Laporan Bacaan

02 March 2013 19:34:13 Dibaca : 1224

Judul buku : Profesi Keguruan

Pengarang : Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Osasi, M.Sc

Didalam bahan bacaan yang berjudul “PROFESI KEGURUAN” Oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Osasi, M.Sc terdapat intisari atau bagian utama yang secara operasional membahas tentang tujuan dari pendidikan prajabatan guru, tujuannya adalah pemilikan wawasan, sikap, dan keterampilan sebagai warga negara yang berpendidikan tinggi, penguasaan bahan ajaran, penguasaan dan pemahaman tentang segala hal yang berhubungan dengan peserta didik, penguasaan teori dan ketrampilan keguruan, pemilikan kemampuan melaksanakan tugas profesional dalam hubungannya dengan latar kerjanya secara organisatoris. Buku ini terutama bertujuan untuk memberikan bahan ajar dalam pembentukan kemampuan yang telah disebutkan sebelumnya. Akan tetapi, ada 3 hal pokok yang paling utama dibahas didalamnya, yaitu : (1) pemahaman tentang masalah profesi, (2) aspek bimbingan dan konseling, (3) aspek administrasi pendidikan.

Setelah melakukan kegiatan membaca terhadap buku yang disusun oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Osasi, M.Sc, saya bisa menemukan hal-hal yang sangat menarik. Diantaranya lewat buku ini saya bisa mengetahui banyak hal-hal baru yang sebelumnya saya belum ketahui, khususnya yang berhubungan dengan “PROFESI KEGURUAN” sesuai dengan judul bukunya. Kemudian pada saat membaca buku ini saya lebih termotivasi untuk segera mencapai cita-cita saya sebagai seorang pengajar, entah itu menjadi seorang Guru maupun menjadi seorang Dosen.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa lewat buku yang berjudul “PROFESI KEGURUAN” saya bisa menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum saya ketahui yaitu hal-hal baru yang berhubungan dengan 3 hal pokok yang dibahas dalam buku ini. Hal baru pertama saya ketahui mengenai “PROFESI”, melalui buku ini saya bisa mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan profesi. Ternyata profesi itu adalah jabatan bukan sembarang jabatan. Tidak semua pekerjaan yang dimliki oleh seseorang itu disebut profesi, contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya saya sering mendengar ada yang mengatakan bahwa orang tuanya berprofesi sebagai seorang guru, seorang dokter, seorang polisi, seorang arsitek bahkan ada yang mengatakan bahwa orang tuanya berprofesi sebagai pedagang, penyanyi, penari, tukang buruh, tukang koran dan lain sebagainya. Disini timbul sebuah tanda tanya besar bagi saya. Apakah semua pekerjaan itu disebut profesi? dan ternyata saya bisa menemukan jawabannya lewat beberapa ciri-ciri atau kriteria tentang pengertian profesi menurut Ornstein Dan Levine (1984). Beliau mengatakan bahwa pengertian profesi itu adalah “melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat”, “memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya)”. “mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan”. Hal ini tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri atau kriteria yang dikatakan oleh Sanusi et al,(1991). Beliau juga mengatakan bahwa profesi itu adalah “Jabatan yan menuntut keahlian dan keterampilan tertentu”, “Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama”, “Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari campur tangan orang luar”. Dari beberapa ciri atau kriteria yang disampaikan oleh Sanusi et al (1991) dan Ornstein dan Levine (1984) ternyata memiliki kemiripan. Dan dari sinilah saya bisa menarik kesimpulan bahwa Pekerjaan dari seorang pedagang, penari, penyanyi, tukang buruh, tukang koran, dan lain sebagainya itu tidak disebut sebagai profesi. Melainkan Jabatan Guru, polisi, dokter dan sebagainya itulah yang disebut dengan profesi karena mereka yang menjadi seorang Guru, polisi, dan dokter membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mendapatkan keterampilan dan keahlian dalam bidang tersebut.

Dan ternyata lewat buku ini juga saya bisa mengetahui bahwa ternyata jabatan seorang guru adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, dan tidak perlu untuk diragukan lagi. Karena guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga negara masa depan. Selain itu jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan. Kebanyakan juga orang-orang memilih jabatan guru ini berdasarkan apa yang dianggap baik oleh mereka yang mendapatkan kepuasan rohaniah ketimbang kepuasan ekonomi atau lahiriah. Oleh sebab itu jabatan guru ini sering dikatakan sebagai jabatan yang sangat profesional. Pada umumnya semua profesi itu dikenal mempunyai organisasi professional yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Salah satunya profesi keguruan yang mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Selain itu, menjadi seorang guru juga tidak lepas dari “KODE ETIK GURU INDONESIA”. Kode etik guru indonesia ini memiliki fungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah, serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Selain itu, sebagai profesional, guru harus selalu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara terus-menerus agar terwujud sasaran penyikapan. Sasaran penyikapan tersebut meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan. Kemudian hal lain yang baru saya ketahui tentang Profesi keguruan ini yaitu ternyata Organisasi keguruan tidak hanya terdapat organisasi PGRI saja. Melainkan, ada organsasi-organisasi lainnya seperti organisasi MGMP yang kepanjangannya adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Selain Organisasi PGRI dan MGMP ada juga organisasi ISPI yang artinya Ikatan Sepanjang Pendidikan Indonesia yang saat ini telah mempunyai divisi-divisi antara lain : Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia (HSPBI), Dan lain sebagainya.

Selanjutnya, melalui buku ini saya bisa mengetahui peran dari adanya Bimbingan Konseling (BK). Dari buku ini saya bisa mengetahui bahwa ternyata Bimbingan Konseling sangat membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang sering kali dihadapi oleh siswa. Dan ternyata Bimbingan Konseling ini disebut juga sebagai layanan bantuan yang sangat profesional. Dan Layanan yang seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh tiap-tiap sekolah karena dengan adanya Layanan Bimbingan Konseling ini semua masalah siswa bisa tertampung dengan baik. Itulah sebabnya BK merupakan wadah atau tempat yang dibutuhkan oleh siswa ketika mereka mengalami masalah di berbagai lingkungan mereka, khusunya Lingkungan keluarga.

Hal baru selanjutnya yang saya temukan dalam buku yang berjudul “PROFESI KEGURUAN” ini yaitu berhubungan dengan Administrasi Pendidikan. Saya baru tahu, ternyata Admnistrasi pendidikan ini sangat penting, karena bertujuan untuk mencapai keberhasilan dari pendidikan itu sendiri. Akan tetapi, Administrasi pendidikan ini sangat tergantung pada arus (level) dari tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat kelas sampai pada tingkat sistem pendidikan nasional. Karena makin luas cakupannya makin banyak juga yang terlibat dan makin kompleksnya permasalahan.

Setelah membaca buku yang disusun oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M.sc ini saya banyak menemukan banyak hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui dimulai dari pengertian Profesi yang sebenarnya hingga pentingnya administrasi pendidikan. Buku ini memang sangat bagus dan sangat memotivasi sekali bagi saya pribadi. Karena dengan hadirnya buku ini saya bisa mengetahui banyak hal tentang Profesi Keguruan. Ternyata menjadi seorang guru itu tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, sebab, untuk menjadi seorang guru yang professional membutuhkan waktu pendidikan yang cukup lama untuk bisa menyelesaikannya. Guru yang profesional tidak hanya datang mengajar dan memberikan tugas kepada siswa-siswinya, melainkan guru yang profesional itu adalah guru yang mendidik anak bangsanya hingga tumbuh selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Dan mampu menjadikan manusia sebagai manusia yang baik. Oleh sebab itu, mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett dan Huggett, 1963).

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong