ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI PART II

14 April 2015 22:13:34 Dibaca : 674

Kegiatan Bersama (Joint Action)

Kegiatan bersepeda adalah kegiatan yang menyenangkan. Bersepeda pun tidak serta merta menghambat pekerjaan dan kegiatan harian. Jadi, kenapa tidak kembali bersepeda? Semangat ini menjadi awal gelaran pemetaan jalur, titik, dan kegiatan bersepeda di seantero Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Tak hanya yang berbau sepeda, hal-hal yang menyangkut kegiatan berlalulintas non-motor dan transportasi publik juga menjadi target yang dipetakan. Tak lupa pula menyoroti hal-hal negatif yang menjadi tantangan kegiatan bersepeda di kawasan perkotaan.

ANALISA:
Jadi, Di mana organisasi itu bekerja sama, dan dengan jenis kerja sama ini maka isyarat individual akan menjadi stimulasi bagi dirinya sendiri dengan bentuk yang sama sebagaimana bentuk stimulus yang lain sehingga dengan demikian perbincangan isyarat dapat menghilangkan karakter individual, dan kondisi semacam itu diduga dalam pengembangan kedirian (self).
Join action (aksi kebersamaan) terdiri dari keterkaitan dari interaksi-interaksi yang lebih kecil. Masyarakat, atau kehidupan kelompok adalah gabungan suatu tingkah laku kooperatif sebagai bagian dari anggota masyarakat. Kerjasama antar umat manusia membutuhkan adanya saling pengertian terhadap maksud dan tujuan dari masing-masing pihak. Karenanya kerjasama merupakan proses membaca aksi dan tujuan orang lain, serta menanggapinya dengan cara yang cepat. Kerjasama semacam ini merupakan hal pokok komunikasi interpersonal. Manusia menggunakan symbol-simbol dalam komunikasi mereka, simbol-simbol harus memiliki arti yang dapat di bagi di antara masyarakat agar keberadaanya dapat di akui.
Membicarakan pesan (message) dalam proses komunikasi, kita tidak bisa melepaskan diri dari apa yang disebut simbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode.

2.1. Simbol Dan Kode
Sebagai makhluk sosial dan juga sebagai makhluk komunikasi, manusia dalam hidupnya diliputi oleh berbagai macam simbol, baik yang diciptakan oleh manusia itu sendiri maupun yang bersifat alami.
Manusia dalam keberadaannya memang memiliki keistimewaan dibanding dengan makhluk lainnya. Selain kemampuan daya pikirnya (super rational), manusia juga memiliki keterampilan berkomunikasi yang lebih indah dan lebih canggih (super sophisticated system of communication), sehingga dalam berkomunikasi mereka bisa mengatasi rintangan jarak dan waktu. Manusia mampu menciptakan simbol – simbol dan memberi arti pada gejala-gejala alam yang ada disekitarnya, sementara hewan hanya dapat mengandalkan bunyi dan bau secara terbatas.
Kemampuan manusia menciptakan simbol membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam berkomunikasi, mulai dari simbol yang sederhana seperti bunyi dan isyarat, sampai kepada simbol yang dimodifikasi dalam bentuk sinyal-sinyal melalui gelombang udara dan cahaya, seperti radio, TV, telegram, telex, dan satelit.
Di dalam kehidupan sehari-sari, seringkali kita tidak dapat membedakan pengertian antara simbol dan kode. Bahkan banyak orang menyamakan kedua konsep itu. Simbol adalah lambang yang memiliki suatu objek, sedangkan kode adalah seperangkat simbol yang telah disusun secara sistematis dan teratur sehingga memiliki arti. Sebuah simbol yang tidak memiliki arti bukanlah kode. Kata David K. Berlo (1960).

Lampu pengatur lalu lintas (traffic light) yang dipasang di pinggir jalan misalnya adalah simbol polisi lalu lintas, sedangkan simbol warna yang telah disusun secara teratur menjadi kode bagi pemakai jalan. Begitu juga halnya dengan letusan misalnya, ia adalah simbol dari senjata dan atau mobil yang pecah. Tetapi kalau letusan itu berlangsung 21 kali, maka ia menjadi kode penghormatan kepada tamu Negara.
Simbol-simbol yang digunakan selain sudah ada yang diterima menurut konvensi internasional, seperti simbol-simbol lalu lintas, alphabet latin, simbol matematika, juga terdapat simbol-simbol local yang hanya bisa dimengerti oleh kelompok-kelompok tertentu.
Banyak kesalahan komunikasi (miscommunication) terjadi dalam masyarakat karena tidak memahami simbol-simbol lokal. Di beberapa daerah pedalaman yang masih tradisional, banyak pendatang kesasar dan menjadi korban penduduk asli karena tidak mengenal simbol-simbol atau kode yang digunakan oleh penduduk setempat.
Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya yang berkembang pada suatu masyarakat. Karena itu dapat disimpulkan bahwa :
Semua kode memiliki unsur nyata
Semua kode memiliki arti
Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya
Semua kode memiliki fungsi
Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran-saluran komunikasi lainnya.
Kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yakni kode verbal (bahasa) dan kode nonverbal (isyarat).

• Kode Verbal
Kode verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu, ialah :
 Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita
 Untuk membina hubungan yang baik antara sesama manusia
 Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Untuk mempelajari dunia sekeliling kita, bahasa menjadi peralatan yang sangat penting dalam memahami lingkungan. Melalui bahasa, kita dapat mengetahui sikap, perilaku dan pandangan suatu bangsa, meski kita belum pernah berkunjung kenegaranya. Pendek kata bahasa memegang peranan penting bukan saja dalam hubungan antarmanusia, tetapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi pendahulu kepada generasi pelanjut.
Bahasa mengembangkan pengetahuan kita, agar kita dapat menerima sesuatu dari luar dan juga berusaha untuk menggambarkan ide-ide kita kepada orang lain. Sebagai alat perekat dan pengikat dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa dapat membantu kita menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah diterima oleh orang lain. Sebab bagaimanapun bagusnya sebuah ide, kalau tidak disusun dengan bahasa yang lebih sistematis sesuai dengan aturan yang telah diterima, maka ide yang baik itu akan menjadi kacau. Bahasa bukanlah hanya membagi pengalaman, tetapi juga membentuk pengalaman itu sendiri. Kata ahli bahasa Benyamin Lee Whorf (1956)
Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan cara mempelajari bahasa sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama BF. Skinner (1957). Teori ini menekankan unsur ransangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teori operant conditioning menyatakan bahwa, jika suatu organisme diransang oleh stimuli dari luar maka orang cenderung akan memberi reaksi.
Teori kedua ialah teori Kognitif (Cognitive Theory) yang dikembangkan oleh spikologi kognitif Noam Chomsky. Teori ini menekankan pada kompetisi bahasa pada manusia lebih dari apa yang dia tampilkan. Bahasa memiliki korelasi dengan pikiran. Karena itu Chomsky menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir. Pendapat ini didukung oleh Eric Lenneberg (1964) bahwa seorang manusia bagaimanapun ia diisolasi, ia tetap memiliki potensi untuk bisa berbahasa.
Teori ketiga disebut Mediating Theory atau teori penegah. Teori ini dikembangkan oleh para ahli psikologi bhavioristik Charles Osgood. Teori mediasi menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap ransangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.
Meski ketiga teori ini menunjukkan ciri dan alasan masing-masing, namun ketiganya memberi tekanan yang sama, bahwa manusia dalam meningkatkan kemampuannya untuk berbahasa perlu melalui proses belajar. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berpikir, bahasalah yang mempengaruhi persepsi dan pola-pola berpikir seseorang. Kata Benyamin Lee Whorf dan Edward Sapir (1956) dalam hipotesisnya.
• Kode Nonverbal
Manusia dalam berkomunikasi selain memakai kode verbal (bahasa) juga memakai kode nonverbal. Kode nonverbal biasanya disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language).
Kode nonverbal yang digunakan dalam berkomunikasi,sudah lama menarik perhatian para ahli terutama dari kalangan antropologi, bahasa, bahkan kedokteran. Hal yang menarik dari kode nonverbal adalah studi Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicara orang hanya 7 persen berasal dari bahasa verbal, 38 persen untuk vocal suara dan 55 persen dari ekspresi muka.
Oleh sebab itu, maka Mark Knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk :
a. Meyakinkan apa yangdiucapkannya (repetition)
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.
Pemberian arti terhadap kode nonverbal sangat dipengarugi oleh sistem sosial budaya masyarakat yang menggunakannya . dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk antara lain :
A. KINESICS
Ialah kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan. Gerakan-gerakan badan bisas dibedakan atas lima macam, yakni :
(1) Emblems
Ialah isyarat yang punya arti langsung pada simbol yang dibuat oleh gerakan badan. Misalnya mengangkat jari V yang artinya Victory atau menang, mengangkat jempol berarti yang tebaik untuk orang Indonesia, tetapi terjelek bagi orang india.

(2) Illustrators
Ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya besarnya barang atau tinggi rendahnya suatu objek yang dibicarakan.
(3) Affect Displays
Ialah isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum, sinis dan sebagainya. Hampir semua bangsa di dunia melihat perilaku tertawa dan senyum sebagai lambang kebahagiaan, sedangkan menangis dilambangkan sebagai tanda kesedihan.
(4) Regulators
Ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda menolak.
(5) Adaptor
Ialah gerakan badan yagn dilakukan sebagai tanda kejengkelan. Misalnya menggerutu, mengempalkan tinju ke atas meja dan sebagainya.
Selain gerakan-gerakan badan yang dilakukan oleh kepala dan tangan, juga gerakan-gerakan kaki bisa member isyarat seperti halnya posisi duduk. Bagi masyarakat Amerika dan Eropa posisi duduk dengan kaki menyilang di atas kaki lainnya atau berdiri sambil bertolak pinggang adalah hal yang biasa, tetapi bagi orang Indonesia hal yang dinilai sebagai perbuatan yang kurang sopan. Begitu juga halnya dengan member atau menerima sesuatu selamanya dilakukan dengan tangan kanan, tetapi bagi orang Amerika dan Eropa menerima dengan tangan kiri dianggap biasa saja.

B. Gerakan Mata (Eye Gaze)
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam member isyarat tanpa kata. Ungkapan “pandangan mata mengundang” atau lirikan matanya memiliki arti isyarat yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan mata. Bahkan ada yang menilai bahwa gerakan mata adalah pencerminan isi hati seseorang.
Mark Knapp dalam risetnya menemukan empat fungsi utama gerakan mata, yakni :
(1) Untuk memperoleh umpan balik dari seorang lawan bicaranya. Misalnya dengan mengucapkan bagaimana pendapat anda tentang hal itu?
(2) Untuk menyatakan terbukanya saluran komunikasi dengan tibanya waktu untuk bicara.
(3) Sebagai sinyal untuk menyalurkan hubungan, dimana kontak mata akan meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan. Sebaliknya orang yang merasa malu akan berusaha untuk menghindari terjadinya kontak mata. Misalnya orang yang merasa bersalah atau berutang akan menghindari orang yang bisa menagihnya.
(4) Sebagai pengganti jarak fisik. Bagi orang yang berkunjung kesuatu pesta, tetapi tidak sempat berdekatan Karena banyaknya pengunjung, maka melalui kontak mata mereka dapat mengatasi jarak pemisah yang ada.
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan oleh para ahli psikologi tentang gerakan mata, disimpulkan bahwa bila seorang tertarik pada suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa putus dalam waktu yang relatif lama, dengan bola mata cenderung menjadi besar.

C. SENTUHAN (Touching)
Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan, menurut bentuknya sentuhan badan dibagi atas tiga macam , yakni :
(1) Kinesthetic
Ialah isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan satu sama lain, sebagai simbol keakraban atau kemesraan.
(2) Sociofugal
Ialah isyarat yang ditujukan dengan jabat tangan atau saling merangkul. Umumnya orang Amerika dan Asia Timur dalam menunjukkan persahabatan ditandai dengan jabat tangan, sedangkan orang Arab dan Asia Selatan menunjukkan persahabatan lewat sentuhan pundak dengan pundak atau berpelukan.
(3) Thermal
Ialah isyarat yang ditujukkan dengan sentuhan badan yang terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim. Misalnya menepuk punggung karena sudah lama tidak bertemu.

D. PARALANGUANGE
Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkan. Misalnya “datanglah” bisa diartikan betul-betul mengundang kehadiran kita atau sekadar basa-basi.
Suatu kesalahpahaman seringkali terjadi kalau komunikasi berlangsung dari etnik yang berbeda. Suara yang bertekanan besar bisa salah artikan oleh etnik tertentu sebagai perlakuan kasar, meski menurut kata hatinya tidak demikian, sebab hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi etnik tersebut.

E. DIAM
Berbeda dengan tekanan suara, maka sikap diam juga sebagai kode nonverbal yang mempunyai arti. Max Picard menyatakan bahwa diam tidak semata-mata mengandung arti bersikap negative, tetapi bisa juga melambangkan sikap posisif.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, sikap diam diri sangat sulit diteka, apakah orang itu malu, cemas atau marah. Banyak orang mengambil sikap diam karena tidak mau menyatakansesuatu yang menyakitkan orang lain, misalnya menyatakan “tidak”. Tetapi dengan bersikap diam, juga dapat menyebabkan orang bersikap ragu. Karena itu diam tidak selamanya berarti menolak sesuatu , tetapi juga tidak berarti menerima. Mengambil sikap diam karena ingin menyimpan kerahasiaan sesuattu.
Untuk memahami sikap diam, kita perlu belajar terhadap budaya atau kebiasaan-kebiasaanseseorang. Pada suku-suku tertentu ada kebiasaan tidak senang menyatakan “tidak” tetapi juga tidak berarti “Ya”. Diam adalah perilaku komunikasi sekarang ini makin banyak dilakukan oleh orang-orang yang bersikap netral dan mau aman.

F. POSTUR TUBUH
Orang lahir ditakdirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Well dan Siege (1961) dua orang ahli psikologi melalui studi yang mereka lakukan, berhasil menggambarkan bentuk-bentuk tubuh manusia dengan karakternya. Kedua ahli ini membagi bentuk tubuh atas tiga tipe, yakni ectomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh kurus tinggi, mesomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh genap, tinggi dan atletis, dan endomorphy bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh pendek, bulat dan gemuk.

Pada tubuh yang bertipe ectomorphy dilambangkan sebagai orang yang punya sikap ambisi, pintar, kritis dan sedikit cemas. Bagi mereka yang tergolong bertubuh mesomorphy dilambangkan sebagai pribadi dan cerdas, bersahabat, aktif dan kompetitif, sedangkan tubuh yang bertipe endomorphy digambarkan sebagai pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.

G. KEDEKATAN DAN RUANG (Proximilty and Spatial)
Proximity adalah kode nonverbal yang menunjukkan kedekatan dari dua obyek yang mengandung arti. Proximity dapat dibedakan atas territory atau zone. Edward T. Hall (1959) membagi kedekatan menurut territory atas empat macam, yakni :
1. Wilayah Intim (rahasia), yakni kedekatan yang berjarak antara 3-18 inchi.
2. Wilayah Pribadi, ialah kedekatan yang berjarak antara 18 inch hingga 4 kaki.
3. Wilayah Sosial, ialah kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12 kaki.
4. Wilayah Umum (publik), ialah kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12 kaki atau sampai suara kita terdengar dalam jarak 25 kaki.
Selain kedekatan dari segi territory, ada juga beberapa ahli melihat dari sudut ruang dan posisi, misalnya posisi meja dan tempat duduk. Sommer (1961) dalam bukunya Leadership and Group Geography menemukan, bahwa para pemimpin yang duduk di depan meja segi empat persegi panjang, cenderung dipilih sebagai pimpinan kelompok, sedangkan Here dan Bales (1963) menemukan bahwa orang yang banyak bicara dalam rapat umumnya duduk pada posisi kursi yang lebih tinggi.
Hal yang mirip juga ditemukan oleh Flor (1985) dalam risetnya, bahwa posisi meja para eksekutif pada suatu kantor senantiasa cenderung pada posisi sudut ruangan dibandingkan dengan karyawan lainnya.

H. ARTIFAK DAN VISUALISASI
Hasil seni juga banyak memberi isyarat yang mengandung arti. Para antropolog dan arkeolog sudah lama memberi perhatian terhadap benda-benda yang digunakan oleh manusia dalam hidupnya, antara lain artifacts.
Artifact adalah hasil kerajinan manusia (seni), baik yang melekat pada diri manusia maupun yang ditujukan untuk kepentingan umum. Artifact ini selain dimaksudkan untuk kepentingan etestika, juga untuk menunjukkan status atau identitas diri seseorang atau suatu bangsa. Misalnya baju, topi, pakaian dinas, cincin, gelang, alat transportasi, alat rumah tangga, arsitektur, monument, patung dan sebagainya.

I. WARNA
Warna juga memberi arti terhadap suatu objek. Di Indonesia, warna hijau seringkali diidentikkan dengan warna Partai persatuan Pembangunan, kuning sebagai Golongan Karya dan merah sebagai warna Partai Demokrasi Indonesia.
Hampir semua bangsa di dunia memiliki arti tersendiri pada warna. Hal ini bisa dilihat pada bendera nasional masing-masing, serta upacara-upacara ritual lainnya yang sering dilambangkan dengan warna-warni.

J. WAKTU
Ungkapan “Time is Money” membuktikan bahwa waktu itu sangat penting bagi orang yang ingin maju. Karena itu orang yang sering menepati waktu dinilai sebagai orang yang ingin maju. Karena itu orang yang sering menepati waktu dinilai sebagai orang yang berpikiran modern. Waktu mempunyai arti tersendiri dalam kehidupan manusia. Bagi masyarakat tertentu, misalnya membangun rumah, menanam padi, melaksanakan perkawinan, membeli sesuattu dan sebagainya.
Meskipun waktu bagi masyarakat awam seringkali dikaitkan dengan kepercayaan mereka, namun bagi orang-orang yang sudah berpendidikan tinggi, waktu bisa dilihat dari perspektif musim. Misalnya musim kemarau dan musim hujan yang sangat mempengaruhi aktivitas mereka.

K. BUNYI
Kalau paralanguange dimaksudkan sebagai tekanan tekanan suara yang keluar dari mulut untuk menjelaskan ucapan verbal, maka banyak bunyi-bunyian yang dilakukan sebagai tanda isyarat yang tidak dapat digolongkan sebagai paralanguange. Misalnya bersiul, bertepuk tangan, bunyi terompet, letusan senjata, beduk, tambur, sirine dan sebagainya.
Bunyi-bunyian seperti ini dimaksudkan untuk mengatasi jarak yang jauh dan menyatakan perintah untuk kelompok orang banyak, misalnya dalam kesatuan tentara, pandu, dan sebagainya.

L. BAU
Bau juga menjadi kode nonverbal. Selain digunakan untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga dapat dijadikan sebagai petunjuk arah. Misalnya posisi bangkai, bau karet terbakar dan semacamnya.
6. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL ( MENURUT MEAD)
Pemikiran-pemikiran Geroge Herbert Mead mula-mula dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa organisme terus-menerus terlibat dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. George Herbert Mead berpendapat
bahwa manusia merupakan makhluk yang paling rasional dan memiliki kesadaran akan dirinya. Di samping itu, George Herbert Mead juga menerima pandangan Darwin yang menyatakan bahwa dorongan biologis memberikan motivasi bagi perilaku atau tindakan manusia, dan dorongan-dorongan tersebut mempunyai sifat sosial. Di samping itu, George Herbert Mead juga sependapat dengan Darwin yang menyatakan bahwa komunikasi adalah merupakan ekspresi dari perasaan George Herbert Mead juga dipengaruhi oleh idealisme Hegel dan John Dewey. Gerakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan pihak lain. Sehubungan dengan ini, George Herbert Mead berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menanggapi diri sendiri secara sadar, dan kemampuan tersebut memerlukan daya pikir tertentu, khususnya daya pikir reflektif. Namun, ada kalanya terjadi tindakan manusia dalam interaksi sosial munculnya reaksi secara spontan dan seolah-olah tidak melalui pemikiran dan hal ini biasa terjadi pada binatang.
Bahasa atau komunikasi melalui simbol-simbol adalah merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol akan terjadi pemikiran (mind).
Manusia mampu membayangkan dirinya secara sadar tindakannya dari kacamata orang lain; hal ini menyebabkan manusia dapat membentuk perilakunya secara sengaja dengan maksud menghadirkan respon tertentu dari pihak lain.
Tertib masyarakat didasarkan pada komunikasi dan ini terjadi dengan menggunakan simbol-simbol. Proses komunikasi itu mempunyai implikasi pada suatu proses pengambilan peran (role taking). Komunikasi dengan dirinya sendiri merupakan suatu bentuk pemikiran (mind), yang pada hakikatnya merupakan kemampuan khas manusia.
Konsep diri menurut George Herbert Mead, pada dasarnya terdiri dari jawaban individu atas pertanyaan "Siapa Aku". Konsep diri terdiri dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung. Kesadaran diri merupakan hasil dari suatu proses reflektif yang tidak kelihatan, dan individu itu melihat tindakan-tindakan pribadi atau yang bersifat potensial dari titik pandang orang lain dengan siapa individu ini berhubungan. Pendapat Goerge Herbert Mead tentang pikiran, menyatakan bahwa pikiran mempunyai corak sosial, percakapan dalam batin adalah percakapan antara "aku" dengan "yang lain" di dalam aku. Untuk itu, dalam pikiran saya memberi tanggapan kepada diri saya atas cara mereka akan memberi tanggapan kepada saya.
"Kedirian" (diri) diartikan sebagai suatu konsepsi individu terhadap dirinya sendiri dan konsepsi orang lain terhadap dirinya Konsep tentang "diri" dinyatakan bahwa individu adalah subjek yang berperilaku dengan demikian maka dalam "diri" itu tidaklah semata-mata pada anggapan orang secara pasif mengenai reaksi-reaksi dan definisi-definisi orang lain saja. Menurut pendapatnya diri sebagai subjek yang bertindak ditunjukkan dengan konsep "I" dan diri sebagai objek ditunjuk dengan konsep "me" dan Mead telah menyadari determinisme soal ini. Ia bermaksud menetralisasi suatu keberatsebelahan dengan membedakan di dalam "diri" antara dua unsur konstitutifis yang satu disebut "me" atau "daku" yang lain "I" atau "aku". Me adalah unsur sosial yang mencakup generalized other. Teori George Herbert Mead tentang konsep diri yang terbentuk dari dua unsur, yaitu "I" (aku) dan "me" (daku) itu sangat rumit dan sulit untuk di pahami.

Sumber :
• Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung. Remaja Rosdakarya. 1994.
• Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. 2008.
• Riwayati. Hakikat Filsafat. (http://www.sodiycxacun.web.id/2010/02/hakikat-filsafat/, diakses 26 Maret 2012)
•  http://alwyrachman.blogspot.com/
•  http://filsafat.kompasiana.com/2010/08/17/mahluk-simbolik-229756.html
•  http://kuliahsosial.blogspot.com/2010/07/interaksionisme-simbolik.html
•  http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/08/20/interaksi-simbolik/
•  http://filsafat.kompasiana.com/2010/05/06/homo-symbolicum
• Kriyantono, Rachmat. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Malang: UB Press
• Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi
• . New York:The Free Press.West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi
• Fisher, Aubrey, B., 1986, Teori-Teori Komunikasi, Remadja Karya CV, Bandung
• Mulyana, Deddy., 2001, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Rosda Karya, Bandung.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong