Resume Teori tentang Strategi Media : Strategi Pemberitaan di Media Online Nasional tentang Kasus Tercecernya KTP Elektronik (Analisis Teori Van Leeuwen)
STRATEGI MEDIA
Tugas Individu
Oleh :
Dini Salsabilah Gasim (291418045)
Judul Jurnal Strategi Pemberitaan Di Media Online Nasional Tentang Kasus Tercecernya KTP Elektronik (Analisis Teori Van Leeuwen)
Judul Lingua (Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya)
Volume Volume XV. Nomor 1. Januari 2019
Tahun 2019
Penulis Andre Febra Rilma, Syahrul R, Erizal Gani
Reviewer Dini Salsabilah Gasim
Tanggal Terbit Jurnal Januari 2019
· Latar Belakang
Masyarakat berperan sebagai konsumen media, pemahaman dasar tentang Analisis Wacana Kritis perlu dimengerti. Analisis Wacana Kritis (AWK) tidak hanya dipahami sebagai pengertian linguistic pada umumnya, namun juga sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk praktik ideology dan kekuasaan. Fakta sederhana, dalam proses pembuatan berita media massa sering “menceritakan” sebuah peristiwa, keadaan, orang atau benda, bahkan hal-hal yang berkaitan dengan politik. Ringkasnya, sifat dasar dari media massa adalah menceritakan, maka seluruh isi media tidak lain adalah realitas yang telah disusun sedemikian rupa sehingga menjadi wacana yang bermakna.
Teori Van Leeuwen dapat digunakan sebagai medium untuk menganalisis bagaimana actor atau peristiwa dihadirkan dalam media, serta bagaimana suatu kelompok yang tidak memiliki kuasa terus menerus dimarjinalkan. Menurut Van Leuween, siapakah kelompok yang dimarjinalkan tersebut dapat diketahui melalui bagaimana kelompok tersebut dihadirkan dalam berita. Mereka dapat diungkapan melalui strategi eksklusi (dikeluarkan dari pemberitaan) dan strategi inklusi (dihadirkan dalam pemberitaan).
Ideology dari sebuah media massa maupun wartawan tercermin dari berita yang mereka tulis. Penelitan untuk membedah serta menganalisis berita dengan mendeskripsikan sudut pandang antara media Vivanews.com, Detiknews.com, Kompas.com, Metrotvnes.com, dan Sindonews.com dalam menampilkan teks berita akan membawa kita pada ideology yang dipegang oleh wartawan dan media massa melalui strategi inkulis ekslusi yang mereka gunakan dalam berita “tercecernya ktp elektornik” .
· Tujuan
Tujuan dari penelitian ini ada dua, diantaranya :
1) Menganalisis wacana berita dengan mendeskripsikan sudut pandang antara media Vivanews.com, Detiknews.com, Kompas.com, Metrotvnes.com, dan Sindonews.com dalam memberitakan tercecernya ktp elektronik dalam strategi eksklusi,
2) Mendeskripsikan kecenderungan sikap media online Vivanews.com, Detiknews.com, Kompas.com, Metrotvnes.com, dan Sindonews.com dalam mengonstruksikan kasus tercecernya ktp elektronik ditinjau dari teori Theo Van Leuween.
· Metodologi
Jenis penelitian ini adalah peelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menganalisis data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk melihat, mendeskripsikan, dan menganalisis data yang berhubungan dengan eksklusi dan inklusi berdasarkan teori Van Leuween dalam pemberitaan tercecernya KTP Elektronik edisi 27-29 Mei 2018 di media online Vivanews.com, Detiknews.com, Kompas.com, Metrotvnes.com, dan Sindonews.com.
· Hasil
Ø Eksklusi
Ada tiga strategi bagaimana actor dikeluarkan dalam pemeberitaan. Yaitu :
a. Pasivasi
Pasivasi adalah suatu isu yang sentral dalam analisis wawancara. Pada dasarnya adalah proses bagaimana actor tertentu tidak dilibatkan dalam pemberitaan untuk melindungi dirinya. Berikut kutipan dari Metrotvnes.com (1) dan Kompas.com (2)
Strategi Wacana Eksklusi1Kesimpulannya adalah Polri menyatakan tidak ada perbuatan melawan hokum ini murni karena tercecer,” kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, (28/11).2.Untuk iniliah yang perlu disikapi. Ada di Twitter seperti, ‘Sedang dibuat KTP di Beijing, China paling lambat akhir Mei tahun ini dan terbukti 26 Mei 2018 banyak KTP data asing yang berceceran’. Itu tidak benar,”
Akibat buruk dari pola ini yaitu : (1) pelaku hilang dari pemberitaan, (2) penghilangan bentuk kalimat pasif membuat pembaca hanya difokuskan pada pernyataan tercecernya KTP ELEKTRONIK bukan tindak pidana, tidak pada siapa pelaku atau penyebabnya.
b. Nominalisasi
Strategi ini mengubah verba yang bermaknsa tindakan/kegiatan menjadi kata benda yang bermakna peristiwa. Kehadiran actor tidak dibutuhkan dalam proses ini. Contoh kalimat berikut dari detiknews.com :
Strategi Wacana Eksklusi NominalisasiKeping-keping KTP ELEKTRONIK yang tercecer di jalanan Bogor sudah diangkut lagi oleh truk pembawanya, namun peristiwa itu masih menyisakan Tanya. Dalam kalimata diatas hanya difokuskan pada keeping-keping KTP ELEKTRONIK yang tercecer, tetapi tidak difokuskan siapa yang melakukan tindakan tersebut.
c. Penggantian anak kalimat
Penggantian subjek juga dapat dilakukan dengan mengganti kalimat yang juga berfungsi sebagai pengganti actor. Sebagai contoh berita dari detiknews.com berikut :
Strategi Wacana EksklusiMendagri Tjahjo menyatakan telah mengirimkan aparatnya, terdiri dari Secretariat Jenderal, Inspektorak Jenderal, dan tim hokum Kementrian Dalam Negeri. Dalam pemberitaan, siapa pelaku kelalaian tercecernya KTP ELEKTRONIK ini dihilangkan lalu dinyatakan subjek mendagri yang telah mengirimkan aparat terkait kasus ini. Pembaca akan kehilangan focus terhadap pelaku tindakan kelalaian tersebut.
Ø Inklusi
Ada beberapa strategi yang digunakan untuk menghadirkan actor dalam sebuah pemberitaan. Dapat digambarkan berikut :
a. Diferensiasi-Indiferensiasi
Suatu peristiwa atau actor social bisa ditampilkan dalam teks secara mandiri, sebagai suatu peristiwa yang unik, namun bisa juga dibuat kontras dengan menampilkan peristiwa atau actor lain. Sebagai contoh berita dari Vivanews.com:
Indeferensiasi :Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) jadi sasaran kritik. Proses pengawasan Kemendagri dalam distribusi data kependudukan pun jadi gunjingan ddan dipermasalahkan.Kemendagri selaku lembaga pemerintah pusat dianggap teledor.
Diferensiasi :Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) jadi sasaran kritik. Proses pengawasan Kemendagri dalam distribusi data kependudukan pun jadi gunjingan dan dipermasalahkan. Tak selayaknya instansi pemerintah pusat menyepelekan keberadaan ribuan keeping KTP ELEKTRONIK, meskipun Kemendagri beralasan ribuan keeping itu sudah rusak.
Dalam kalimat pertama diatas ditegaskan, bahwa pihak Kemendagri menjadi sasaran kritik atas terjadinya kasus ini. Sedangkan pada kalimat kedua Kemendagri semakin termajinalkan dengan pernyataan “Tak selayaknya instansi pemerintahan pusat…”.
b. Objektivasi-Abstraksi
Wacana ini berhubungan dengan pernyataan apakah informasi mengenai suatu peristiwa atau actor ditampilkan dengan memberi petunjuk konkret atau abstraksi. Sebagai contoh berita dari detiknews.com :
Objektivasi :
Zudan menyatakan KTP ELEKTRONIK rusak itu berjumlah satu dus dan seperempat karung.Jumlah KTP ELEKTRONIK yang tercecer tidak jelas jumlahnya.
Abstraksi :Namun demikian, tak jelas berapa jumlah keeping KTP ELEKTRONIK rusak itu. Penyebutan dalam bentuk abstraksi ini, menurut Van Leuween sringkali bukan disebabkan oleh ketidaktahuan wartawan mengenai informasi yang pasti, seringkali lebih sebagai strategi wacana wartawan menampilkan sesuatu.
c. Nominasi – Kategorisasi
Seringkali terjadi pilihan apakah actor tersebut ditampilkan apa adanya, atau yang disebut adalah kategori dari actor social tersebut. Kategori apa yang ingin disebut dalam pemberitaan, menurut Van Leuween seringkali menjadi informasi berharga untuk mengetahu lebih dalam ideology dari media bersangkutan. Berita dari metrotvnews.com :
Nominasi :Mabes Polri menyebut taka da unsur pelanggaran hokum dalam insiden tercecernya KTP berbasis (KTP-el) di kawasan Bogor, Jawa Barat. Aparat telah mengecek langsung kepada Sekretaris Dirjen Dukcapil beserta kepolisian setempatTidak ada unsur sengaja atau kelalaian dari Mendagri terkait tercecernya KTP ELEKTRONIK
Kategorisasi :“kesimpulannya adalah Polri menyatakan tidak ada perbuatan melawan hokum ini murni karena tercecer,” kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, (28/5). Wartawan metrotv memperkuat keberpihakan pada kepada pemerintah melalui kalimat kedua.
d. Determinasi-Indeterminasi
Dalam pemberitaan seringkali actor disebutkan secara jelas, pun seringkali sebagai anonym. Anonimitas justru membuar sebuah generalisasi, tidak spesifik. Contoh berikut dari sindonews.com
Strategi WacanaInklusiMaknanyaIndeterminasi Menurut Adi, KTP-el yang tercecer jumlahnya banyak. Wajar jika public merasa curiga KTP-el tersebut untuk kepentingan politik. Sebab itu informasinya harus clear untuk menghindari kecurigaan, jangan sampai semua orang bicara mengenai hal ini, cukup kementrian yang berwenang. Kekhawatiran public e KTP tercecer ini untuk kepentingan pihak yang tak bertanggung jawab.Determinasi Public kian khawatir soal kemanan privacy mereka dengan kasus tercecernya e KTP itu. Terutama ketakutan disalahgunakan pihak-pihak tak bertanggung jawab,”tuturnya. Pada kalimat pertama lebih ditekankan pada kementrian berwenang yakni dalam masalah ini Kemedagri. Sedangkan pada kalimat kedua, penulis menyusupkan kata “pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab” yang bisa jadi mengarah pada Kemedagri atau lembaga lain. Hal ini menimbulkan multitafsir.
e. Asosiasi-Disosiasi
Strategi waca ini berhubungan dengan pertanyaan apakah actor atau suatu pihak ditampilkan sendiri atau dihibungkan dengan kelompok lain yang lebih besar.
Strategi Wacana Inklusi MaknanyaAsosiasi Sadar dengan keteledoran anak buahnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo merepons cepat insiden tercecernya ribuan keeping e KTP. Ia langsung mencopot pejabat bidang di bidang Dukcapil yang diangap bertanggung jawab.Bidang Dukcapil yang dianggap bertanggung jawab. Dalam kalimat dihadirkan pelaku kelalaian merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar yaitu Kemedagri.
· Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada jurnal ini dapat disimpulkan tiga hal :
1. Dalam menganalisis berita di Vivanews.com, Detiknews.com, Kompas.com, Metrotvnews.com, dan Sindonews.com dapat digunakan strategi wacana eksklusi inklusi.
2. Vivanew.com, Detiknews.com, dan Sinsonews.com dalam berita tercecernya ktp elektronik cenderung menggunakan strategi inklusi sedangkan, kompas.com, metrotvnews.com, lebih kea rah inklusi.
3. Detiknews.com, Kompas.com, dan Metrotvnews.com memiliki kecenderungan membela Kemendagri yang disalahkan dalam kasus tercecernya e- KTP dengan menyembunyikan pelakunya baik dalam menggunakan strategi inklusi maupun eksklusi.
Sumber: file:///D:/CAMPUS%20ASSIGMENT/SECOND%20YEAR/4rd%20SEMESTER/STRATEGI%20MEDIA/JURNAL%20ILMIAH%201.pdf