strategi media relations
NAMA: SRI ARYUMITA RAHMATI
KELAS : A_ ILMU KOMUNIKASI
NIM : 291418011:
TUGAS : RESUME JURNAL
Judul Jurnal : STRATEGI MEDIA RELATIONS PT BANK CIMB NIAGA. TBK KANTOR PUSAT JAKARTA PASCA MERGER
Judul : PT BANK CIMB NIAGA. TBK PASCA MERGER
Volume : Vol, 14 No.01, Mei, 2015
Tahun : 2015
Penulis : Jezzy Dela Puspita
Riviewer : Sri Aryumita Rahmati
Tanggal : Mei 2015
Latar Belakang Peran media sangatlah penting, sehingga sulit dibayangkan negara/bangsa yang modern bisa hadir tanpa keberadaan media. Selain menjadi alat utama menjangkau publik, media cetak juga menjadi sarana utama untuk mempertemukan para pembeli dan penjual, dalam perbankan seperti CIMB Niaga adalah hubungan antara bankir dan nasabah. Dan media juga bisa membelokkan pola perilaku atau sikap-sikap yang ada terhadap suatu hal.Dalam hal ini PR menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial, begitupula didalamnya yang termasuk kegiatan media relations. Pemberitaan mengenai merger yang terdapat pada media massa terkadang dapat disalah artikan oleh publik sebagai suatu kontroversi yang belum tentu kebenarannya, bisa itu berupa hal positif atau negatif. Disiniliah peran PR khususnya yang terkait dengan divisi media relations dalam suatu organisasi/perusahaan dibutuhkan untuk menjaga suatu citra baik perusahaan. Kehadiran media relations / hubungan pers dan bagaimana suatu perusahaan mengelolanya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Disamping itu, karakter persuasif media juga berlipat ganda, jurnalisme, periklanan menjadi unsur penting dalam pemasaran, dan hal itu sepenuhnya tergantung pada media. Itulah sebabnya setelah proses merger, manajemen dan praktisi PR CIMB Niaga harus mempunyai cara yang efektif agar publik dapat mengenal organisasi yang baru, serta mempersuasi mereka bahwa proses penggabungan ini pada adalah merupakan sebuah sinergi dan fenomena yang besar, sebuah kekuatan baru yang lahir di dunia perbankan di Indonesia, bukan merupakan sesuatu yang perlu dirisaukan bagi nasabah, melainkan merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi nasabah, dan bagaimana publik dapat percaya terhadap citra positif tersebut. Namun pada kenyataannya hal ini tidak mudah dilakukan, karena masalah pencitraan melalui suatu pemberitaan merupakan masalah yang sangat kompleks dan menyangkut dengan masa depan suatu perusahaan atau organisasi. Jika manajemen tidak pintar-pintar menyiasati hal ini, dengan membentuk suatu strategi komunikasi dan public relations, dan publikasi melalui kegiatan media relations yang tepat dan dikemas efektif, maka bisa saja publik akan rancu dan dengan mudah dapat mengambil segala kesimpulan yang bisa saja salah dengan berbagai pemberitaan yang simpang siur di media.Tujuan Untuk menemukan kekuatan dan kelemahan dari masing – masing strategi PR yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Bank Niaga dan Bank Lippo. Dan bagaimana strategi media relations yang dilakukan oleh CIMB Niaga pasca merger.
Metode penelitianMetode penelitian yang dilakukan adalah Deskriptif Kualitatif. Metode Deskriptif bertujuan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala-gejala yang ada, serta mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku. Istilah penelitian Kualitatif menurut menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumber pada pengematan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif.Penelitian kualitatif dengan metode kualitatif yaitu dengan melakukan pengamatan, wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Metode penelitian yang dipilih dalam menganalisa strategi media relations pr pada CIMB Niaga pasca merger ini adalah dengan menggunakan metode atau desain penelitian studi kasus. Metode ini dipilih karena atas dasar untuk menganalisa dan mempelajari strategi yang digunakan oleh perusahaan. Hasil PenelitianPada Bank CIMB Niaga, unit atau bagian yang menangani urusan public relations dikenal dengan istilah Corporate Affairs. Seperti pada gambar diatas, sub direktorat ini membawahi 2 Group yaitu Corporate Communication dan Corporate Services & External Relations. Corporate Communication lebih kepada menangani urusan seputar media, branding, internal communication, dan CSR. Sedangkan Corporate Services & External Relations lebih kepada menangani urusan-urusan dengan regulator (government relations), investor/analyst, business econom, dan hubungan dengan board management (BOD dan BOC). Bagian unit kerja yang menangani hubungan kemasyarakatan di CIMB Niaga disebut dengan Corporate Affairs, yang didalamnya terdapat group Corporate Communication yang membawahi divisi media relations. Bagian ini terletak dibawah direktorat Compliance, Corporate Affairs & Legal dengan skema struktur sebagai berikut: (1). Press Conference / Konferensi Pers. Dalam pelaksanaan konferensi pers, secara teori perusahaan sudah menerapkan prinsip 3 (tiga) tahapan press conference, yaitu sebagai berikut: (a). pra kegiatan pada masa ini perusahaan sudah mulai menentukan tanggal kapan acara press conference diadakan, membuat daftar undangan wartawan beserta daftar hadirnya, merencanakan anggaran, membuat backdrop judul acara, menyiapkan press kit untuk dibagikan kepada wartawan yakni berupa cindera mata seperti agenda atau kalender, dan menyiapkan materi press conference termasuk press release. Yang menjadi keunikan disini perusahaan tidak terbiasa dalam membuat Pers ID, tim hanya membuat dan mengabsen wartawan berdasarkan konfirmasi dan daftar tamu saja. (b) pelaksanaan kegiatan pada tahap ini perusahaan sudah melakukan dengan sesuai prosedur, yaitu menyediakan nara sumber manajemen yang tepat dari segi pengambilan keputusan dan informasi, yaitu presiden direktur atau direksi terkait, dan corporate secretary atau media relations head sebagai moderator yang bertugas untuk menarik pertanyaan wartawan dan mengatur jalannya konferensi. Perusahaan pun mempunyai kriteria-kriteria acara apa saja yang layak untuk dipublikasikan melalui konferensi pers, seperti Paparan Kinerja Perusahaan per semester (Analyst Meeting), Public Expose seperti Publikasi Kinerja dan Perolehan Laba perusahaan selama setahun, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan Tahunan, Launching Produk, Kegiatan CSR perusahaan, Penandatangan kerja sama perusahaan, biasanya yang dilakukan oleh perusahaan, press conference diadakan setelah acaraacara tertentu seperti setelah RUPS, Analyst Meeting, Public Expose, Launching produk, dan kegiatan CSR. Perusahaan jarang bahkan hampir dibilang tidak pernah menggelar press conference ketika ada suatu krisis atau masalah tertentu, karena dirasa belum perlu untuk diadakan pada saat tersebut. Jika pada acara-acara internal perusahaan seperti Halal Bihalal Manajemen, Farewell Direksi dan Komisaris, acara-acara olahraga bagi internal karyawan, perusahaan juga tidak mengundang media dalam hal ini, karena acara-acara tersebut tidak memerlukan publikasi. Selama ini perusahaan melakukan klarifikasi jika ada permasalahan yang terjadi adalah belum melakukan press conference. (b). pasca kegiatan press conference pada tahap ini perusahaan akan memantau hasil pemberitaan yang dimuat di media yang diundang. Tim media relations juga menelepon kepada wartawan jika beritanya tidak dimuat, untuk menanyakan kapan berita tersebut akan dimuat. (2).Undangan Wartawan Pada saat menjelang acara-acara perusahaan yang melibatkan wartawan seperti konferensi pers, diskusi yang dilakukan antara manajemen dengan wartawan (Coffee Morning with Media), undangan dikirimkan setidaknya satu sampai dua minggu sebelumnya. Beberapa wartawan dari media televisi, cetak, dan internet yang diundang, hanya tertentu saja yang cepat dan langsung mengirimkan konfirmasi, dan betul-betul datang pada acara dimaksud. Namun ada beberapa wartawan yang memberikan konfirmasi namun tidak datang pada acara konferensi pers, atau tidak memberikan konfirmasi, tapi datang pada acara dimaksud. Dari total seratus persen undangan yang dikirim, rata-rata wartawan yang datang adalah sebanyak sembilan puluh persen, dan sepuluh persen lain adalah yang tidak datang atau memberikan konfirmasi. Hal ini terjadi karena wartawan tersebut terkadang lupa akan hari kapan akan diadakan acara, seharusnya pihak media relations perusahaan melakukan double konfirmasi kepada media. Setelah undangan dibagikan lewat fax dan email, alangkah baiknya jika tim menelepon kembali wartawan yang diundang tersebut untuk mengingatkan mengenai acara perusahaan. Hal ini juga dapat disebabkan nomor atau alamat email wartawan yang belum update. Inilah pentingnya tim media relations harus sering memperbarui database tidak hanya setiap tiga bulan sekali, melainkan setiap satu bulan sekali. (3). Media monitoring . Pada perusahaan kegiatan media monitoring dilakukan dengan dua cara, yang pertama secara manual dilakukan setiap hari, yaitu dengan membuat kliping berita, sehingga perusahaan dapat menghitung media yang mempublikasi beritanya dan jumlah wartawan yang datang dari daftar undangan yang dikirimkan. Kumpulan kliping ini disusun dengan format khusus dan dibagikan kepada jajaran Direksi. Kliping tidak hanya memuat berita tentang perusahaan saja, melainkan juga beberapa berita dari bank lain (kompetitor). Cara kedua yang dilakukan adalah dengan kegiatan survey dan riset monitoring, yang lebi h kepada analisa dan penentuan strategi kedepan. Hal ini seharusnya bisa dilakukan sendiri oleh tim media relations perusahaan, namun hal ini bukan dilakukan oleh internal, melainkan perusahaan menerapkan media monitoring khusus yang dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk, yaitu mediabanc. Hal ini tentunya akan menambah jumlah anggaran tahunan media relations yang dilakukan oleh perusahaan. Hal positif yang didapat adalah perusahaan Strategi menghadapi media tentunya akan disesuaikan dengan ekskalasi berita yang berkembang di media, termasuk merekomendasikan untuk mengadakan press conference untuk menjelaskan permasalahan yang sebenarnya terjadi. Mendapatkan hasil riset dan analisa subyektif serta arahan untuk menentukan strategi kedepan. Strategi menghadapi media tentunya akan disesuaikan dengan ekskalasi berita yang berkembang di media, termasuk merekomendasikan untuk mengadakan press conference untuk menjelaskan permasalahan yang sebenarnya terjadi.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa strategi media relations yang dilakukan oleh perusahaan pasca merger adalah menjalin hubungan baik dengan cara silaturahmi dengan wartawan secara rutin dan personal, menjangkau level wartawan dan pemimpin redaksi, guna menghasilkan hubungan interpersonal yang kokoh, dan menjalin komunikasi yang baik dengan lembaga media massa melalui penyediaan akses informasi yang baik. Hal ini diwujudkan dengan cara mengadakan gathering wartawan, serta memberikan kemudahan dan ketersediaan informasi bagi media massa. Setelah masa merger perusahaan dari dua bank yang masing-masing memiliki keunikan sendiri. Perusahaan pun menerapkan suatu strategi PR yang baru, termasuk didalamnya strategi media relations yang diimplementasikan melalui berbagai kegiatan media relations, baik formal maupun informal, yang bertujuan memperoleh hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan media massa, sehingga media massa dapat memberikan dukungan positif kepada perusahaan, khususnya dalam mempublikasikan visi dan misi perusahaan, promosi, menghadapi problem atau krisis yang terjadi di perusahaan, maupun untuk tujuan menjalin hubungan baik dan membangun citra positif dengan eksternal stakeholders. Dalam menciptakan hubungan baik dengan media guna mendukung publikasi positif perusahaan, adalah semata-mata untuk tujuan mendapatkan image positif pada sasaran perusahaan.
Kelebihan PenelitianPenjelasan sangat detailDasar teori yang tepatSaran
Penelitian ini merupakan upaya bagi mahasiswa untuk meninjau strategi media relations sebagai bagian dari strategi PR secara keseluruhan. Oleh karena itu alangkah lebih tepatnya jika di masa mendatang penelitian media relations dapat ditelaah dengan sudut pandang berbeda untuk melengkapi studi tentang strategi media relations dalam menjalin hubungan baik dan meningkatkan citra positif perusahaan kepada seluruh sasarannya. (1). Dalam strategi media relations yang dilakukan oleh perusahaan, alangkah baiknya apabila tim PR dan media relations meningkatkan kegiatan hubungan baik tidak hanya dengan media cetak, tapi juga menambah frekuensi hubungan juga dengan media elektronik seperti televisi dan radio, terlebih media elektronik lokal di daerah-daerah pelosok Indonesia, agar kegiatan promosi dan publikasi lebihterjangkau ke penduduk lokal, seiring dengan menambahnya jumlah cabang dan ATM perusahaan akibat adanya proses merger; (2). Peneliti juga ingin menyarankan agar tim media relations perusahaan melakukan kegiatan yang bersifat silaturahmi, seperti kunjungan studi banding ke beberapa kantor media, mengadakan acara seminar edukatif perbankan bagi wartawan seperti financial planner. Kegiatan semacam ini sangat berguna karena wartawan akan merasa diperlakukan sebagai bagian partner terdekat perusahaan yang potensial, dengan harapan mereka akan senantiasa hadir dan mempublikasikan secara positif atas acaraacara perusahaan; (3). Sekiranya perusahaan perlu memikirkan untuk menambah jumlah sumber daya manusia berpotensi yang terlibat dalam pelaksanaan strategi media relations perusahaan. Hal ini juga mengantisipasi perusahaan tidak tergantung pada jasa konsultan eksternal, yang pada akhirnya juga dapat menekan anggaran PR perusahaan, agar dapat tercapai tujuan maksimal dengan baik.