.
2. Bersifat sistematis
Sistematis berati menurut suatu sistem tertentu. Sistem diartikan sebagai kumpulan hal-hal yang disatukan ke dalam suatu keseluruhan yang konsisten karena saling terkait. Dalam bentuknya yang formal, ilmu pengetahuan dinyatakan dalam suatu definisi.
3. Berlaku umum
Komunikasi diberbagai negara, termasuk di Indonesia sudah dipelajari, diteliti, dipraktekkan dan dikembangkan, karena pada dasarnya komunikasi memang sangat diperlukan bagi kepentingan manusia dan masyarakat
4. Mempunyai metode tertentu
Sebagaimana ilmu sosial lainnya, kosmi menggunakan metode penelitian untuk mengembangkan ilmunya, dan ada yang spesifik untuk mengembangkan ilmu komunikasi.
Ilmu komunikasi dalam kelompok ilmu termasuk ilmu sosial seperti ekonomi, psikologi dengan kategori ilmu terapan. Lingkungan komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi mencakup segala aspek kehidupan manusia dengan segala kompleksitasnya, maka bahasan komunikasi semakin luas dan semakin banyak dimensinya. Untuk itu kalau kita lihat komunikasi berdasarkan konteksnya, komunikasi terdiri dari :
 Bidang komunikasi Bidang yang dimaksud adalah bidang kehidupan manusia antara bidang kehidupan satu dengan lainnya terdapat perbedaan yang khas. Kekhasan inilah yang membedakan dalam proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi dibagi :
1. Komunikasi sosial
2. Komunikasi organisasi sosial
3. Komunikasi bisnis
4. Komunikasi politil
5. Komunikasi internasional
6. Komunikasi antar budaya
7. Komunikasi pembangunan
8. Komunikasi tradisional
 Sifat komunikasi Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklarifikasikan sebagai berikut:
a. Komunikasi verbal (lisan dan tulisan)
b. Komunikasi nirvebal (komunikasi kiyal/ gestural, gambar,isyarat)
c. Komunikasi tatap muka
d. Komunikasi bermedia
 Tatanan komunikasi, Tatanan komunikasi dimaksudkan adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan. Berdasarkan situasi komunikasi seperti itu maka komunikasi diklarifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Komunikasi pribadi (intrapribadi dan antarpribadi)
b. Komunikasi kelompok (Komunikasi kelompok kecil, seperti : ceramah, simposium, diskusi panel, seminar, dsb; Komunikasi kelompok besar).
c. Komunikasi massa (Komunikasi massa cetak, seperti :surat kabar, buku majalah,dll; Komunikasi media massa elektronik)
d. Komunikasi medio (surat, telepon, pamflet, dsb)
 Tujuan komunikasi
a. Merubah sikap
b. Mengubah opini
c. Mengubah perilaku
d. Mengubah masyarakat
 Fungsi komunikasi
a. Menginformasikan
b. Mendidik
c. Menghibur
d. Mempengaruhi
 Teknik komunikasi Yang dimaksud teknih adalah keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik ini diklarifikasikan menjadi :
a. Komunikasi informatif
b. Komunikasi persuasif
c. Komunikasi koersif
d. Komunikasi instruktif
e. Hubungan manusiawi
 Metode komunikasi Diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang terorganisasi, antara lain :
a. Jurnalistik (Cetak, TV, Radio)
b. Humas
c. Periklanan
d. Propaganda
e. Perang urat syaraf
f. Perpustakaan, dsb.
• Pengertian Filsafat Komunikasi
Didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (persthahen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kristis dan holistis. Teori dan proses komunikasi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, fungsinya, tehniknya dan metodenya.
• Kajian Ontologis, Epistemologis dan Aksiologi Komunikasi
Kajian Ontologis Adalah pengkajian ilmu mengenai hakikat realitas dari obyek yang ditelaah dalam membuahkan ilmu pengetahuan (apa).
Kajian Epistemologis Adalah membahas cara untuk mendapatkan pengetahuan yang dalam kegiatan keilmuan disebut juga metode ilmiah (bagaimana)
Kajian Aksiologi Adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan yang diperoleh (untuk apa) Dalam definisi kontemporer, komunikasi merujuk pada cara berbagi pikiran, makna, pesan dianut secara sama. Sedangkan dalam makna lain, komunikasi yang dalam bahasa Inggris communication dan dalam bahasa Belanda communicate, berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini berarti sama dalam makna (Effendi, 2004:41). Secara terminologis, para ahli telah mendefinikan komunikasi dalam berbagai prespektif. Dalam prespektif filsafat, komunikasi dimaknai untuk mempersoalkan apakah hakikat komunikator/komunikan, dan bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan realitas lain di alam semesta (Rakhmat, 1997: 8).

 Filsafat sebagai akar ilmu komunikasi
Para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponen filsafat yang mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis. Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari etika, logika, dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian ontologi (keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau kemanfaatan).

 Pendapat Saya

Filsafat adalah memikirkan sesuatu yang belum kita alami/ ketahui. Tugas dari ahli filsafat adalah untuk mengatasi spesialisasi dan memformulasikan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Memikirkan filsafat mempunyai ciri khas yaitu menimbulkan gejolak. Menurut saya kaitanya dengan filsafat dan ilmu komunikasi, kita akan memberi tahu kebenaran memalui berkomunikasi. Dan berfilsafat yang baik salah satunya adalah berkomunikasi yang baik pula agar mudah dimengerti. Jujur jurusan saya adalah jurusan komunikasi, namun saya juag belum paham betul apa hubungan antara filsafat dan ilmu komunikasi. Namun dilihat dari teori diatas menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA, dalam bukunya “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, bahwa “Filsafat Komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, teknik dan perannya. Jadi bisa dapat saya simpulkan bahwa ada hubungan yang sangat erat tentang filasafat dan ilmu komunikasi. Para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah filsafat.
Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponenfilsafat yang mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis.Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari etika, logika, dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian ontologi (keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau kemanfaatan). Banyak yang berpendapat bahwa komunikasi yang pertama adalah filsafat. Secara sederhana sebetulnya perdebatan mengenai epistemology Ilmu Komunikasi sudah sejak kemunculan Komunikasi sebagai ilmu. Perdebatan apakah Ilmu Komunikasi adalah sebuah ilmu atau bukan sangat erat kaitannya dengan bagaimana proses penetapan suatu bidang menjadi sebuah ilmu.
Dilihat sejarahnya, maka Ilmu Komunikasi dikatakan sebagai ilmu tidak terlepas dari ilmu-ilmu social yang terlebih dahulu ada. pengaruh Sosiologi dan Psikologi sangat berkontribusi atas lahirnya ilmu ini. Bahkan nama-nama seperti Laswell, Schramm, Hovland, Freud, sangat besar pengaruhnya atas perkembangan keilmuan Komunikasi. Dan memang, Komunikasi ditelaah lebih jauh menjadi sebuah ilmu baru oada abad ke-19 di daratan Amerika yang sangat erat kaitannya dengan aspek aksiologis ilmu ini sendiri. lmu komunikasi dipahami melalui objek materi dan objek formal. Secara ontologism, Ilmu komunikasi sebagai objek materi dipahami sebagai sesuatu yang monoteistik pada tingkat yang paling abstrak atau yang paling tinggi sebagai sebuah kesatuan dan kesamaan sebagai makhluk atau benda. Sementara objek forma melihat Ilmu Komunikasi sebagai suatu sudut pandang, yang selanjutnya menentukan ruang lingkup studi itu sendiri. komunikasi cara untuk kita bersosialisasi dilingkungan. Dan filsafat unttuk mencari sebuah kebenaran. Tidak terlepas dari ethos,phatos,logos dari aristoteles dan palto, itu menjadi dasar berfilsafat komunikasi. Seperti yang sudah dikatakan diatas bahwa phatos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis. Hal ini berarti bahwasanya ketiga dasar tersebut dijadikan sebagai tolak ukur sang filsafat untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya berdasarkan nalar dan rasional.

3.Kebenaran

Manusia sebagai mahluk pencari kebenaran dalam perenungannya akan menemukan tiga bentuk eksistensi yaitu agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Agama mengantarkan pada kebenaran dan filsafat membuka jalan untuk mencari kebenaran. Sebagai mahluk yang dinamis Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.
Filsafat dipahami sebagai suatu kemampuan berpikir dengan menggunakan rasio dalam objek yang menjadi sasaran kebenaran itu sendiri belum pasti melekat dalam objek. Terkadang hanya dapat dibenarkan oleh persepsi-persepsi belaka. Dari fakta tersebut kebenaran itu berarti dapat didefinisikan berdasarkan dengan paradigma yang dipakai. Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksanakan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenaran, tanpa melaksanakan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik psikologis. Karena di dalam kehidupan manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebanaran.
Secara bahasa kata kebenaran itu bisa dikategorikan sebagai suatu kata benda yang konkret maupun abstrak (abbas hamami, 1983). Secara bahasa arti dari kata kebenaran adalah proposisi yang benar . proposisi sendiri berarti makna yang dikandung dalam suatu pernyataan (statement). Apabila subjek menyatakan kebenaran bahwa proposisi yang diuji itu pasti memiliki kualitas sifat atau karakteristik hubungan dan nilai. Hal yang demikian itu karena kebenaran tidak dapat begitu saja terlepas dari kualitas, sifat, hubungan dan nila itu sendiri.
Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :
1.Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia
2.Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio
3.Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya.
4. Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan

Sebelum muncul teori kebenaran yang terlembaga, para filosof sebelumnya telah mengemukakan bebrapa teori yang hakiktnya mencari sebuah kebenaran diantaranya adalah
1. Teori idealisme Plato yang berpusat pada idealism
2. Teori rasionalisme R.Descartes yang berpusat pada rasio dan kesadaran
3. Teori imanuel kant yang berpusat pada akanl dan rasio murni
4. Teori relefansi kalangan teolog yang berpusat pada tuhan
5. Teori koheren yang menyatakan kebaran itu suatu nilai, intersubjektif, ada nilai yang disepakati bersama antara subjek dengan subjek yang dinilai
6. Teori korespodensi, kebenaran itu merupakan sesuatu yang sesuai dengan hukum alam
7. Teori pragmatism menyatakan kebenaran adalah sesuatu yang berguna bagi manusia didunia.
8. Teori pragmatism menyatakan kebenaran adalah sesuatu yang berguna bagi manusia didunia
9. Teori utilitiarisme, yang menyatakan bahwa kebenaran itu memberikan faedah atau keuntungan bagi manusia
10. Teori esensialisme menyatatakan bahwa kebenaran itu adalah sesuatu yang abstrak dan yang bermakna sebagai hal yang terdalam dari fikiran manusia

 Pendapat Saya

Menurut pandangan saya Kebenaran bisa diartikan sebagai apa yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat, diyakini dan diakui keberadaannya. Apa pentingnya kita harus mengetahui makna kebenaran? Agar kita dapat memahami mana yang benar dan mana yang tidak benar? Sejauh ini, jawaban dalam filsafat “tidak lebih berarti” dari jalan menemui jawaban itu sendiri. Bisa kita denifikasikan Bahwa kebenaran adalah satu kata tapi bengitu banyak makna. Ada yang manafsirkan bahwa kebnaran adalah sesuatu yang konkrit, yang sudah ada tidak bisa dibantah lagi berdasarkan fakta dan bukti yang kita lihat. Namun bisa disimpulkan dengan teori diatas bahwa suatu pengertian itu tidak pernah benar melainkan dapat menjadi benar apabila dapat dimanfaatkan secara praktis. Kita mencari kebenaran melewati filsafat. Dilihat dari teori diatas banyak tingkatan-tingkatan tentang kebenaran, berarti kebenaran itu belum pasti adanya. Oleh sebab itu mencari kebenaran gampang-gampang susah sih, Jika kita ingin mencari kebenaran maka harus berdasarkan kepada fakta yang ada. Banyak yang berpendapat bahwa kebenaran muncul ketika individu satu dengan individu yang lain atau sekelompok orang sepakat dengan kebenaran sesuatu hal. Namun menurut Saya bahwa adanya kebenaran tanpa harus ada kesepakatan kedua belah pihak. Namun kita bisa menyatakan bahwa itu benar dari bukti dan fakta yang ada sesuai dengan logika yang ada. Jangan kita katakan sesuatu hal bahwa itu benar adanya tanpa ada bukti maka kebenaran yang kita yakin belum semuanya benar.
Didalam teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia dan mencari dan menemukan kebenaran melalui agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Agama dengan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran. Salah satu tujuan manusia untuk hidup adalah mencari kebenaran yang hakiki. Semua agama yang ada mengajarkan umatnya untuk ke jalan yang benar atau menuju kebenaran dunia dan di Akhirat.
keinginanan terbesar seluruh umat manusia adalah masuk surga.
untuk mewujudkan keinginan itu tentu dibutuhkan kebenaran. Yakni apakah agama yang anda peluk sudah benar?? apakah anda sudah ber tuhan kepada tuhan yang benar?? apakah kitab anda sudah benar??apakah ajaran dalam agama anda sudah benar?? Kebenaran menjadi arah pedoman untuk kehidupan. Kebenaran kadang membawa kehidupan yang menyenangkan dan kadang menyusahkan diri dan orang disekitar kita.Sesuatu yang baik belum tentu benar, tetapi sesuatu yang benar pasti akan menjadi kebaikan. Jika anda telah yakin dengan apa yang anda percayai saat ini adalah kebenaran, laksanakan perintah nya dan jauhi laranganya semampu yang anda bisa, dan berharaplah anda dengan usaha yang anda lakukan itu dapat membawa anda kesurga.Manusia sebagai mahluk pencari kebenaran dalam hidupnya akan menemukan tiga tujuan yaitu agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Agama mengantarkan pada kebenaran dan filsafat membuka jalan untuk mencari kebenaran. S Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan melalui pengalaman. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran yang masuk akal, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti dengan mudah.
Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda, setiap orang adalah unik karena pemikiran kritisnya, bahkan segala sesuatu pada dasarnya unik. Wajar jika kebenaran secara pribadi senantiasa bervariasi antara seseorang dan orang lain. Namun demikian, kebenaran pribadi itu sewaktu-waktu dapat menjadi kebenaran umum, dikala kebenaran itu mulai disukai atau mulai dimengerti oleh orang lain.akan ada Lahirnya kebenaran-kebenaran yang bervariasi ini bukan karena ada keterbatasan akal manusia dalam menelaah fenomena yang ada, tetapi disebabkan oleh kebebasan manusia dalam menafsirkan fenomena yang ada. kebenaran manusia selalu ditutupi oleh egonya, sehingga umat yang satu selalu melihat ketidak benaran umat lainnya bukan menyamakan persepsi tentang kebenaran itu sendiri sehingga dapat diperoleh kebenaran yang paling ideal sebagai pegangan hidup umat manusia. Kebebasan manusia merupakan anugrah yang diberikan Tuhan dan adalah hak dari seluruh bangsa. Sehingga tidak mungkin merupakan suatu kekurangan, melainkan keistimewaan tersendiri. Setiap manusia memiliki kebebasan berpikir dan kebebasan merasa, manusia memiliki kemampuan menciptakan dunia sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh siapapun. Akan tetapi kebebasan itu terbatas oleh kesepakatan-kesepakatan bersama. Ada tanggung . Anda bisa saja mengatakan bahwa kursi fungsinya untuk berdiri, tetapi apakah anda dapat mempertanggungjawabkan hal tersebut secara intelektual? Bukan gampang mematahkan kebenaran konvensional bahwa kursi fungsinya untuk duduk . Kebenaran dari sudut pandang ini adalah hasil kreatifitas yang sudah lama ada atau sudah berabad-abad. Tidak ada kebenaran yang absolut, kebenaran tergantung dari siapa dan bagaimana cara dia memandangnya.

4.Hakikat Filsafat

Hakikat adalah sesuatu yang mendasar, suatu esensi, yang substansial, yang hakiki yang penting, yang diutamakan. Dengan kata lain, hakikat adalah sesuatu yang mesti ada pada seuatu yang jika sesuatu itu tidak ada maka sesuatu itu pun tidak wujud/ada. Jadi, hakikat filsafat adalah sesuatu yang pasti ada pada manusia. Namun, hingga saat ini belum mendapat pernyataan yang benar-benar tepat dan pas, dikarenakan manusia itu sendiri yang memang unik, antara manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda. Bahkan orang kembar identik sekalipun, mereka pasti memiliki perbedaaan. Mulai dari fisik, ideologi, pemahaman, kepentingan dll. Semua itu menyebabkan suatu pernyataan belum tentu pas untuk di setujui oleh sebagian orang. Dengan adanya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur pendidikan. Melalui pendidikan manusia memperoleh berbagai ilmu baru dan dapat mengembangkan ilmu tersebut.

• Asal Usul Filsafat

Filsafat merupakan sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan alam dan biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat juga dianggap sebagai kreasi berpikir dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk memahami dunia. Filsafat bertujuan untuk memahami dunia dan memperpadukan hasil dan ilmu pengetahuan ke ilmu pengetahuan special agar menjadi suatu pandangan hidup yang seragam. Itu merupakan tujuan Filsafat dari jaman Thales (Bapak Filsafat) hingga jaman sekarang.
Di masa sekarang ini, manusia bercorak individualistis, humanistis, romantis, sehingga manusia cepat beralih pada kepentingan-kepentingan dekat dan “dunia” memiliki arti yang lain bagi manusia. Kondisi manusia yang hidup di perkotaan, dengan kendaraan, perumahan, dan segalanya yang ada di kota, membuat manusia semakin jauh dengan dunia astronomis.
Dahulu, bangsa Yunani purba banyak dicemaskan oleh masalah diam dan perubahan, yang mana perubahan yang mereka maksudkan adalah perubahan fisik/alam, seperti atom-atom yang bergerak, air yang mengalir, dan lain-lain. Tapi, ketika masalah itu belum selesai, perhatian manusia tertarik ke perubahan-perubahan dalam bentuk lain, seperti adat istiadat, hubungan-hubungan, dan lain-lain. Hal itu menunjukkan keragaman, sementara keragaman menghasilkan banyak penafsiran. Maka, hal itulah yang membuat Filsafat tetap ada hingga sekarang, hanya saja, sekarang ia menjadi penafsiran dari hidup, maka kondisinya menjadi sama seperti dahulu, dimana Filsafat adalah suatu usaha untuk memahami dunia dimana kita hidup.
Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu menggunakan pemikiran mendalam, luas, radikal (sampai keakar-akarnya), dan berpegang pada kebijakansanaan dalam melihat suatu masalah Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut. 1. Filsafat dalam arti “Harfiah” Asal kata Filsafat dari bahasa Latin “Filosofia” terdiri dari kata Filos dan Sofia. Filos = Cinta atau hasrat yang besar Sofia = Pengetahuan yang mendalam sampai berkaitan dengan kearifan Berdasarkan pembahasan secara harafiah ini filsafat berarti cinta kepada pengetahuan atau hasrat yang besar untuk menjadi arif.

1. Filsafat secara operasional (prosesnya)
Filsafat secara prosesnya atau operasionalnya adalah “cara berfilsafat”, maka filsafat adalah renungan yang mendalam (radikal) dan menyeluruh (integral), secara sistematis, sadar dan metodis dan sudah tentu tidak meninggalkan sifat-sifat ilmiah pada umumnya.

2. Filsafat dibahas dari sudut isinya (materinya)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari metodologi serta hakekat kebenaran dan nilai dari ihwal terutama tentang manusia dan segala cita-citanya, dengan lingkungannya, agamanya, kehidupannya, ideologinya, hakekat dirinya dan lain-lain.
Filsafat mengenai nilai ada 3 bagian, yaitu : a) Aksiologi: yaitu filsafat tentang “nilai pada umumnya” misalnya : nilai tujuan filosofis suatu negara dan cara kerja yang memperhatikan nilai-nilai tertentu; b) Etika: yaitu filsafat tingkah laku disebut The Philosophy of Conduct ; c) Aestetika: yaitu filsafat keindahan disebut The Philosophy of Art.

3. Filsafat sebagai produk atau hasil pemilsafatan
Ini merupakan “hasil” orang berfilsafat atau produk para filsuf dan para ahli pikir.

 Pendapat Saya

Banyak orang sangat berkepentingan dengan kata yang satu ini. Di Perguruan tinggi hampir semua dosen dan mahasiswa berhadapan dengan istilah hakikat. Namun tidak semua mahasiswa dan dosen memahami pengertian “hakikat” secara baik. Kata yang satu ini sangat gampang diucapkan dan sangat enak di dengar. Namun penggunaannya sering salah suai, alias tidak cocok pemakaiannya dengan yang seharusnya. Akibatnya makna yang dikandungnya jadi kabur, bahkan masuk kedalam konsep yang yang lain. Tidak jarang kita temukan dalam karya ilmiah atau tidak, pengertian hakikat adalah peran-peran atau fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh manusia. Sebagai contoh di dalam berbagai literatur saya membaca, kutipan sebagai berikut;
” Secara filosofis hakikat manusia merupakan kesatuan integral dari potensi-potensi esensial yang ada pada diri manusia, yakni: 1. Manusia sebagai makhluk pribadi. 2. Manusia sebagai makhluk sosial. 3. Manusia sebagai makhlik susila. 4. Manusia sebagai makhlik religius “.
Menurut saya hakikat adalah sesuatu yang benar-benar ada yang diutamakan keberadaanya. Dan hakikat filsafat adalah sesuatu yang sudah pasti ada. stilah bahasa hakikat berasal dari kata "Al-Haqq", yang berarti kebenaran. Kalau dikatakan Ilmu Hakikat, berarti ilmu yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran. edangkan Haqiqah secara etimologi berarti inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu, dalam dunia sufi, haqiqah diartikan sebagai aspek lain dari syari'ah yang bersifat lahiriah, yaitu batiniah, sehingga rahasia yang paling dalam dari segala amal, inti dari syariah dan akhir dari perjalanan yang ditempuh oleh orang sufi. Haqiqah juga dapat berarti kebenaran sejati dan mutlak, sebagai akhir dari semua perjalanan, tujuan segala jalan. Hakikat dalam Tasawuf hakikat adalah imbangan kata syariat yang identik dengan aspek kerohanian dalam ajaran Islam. Untuk merintis jalan mencapai hakikat seseorang harus memulai dengan aspek moral yang dibarengi aspek ibadah. Bila kedua aspek ini diamalkan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan akan dapat meningkatkan kondisi mental seseorang dari tingkat rendah secara bertahap ke tingkat yang lebih tinggi. Pada posisi tertinggi Tuhan akan menerangi hati sanubarinya dengan nur-Nya, sehingga ia betul-betul dapat dekat dengan Tuhan, mengenal Tuhan dan melihat-Nya dengan mata hatinya. Ada yang mengatakan bahwa filsafat adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan berfikir secara tepat (logis, sistematis, koheren,dll) untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki. setidaknya ini yang saya pahami setelah mempelajari konsep filsafat didalam kelas, namun saya ingin sedikit berpendapat bahwa filsafat bisa dilakukan oleh siapa saja, terkecuali bagi orang-orang yang ingin mendalaminya harus memiliki keimanan dan prinsip akidah yang benar dan kuat. Belajar berfilsafat itu sangat mengutungkan, agar kita bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keegoisan ini. Dan atau saya pemahaman atas filsafat itu sendiri bisa beragam hal itu dikarenakan mungkin kita tidak memiliki “kebenaran mutlak” dalam cara berpikir kita. maka dari itu tujuan kita berfilsafat salah satunya untuk mencari kebenaran yang beragam sesuai dengan pola pikir, nalar kita sendiri.
Hakikiat filsafat itu adalah dasar untuk mengkaji apa itu kebenaran yang sesungguhnya. Namun Menurut pandangan saya kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu yang biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yang terkompleks pun. Filsafat, Ilmu tentang hakikat. Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar antara filsafat dan ilmu (spesial) atau sains. dari teori yang diatas bisa disimpulakan bahwa belajar filsafat memudahkan kita untuk bisa mengerti kehidupan yang sebenarnya dan tahu apa maksud dan tujuan manuasia Hidup didunia ini. filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kita bisa lebih mengetahui sesuatu atau cara kita untuk memahami sesuatu hal serta cara kita berpikir lebih logis atau masuk akal. Filsafat itu satu kata tapi berjuta makna, Seperti yang kita ketahui bahwa filsafat adalah ilmu yang mempelajari kebenaran diatas kebenaran. Banyak yang mengatakan bahwa mempelajari filsafat membuat kita bingung bahkan ada yang mengatakan bahwa kita akan menjadi gila jika kita mempelajari filsafat itu sendiri.
Akan tetapi jika kita telaah lebih dekat bahwa manfaat mempelajari filsafat adalah salah satunya kita bisa mengetahui sesuatu hal yang lebih rinci. Filsafat meninjau dengan pertanyaan “apa itu”, “dari mana” dan “ke mana”. Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat dari suatu masalah melainkan seperti orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada masalah itu dari mana terjadinya dan ke mana tujuannya. belajar filsafat seakan kita dituntut untuk memahami sesuatu. filsafat harus berpedoman pada kebenaran banyak para ahli yang mengartikan bahwa filsafat itu sendiri adalah kebenaran, dengan demikian kita harus meyakini bahwa sesuatu itu benar adanya sebelum kita mencari tahu lebih lanjut. Sebenarnya kita tidak perlu lagi memperlajari apa sebenarnya filsafat itu, karena filsafat itu sendiri sudah berada dilingkungan atau diri kita sendiri kita tanpa kita sadari. Dan Orang yang mengetahui pasti apa itu filsafat akan mudah mengahdapi kehidupan.
Ada yang mengatakan bahwa filsafat adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan berfikir secara tepat (logis, sistematis, koheren,dll) untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki. setidaknya ini yang saya pahami setelah mempelajari konsep filsafat didalam kelas, namun saya ingin sedikit berpendapat bahwa filsafat bisa dilakukan oleh siapa saja, terkecuali bagi orang-orang yang ingin mendalaminya harus memiliki keimanan dan prinsip akidah yang benar dan kuat. Belajar berfilsafat itu sangat mengutungkan, agar kita bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keegoisan ini. Dan atau saya pemahaman atas filsafat itu sendiri bisa beragam hal itu dikarenakan mungkin kita tidak memiliki “kebenaran mutlak” dalam cara berpikir kita. maka dari itu tujuan kita berfilsafat salah satunya untuk mencari kebenaran yang beragam sesuai dengan pola pikir, nalar kita sendiri.hak

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong