ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

15 April 2015 10:28:12 Dibaca : 2884

NAMA  : ANI IRMAWATI
NIM     : 291414047
KELAS : B ILMU KOMUNIKASI ( semester 2 )
M.K     : ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Pengantar Filsafat
Adanya filsafat di mulai oleh thales sebagai filsafat jagat raya yang kemudian berkembang ke arah kosmologi. Kemudian filsafat ini menjurus pada filsafat spekulatif pada plato dan metafisika pada aris toteles.filsafat termasuk sarana untuk menetapkan kebenaran tentang tuhan yang dapat di cerna oleh akal manusia.
Pada abad selanjutnya filsafat berkembang pada dua jalur. Pertama Illah filsafat alam (natural filosofi). Sebutan itu dirasakan terlalu sempit lalu dirubah menjadi filsafat mental dan moral. Dalam garis besar filsafat di bagi menjadi dua ragam yang pertama filsafat kritis, dan yang kedua filsafat spekulatif. Filsafat kritis disebut filsafat analitik oleh sebagian filsuf. Filsafat analitik adalah analisis secara cermat terhadap makna berbagai pengertisn yang di perbincangkan dalam filsafat seperti misalnnya substansi, eksistensi ,moral, realitas, sebab, nilai, kebenaran, kebakan, keindahan, dan kemestian.
Menurut perumusan alfret north whitehead, filsafat spekulatif adalah usaha menyusun sistem ide-ide umum yang berpautan, logis, dan perlu yang dalam kerangka sistem itu setiap unsur dari pengalam kita.
Pada zaman yunani kuno pengetahuan rasional mencakup fisafat maupun ilmu. Tokoh-tokoh pembaharu dan pemikir seperti galileo galilei, francis bacon dan pada abad selanjut nya rene descartes dan isaac newton memperkenalkan metode matematik dan metode eksperimental untuk mempelajari alam. Dengan demikian, pengertian filasat alam memperoleh arti khusus sebagai penelaahan yang sistematis terhadap alam melalui pemakaian metode-metode yang di perkenalkan oleh para pembaharu.
Perkembangan ilmu mencapai puncak kejayaan di tangan newton. Cabang-cabang ilmu yang lainnya yang tercakup dalam pengertian ilmu modern juga berkembang pesat berkat penerapan metode empiris yang makin cermat, pemaikaian alat keilmuan yang baik yang lebih lengkap, dan komunikasi antar ilmuan yang senantiasa meningkat.
Dalam zaman modern timbul kebutuhan untuk memisahkan secara nyata kelompok ilmu-ilmu modern dari filsafat karena perbedaan ciri-cirinya yang sangat mencolok. Filsafat kebanyakan masih bercorak spekulatif, sedang ilmu-ilmu modern telah menerapkan metode – metode empiris, eksperimental, dan induktif.
Bidang pengetahuan setelah filsafat dan ilmu yang berkembang sejak zaman yunani kuno ialah matematika. Sejak permulaan hingga dewasa ini filsafat dan matematika terus menerus saling mempengaruhi. Filsafat dan matematika berkembang terus melalui pemikiran tokoh- tokoh yang sekaligus merupakan seorang filsuf dan juga ahli matematika seperti descartes.
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asa, aturan, dan tata cara penalaran yang betul. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan lain yang telah di ketahui, pernyataan yang telah di kenal itu, di sebut pernyataan pangkal pikir, yang di turunkan di sebut kesimpulan.
Pada abad tengah wibawa aristoteles di akui dengan tinggi sehingga pengetahuan logikanya di jadikan mata pelajaran wajib dalam pendidikan untuk warga bebas tetapi mulai pertengahan kedua di kembangkan logika modern oleh ahli- ahli matematika seperti george boole, auguste de morgan.
DASAR-DASAR FILSAFAT

Filsafat adalah memikirkan sesuatu yang belum kita alami/ ketahui. Tugas dari ahli filsafat adalah untuk mengatasi spesialisasi dan memformulasikan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas. Memikirkan filsafat mempunyai ciri khas yaitu menimbulkan gejolak.

Filsafat berasal dari bahasa yunani filosofi yang terdiri dari philo (suka/cinta) dan sophia (kebijaksanaan) yang artinya orang yang arif/ cinta akan kebijaksanaan.

Filsafat adalah sekumpulan sikap & kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis (menerima hidup apa adanya)

Filsafat adalah suatu proses kritis/ pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi (kritis akan sikap-sikap yang dianutnya). Evaluasi kritik sering berbeda :

Karena mereka melihat benda dari segi yang berbeda
Kerena mereka ini hidup dalam dunia yang berubah
Karena mereka mengani bidang pengalaman kemanusiaan dimana bukti-bukti tidak cukup sempurna artinya hasil penelitian belum bisa menjawab sesuatu yang terjadi.

Filsafat adalah suatu usaha untuk mendapatkan gambaran kesempurnaan, filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacam-macam sains & pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam.

Filsafat adalah sebagai analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata & konsep. Jadi dalam hal ini filsafat sebagai satu bidang khusus yang mengacu kepada sains & membantu menjelaskan bahasa & bukannya suatu bidang yang luas yang memikirkan segala pengalaman dari kehidupan (memaknai berdasarkan apa yang kita temui pada subyek).

Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian dari manusia & dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat. Filsafat mendorong penelitiannya sampai kepada soal-soal yang paling mendalam dari eksistensi manusia. Soal-soal pokok yang dipertayakan mislanya : ”Apakah kehidupan itu dan mengapa aku berada di sini? M engapa ada sesuatu? Apakah kedudukan kehidupan dalam alam yang besar ini? Apakah alam bersahabat atau bermusuhan? Apakah yang terjadi itu terjadi secara kebetulan atau karena mekanisme atau karena ada rencana atau ada maksud atau pikiran dari dalam benak? Apakah kehidupan itu dikontrol seluruhnya atau sebgaian? Mengapa menusia berjuang dan berusaha untuk mendapatkan hak, keadilan, perbaikan dikemudian hari? apakah arti konsep hak dan kewajiban dan apakah ciri-ciri masyarakat yang baik ?”.

KARAKTERISTIK BERPIKIR

1. Sifat menyeluruh

Sifat ini membuat seseorang merasa tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan lainnya, ingin tahu kaitan ilmu dengan moral, kaitan ilmu dengan agama, ingin yakin apakah ilmu itu akan membawa kebahagiaan kepada dirinya.

2. Sifat mendasar

Sifat ini membuat seseorang berpikir bahwa dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Dia akan bertanya, mengapa ilmu itu sebut benar? Apa kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah lingkaran dan pertanyaan itu melingkar. Dan menyusur sebuah lingkaran, kita harus memulai dari satu titik, yang awal dan pun sekaligus akhir.

3.Sifat spekulatif

Dalam sifat berpikir ini, yang penting adalah bahwa dalam prosesnya, baik dalam analisis maupun pembuktiannya, kita harus bisa membedakan spekulasi mana yang bisa diandalkan dan mana yang tidak. Dan tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan. Apakah yang disebut logis? Apakah yang disebut benar? Apakah yang disebut sahih? Apakah alam ini teratur atau kacau? Apakah hidup ini ada tujuannya atau absurd? Adakah hukum yang mengatur alam dan segenap sarwa kehidupan?

Metode dasar dalam penelitian filsafat adalah dialektika. Dialektika adalah perkembangan pikiran dengan jalan mempertemukan ide-ide, berpikir dialektik berati berusaha untuk mengembangkan suatu cara, argumentasi dimana implikasi bermacam-macam posisi diketahui dan diharapkan satu dengan yang lainnya.

CABANG-CABANG TRADISIONAL DARI FILSAFAT

Logika. Adalah pengkajian yang sistematis tentang peraturan-peraturan untuk menggunakan sebab secara benar. Peraturan-peraturan itu membedakan argumen yang lain dari argumen yang tidak baik.
Metafisika. Membicarakan watak-watak sesungguhnya dari benda-benda/ realitas yang berada dibelakang pengalaman yang langsung.
Epistemologi.
ILMU TEORI DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1. Konsep Dasar Transaksi
Kurikulum orientasi transaksi yaitu memandang pendidikan sebagai dialog, timbal balik antara siswa dengan kurikulum, dengan guru, dengan siswa lain, dengan lingkungan, sehingga mengadakan rekonstruksi dengan cara diolah, dianalisis dan disintesis. Dalam konsep transaksi, siswa dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan memecahkan masalah secara cerdas. Oleh karena itu, unsur utama dari orientasi transaksi yaitu memfasilitasi siswa dan mendorong siswa untuk mendapatkan solusi dalam menghadapi sejumlah masalah. Hal tersebut dapat ditempuh dengan sistem demokrasi. Demokrasi merupakan pemecahan masalah dalam berbagai mata pelajaran dengan berbagai tahapan kognitif.

Landasan Filosofis Transaksi
ï‚§ Jhon Dewey dengan eksperimental pragmatisme yaitu menekankan pada hubungan kehidupan bersama dengan bentuk persetujuan atau kesepakatan. Menurut transaksi, pendidikan memiliki dua fungsi yaitu konservatif dan rekonstruktif. Konservatif merupakan pemeliharaan dan pewarisan budaya, sedangkan rekonstruktif pembantu siswa dalam proses demokrasi sesuai dengan sifatnya yang dinamis.
Tujuan pendidikan dalam konsep orientasi transaksi bahwa pendidikan adalah perkembangan dengan cara merekontruksi pengalaman dan pengetahuan. Dengan begitu sekolah harus memfokuskan pada kehidupan saat ini, sebab pragmatisme lebih mementingkan kekinian.
Pendidikan dalam transaksi prosesnya yaitu :
1. Pendidikan progresif mengabaikan masa lalu dan hanya mengarah pada masa sekarang;
2. Pendidikan merupakan proses dari kehidupan dan bukan kehidupan yang akan datang;
3. Pendidikan merupakan metode yang sangat mendasar untuk perkembangan sosial dan reformasi;
4. Sekolah harus menggambarkan kehidupan yang riil dari siswa;
5. Pendidikan merupakan interaksi siswa dengan lingkungan (contextual learning);
6. Guru membantu pencarian atas metode ilmiah yang disebut dengan reflektif thinking.
ï‚§ Rousseau’s dalam “thinking the romantic education” bahwa ciptaan Tuhan itu baik. Pendidikan harus mementingkan dorongan-dorongan pada siswa dengan sedikit adanya campur tangan guru. Orientasi pendidikan menurut Rousseau’s adalah perubahan sosial. Sekolah dan masyarakat harus mengambil peran dalam pendidikan. Sekolah jangan menjadi cerminan ekonomi. Dalam hal ini sekolah harus menjadi “penggunting” dalam perubahan sosial politik. Pendidikan harus lebih kritis terhadap kondisi kehidupan sosial di luar sekolah.
ï‚§ Jean Piaget dengan perkembangan kognitifnya bahwa indera digerakkan lalu ada pengoperasian pendahuluan, operasi kongkret dan akibatnya ada operasi formal.
ï‚§ Lawrence Kohbreg mengemukakan tentang perkembangan kognitif moral yang merupakan hal penting untuk diperhatikan. Hal ini digambarkan bahwa orang yang baik akan menghindari hukuman. Orang seperti itu akan patuh pada peraturan walau tidak tertulis.
1. 3. Konsep Dasar Transformasi
Konsep dasar orientasi transformasi yaitu bahwa fungsi pendidikan bukan memberi pengetahuan, tetapi lebih mengembangkan pribadi anak dan mengembangkan masyarakat karena lulusan berdampak pada kemajuan masyarakat. Visi dan pandangan orientasi transformasi yaitu perubahan manusia dengan gerakan yang harmonis antara individu dengan lingkungan. Hal ini disebabkan inti dari kehidupan itu adalah manusia. Jadi, dalam hal ini perlu ada harmoni. Di samping itu, orientasi transformasi menekankan pada hal-hal yang bersifat semangat spiritual.

Landasan Filosofis Transformasi
ï‚§ Rousseau’s dengan “Thinking The Romantic Education” bahwa semua ciptaan Tuhan itu baik. Manusia sebagai ciptaan Tuhan diberi potensi oleh Allah. Jadi, pendidikan harus mengembangkan potensi. Oleh karena itu, tugas pendidikan adalah membuka atau membantu siswa sesuai dengan kebutuhan.
Di samping itu, dalam orientasi perubahan sosial bahwa : (1) pendidikan harus mempunyai peran yang lebih kritis dari masyarakat; (2) sekolah jangan menjadi cermin untuk mendominasi ketertarikan terhadap masalah ekonomi; (3) sekolah harus menjadi “penggunting” sosial dan perubahan politik.
Berkaitan dengan filosofi Perenial bahwa semua fenomena merupakan satu kesatuan (interconnected) atau adanya keterkaitan antara fakta kehidupan nyata, adanya keterhubungan antara individu dan kehidupan sekitarnya. Seperti adanya kemiskinan, kekerasan, kesejahteraan, kasih sayang merupakan bagian dari unit.

2. PENGERTIAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menelaah pemahaman (persthahen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kristis dan holistis. Teori dan proses komunikasi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, fungsinya, tehniknya dan metodenya.

KAJIAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN AKSIOLOGI KOMUNIKASI

1. Kajian Ontologis

Adalah pengkajian ilmu mengenai hakikat realitas dari obyek.

MAZHAB FILSAFAT

Mazhab adalah haluan/ Mazhab adalah haluan/ aliran. Ada juga yang mengaitkan golongan pemikir yang sepaham dalam teori, ajaran, aliran tertentu dibidang ilmu, cabang kesenian, dsb, dan berusaha untuk memajukan hal itu. Mazhab-mazhab yang muncul dalam filsafat setelah abad pertengahan :

1. Rasionalisme

Mulai muncul pada abad 17. rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat mencukupi dan dapat dipercaya adalah rasio/ akal. Pengalaman hanya dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang telah didapatkan oleh akal dan sesungguhnya akal tidak memerlukan pengalaman. Metode yang digunakan adalah metode adalah metode deduktif, yaitu suatu penawaran yang mengambil kesimpulan dari sutu kebenaran yang bersifat umum untuk ditetapkan kepada hal-hal yang khusus. Tokoh rasionalisme yang terkenal Rene Decartes (1596-1650). Pernyataannya yang terkenal ”Cogito ero sum!” Yang artinya aku berpikr maka aku ada.

2. Empirisme

Muncul pada abad 17 dan merupakan kebalikan dari rasionalisme, berpendapat bahwa empiri/ pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman lahiriah maupun batiniah. Metode yang digunakan adalah metode induktif, yaitu suatu penalaran yang mengambil kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat khusus untuk diterapkan kepada hal-hal yang bersifat umum.
Orang yang pertama mengikuti mazhab ini adalah Thomas Hobbes (1588-1679). Menurut Thomas Hobbes filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat umum. Sebab filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang efek-efek/ akibat-akibat/ penampakan-penampakan seperti yang kita peroleh dengan merasionalisasikan pengetahuan yang semula kita miliki dari sebab-sebab atau akalnya. Sasaran filsafat adalah fakta-fakta yang diamati dengan maksud untuk mencari sebab-sebabnya, sedangkan alat yang dipakai adalah pengertian-pengertian yang diungkapkan dalam kata-kata yang menggambarkan fakta-fakta tersebut.

Sementara itu John Locke (1632-1704) mencoba menuliskan tradisi empiris untuk menjelaskan persoalan-persoalan tentang pengenalan/ pengetahuan. Menurutnya pengetahuan didapatkan dari pengalaman dan akal adalah pasif pada saat pengetahuan didapatkan. Rasio manusia mula-mula harus dianggap sebagai kertas putih yang kosong baru terisi melalui pengalaman. Ada dua pengalaman, yaitu pengalaman lahiriah dan batiniah. Kedua macam pengalaman ini saling berhubungan. Pengalaman lahiriah menghasilkan gejala-gejala psikis yang harus ditanggapi oleh pengalaman batiniah. Dengan demikian, mengenal adalah identik dengan mengenal secara sadar.
Karyanya yang berjudul “Communication Models in Philosophy, Review and Commentary” membahas secara khusus “analisis filsafati mengenai komunikasi”
Mengatakan; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
- Apa yang aku ketahui ? (What do I know ?)

Dikenal empat teori kebenaran, sebagai berikut :
1) Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2) Teori korespondensi; suatu pernyataan adalah benar jikalau materi yang terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3) Teori pragmatik; suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.

Aksiologi; asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologis diperoleh dan disusun. Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, atau agama.

Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya.

Jelaslah, pentingnya seorang komunikator untuk terlebih dahulu mempertimbangkan nilai (value judgement), apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.

Logika; berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.

B. Tahap Hipotetikal;
Adalah tahap teori di mana tampak gambaran realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan.
:

A. Tema Epistemology (pertanyaan mengenai pengetahuan);
Adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.

Orang-orang soviet mengatakan bahwa persnya bebas untuk menyatakan kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan sistem liberal dikontrol oleh kepentingan bisnis.

Dalam kaitannya dengan Filsafat PERS, Lowenstein tetap berpegang pada istilah authoritarian dan libertarian.

Filsafat PERS :
1. Otoritarian – Dengan lisensi dan sensor pemerintah untuk menekan kritik dan dengan demikian memelihara kekuasaan kaum elite.

2. Sosial-otoritarian – Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
3. Libertarian – Ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjamin pemasaran gagasan secara bebas (free market place of ideas) dan pengoperasian proses tegakkan diri (selfrighting process).

4. Sosial Libertarian – Pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertari.

Penjelasan mengenai nilai inti yang tercakup oleh filsafat komunikasi adalah, sebagai berikut :
1) Logika;
Logika berkaitan dengan penelaahan terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar (deals with the study of the principles and methods of correct reasoning). Bahwa logika teramat penting dalam proses komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir logis (yang berarti mengadakan seleksi diantara fakta dan opini, untuk kemudian menyusunnya menjadi suatu kesatuan yang utuh, tidak bertentangan dengan satu sama lain).
M. Sommer dalam bukunya “Logika” mengatakan bahwa kalau seseorang hendak bicara atau menulis dengan tepat, ia harus memperhatikan hukum-hukum gramatika. Dan jika hendak berpikir tepat, harus memperhatikan hukum-hukum logika.

2. Hambatan Subyektif; yang sengaja dibuat oleh orang lain. Disebabkan karena adanya :

Pertentangan kepentingan;
Prejudice;
Tamak;
Iri hati;
Apatisme, dsb.

EVASION OF COMMUNICATION :

“Gejala mencemooh dan mengelakan suatu komunikasi untuk mendeskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi”.

Mencacatkan Pesan Komunikasi (Message made invalid); Kebiasaan mencacatkan pesan komunikasi dengan menambah-nambah pesan yang negatif.
Mengubah Kerangka Referensi (Changing frame of reference),Kebiasaan mengubah kerangka referensi menunjukkan seseorang yang menanggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri.

diposkan oleh Herry Erlangga pada 19.58 0 Komentar
Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Efektif

Mengapa Komunikasi Kita Pelajari dan Teliti ?

Jawabannya :

Karena Kita Ingin Mengetahui Bagaimana Efek Suatu Jenis Komunikasi kepada Seseorang.

WILBUR Schramm, menampilkan apa yang disebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan memperhatikan :

a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik.

b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti.

c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan.

1. FAKTOR KOMPONEN KOMUNIKAN

a. Para Ahli Komunikasi meneliti sedalam-dalamnya tujuan Komunikan

b. Mengapa “Know Your Audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikasi

Sebabnya ialah karena penting mengetahui :
-Timing yang tepat untuk suatu pesan;
-Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti;

-Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif;

-Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan.

Komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut ini :

• Dapat dan Benar-benar Mengerti Pesan Komunikasi;

KOMUNIKASI

Komunikasi dapat disebut sebagai ilmu karena telah memenuhi syarat berikut :

Mempunyai obyek tertentu

Ilmu merupakan suatu bentuk pengetahuan yang mempelajari suatu obyek. Obyek dalam ilmu harus dibedakan antara obyek material, yaitu apa yang dipandang dan obyek formal, yaitu sudut pandang dalam arti dari sudut mana obyek itu dipandang. Dan obyek formal adalah hal yang menentukan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya. Dua ilmu atau lebih dapat sama obyek materialnya, tetapi ilmu tersebut berbeda satu sama lain berkat obyek formalnya.

Obyek formal ilmu komunikasi adalah perilaku manusia, termasuk di dalamnya perilaku individu, kelompok dan masyarakat. Obyek formalnya situasi yang mengarah pada perubahan sosial, termasuk perubahan perilaku, perasaan, sikap dan perilaku individu, kelompok,
1. Bersifat sistematis

Sistematis berati menurut suatu sistem tertentu. Sistem diartikan sebagai kumpulan hal-hal yang disatukan ke dalam suatu keseluruhan yang konsisten karena saling terkait. Dalam bentuknya yang formal, ilmu pengetahuan dinyatakan dalam suatu definisi.

2. Berlaku umum

Komunikasi diberbagai negara, termasuk di Indonesia sudah dipelajari, diteliti, dipraktekkan dan dikembangkan, karena pada dasarnya komunikasi memang sangat diperlukan bagi kepentingan manusia dan masyarakat

3. Mempunyai metode tertentu

Sebagaimana ilmu sosial lainnya, kosmi menggunakan metode penelitian untuk mengembangkan ilmunya, dan ada yang spesifik untuk mengembangkan ilmu komunikasi.

Ilmu komunikasi dalam kelompok ilmu termasuk ilmu sosial seperti ekonomi, psikologi dengan kategori ilmu terapan. Lingkungan komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi mencakup segala aspek kehidupan manusia dengan segala kompleksitasnya, maka bahasan komunikasi semakin luas dan semakin banyak dimensinya. Untuk itu kalau kita lihat komunikasi berdasarkan konteksnya, komunikasi terdiri dari :

1. Bidang komunikasi

Bidang yang dimaksud adalah bidang kehidupan manusia antara bidang kehidupan satu dengan lainnya terdapat perbedaan yang khas. Kekhasan inilah yang membedakan dalam proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi dibagi :

Komunikasi sosial
Komunikasi organisasi sosial
2. Sifat komunikasi

Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklarifikasikan sebagai berikut :

a. Komunikasi verbal (lisan dan tulisan)

b. Komunikasi nirvebal (komunikasi kiyal/ gestural, gambar, isyarat)

c. Komunikasi tatap muka

d. Komunikasi bermedia

3. Tatanan komunikasi

Tatanan komunikasi dimaksudkan adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan. Berdasarkan situasi komunikasi seperti itu maka komunikasi diklarifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :

a. Komunikasi pribadi (intrapribadi dan antarpribadi)

b. Komunikasi kelompok (Komunikasi kelompok kecil, seperti : ceramah, simposium, diskusi panel, seminar, dsb; Komunikasi kelompok besar).

c. Komunikasi massa (Komunikasi massa cetak, seperti :surat kabar, buku, majalah,dll; Komunikasi media massa elektronik)

d. Komunikasi medio (surat, telepon, pamflet, dsb)

4. Tujuan komunikasi

a. Merubah sikap

b. Mengubah opini

c. Mengubah perilaku

d. Mengubah masyarakat

5. Fungsi komunikasi

a. Menginformasikan

b. Mendidik

c. Menghibur

d. Mempengaruhi

6. Teknik komunikasi

1. PERPSEKTIF POLITIK

Suatu sistem politik biasanya mempunyai sekumpulan nilai serta prosedur terselubung dan terang-terangan dalam ideologinya, yang dipandang sebagai sesuatu yang penting bagi kesehatan dan pertumbuhan pemerintah itu. Asumsinya bahwa komunikasi harus membnetuk perwujudan nilai ini dan bahwa teknik dan taktik komunikasi yang menghambat, menumbangkan atau mengelak dari nilai-nilai politik fundamental ini harus dikecam sebagai tidak etis.

Empat moralitas : Kebiasaan meneiliti, Kita harus menumbuhkan kebiasaan bersikap adil, Terbiasa mengutamakan motivasi umum daripada motivasi pribadi, Kebiasaan menghormati perbedaan pendapat.

2. PERSPEKTIF SIFAT MANUSIA

Berpusat pada esensi sifat manusia. Karakteristik yang unik dari sifat manusia yang membedakan manusia dengan hewan yang membuat manusia secara esensial adalah manusia. Asumsinya bahwa sifat-sifat manusia haruslah dikembangkan sehingga meningkatkan pemenuhan kemampuan individu

3. PERSPEKTIF DIALOGIS

Perspektif dialogis untuk mengevaluasi etika komunikasi berfokus pada sikap terhadap satu sama lain yang dipegang oleh partisipan dalam transaksi komunikasi. Asumsinya bahwa sebagian sikap (karakteristik dialogis) sepenuhnya manusiawi, manusiawi dan fasilitatif bagi pemenuhan diri, dari sikap-sikap lain (karekteristik monolog). Sikap dialogis dipegang unyuk memelihara dan mengaktualisasikan setiap kapasitas dan potensi individu, apapun kapasitas dan potensi tersebut.

Karakteristik dialogis : Keontentikan, Keikutsertaan, konfirmasi, Kehadiran, Semangat persamaan, Suasan yang mendukung.

4. PERSPEKTIF SITUASIONAL

Perspektif situasional dengan tetap dan terutama terfokus pada unsur-unsur situasi komunikasi yang dihadapi. Penilaian etika komunikasi dari perspektif ini adalah : Peranan dan fungsi komunikator terhadap khalayak, Standar khalayak mengerti mengenai kologisan dan kelayakan, Derajat kesadaran khalayak ttg cara-cara komunikator, Tingkat urgensi untuk melaksanakan usulan komunikator, Tujuan dan nilai khalayak, Star\ndar khalayak u/ komunikasi etis.

5. PERSPEKTIF RELIGIUS

Pernyataan yang mendasari perspektif religius tentang persuasi dan komunikasi dikembangkan oleh Charles Veenstra dan Daryl Vander Kooi. Karena manusia diciptakan dalam imaji Tuhan, meraka dikaruniai kapasitas khas manusia untuk menilai etika, meraka menghormati Tuhan lewat ibadah dan kualitas hubungannya dengan orang lain, dan mereka mempunyai kemampuan berpikir dan berkomunikasi kreatif yang tidak dipunyai makhluk lain.

6. PERSPEKTIF UTILITARIAN

Menekankan pada kriteria kegunaan, kesenangan dan kegembiraan dalam menilai etika komunikasi. Rumusannya adalah bahwa semua orang harus bebrbuat banyak kebaikan atau orang tersebut harus menguntungkan jumlah terbanyak orang.

7. PERSPEKTIF LEGAL

Hanya mengukur komunikasi berdasarkan hukum dan aturan yang berlaku u/ menetukan keetisan suatu cara.
Berikan Balasan
Pos-pos Terbaru

komunikasi interpersonal
Pengertian Komunikasi
ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
Komunikasi Visual

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN FILSAFAT KOMUNIKASI

1. Pemikiran Richard Lanigan
Karyanya yang berjudul “Communication Models in Philosophy, Review and Commentary” membahas secara khusus “analisis filsafati mengenai komunikasi”.
Mengatakan; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
- Apa yang aku ketahui ? (What do I know ?)
- Bagaimana aku mengetahuinya ? (How do I know it ?)
- Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
- Apakah aku benar ? (Am I right ?)

Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi terhadap :
- Metafisika;
- Epistemologi;
- Aksiologi; dan
- Logika

Metafisika; adalah suatu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita. Hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sbb :
1) Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam semesta;
2) Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan;
3) Problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

Aksiologi; asas mengenai cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologis diperoleh dan disusun. Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, atau agama.

Dalam hubungannya dengan filsafat komunikasi, aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa itu nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya.

Jelaslah, pentingnya seorang komunikator untuk terlebih dahulu mempertimbangkan nilai (value judgement), apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau tidak, estetis atau tidak.

Logika; berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Logika sangat penting dalam komunikasi, karena pemikiran harus dikomunikasikan, sebagai hasil dari proses berpikir logis.

2. Pemikiran Stephen LittleJOHN
Materi – 7 : Heri Erlangga

Penelaahan terhadap teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema :

A. Tahap Metatheoritical;
Meta mempunyai beberapa pengertian :
- Berubah dalam posisi (changed in position);
- Di seberang, di luar atau melebihi (beyond);
- Di luar pengertian dan pengalaman manusia (trancending);
- Lebih tinggi (higher);

Teori menurut Wibur Schramm adalah “suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi dapat dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai tingkah laku”.

B. Tahap Hipotetikal;
Adalah tahap teori di mana tampak gambaran realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan.

C. Tahap Deskriptif;
Tahap ini meliputi pernyataan-pernyataan aktual mengenai kegiatan dan penemuan-penemuan yang berkaitan dengannya.

Empat Tema dimaksud adalah :

A. Tema Epistemology (pertanyaan mengenai pengetahuan);
Adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.

LittleJOHN mengajukan pertanyaan : Dengan proses bagaimana timbulnya pengetahuan ? terdapat empat posisi :

1. Mentalisme atau rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikiran manusia. Posisi ini menempatkan pada penalaran manusia.

2. Empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi. Melihat dunia apa yang sedang terjadi.

3. Konstruksivisme yang menyatakan bahwa orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam kehidupannya. Percaya bahwa fenomena di dunia dapat dikonsepsikan dengan berbagai cara, dimana pengetahuan berperan penting untuk merekayasa dunia.

4. Konstruksivisme sosial mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi simbolik dalam kelompok sosial. Realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai produk kehidupan kelompok dan kehidupan budaya.

B. Tema Ontology (pertanyaan mengenai eksistensi);

Ontology adalah cabang filsafat mengenai sifat wujud (nature of being) atau sifat fenomena yang ingin kita ketahui, dalam sosiologi berkaitan dengan sifat interaksi sosial.

Dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologis, tetapi dapat dikelompokan menjadi dua posisi yang saling berlawanan :

1. Teori Aksional (actional theory);
Bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunyai tujuan, mereka menentukan pilihan nyata. Berpijak pada landasan teleologis yang menyatakan bahwa orang mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

2. Teori Non-aksional (nonactional theory);
Bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsive terhadap tekanan-tekanan yang lalu. Tradisi ini dalil-dalil tertutup biasanya dipandang tepat, interpretasi aktif seseorang dilihat dengan sebelah mata.

C. Tema Perspective (pertanyaan mengenai focus);
Suatu teori terdapat pada fokusnya. Perspektif berkorelasi dengan epistemology dan ontology disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perspektif teori. Teori komunikasi menyajikan perspektif khusus darimana prosesnya dapat dipandang.
Suatu perspektif adalah sebuah titik pandang, suatu cara mengkonseptualisasikan sebuah bidang studi. Perspektif ini memandu seorang teoritikus dalam memilih apa yang akan dijadikan fokus dan apa yang akan ditinggalkan, bagaimana menerangkan prosesnya, dan bagaimana mengkonseptualisasikan apa yang diamati.

Empat jenis yang dinilainya memadai dalam pembahasan perspektif, yaitu :

1. Perspektif Behavioristik (behavioristic perspective);
Timbul dari psikologi mazhab perilaku atau behavioral, menekankan pada rangsangan dan tanggapan (stimulus dan response) yang cenderung menekankan pada cara bahwa orang dipengaruhi oleh pesan.

2. Perspektif Transmisional (transmissional perspective);
Memandang komunikasi sebagai pengiriman informasi dari sumber kepada penerima, menggunakan gerakan model linier dari suatu lokasi ke lokasi lain. Menekankan pada media komunikasi, waktu dan unsur-unsur konsekuensial.

3. Perspektif Interaksional (interactional perspective);
Mengakui bahwa para pelaku komunikasi secara timbal balik menanggapi satu sama lain. Umpan balik dan efek bersama merupakan kunci konsep.

4. Perspektif Transaksional (Transactional perspective);
Menekankan kegiatan saling beri. Memandang komunikasi sesuatu di mana pesertanya terlibat secara aktif, menekankan konteks, proses dan fungsi. Komunikasi dipandang situasional dan sebagai proses dinamis yang memenuhi fungsi-fungsi individual dan sosial

D. Tema Axiology (pertanyaan mengenai nilai).
Cabang Filsafat yang mengkaji nilai-nilai. Bagi pakar komunikasi, ada tiga persoalan aksiologis :

1. Apakah Teori Bebas Nilai ?
Ilmu klasik menganggap teori dan penelitian bebas nilai. Ilmu pengetahuan bersifat netral, berupaya memperoleh fakta sebagaimana tampak dalam dunia nyata.

Jika ada pendirian ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, karena karya peneliti dipandu oleh suatu kepentingan dalam cara-cara tertentu dalam melaksanakan penyelidikan.

Beberapa cendikiawan berpendapat bahwa teori tidak pernah bebas nilai dalam metode dan substansinya. Para ilmuwan memilih apa yang akan dipelajari, dan pemilihan itu dipengaruhi oleh nilai-nilai baik personal maupun institusional.

3. Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial ?
Apakah para ilmuwan akan tetap objektif atau akan berupaya membantu perubahan sosial dengan cara-cara yang positif ? Peranan ilmuwan adalah menghasilkan ilmu, sarjana bertanggungjawab berkewajiban mengembangkan perubahan yang positif.

Jadi secara keseluruhan, persoalan aksiologis ini terdapat dua posisi umum, yaitu :

1. Ilmu yang sadar nilai (value-conscious) mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori secara bersama berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai kepada tujuan positif.

2. Ilmu yang bernilai netral (value-neutral) percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendikiawan mengontrol efek nilai-nilai.

3. Pemikiran Whitney R. Mundt
Materi – 8 : Heri Erlangga

Berbeda dengan pemikiran yang lain, dalam karyanya ”Global Media Philosophies” menjelaskan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser. Pertanyaannya, dimana garis pemisah antara kebebasan dan pengawasan ?

Menurut MUNDT ;
- Dalam teori authoritarian pers adalah pelayan negara.
Peranannya tidak usah dipertanyakan, karena merupakan filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu kerajaan.
Perintisnya adalah Hobbes, Hegel dan Machiavelli.
Negara-negara contohnya adalah Iran, Paraguay dan Nigeria.

- Teori libertarian, media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas otonom, bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi pemerintah.
Perintisnya adalah Locke, Milton dan Adam Smith.
Negara-negara contohnya adalah AS, Jepang dan Jerman Barat.

- Teori Social Responsibility, merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori libertarian, tetapi berbeda dengan akarnya; fungsi pers adalah sebagai media untuk mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggungjawab sosial diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen dan etika profesional.
Beberapa negara cenderung menganut teori ini, termasuk AS.
- Teori Soviet Communist d

2. Sosial-otoritarian – Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
3. Libertarian – Ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjamin pemasaran gagasan secara bebas (free market place of ideas) dan pengoperasian proses tegakkan diri (selfrighting process).

4. Sosial Libertarian – Pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.

5. Sosial Sentralis – Kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional dan filsafat libertarian.

4. Nilai Logika, Etika dan Estetika dalam Komunikasi
Bagan Hubungan Logika, Etika dan Estetika :

Dasar Tujuan Nilai Hasil

LOGIKA Pikiran Kebenaran Benar/Salah IPTEK

FILSAFAT ETIKA Kehendak Kecocokan Baik/Buruk Keserasian

ESTETIKA Perasaan Keindahan Indah/Jelek Kesenian

Penjelasan mengenai nilai inti yang tercakup oleh filsafat komunikasi adalah, sebagai berikut :
1) Logika;
Logika berkaitan dengan penelaahan terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar (deals with the study of the principles and methods of correct reasoning). Bahwa logika teramat penting dalam proses komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir logis (yang berarti mengadakan seleksi diantara fakta dan opini, untuk kemudian menyusunnya menjadi suatu kesatuan yang utuh, tidak bertentangan dengan satu sama lain).
M. Sommer dalam bukunya “Logika” mengatakan bahwa kalau seseorang hendak bicara atau menulis dengan tepat, ia harus memperhatikan hukum-hukum gramatika. Dan jika hendak berpikir tepat, harus memperhatikan hukum-hukum logika.
Logika oleh Summer didefinisikan sebagai “ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi untuk melakukan pembimbingan menuju kebenaran”.
Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai 2 sifat :

1. Hambatan Obyektif; Gangguan dan halangan terhadap jalannya komunikasi yang tidak disengaja, dibuat oleh pihak lain, tapi mungkin disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan.

Misal: Gangguan cuaca, gangguan lalu-lintas.

Hambatan Objektif juga bisa disebabkan :

Kemampuan komunikasi yang kurang baik;
Approach/Pendekatan penyajian kurang baik;
Timing tidak cocok;
Penggunaan media yang keliru.

2. Hambatan Subyektif; yang sengaja dibuat oleh orang lain. Disebabkan karena adanya :

Pertentangan kepentingan;
Prejudice;
Tamak;
Iri hati;
Apatisme, dsb.

EVASION OF COMMUNICATION :

“Gejala mencemooh dan mengelakan suatu komunikasi untuk mendeskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi”.

Mencacatkan Pesan Komunikasi (Message made invalid); Kebiasaan mencacatkan pesan komunikasi dengan menambah-nambah pesan yang negatif.
Mengubah Kerangka Referensi (Changing frame of reference),Kebiasaan mengubah kerangka referensi menunjukkan seseorang yang menanggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri.

diposkan oleh Herry Erlangga pada 19.58 0 Komentar
Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Efektif

Mengapa Komunikasi Kita Pelajari dan Teliti ?

Jawabannya :

Karena Kita Ingin Mengetahui Bagaimana Efek Suatu Jenis Komunikasi kepada Seseorang.

WILBUR Schramm, menampilkan apa yang disebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki, dengan memperhatikan :

a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik.

b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman antara komunikator dan komunikan, sehingga dimengerti.

c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.

d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan.

1. FAKTOR KOMPONEN KOMUNIKAN

a. Para Ahli Komunikasi meneliti sedalam-dalamnya tujuan Komunikan

b. Mengapa “Know Your Audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikasi

Sebabnya ialah karena penting mengetahui :
-Timing yang tepat untuk suatu pesan;
-Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti;

-Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif;

-Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan.

Komunikan dapat dan akan menerima sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut ini :

• Dapat dan Benar-benar Mengerti Pesan Komunikasi;

• Pada Saat Mengambil Keputusan, Sadar Sesuai dengan Tujuannya;

• Pada Saat Mengambil Keputusan, Sadar Keputusannya Bersangkutan dengan Kepentingan Pribadinya;

• Mampu menepatinya baik secara mental maupun fisik.

2. FAKTOR KOMPONEN KOMUNIKATOR

Dua Faktor Penting pada diri Komunikator:

• Kepercayaan pada Komunikator (Source Credibility);

Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar. Kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai dimana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan. Kepercayaan ditentukan oleh Keahliannya dan dapat dipercaya. Karena kepercayaan yang besar dapat merubah sikap.

nDaya Tarik Komunikator (Source Attractiveness);

Hasrat seseorang untuk menyamakan dirinya dengan komunikator. Komunikator akan sukses dalam komunikasinya, bila berhasil memikat perhatian komunikan. Sehingga akan mempunyai kemampuan melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik. Komunikan menyenangi komunikator, apabila merasa adanya kesamaan khususnya kesamaan ideologi yang lebih penting daripada kesamaan demografi.

Seorang komunikator akan sukses dalam komunikasinya. Kalau menyesuaikan komunikasinya dengan “the image” dari komunikan, yaitu :

nMemahami kepentingannya;

-Kebutuhannya;

-Kecakapannya;

-Pengalamannya;

-Kemampuan berpikirnya;

-Kesulitannya; dsb

Singkatnya, Komunikator harus dapat menjaga kesemestaan alam mental yang terdapat pada komunikan.

Prof. Hartley, menyebutnya “the image of other”.

3. HAMBATAN KOMUNIKASI

Ahli Komunikasi menyatakan; tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenarnya efektif, karena ada banyak hambatan yang harus menjadi perhatian, antara lain :

a. Gangguan

- Mekanik (Mechanical channel noise); Gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.

- Semantik (Semantic noise); Gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Karena melalui penggunaan bahasa.

Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan, terjadi salah pengertian Denotatif (arti yang sebenarnya dari kamus yang diterima secara umum) dan Konotatif (arti yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang).

b. Kepentingan

Interest atau kepentingan akan membuat seorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.

c. Motivasi Terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Intensitasnya akan berbeda atas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.

d. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi.

diposkan oleh Herry Erlangga pada 19.52 0 Komentar
Proses Komunikasi

Bagaimana tekniknya agar komunikasi yang dilancarkan seseorang komunikator berlangsung efektif, dalam prosesnya dapat ditinjau dari dua perspektif :

•Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis;

Dalam perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan, terjadinya suatu proses komunikasi (isi pesan berupa pikiran dan lambang umumnya bahasa).

Walter Lippman menyebut isi pesan “picture in our head”, sedangkan Walter Hagemann menamakannya “das Bewustseininhalte”. Proses ‘mengemas’ atau ‘membungkus’ pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator, yang dinamakan ‘encoding’. Sedangkan proses dalam diri komunikan disebut ‘decoding’ (seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan).

•Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis;

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir kalau lisan, atau dengan tangan kalau tulisan.

Penangkapan pesan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya. Adakalanya komunikasi tersebar dalam jumlah relatif banyak, sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, dalam situasi ini dinamakan komunikasi massa.

diposkan oleh Herry Erlangga pada 19.51 0 Komentar
Komunikasi..Pengertian dan Hakikatnya

Dewasa ini Ilmu Komunikasi dianggap sangat penting, Mengapa…???

•Sehubungan dengan dampak sosial yang menjadi kendala bagi kemaslahatan umat manusia akibat perkembangan teknologi….

Karena Apa…?

Dengan Alasan, bahwa :

•Ilmu Komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia penghuni bumi.

•Pentingnya studi komunikasi karena permasalahan-permasalahan yang timbul akibat komunikasi (akibat perbedaan-perbedaan diantara manusia yang banyak dalam pikirannya, perasaannya, kebutuhannya, keinginannya, sifatnya, tabiatnya, pandangan hidupnya, kepercayaannya, aspirasinya, dsb.

Hakikat Komunikasi, adalah :

•Proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Tegasnya;

•Komunikasi berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek:

–Pertama, Isi Pesan (the content of the massage);

–Kedua, Lambang (symbol);

–Konkritnya Isi Pesan itu adalah Pikiran atau Perasaan, Lambang adalah Bahasa.

Semakin peliknya antar manusia dan semakin pentingnya studi terhadap komunikasi, disebabkan Teknologi (khususnya teknologi komunikasi yang semakin canggih).

Mengapa harus serius untuk dipelajari, Karena;

•Jika seseorang ‘Salah Komunikasinya’ (miscommunication), maka orang yang dijadikan sasaran mengalami;

•‘Salah Persepsi’ (misperception), yang gilirannya;

•‘Salah Interpretasi’ (misinterpretation), berikutnya;

•‘Salah Pengertian’ (misunderstanding). Dalam hal tertentu menimbulkan;

•‘Salah Perilaku (misbehavior), dapat dibayangkan apabila komunikasinya berlangsung skala nasional atau internasional, bisa fatal.

Apa sebenarnya Komunikasi itu ?

• Secara etimologis dari perkataan latin “communicatio”, istilah ini bersumber dari perkataan “communis” artinya ‘sama’, maksudnya ‘sama makna atau sama arti’. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.

• Jika terjadi kesamaan makna antar kedua aktor komunikasi, maka komunikasi tidak terjadi, rumusan lain ‘situasi tidak komunikatif’.

diposkan oleh Herry Erlangga pada 19.50 0 Komentar
Hakikat Filsafat Komunikasi

FILSAFAT KOMUNIKASI adalah “SUATU DISIPLIN YANG MENELAAH PEMAHAMAN SECARA FUNDAMENTAL, METODOLOGIS, SISTEMATIS, ANALITIS KRITIS, DAN HOLISTIS TEORI DARI PROSES KOMUNIKASI YANG MELIPUTI SEGALA DIMENSI”, Menurut :

Bidangnya;
Sifatnya;
Tatanannya;
Tujuannya;
Fungsinya;
Tekniknya; dan
Metodenya

Tujuan Komunikasi :

a. Mengubah Sikap (to change the attitude)

b. Mengubah Opinin (to change the opinion)

c. Mengubah Perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah Masyarakat (to change the society)

Fungsi Komunikasi :

a. Menginformasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence)

Teknik Komunikasi :

a. Komunikasi Informatif

b. Komunikasi Persuasif

c. Komunikasi Pervasif

d.Komunikasi Koersif

e. Komunikasi Instruktif

diposkan oleh Herry Erlangga pada 19.47 3 Komentar
Etika, Nilai dan Norma

Dua Macam Etika yang Berkaitan Dengan Nilai dan Norma :

Pertama, Etika Deskriptif;

Berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan pola prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.

Etika Deskriptif berbicara mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit yang membudaya. Ia berbicara mengenai kenyataan penghayatan nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang sikap orang dalam menghadapi hidup ini, dan tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara etis.

Kedua, Etika Normatif;

Berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia, atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia, dan apa tindakan yang seharusnya diambil untuk mencapai apa yang bernilai dalam hidup ini.

Etika Normatif berbicara mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek.

Bedanya dari kedua macam etika :

Etika Deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

Sedangkan Etika Normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Jadi dapat dikatakan bahwa etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.

Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang mau kita lakukan dalam situasi tertentu dalam hidup kita sehari-hari. 1. Teori Kebenaran
2. Beda antara Benar dan Betul
3. Beberapa macam kebenaran
4. Contoh kebenaran ilmiah
5. Apa ciri-ciri ilmu yang dianggap benar oleh orang-orang?
Jawab :
1. Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
Pengertian Kebenaran dan Tingkatannya

Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :
1. Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia
2. Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio
3. Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya
4. Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan

Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik spilogis. Karena di dalam kehidupan manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebanaran.

Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
1. Teori Corespondence : menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.

2. Teori Consistency : Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang berturut-turturut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.

3. Teori Pragmatisme : Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.

Kebenaran Religius : Kebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Benar berarti 1 sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: apa yg dikatakannya itu --; jawabannya -- semua; 2 tidak berat sebelah; adil: keputusan hakim hendaknya --; 3 lurus (hati): orang ini amat --; 4 dapat dipercaya (cocok dng keadaan yg sesungguhnya); tidak bohong: krn diancam akan dibunuh, ia memberikan kesaksian yg tidak --; 5 sah: keputusannya --; 6 sangat;sekali;sungguh:mahal--bukuini; be•nar-be•nar a sungguh-sungguh: nasihat gurunya - dipegangnya;

b. Sedangkan Betul, menurut KBBI adalah 1 benar; sesungguhnya; tidak bohong: -- , dia adalah kemenakan saya; 2 benar; tidak salah; tidak keliru: pendapatan hitungan ini --; 3 sejati; bukan tiruan; bukan campuran; tulen: perhiasan yg dipakainya spt emas --; 4 tepat; persis: tembakannya -- mengenai jantungnya; 5 langsung (tidak serong): rumahku dng rumahmu berhadapan --; 6 lurus (tegak) benar: jalan yg --; berdiri --;

Pertama, kata benar digunakan sebagai pernyataan dari sebuah pengakuan terhadap kebenaran (adanya sesuatu). Terlebih dahulu kita perlu menggunakan contoh terhadap ungkapan benar sebagai sebuah pengakuan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak atau semua orang sepakat dengan realitas-realitas atau kenyataan bahwa ; tahi kucing busuk, di sungai ada batu, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, ayam jago berkokok dan api mengeluarkan panas.

Pengakuan terhadap hal-hal yang seperti itu atau pernyataan untuk hal tersebut adalah benar. Contoh lain adalah jeruk purut rasanya asam. Gula rasanya manis, kedua kenyataan itu diakui dan dinyatakan sebagai benar. Pada tanggal 24 Desember 2004 terjadi gempa dan sunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Yang memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia adalah Ir. Soekarno. Kedua pernyataan tersebut diakui dan dikatakan benar . Karena sungguh ada terjadi dan pernah terjadi sebagai sebuah realitas. Keberadaanya itu tidak dapat dinafikan atu dipungkiri. Realitasnya itu harus diakui, maka untuk pengakuan terhadapnya adalah dengan menggunakan kata benar

Banyak lagi dan tidak terhingga contoh yang bisa dimunculkan, tetapi contoh tersebut sudah memadai. Selajutnya penulis akan mengambil pengertian benar berdasarkan contoh yang telah diungkapkan tadi. Adapun pengertian benar yang dapat diambil adalah, bahwa kata benar sebagai sebuah konsep ditujukan utuk menyatakan ada-nya sesuatu yang tidak dapat dibantah atau dipunkiri ke – ada – nya itu.

Makanya hal-hal yang berkaitan dengan ada-nya sesuatu disebut dengan kebenaran. Kebenaran sebagai hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ada, adanya sesuatu diwujudkan atau didukung oleh zat dari yang ada , sifat-sifat dari yang ada dan bentuk atau model dari yang ada. Jadi kebenaran itu adalah adanya sesuatau dengan segala atributnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan apa yang ada adalah apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi serta apa yang ada di antara langit dan bumi. Dengan kata lain apa yang ada sebagai isi alam raya ini dengan segala atributnya. Ada-nya sesuatu itu baik di langit ataupun di bumi dapat berupa benda fisik, berupa proses, kondisi atau situasi. Kontradiksinya adalah bathil artinya ungkapan untuk menyatakan apa yang tidak ada atau ditiadakan. Artinya kita harus menggunakan kata bathil untuk memberikan pernyataan dari sesbuah pengakuan terhadap sesuatu yang memang tidak ada atau ditiadakan. Tetapi kebanyakan kita ungkapan benar sering dikontradiksikan dengan kata salah atau keliru. Dalam hal ini perlu mendapat perhatian serius oleh kita semua.

Kedua konsep betul, dapat pula dijelaskan. Terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh untuk itu. Misalnya 2 + 3 = 5, bunga di taman (dalam keadaan layu) kalau disiram dengan air akan menjadi segar. Kedua kenyataan tersebut diakui, pengakuan untuk itu digunakan kata betul. Contoh lain adalah air bila dipanaskan akan mendidih dan sebuah gelas bila dilemparkan ke batu atau kediding beton akan pecah. Untuk memberikan pengakuan terhadap contoh tersebut kita gunakan kata be
3. Macam-macam kebenaran :

Kebenaran dari suatu masalah dapat dibagi 3, yaitu :

Kebenaran Subjektif
Kebenaran yang lebih didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah, bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta, maka itulah fakta dan kebenaran subjektif.

Contoh : Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah2 semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat. Foto2 bumi dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar2an yang dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf2 yang bersekongkol untuk membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran subjektif seperti itu.

Kebenaran Objektif
Kebenaran yang sebenar2nya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati. Yang harus diingat dari kebenaran sejati ini adalah kebenaran sejati tidaklah kekal.
Contoh : Bumi bulat (sebenarnya tidak bulat sempurna) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu ataupun di masa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati. Namun apakah kebenaran ini kekal? Jawabannya tidak, karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk, misalnya ditabrak meteor atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak akan menjadi bulat lagi seperti sekarang ini.

Kebenaran Konstruktif

Kebenaran yang terbangun dan terbentuk dari pandangan dan opini massa dan banyak orang. Kebenaran seperti ini boleh merupakan kebenaran subjektif yang terkadang menyalahi kebenaran sesungguhnya, namun boleh juga merupakan kebenaran objektif yang sesungguhnya. Kebenaran seperti inilah yang biasanya banyak mendominasi arti dan makna kebenaran dalam dunia ini.

Contoh : Anggapan bahwa bumi itu datar pernah menjadi suatu kebenaran konstruktif di zamannya dulu sebelum ada pembuktian2 yang dapat diterima untuk mempertanyakan dan menggugat kebenaran konstruktif tersebut.

Jadi, hemat saya, kebenaran sekalipun itu kebenaran objektif tak usah dan harus dipaksakan kepada orang lain, karena masing2 individu mempunyai patokan kebenarannya sendiri, sekalipun itu salah adanya karena mereka hidup bahagia dalam kesalahannya itu. Tidak ada hak kita untuk merenggut kebahagiaan daripadanya.

Namun, adalah tanggung jawab moral masing2 individu, terutama yang mempunyai pengaruh luas dalam pemberian informasi semisal ilmuwan, jurnalis, media massa, pengajar, pemuka2 masyarakat untuk menyajikan informasi yang seobjektif mungkin guna memberikan pembelajaran dan produksi informasi yang sehat di dalam masyarakat. Termasuklah di dalamnya untuk mengajukan argumentasi yang benar buat mencegah pembelajaran yang cuma berdasarkan pembenaran subjektif yang salah kepada generasi muda yang akan menjadi tumpuan bangsa dan negara di masa depan.

4. Apa ciri-ciri ilmu yang dianggap benar oleh orang-orang?

Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu diantaranya :
1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena
yang menyelidiki adalah manusia.
3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan
metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.

Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu :
1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio).
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca indera.
3. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
4. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek peneliti.
TEORI-TEORI KEBENARAN FILSAFAT
BAB I RINGKASAN MATERI Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human d...
van88.wordpress.com
Suka • Komentari • Bagikan

Paling sesuai
Matshirin Insa Muzayin, Riri Sarfan dan 30 orang lainnya menyukai ini.
7 berbagi

Subagyo Mas Ilmu itu sebenarnya salah satu bagian untuk mencapai keh

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong