Cerita Dibalik Pilihanku
Jurusan Ilmu Komunikasi? Yes. Itulah jurusan yang ku pilih saat aku mendaftarkan diri melalui SNMPTN, pilihan kedua pendidikan bahasa indonesia dan pilihan ketiga psikologi di UGM. Sebelumnya orang-orang disekitarku sempat bertanya, "mau ambil jurusan apa?" aku jawab aja, "aku mau ambil jurusan bahasa inggris, aku pengen jadi guru". Alasan lain adalah karena bahasa inggris adalah bahasa yang mendunia. Rasanya asyik bila suatu saat aku bisa ngobrol apa saja dalam bahasa inggris. Namun seketika berubah. Aku pengen jadi penyiar, aku mau bisa mc dimana saja, oleh sebab itu aku memilih jurusan ilmu komunikasi di UNG, meski nggak ada keterkaitannya dengan jurusanku IPA saat aku duduk di bangku MA. Sebenarnya aku pengen banget kuliah di luar daerah, namun belum dapat rstu dari kedua orang tuaku. Saat pengumuman tiba, aku mengucap syukur Alhamdulillah aku lulus dipilihan pertamaku jurusan Ilmu Komunikasi. Orang tuaku sempat bertanya, apakah aku jadi ambil jurusan itu? aku jawab aja iya, toh aku lulusnya di situ. Mereka sempat kecewa dengan pilihanku. Ibu menginginkanku untuk masuk IAIN dan mengambil jurusan pendidikan agar aku bisa jadi guru, ayahpun begitu, ia ingin aku ambil jurusan yang sama dengan kakak pertamaku, jurusan kesehatan masyarakat. Alasan keduanya sama, mereka ingin agar aku memilih jurusan yang cepat mendapat pekerjaan. Tapi, aku tetap berusaha konsisten pada pilihanku. Aku akan berusaha meyakinkan mereka, bahwa pilihanku tak salah, aku akan membuat kalian bangga dengan pilihanku. Toh aku yang menjalaninya...
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong