Komunikasi Antarpribadi Tidak Selamanya Terjadi

17 September 2017 01:59:33 Dibaca : 53

Pernahkah kamu berbicara di depan umum atau berbicara dengan orang yang baru kamu jumpai? Pernahkah seseorang tidak mengerti dengan apa yang kamu bicarakan? Sering kali kita sulit untuk menyampaikan sesuatu bahkan salah menyampaikan sehingga menimbulkan salah persepsi terhadap orang yang menerimanya. Maka dalam tulisan ini akan dijelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan hubungan komunikasi antarpribadi maupun non antarpribadi. Missed communication tentu hal yang sangat kita jauhi ketika melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain. Memprediksikan suatu kondisi baik dari pengalaman atau perilaku juga merupakan hal utama sebelum melakukan komunikasi. Sulit dalam melakukan komunikasi seperti ini sering terjadi ketika kita berada di lingkungan dengan orang – orang yang belum pernah kita jumpai ataupun sebaliknya.

Jarang sekali kalau ada interaksi awal bersifat antarpribadi. Pada pertama kali orang bertemu jarang sekali mereka membuat prediksi terhadap satu sama lain dengan data psikologis. Bukan hanya mereka segan untuk membuat prediksi semacam itu, tetapi juga sering kali sebagai hal yang tidak mungkin kebanyakan orang tidak bersedia melakukan komunikasi antarpribadi selama awal pertemuan. Miller dan Stainberg (1975) membedakan antara keduanya itu berdasarkan tingkatan analisis yang digunakan untuk melakukan prediksi guna mengetahui apakah komunikasi itu bersifat non-antarpribadi atau antarpribadi.

Apabila prediksi mengenai hasil komunikasi terutama didasarkan pada tingkat analisis kultural dan sosiologis, maka komunikator terlibat dalam komunikasi non-antarpribadi. Apabila prediksi terutama didasarkan pada tingkat analisis psikologis, maka komunikator terlibat dalam komunikasi antarpribadi. Liliweri (1997:13) dalam Tamsil (2005:8) menyebutkan mengenai beberapa ciri komunikasi antar pribadi yaitu : Arus pesan dua arah, konteks komunikasi adalah tatap muka, tingkat umpan balik yang tinggi, kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi, kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban, dan efek yang terjadi antara lain perubahan sikap. Contoh mengenai hubungan komunikasi antarpribadi meliputi sahabat dan kebanyakan suami istri. Dalam situasi seperti ini, para komunikator memiliki banyak informasi mengenai keinginan , kebutuhan, dan nilai – nilai pribadi satu sama lain serta dapat mengembangkan gaya komunikasi yang cocok bagi dua belah pihak.

Setelah sedikit penjelasan diatas sudah dapat disimpulkan bahwa komunikasi non-antarpribadi dengan antarpribadi sangatlah berbeda dan hal yang paling penting adalah analisa situasi pada komunikasi juga berperan penting agar hubungan komunikasi yang kita inginkan mendapatkan feedback yang positif dan jauh dari adanya missed communication. Utamanya berkomunikasi dalam lingkungan yang berbeda. Jangan sampai kata – kata hanya akan menjadi senjata bagi diri kita sendiri.

 

Sumber : Muhammad Budyatna dan Leila Mona. 2011. Teori komunikasi antar pribadi. Jakarta: Kencana

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong