STRATEGI MEDIA RELATIONS

05 February 2020 04:35:02 Dibaca : 1038

STRATEGI MEDIA

Tugas Individu

Oleh:

Moh. Rizky Polontalo

Nim 291418066

Kelas A – Semester 4

 

Judul Jurnal  :      STRATEGI MEDIA RELATIONS PT. PELABUHAN TANJUNG PRIOK DALAM MENANGGAPI KRISIS

Judul             :   STRATEGI MEDIA RELATIONS

Volume         : Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 4, No. 2, Desember 2016, hlm 229 – 242

Tahun           : 2016

Penulis         : Andi Refandi Febriyansyah, Maylanny Christin dan Ayub Ilfandy Imran

Reviewer       : Moh. Rizky Polontalo

Tanggal terbit Jurnal : -

Pendahuluan : Seorang praktisi public relations yang baik dapat dilihat ketika dia mampu melakukan

crisis management yang merupakan suatu ancaman bagi citra atau reputasi perusahaan

maupun organisasi. Krisis dapat dialami oleh banyak perusahaan atau organisasi, baik krisis

yang muncul dari internal maupun eksternal perusahaan atau organisasi tersebut. Menurut Joseph R. Dominick (Morissan,

2010: 8), public relations mengimplementasikan kegiatannya pada tiga bidang kajian kerja yaitu:

Pertama, humas memiliki kaitan erat dengan opini publik. Dalam artian di satu sisi, praktisi humas berupaya untuk mempengaruhi publik agar memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan. Namun, di sisi lain humas harus berupaya untuk mengumpulkan informasi dari khalayak, kemudian menginterpretasikan informasi tersebut dan melaporkannya kepada manajemen jika informasi tersebut memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen. Kemudian yang kedua yaitu humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi. Dalam artian praktisi humas bertanggung jawab untukmenjelaskan tindakan perusahaan kepada khayalak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Dan yang terakhir yaitu humas merupakan suatu fungsi manajemen. Dalam artian humas berfungsi untuk membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah.

Media Relations menurut Philip Lesly (Saputra & Nasrullah, 2011: 129) adalah hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi. peran seorang public relations specialist crisis merupakan yang sangat diandalkan dalam mengelola crisis management. Jika crucial point tersebut tidak langsung ditindak, dampak negatif dan kejadian buruk akan menimpa perusahaan seperti dapat mempengaruhi citra, dan juga akan berdampak negatif pada publik internal (perusahaan, investor, pemangku manajemen dan staf) dan publik eksternal (pemegang saham, pemasok, distributor, klien, konsumen, pemerintah dan media yang terkait dengan perusahaan tersebut). Pada sisi lain, crucial point tersebut dapat memunculkan sorotan langsung dari publik maupun media yang selalu menekan dan menampilkan informasi-informasi yang tidak akurat sehingga tidak adanya fakta yang ditampilkan dari masalah tersebut. Hal tersebut juga terjadi pada salah satu Badan Usaha Milik Negara yaitu PT. Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yaitu pelayanan pemanduan dan penundaan kapal keluar masuk pelabuhan, oleh gerak kapal di dalam kolam serta jasa pemanduan dan penundaan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya dan juga kegiatan operasional pelabuhan yang dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority. Krisis yang dialami oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II yaitu muncul karena adanya pemberitaan kasus korupsi oleh Direktur Utama PT. Pelabuhan Indonesia II yaitu Richard Joost Lino atau yang biasa dipanggil R. J. Lino. Pemberitaan kasus terdakwa nya R. J. Lino yang diduga korupsi pengadaan 10 unit mobile crane di PT. Pelabuhan Indonesia II. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh penulis dari website perusahaan (indonesiaport.co.id) bahwa Pelindo II telah melakukan proses pengadaan 10 mobile crane dengan anggaran sebesar Rp. 58.922.500.000, sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku, yaitu melalui dua kali pelelangan dan kemudian Pengadaan 10 unit dapat direalisasikan dengan harga sebesar Rp. 45.650.000.000 yang  berarti 23% di bawah anggaran. PT. Pelabuhan

Indonesia II (Persero) telah melakukan proses

pengadaan 10 senilai Rp 45,6 miliar, sesuai

dengan mekanisme dan ketentuan yang berlaku,

melalui dua kali pelelangan dengan total peserta

8 perusahaan lokal dan asing. Berdasarkan RKAP (Rencana Kerja Anggaran

Perusahaan) Tahun 2011 Nomor HK.56/1/3/

PI.II-11 bulan Januari 2011 bahwa hasil dari

RKAP tersebut adalah:

Berdasarkan informasi dan data yang

diperoleh penulis dari White Book IPC (2015)

bahwa awalnya pengadaan direncanakan untuk

Cabang Banten, Panjang, Palembang, Jambi,

Teluk Bayur, Pontianak, Cirebon dan Bengkulu.

Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, alat

ditempatkan dan digunakan di PT. Pelabuhan

Tanjung Priok dengan pertimbangan bahwa PT.

Pelabuhan Tanjung Priok sedang melakukan

penataan kembali pola layanan di setiap

terminalnya, dan alat dibutuhkan dalam penataan

pola layanan dimaksud. Selain itu, alat dapat

juga digunakan sebagai back-up alat utama.

 

Tujuan

penelitian ini ber-tujuan untuk menjabarkan suatu strategi media relations yang dilakukan oleh public relations PT. Pelabuhan Tanjung Priok dalam menanggapi krisis yang dihadapi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai holding company.

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam

melakukan penelitian ini yaitu dengan melalui

pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan

penelitian dengan pendekatan kualitatif bukan

berupa angka-angka melainkan data tersebut

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,

dokumen pribadi, catatan, memo dan dokumen

resmi lainnya. Selain itu juga, dengan penelitian

kualitatif, penulis berusaha membangun

makna mengenai suatu fenomena berdasarkan

pandangan-pandangan dari para narasumber.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

studi kasus. Menurut Yin (Mukhtar, 2013: 35)

yang dimaksud dengan studi kasus adalah salah

satu metode penelitian ilmu sosial. Metode

penelitian ini sangat cocok untuk digunakan

manakala seorang penulis ingin mengungkap

sesuatu dengan bertolak pada pertanyaan “How

atau Why”.

 

Hasil

Langkah-langkah yang dilakukan oleh

humas PT. Pelabuhan Tanjung Priok maupun

Holding Company atau PT. Pelabuhan

Indonesia II (Persero) yaitu diantaranya adalah:

Pertama yaitu dengan mengidentifikasi

permasalahan sebelumnya seperti mengumpulkan

internal (para karyawan dan direksi) perusahaan

terlebih dahulu ke Auditorium perusahaan untuk

mengantisipasi suatu langkah yang salah yang

dilakukan oleh pihak internal atau karyawan

perusahaan dan juga direksi perusahaan langsung

ikut turun dalam memberi informasi kepada

para karyawan internal perusahaan untuk tidak

terprovokasi oleh pihak luar yang terkait dengan

permasalahan tersebut, dalam artian yaitu direksi

mengarahkan langsung bagaimana langkah untuk

mengantisipasi permasalahan yang terjadi pada

perusahaan agar tidak menjadi semakin rumit.

Kemudian langkah yang diambil oleh

perusahaan yaitu dengan menahan statementstatement

yang dapat berdampak buruk

kepada perusahaan, karena menurut para

informan penelitian ini yaitu bahwa krisis atau

permasalahan yang terjadi tersebut merupakan

suatu permasalahan politik yang terjadi pada

Top Management Holding Company. Langkah

selanjutnya yaitu menanggulangi pemberitaanpemberitaan

negatif dari media dengan cara

pihak Humas PT. Pelabuhan Indonesia II

(Persero) maupun PT. Pelabuhan Tanjung

Priok selalu memantau media atau monitoring

media dan kemudian mengevaluasi hasil

pemberitaan tersebut dan kegiatan tersebut

juga merupakan salah satu kegiatan rutin pihak

humas perusahaan.

Tahap berikutnya, Humas mengeluarkan

press release ke media cetak maupun elektronik.

Selain langkah-langkah tersebut, pihak Humas

PT. Pelabuhan Tanjung Priok juga mengadakan

beberapa event perlombaan maupun kegiatan

CSR (Corporate Social Responsibilty) demi

mempertahankan kontribusi kepada masyarakat

sekitar yang telah dibangun selama ini maupun

citra positif perusahaan di mata Masyarakat

sekitar Indonesia Port Company tersebut.

Kegiatan CSR yang terhitung mulai tahun 2016

tersebut yaitu diantaranya adalah:

PROKASIH atau Aksi Bersih Lingkungan

yang langsung diikuti Masyarakat Kelurahan

Lagoa RW. 03 Kecamatan Koja Jakarta Utara

pada tanggal 17 Januari 2016 yaitu merupakan

tindak lanjut kegiatan CSR pada tanggal 10

Januari 2015. Kegiatan dengan tema “bersihbersih

kampung kita” tersebut terfokus dalam

rangka untuk membersihkan aliran sungai

di daerah RW. 04 Lagoa yang padat dengan

penduduk. Lurah Lagoa, Indria Hilmi juga

langsung turun berpartisipasi langsung dalam

kegiatan CSR PT. Pelabuhan Tanjung Priok

dan menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan

perusahaan seperti ini perlu dilakukan secara

rutin agar lingkungan Kelurahan Lagoa

khususnya di sekitar Pasar dan wilayah Jakarta

Utara yang padat penduduk menjadi lebih bersih

dan terhindar dari banjir.

Kegiatan CSR berikutnya yaitu kegiatan

Seminar Lokakarya dengan tema “mewujudkan

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di

wilayah Kelurahan Koja dan Kelurahan Lagoa,

Kecamatan Koja, Jakarta Utara”. Kegiatan

tersebut diadakan pada hari Sabtu tanggal

16 Januari 2016 di Aula Kantor Kecamatan

Koja, Jakarta Utara dengan jumlah peserta

sekitar 50 perwakilan dari sekolah-sekolah

di setiap tingkatan (TK, SD, SLTP maupun

SLTA) wilayah Kelurahan Koja dan Lagoa,

Jakarta Utara. Seminar tersebut merupakan

upaya kerjasama PT. Pelabuhan Tanjung Priok

dengan Kecamatan Koja, Badan Lingkungan

Hidup Jakarta Utara, Dinas Pendidikan Jakarta

Utara dan Detara Foundation.

Kegiatan CSR PT. Pelabuhan Tanjung

Priok berikutnya yaitu pelatihan warga Lagoa

dan Koja Jakarta Utara dalam mengolah

sampah, kegiatan tersebut dilakukan pada

tanggal 13 Februari 2016. Kegiatan dilakukan

dalam rangka meningkatkan kesadaran

Masyarakat dalam pengelolaan sampah

sekaligus dalam upaya mengurangi dampak

banjir. PT. Pelabuhan Tanjung Priok bersama

Local Champion yang terpilih dari warga

Kelurahan Lagoa dan Koja Jakarta Utara,

melakukan kampanye lingkungan melalui

kegiatan “Pelatihan Pengelolahan Sampah”.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

CSR PT. Pelabuhan Tanjung Priok tersebut

diupayakan demi suatu citra yang positif

secara konsekuen di mata publik.

Selain itu juga langkah berikut yang

dilakukan oleh PT. Pelabuhan Tanjung Priok

terhadap permasalahan yang muncul di Holding

Company tersebut juga selalu didukung oleh

pihak seluruh anak perusahaan maupun anak

cabang yang salah satunya adalah PT. Pelabuhan

Tanjung Priok demi kehidupan perusahaan ke

arah yang lebih baik. Jadi selama krisis terjadi

di IPC, PT. Pelabuhan Tanjung Priok, langkahlangkah

yang dilakukan yaitu dengan selalu

melakukan keterbukaan informasi kepada publik

demi memperbaiki citra perusahaan. Salah satunya

yaitu peluncuran press release mengenai

Program Tol Laut di PT. Pelabuhan Tanjung

Priok yang langsung dibuka oleh Menteri

Perhubungan dan Menteri Perdagangan. Hal

itu dilakukan demi keterbukaan kepada publik

maupun Negara agar tidak terjadi kesalah

pahaman yang berulang mengenai seluruh

kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia Port

Company tersebut.

Kedua, Adaptive Strategy (Strategi Adaptif).

Pilihan strategi adaptif bagi perusahaan

yang mengalami krisis yang tidak lepas dari

kesalahan dan kelalaian perusahaan. Kesalahan

ini menyebabkan perusahaan tidak mungkin

bersikap defensif. Melainkan perlu berani mengakui

kesalahan dan mengambil resiko dengan

melakukan perubahan. Langkah-langkah yang

mencakup hal-hal yang lebih luas sebagai

berikut: mengubah kebijakan, modifikasi

operasional, kompromi dan meluruskan citra.

Ketiga, Dynamic Strategy (Strategi

Dinamik). Sangat cocok untuk perusahaan yang

mengalami komunikasi krisis tingkat kronis

atau yang dihadapi perusahaan sudah terlampau

serius, sehingga perlu digunakan langkahlangkah

khusus. Strategi memerlukan banyak

unsur-unsur strategis, karena itu dianggap

sebagai strategi yang mahal. Perusahaan

sebaiknya menilai secara akurat tingkat krisis

yang sedang dialami sebelum memilih strategi

dinamis ini agar tidak terlalu menekan biaya

yang cukup banyak.

SIMPULAN

Setelah melaksanakan analisis dan

interpretasi data dari hasil wawancara,

observasi dan data dokumentasi yang penulis

dapatkan dalam melakukan penelitian ini,

kemudian penulis membuat simpulan yang

sesuai dengan fokus permasalahan penelitian

dan tujuan penelitian. Hasil simpulan yang

diperoleh oleh penulis dalam melakukan

penelitian ini yaitu strategi media relations

yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Tanjung

Priok dalam menanggapi krisis yang terjadi

di Holding Company tersebut yaitu sebagai

berikut:

Tahap Pre-Crisis (Tahap Sebelum

Krisis), pada tahapan sebelum krisis yang

dialami oleh PT. Pelabuhan Indonesia II

(Persero) yaitu kondisi yang terjadi di

Indonesia Port Company tetap berjalan

dengan normal. Namun saat krisis ini mulai

menjadi center of news, media langsung

mencari tahu kondisi di perusahaan

maupun kondisi mobile crane tersebut

dengan mendatangi langsung lapangan PT.

Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan

tempat penyimpanan atau penumpukan

mobile crane tersebut. Pada tahap sebelum

krisis ini terjadi pun sudah banyak isu

yang menimpa pada perusahaan dari pihak

eksternal (media dan publik). Oleh karena

itu internal perusahaan yaitu para karyawan

selalu diminta atau dihimbau untuk tetap

fokus bekerja dan seoptimal mungkin dalam

melakukan kegiatan ataupun aktivitas dalam

bertugas.

Tahap Clean-Up (Tahap Pembersihan),

setelah melewati tahap krusial permasalahan

yang ada di PT. Pelabuhan Indonesia II

(Persero) atau IPC, PT. Pelabuhan Tanjung

Priok juga melihat pada tahap pembersihan

pemberitaan krisis. Pada tahap ini, tim

humas PT. Pelabuhan Tanjung Priok

mengeluarkan press release dalam bentuk

cetak kepada Forum Wartawan Maritim

Indonesia dan dimuat langsung di official

website perusahaan (indonesiaport.co.id),

dengan adanya pembentukan forum dan

pengeluaran press release tersebut ditujukan

langsung kepada pihak-pihak yang terkait

langsung dengan perusahaan khususnya di

bidang kemaritiman.

Tahap Warning (Tahap Peringatan),

kondisi yang terjadi pada IPC dalam tahap

krisis merupakan suatu peringatan bagi

perusahaan yaitu dengan mengatur terlebih

dahulu internal perusahaan dan tetap fokus

bekerja secara profesional. Selain itu juga

untuk kegiatan hubungan dengan media

terkait dengan pemberitaan permasalahan

ini, dan perusahaan sebisa mungkin untuk

memberikan informasi apa adanya dan

tidak ditutupi, juga para internal perusahaan

yaitu para karyawan yang berkerja di

perusahaan diminta agar menjaga statement

di sosial media demi menghindari adanya

kesalahpahaman kepada pihak eksternal

(media maupun publik). Hal tersebut

dilakukan untuk menjaga citra baik

perusahaan di mata publik maupun investor.

Tahap Acute (Tahap Akut), pada tahapan

krisis akut yang terjadi di perusahaan,

terdapat perubahan struktural organisasi

yaitu yang merupakan Direktur Utama PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) digantikan

oleh Pelaksana Tugas Jabatan atau PLT yaitu

Dede R. Martin, dan pergantian tersebut

dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik

Negara yaitu Rini Soemarno. Demikian

pemberitaan yang dibuat oleh media pada

tahap ini merupakan pemberitaan yang

berfokus pada pergantian direksi PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) tersebut.

Tahap Post-Crisis (Tahap Setelah

Krisis), pada tahap terakhir yaitu tahap

setelah krisis yang terjadi pada PT.

Pelabuhan Indonesia II (Persero) merupakan

pemberitaan di media atau pers tidak lagi

memusatkan objek tempat atau perusahaan

secara langsung melainkan tertuju kepada

tersangka yang terkait permasalahan tersebut

yaitu mantan Direktur Utama PT. Pelabuhan

Indonesia II (Persero), R. J. Lino. Oleh

karena itu pemberitaan kasus tersebut bukan

lagi suatu ancaman bagi perusahaan karena

kasus tersebut sudah masuk ke ranah hukum

yang merupakan perusahaan tidak dapat

berbuat apa-apa selain memperbaiki citra

dengan cara bekerja optimal dan profesional

sesuai visi-misi perusahaan selama ini.

Kegiatan yang dilakukan oleh Humas

PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) dalam

tahap ini yaitu mengeluarkan media release

yang merupakan sinergi keterbukaan dengan

publik maupun pemerintah mengenai

kegiatan maupun tindakan yang dilakukan

oleh IPC kedepannya.

Bagi Akademis, berdasarkan hasil

penelitian ini, penulis merekomendasikan

kepada akademis atau peneliti selanjutnya

yang akan membahas mengenai strategi

media relations dalam menanggapi suatu

krisis yaitu untuk lebih meninjau dan meneliti

lebih mendalam mengenai pemahaman krisis

pada suatu permasalahan yang terjadi pada

Holding Company terhadap anak perusahaan

atau anak cabang. Kemudian, penulis

menyarankan untuk melakukan penelitian

lebih mendalam mengenai tahapan krisis dan

strategi apa saja yang Humas telah lakukan

dalam menanggapi dan menanggulangi

krisis yang terjadi pada perusahaan Badan

Usaha Milik Negara.

Bagi Praktisi, berdasarkan hasil

penelitian ini, penulis merekomendasikan

kepada praktisi public relations untuk lebih

bersikap responsif dalam menanggapi krisis.

Praktisi humas harus memiliki perencanaan

maupun prosedur secara tersusun baik dan

juga tidak hanya bekerja secara situasional

saja. Terkait dengan suatu krisis maupun

permasalahan yang terjadi pada perusahaan,

humas memiliki peranan penting dalam

mencari informasi dan data faktual yang

sebenarnya terjadi, maka humas harus

berkontribusi dalam perancangan dan

penentuan keputusan. Hal ini juga dapat

menjadikan humas mengetahui lebih banyak

mengenai situasi sebenarnya agar keputusan

yang diambil untuk menangani krisis.

Berdasarkan hasil penelitian ini juga

dapat dijadikan sebagai masukan untuk

perusahaan bahwa masalah yang terjadi

pada perusahaan merupakan salah satu krisis

yang merupakan dapat menyebabkan suatu

krisis kepercayaan dan krisis nama baik

perusahaan secara serius. Kemudian, dengan

adanya permasalahan yang terjadi secara

subyektif tersebut juga dapat mengakibatkan

krisis kepercayaan baik dari investor maupun

publik.

 

Jurnal Asli

Referensi : http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/8017

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong