KISAH SEDIHKU

24 February 2013 18:24:54 Dibaca : 162

Kisah Sedihku

4 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 06 desember tahun 2009, aku merasa orang yang paling bahagia di dunia ini. Sebab mengapa ? karena hari itu aku berulang tahun yang ke 15. Memang tak ada kado istimewa pada ulang tahunku saat itu, namun aku sangat bersyukur dan sangat bersyukur karena aku masih diberi umur panjang oleh sang Khaliq. Selain itu aku juga merasa di beri hadiah yang terindah oleh tuhan, hadiah yang memang pada umumnya diinginkan oleh banyak orang. Pada ulang tahunku saat itu aku masih bisa berbagi dan merasakan kebahagiaan bersama orang-orag yang aku sayangi, bersama keluargaku tercinta. Aku masih mempunyai mama yang sangat mencitaiku dan aku juga masih punya papa yang sabar mendidikku dan setia menyayangiku J aku juga diberi malaikat-malaikat kecil oleh tuhan yang diwujudkan dalam bentuk manusia seperti sahabt-sahabatku. Mereka-merekalah yang selalu ada disampingku disaat aku bahagia maupun di saat aku terjatuh.

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama, setelah sebelumnya, hari demi hari kulalui dengan penuh suka cita,, minggu demi minggu ku habiskan dengan kebahagiaan bersama mereka yang ku cintai,, dan hari demi hari ku tempuh dengan senyuman, hingga pada akhirnya senyuman itu terhapus da tergantikan oleh air mata !!!

Dari sinilah kisah sedihk dimulai ! tepatnya pada tanggal 17 Mei tahun 2010, kesedihan, air mata, kehancuran, melanda dan merusak hidupku. Sebab pada saat itulah aku harus kehilangan orang yang sangat aku cintai dalam hidupku. Sebelumnya tak pernah terlintas dibenakku bahwa saat itu adalah saat terakhir kalinya aku menyaksikan dan melihat wajah dari orang yang selama ini sabar mendidikku, setia menyayangiku, dan rela melakukan apapun demi kebahagiaanku. Dan disaat itu juga aku resmi menyandang “ANAK YATIM” memang sangat tidak enak untuk didengar. Tapi, itulah kenyataannya aku kehilangan seorang “AYAH” untuk selama-selamanya . L

Melihat semua itu, hidupku terasa gelap, semua kebahagiaanku terengggut oleh kepergian papa L. Rasanya air mata ini tidak bisa berhenti untuk keluar dan mengalir dari mataku , bibir ini tak bisa berhenti memanggil namanya, dan hati ini rasanya tak siap untk kehilangannya dari hidupku dan dari hidup mama !! rasanya aku juga ingin ikut mati bersama papa. Namun, aku melihat masih ada yang membutukanku, masih ada yang perlu aku pertanggungjawabkan, dan masih ada yang harus aku bahagiakan. Tak lain itu adalah “MAMA”.

Di sudut ranjang tepat di sebelah papa terbaring aku melihat mama denga sejuata kesedihan dan impian dimatanya. Aku melihat air mata yang keluar dari matanya seakan ikut bicara dan menyampaikn bahwa mama belum siap untuk hidup tanpa papa. Sungguh memiriskan hati L. Aku sebagai anak tak tega melihatnya,, melihat air mata itu, “Air mata kehilangan” !!
terlebih lagi,, ketika aku dan mama harus menyaksikan dan turun langsung dalam memandikan papa. Rasanya air mata tak sabar untuk keluar. Namun, ku kuatkan hati ini, kutahan air mataku sambil ku ucapka “Bismillahirohmannirohhim” segayung air k sirami kebadan papa dari ujung rambut hingga ujung kaki papa dan Hal itu kulakukan sebanyak 3 kali.

Selepas itu aku keluar kamara dan duduk di samping oma (Ibu dari papa). Disitulah aku di peluk erta, dan diberi kata-kata bijak oleh oma. Oma berkata “Sabar..sabar..dan sabar, jangan jadikan peristiwa ini sebagai akhir dari segalanya. Jadilah anak yang bisa membahgiakan dan membanggakan untu semua orang,,terutama untuk kedua orang tua terkebih untuk PAPA” mendengar hal itu, aku teringat akan keinginan papa. Aku ingat sekali sebelum kejadian ini beberapa bulan yang lalu tepatnya aku selesai semester pertama kelas X, pada saat itu aku mendapat peringka 2, aku sangat senang sekali karena sebelumnya aku hanya mendapat peringkat ke 3. Rasanya aku ingin berbagi kebahagiaan bersama papa, karena aku yakin papa pastin akan bahagia mendengar kabar ini. Dan itupun benar-benar terjadi, papa terlihat sangat bahagia dan langsung memelukku. Papa terlihat bangga akan prestasi yang kuraih. Namun, papa berkata : “papa akan lebih bangga lagi apabila aku meraih peringakat 1”. Mendengar hal itu hatiku merasa tergerak dan rasanya aku inginn mewujudkan keinginan dari papa. Dan kemudian aku pun berkata : “OK Pa.. aku akan belajar lebih giat lagi agar aku bisa mendpata peringkat 1 dan yang nantinya akan ku persembahkan untuk papa”. Mendengar hal itu papa terlihat sangat senang. Dan kemudian papa langsung memelukku dan menciumku. Aku bahagia sekali pada saat itu.

Mengingat akan hal itu, aku berusaha untuk bangkit, dan berusaha untuk bisa menerima semua keadaan ini. Dan dari situlah aku siap dan ikhlas untuk mengantarkan papa ke tempat peristrahatan yang terakhir setelah sebelumnya papa selesai dikafani dan disholati. Lalu aku bersama mama dan keluarga besarku ikut mengantarkan papa ke liang lahat. Dan tibalah papa ke liang lahat. Aku berusaha untuk tidak menangis karena saat itu juga semua sahabat-sahabatku hadir dan ikut menguatkanku. Ketika papa dimasukkan keliang lahat ada sejuta doa dan harapan dihatiku. Aku berdoa yang terbaik untuk papa. Kemudian papa diadzani distulah air mataku kembali timpah karena aku harus benar-benar kehilangan papa untuk selama-lamanya. Namun aku terus bersabr dan menguatkan hatiku, dan berusaha tuk mengikhlaskan semuanya hingga pada akhirnya aku kembali menahan air mataku. Lalu ku hapus air mataku, dan kemudian ku ambil segenggam tanah dan ku taburi kepemakaman papa diikuti oleh taburan bunga dan ditutupi oleh doa. Selesai doa, semua orang pada bubar dan segera pulang, akan tetapi rasanya aku masih ingin tetap di tempat itu. Aku masih ingin menemani papa, aku masih ingin bersama-sama papa. Namun, aku sadar. Aku tak boleh egois , aku tidak boleh sakit, aku tidak ingin menambah beban dan kesedihan mama setelah mama terpukul akan kepergian papa. Sebelum kembali, aku panjatkan doaku kepada tuhan, agar tuhan bisa menerima papa di alam sana dan mengampuni semua dosa-dosa papa. Amin .. !! dengan begitu akupun siap untuk kembali ke rumah. Akupun sudah ikhlas atas kepergian papa karena aku yakin keikhlasanku dan mama bisa membuat papa tenang di alam sana
J.

Tak terasa beberapa bulan telah ku lewati tanpa kehadiran papa. Meski sulit terus ku terjang. Dan tibalah aku pada semester kedua, disinilah aku ingin memberikan yang terbaik untuk papa, dan ingin mewujudkan keinginan papa. Aku ingin di semester 2 ini aku bisa meraih peringkat 1 karena aku ingin membahagiakan papa di alam sana. Kemudian aku belajar dengan giat, dan menjawab semua soal-soal dengan jawaban semampuku. Hingga tiba pada pengumuman. Akhirnya aku bisa meraih peringkat 1 dan meraih juara 1 umum pula. Aku bahagia saat itu, dan segera aku lihat mama. Ada tetesan air mata di pipi mama, aku bisa merasakan semua kebahagiaan mama itu. Akan tetapi, dibalik kebahagiaan itu ada kesedihan di hatiku. Karena disaat aku mendapat peringkat 1 yang pada awalnya ku persembahkan untuk papa tidak dapat papa saksikan. Karena pada saat itulah papa telah tiada. !!! dan aku juga baru sadar ternyata beberapa bulan yang lalu itu adalah terakhir kalinya aku merasakan pelukan dari papa L tapi setidaknya aku bersyukur karena aku masih punya mama yang wajib untuk aku bahagiakan.

Aku berharap prestasi yang ku raih ini juga bisa membuat papa bahagia di alam sana. Dan dari hari itu juga aku berjanji untuk terus belajar dengan giat agar bisa mendapat peringkat 1 untuk papa. Dan alhamdulillah akupun bisa merealisasikannya hingga aku LULUS dari SMA.

Semua ini ku lakukan, ku berikan dan ku persembahkan untuk orang-orang yang ku cintai.. untuk MAMA terutama PAPA tercinta.

dari kejadian inilah aku semakin sadar. Bahwa sesulit apapun cobaan dan ujian yang diberikan tuhan aku yakin itu PASTI yang terbaik. Aku juga percaya ALLAH SWT tidak akan pernah memberikan cobaan maupun ujian di luar dari batas kemampuan umatnya.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong