Strategi Media Relations
STRATEGI MEDIATUGAS INDIVIDU
Oleh :Agustina Hadji( 291418062)
Carilah jurnal ilmiah tentang Teori yang berkaitan dengan Strategi Media, kemudian buatlah resumenya dengan menyertakan naskah jurnal resumeasli.Format penulisan
Juduljurnal : strategi Media Relations Perusahaan Pertambangan Timah dan Agenda Setting Media di Bangka Belitung
Judul : STRATEGI MEDIA RELATIONS
Volume : jurnal Ilmiah Komunikasi /Volume 6 / Nomor 1 Juni 2018
Tahun: 2018
Penulis: Iswandi Syahputra
Riviewer: Agustina Hadji
Tanggal Terbit Jurnal : -
Hasil Riview :
Seiring dengan pesatnya kemajuan komunikasi berbasis perangkat teknologi atauperangkat elektronik, kebutuhan terhadap bahan baku perangkat komunikasi elektronik juga mengalami peningkatan. Salah satu bahan baku yang dibutuhkan untuk merakit perangkat komunikasi seperti komputer dan gadget adalah bahan logam jenis timah. Bahan baku timah berguna sebagai saluran yang akan mengantarkan power dalam satu sistem rakitan perangkat komunikasi. Menurut catatan Mongabay Indonesia (2013), sejumlah perusahaan besar perakit perangkatkomunikasi di dunia seperti Nokia, Sony, Motorola, LG, dan Blackberry membutuhkan timah sebagai salah satu bahan baku utama dalam merakit perangkat komunikasi yang mereka produksi (Mongabay, 2013, Agustus5).Timah menjadi pilihan ekonomis karena harganya lebih murah dibanding logam lainnya seperti perak atau emas. Perusahaan elektronik besar dunia tersebut mengaku menggunakan bahan baku timah dari Indonesia. Di dunia, Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara penghasil timah terbesar setelah Cina. Menurut laporan Pusat Data dan Teknologi InformasiKementerianEnergidanSumberDaya Manusia (dalam Pamudji, 2016) potensi timah di Indonesia sekitar 99% berada di Kepulauan Bangka Belitung, dan sisanya tersebar di wilayah Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Totalsumber daya timah Indonesia dalam bentuk bijih sebesar 3.483.785.508 ton dan logam 1.062.903 ton. Hingga saat ini, proses pertambangan timah di Provinsi Bangka Belitung masih terus berlangsung. Pertambangan tersebut dilakukanolehsejumlahperusahaanswastadan perusahaan milik negara. Sejumlah perusahaan pertambangan timah di Provinisi Bangka Belitung sangat strategis sebagai salah satu sektor pemasukan dan peningkatan pendapatan negara
Tujuan
Strategi media relations yang digunakan oleh perusahaan pertambangan timah di Bangka Belitung dalam menyusun agenda setting media. Satu sisi, perusahaan pertambangan timah memiliki agenda agar dapat melakukan penambangan sesuai peraturan. Pada sisi lainnya, pemerintah daerahsebagaipihakyangberadadiluarinstitusimediamassadanperusahaanpertambanganjugamemiliki agenda tersendiri. Sehingga persoalan pertambangan timah di Bangka Belitung memiliki potensi konflik kepentingan, bukan saja antar perusahaan dengan pemerintah, tetapi juga dengan warga masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana strategi media relations perusahaan pertambangan timah dalammenyusunagendasettingmediamassadiBangkaBelitung.Inimerupakanpenelitiankualitatifdengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatoris. Data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan dan partisipasi semi tertutup serta wawancara dengan sejumlah informan yang memiliki kompetensi dan relevansi dengan masalah penelitian. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa media massa sebagai institusiekonomidigerakkanmelaluiprinsiptransaksional.Padasisilain,perusahaanpenambangtimahdan pemerintahdaerahmemilikiagendasettingbersama.Relasiberbagaisisitersebutmerupakanfaktorinternal yang terjadi dalam suatu iklim media baru yang sangat dinamis. Sedangkan aktivitasyangsangatdinamis padaeramediabarutersebutmerupakanfaktoreksternal.Relasiantarafaktorinternaldaneksternaltersebut digambarkan sebagai hal yang dapat menyusun agenda setting media. Agenda setting merupakan teori yang menjelaskan media membentuk agenda khalayak. Sehingga khalayak cenderung menilai suatu hal menjadi penting karena media menilai suatu hal tersebutpenting.KesimpulanPerusahaan pertambangan timah di Bangka Belitung memiliki agenda setting agar Perda Zonasi disyahkan. Agenda setting perusahaan ini sama dengan agendapemerintah daerah. Perda Zonasi dinilai menjadiagenda utama karena merupakan dasar hukum untuk mempertemukan berbagai sektorkepentingan terkait pertambangan. Untuk memperkuat agenda setting tersebut diperlukanpemberitaan media massa. Perusahaan pertambangan mencari sejumlah tokoh masyarakat, akademisi atau politisi untuk dijadikan narasumber pemberitaan. Pada saat yang bersamaan, media massa sebagai industri tidak memiliki agenda setting terkait persoalan pertambangan. Sebaliknya, sebagai industri media massa lebih berorientasi profit sehingga cenderung bersifat transaksional melalui berbagai kerjasama iklan dan pemberitaan.Sehingga, agenda setting media tidak sepenuhnya menjelaskan bagaimana media menyusun agenda mereka, kemudian menjadi agenda publik dan selanjutnya menjadi sebuah kebijakan sebagai produk agenda negara (pemerintah). Penelitian ini menemukan bahwaagendamediadapatdipengaruhiatauditentukan oleh agenda pihak lain di luar institusi media massa yang memiliki kepentingan tertentu. Dalam penelitian ini agenda yang dimaksud tersebut adalah agenda korporasipertambangan dan agenda pemerintah untuk menyusun Perda Zonasi dengan menekan potensi konflik yang muncul. Dua insititusi berbeda tetapi memiliki satu agenda bersama memberi pengaruh dalam proses menyusun agenda settingmedia.Pengaruh tersebut terjadi melalui berbagai relasi berbasis transaksional antara perusahaan pertambangan dengan media massa lokal. Model transaksi tersebut dilakukan dengan sebuah perjanjian kerjasama antar institusional dalam bentuk iklan dan pemberitaan atau kerjasama personal dalam suatu iklim perkawanan, persahabatan dan kekeluargaan. Dalam perspektif ini, media massa merupakan representasi institusi ekonomi yang memiliki orientasi mencari keuntungan untuk keberlangsungan perusahaan media melalui berbagaikerjasamayangsalingmenguntungkan. Media massa yang awalnya tidak memiliki agendasettingkhususdalampemberitaanterkait isu pertambangan (khususnya isu tentangPerda Zonasi)menjadimemilikiagendakarenaterikat dengan kerjasama iklan dan pemberitaan.Kehadiran media sosial atau media daring berbasis Internet sebagai media baru telah menempatkan siapa saja dapat mencari, memproduksi, memanipulasi, mengkomodifikasi dan mendistribusikan informasi yang mereka pilih. Aktivitas yang dinamisdanhyperactivenetizendimediasosial tersebut merupakan faktor eksternal lainnya yang turut memberi pengaruh terhadap alur skema agenda setting media. Kondisi-kondisi tersebut merubuhkan fungsi gatekepeersebagai hulu pangkal beroperasinya agenda setting media. Situasi ini kemudian yang digambarkan sebagai potret akhir agenda settingmedia.
NASKAH JURNAL ASLI :http://journal.wima.ac.id/index.php/KOMUNIKATIF/article/view/987/