Anak yang ingin berusaha
Seorang anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan yang ingin merasakan bagaimana dimasa kecilnya sekarang bisa bermain seperti anak anak seumurannya, tetapi baginya semua itu hanyalah mimpi yang sulit terwujud, karena ia menyadari bahwa ia harus bekerja membantu ayahnya berdagang sayur.
Namanya Firman, seorang anak yang saya perkirakan umurnya sekarang 13 tahun yang ditinggalkan ibunya sejak ia masih berumur 9 tahun, sedangkan ayahnya sudah menikah lagi, dimasa kecil ia tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, seakan ibu tirinya tak menganggap ia bagian dari keluarga suaminya, ia akan diberi makan setelah ia bekerja membantu ayahnya berdagang.
Namun ia hanya bisa bersabar menghadapi ibu tirinya yang tak mau menganggap bahwa ia anakknya, kadang ketika malam datang ia akan diajak oleh teman - teman sekolah bermain PS di komplek rumah, dengan berat hati Firmanpun bertanya kepada Ibu tirinya bahwa mana ia minta izin sebentar keluar dengan teman-temannya , tapi ibu tirinya tak menanggapinya dan hanya cuek saja.
Setelah beberapa saat ia bermain karena takut ibu tirinya marah, ia bergegas meninggalkan teman-temannya yang lagi asik bermain, tapi hal yang tak disangka oleh Firman pintu rumahnya sudah di kunci, karena suasana malam itu sudah mulai larut ia memutuskan untuk menginap dirumah temannya.
Ke esokan harinya dirumah temannya ia masih ragu untuk kembali kerumahnya takut dimarahi lagi oleh ibu tirinya, tapi karena niatnya ingin bersekolah, ia sudah tak pusingkan lagi akan marah ibu tirinya lagi dan ia berangkat kesekolah tanpa uang jajan sepeserpun.
Firman bersekolah di SMPN 11 Gorontalo, disekolah ia paling jago menggambar, seperti cita-citanya ia ingin sekali menjadi seorang arsitek, karena dengan keterbatasannya, alat untuk ia menggambar hanya meminjam dari temannya, tapi ia tak mau meminjam terus terusan pada temannya, Firmanpun mencari cara bagaimana bisa mendapatkan uang tanpa meminta kepada orang tuanya
Setelah pulang sekolah, ia mencari cara bagaimana bisa mendapatkan uang untuk membeli peralatan gambar itu, dan diingatlah ada salah satu teman yang ayahnya memelihara kambing, tapi kambing-kambing itu selalu kekurangan makanan, akhirnya ia memutuskan setiap sore mencari makanan kambing dilahan kosong yang hanya di tumbuhi oleh pepohonan dan rerumputan yang hanya memodalkan sebuah pisau yang berbentuk sabit, dengan upah 5 ribu rupiah perharinya
Dengan pekerjaan tambahan ini selain membantu ayahnya berdagang sayur dipasar ia bisa menabung uangnya untuk membeli peralatan gambar tersebut, agar tidak lagi meminjam ketemannya dan bisa mengasa kemampuannya untuk bergambar, dan menyelesaikan sekolah, bagi Firman sekolah lebih penting, ia tidak melihat kondisi keluarganya mempunyai kekurangan, maka dari itu ia mencari cara supaya bisa bersekolah dan mengasah bakatnya menggambar.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong